Perhutani Pine Chemical Industry KELOMPOK G :
Perum Perhutani merupakan salah satu BUMN yang menangani hutan di Pulau Jawa dan Madura berdasarkan PP nomor 72 tahun 2010. Salah satu fokus kerjanya adalah mengelola kawasan hutan pinus (Pinus merkusi). Jenis Pinus menempati urutan kedua setelah jati dari segi luasan fisik maupun pendapatan perusahaan. Pinus memiliki produk ganda yaitu sebagai penghasil getah dan kayu. Hasil getahnya dapat diolah menjadi gondorukem dan terpentin, yang merupakan produk andalan perusahaan dari sektor non kayu. Sedangkan kayunya dapat digunakan untuk bahan konstruksi, korek api, pulp dan kertas. Gondorukem dan terpentin merupakan produk dari tanaman pinus. Gondorukem adalah padatan seperti getah kering dari pohon pinus sementara terpentin adalah cairan tak berwarna atau kuning pucat dari getah pinus. Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil gondorukem dan terpentin di dunia setelah China dan Brazil. L A T R B E K N G
PDGT atau Perhutani Pine Chemical Industry, merupakan industri pengolahan Getah Pinus menjadi produk derivat ( Gliserol Rosin Ester, Alpha Pinene, Alpha Terpineol dll) milik Perum Perhutani, beroperasi pada Maret 2014 yang berlokasi di Pemalang, Jawa Tengah. Produk hasil olahan dari getah pinus merupakan bahan baku penguat warna dan adhesive ( Lem) . Salah satu senyawa turunan gondorukem adalah rosin ester, yaitu sebagai bahan baku sebagai bahan baku industri perekat,cat tinta, stensil, dan aplikasi elektronik. Sementara itu, senyawa turunan terpentin antara lain: Alpha-pinene sebagai bahan baku sebagai bahan baku senyawa kimia lain Terpineol sebagai bahan baku untuk industri fragnance, sabun, dan kosmetik Cineol sebagai bahan baku untuk industri fragnance, rasa, dan kosmetik Beta-pinene sebagai bahan baku untuk industri fragnance , pembuatan mirsen dan resin terpen Delta-carene sebagai bahan baku untuk fragnance , pelarut, pestisida dan pembuatan bahan pewangi Delta-limonen sebagai bahan baku untuk industri kosmetik, rosin politerpen, pelarut cat, pernis, sabun, dan insektisida.
Pabrik yang dibangun dan dikembangkan di daerah Pemalang ini terdiri dari empat unit produksi, antara lain Pabrik 1 Unit pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin (unit produksi gondorukem dan terpentin)
Proses pengolahan berawal dari getah pinus yang disimpan dalam drum-drum dituangkankan kedalam 5 macam bak getah (A, B, C, D, E) sesuai spesifikasi dan kualitas getah pinus itu sendiri dengan kapasitas keseluruhan 180 ton Getah pinus yang telah dituangkan ke dalam bak getah kemudian di masukkan ke dalam talang getah sebanyak 2,5 ton Selanjutnya memasuki Proses melting yaitu proses pengenceran getah pinus dengan menggunakan terpentin Next pada Proses scrubbing yaitu proses pencucian getah pinus dengan menggunakan air panas dan asam oksalat. Lalu pada Soft rosin kemudian difiltrasi dengan menggunakan bucket filter dengan lubang diameter 5 μm sebelum masuk tangki pemasak. Proses pemasakan ini menggunakan steam distillation untuk menghasilkan produk atas berupa terpentin dan produk bawah berupa gondorukem Kemudian air dikeluarkan lewat bagian bawah tangki penampung.
Pabrik 2 Unit fraksinasi terpentin menjadi produk turunannya (unit produksi fraksionasi terpentin)
Perhutani Pine Chemical Industri merupakan pabrik fraksionasi terpentin menjadi komponen-komponennya, yaitu α- pinene, β- pinene, δ- carene, dan δ- limonene. Pabrik ini memiliki 6 kolom distilasi, tetapi pada dasarnya operasi proses ini hanya melibatkan 4 kolom distilasi, karena untuk kolom 1 dan kolom 2 serta kolom 3 dan 4 merupakan satu kesatuan kolom dan bersifat kontinyu Pada pabrik 2 ini, terdapat 2 variabel yang harus dikendalikan oleh sistem pengendali proses, yaitu : Komposisi produk atas, tujuan pengendalian tersebut untuk memperoleh produk atas dengan kemurnian yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dengan cara mengatur laju aliran refluks produk atas Tekanan kolom distilasi, tujuannya untuk menjaga agar tekanan kolom distilasi tetap berada pada kondisi vakum dengan cara menyalakan pompa vakum hingga tekanan kolom distilasi menjadi vakum.
Pabrik 3 Unit pengolahan gondorukem menjadi gliserol rosin ester (unit proses derivat gondorukem) Variabel yang harus dikendalikan adalah temperatur reaktor esterifikasi dengan cara mengatur laju alir hot oil yang berperan sebagai media pemanas agar temperatur tetap terjaga selam reaksi berlangsung. Pabrik 4 Unit pengolahan alpha-pinene menjadi terpineol dan cineol (unit produksi derivat terpentin). Pada pabrik 4 ini, terdapat 3 variabel yang harus dikendalikan oleh sistem pengendali proses, yaitu : Temperatur tangki feed mixing, dengan cara mengatur laju alir air pendingin yang sebagai media pendingin agar temperatur tetap terjaga. Komposisi produk atas, dengan cara mengatur laju alir aliran refluks produk atas agar dapat memperoleh produk atas dengan kemurnian yang sesuai dengan standar mutu. Tekanan kolom distilasi, dengan cara menyalakan pompa vakum hingga tekanan kolom distilasi menjadi vakum
peningkatan harga gondorukem dan terpentin menjadi senyawa derivatnya menghasilkan keuntungan berlipat.Spesifikasi empat unit produksi di pabrik derivat gondorukem dan terpentin, antara lain: Unit produksi gondorukem dan terpentin dengan kapasitas produksi: 17.100 ton gondorukem/tahun dan 3.400 ton terpentin/tahun, Unit produksi derivat gondorukem dengan kapasitas produksi: 18.000 ton gliserol rosin ester/tahun, Unit produksi fraksinasi terpentin dengan kapasitas olah: 7.500 ton terpentin/tahun, dan Unit produksi derivat terpentin kapasitas produksi 1.800 ton terpineol/tahun dan 180 ton cineol/tahun.
PERKEMBANGAN PROSES DAN BAHAN BAKU Proses produksi Pabrik 1, Pabrik 2, dan Pabrik 3 di Perhutani Pine Chemical Industry belum mengalami perkembangan didalam proses produksi dan bahan baku yang ada. Namun, Proses produksi di Pabrik 4 telah mengalami perkembangan
JENIS DAN KLASIFIKASI INDUSTRI Perhutani Pine Chemical Industry : Berdasarkan bahan baku termasuk kedalam industri non ekstraktif Berdasarkan tenaga kerja termasuk kedalam industri besar Berdasarkan indusri yang dihasilkan termasuk Industri sekunder Berdasarkan bahan mentah termasuk kedalam industri pertanian Berdasarkan lokasi unit usaha termasuk kedalam industri berorientasi pada bahan baku Berdasarkan proses produksi termasuk kedalam industri hulu Berdasarkan barang yang dihasilkan termasuk kedalam industri besar Berdasarkan modal yang digunakan termasuk kedalam industri dengan penanaman modal dalam negeri Berdasarkan bsubjek pengelola termasuk kedalam industri negara Berdasarkan cara pengorganisasian termasuk kedalam industri besar Berdasarkan surat keputusan menteri perindustrian termasuk kedalam industri kimia dasar
kesimpulan Perhutani Pine Chemical Pemalang mempunyai empat pabrik yang masing-masing pabrik menghasilkan produk yang berbeda-beda. Peralatan utama yang terdapat dalam keempat pabrik tersebut adalah tangki, reaktor, kondensor, konveyor, menara distilasi, filter, boiler, oil heater. Sedangkan untuk pendistribusian cairan dan gas dilakukan dengan sistem pemipaan menggunakan pompa sentrifugal, dan untuk bahan-bahan berwujud padat didistribusikan dengan menggunakan drum plastik secara manual dan konveyor.