By Jukas Mirnoto, S.Kep.,Ns SASARAN KESELAMATAN PASIEN
6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBAT YANG HARUS DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS) MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR MENGURANGI RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN MENGURANGI RESIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH
MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR Identifikasi pasien adalah proses mencocokkan gelang identifikasi pasien pada pergelangan tangan kiri/kanan yang tercantum nama lengkap, tanggal lahir dan nomor Rekam Medis dengan identitas orang yang akan diberikan/dilakukan tindakan/prosedur, diambil darah/sample, diberikan darah atau produk darah, dilakukan pengobatan.
TUJUAN untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi. Kesalahan ini dapat berupa; salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
GELANG IDENTITAS Gelang warna biru untuk identitas pasien yang berjenis kelamin laki-laki Gelang warna merah muda (pink) untuk identitas pasien yang berjenis kelamin perempuan/wanita Sedangkan untuk Identitas tambahan berupa pin, Pin kuning untuk pasien yang berisiko jatuh Pin merah untuk riwayat alergi pasien Pin Ungu untuk pasien DNR.
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Komunikasi adalah salahsatu penyebab masalah keselamatan pasien (Patient safety). Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima informasi mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi efektif dengan metode SBAR digunakan pada saat melapor pasien kritis via telepon, hand over, dan operan pasien antar ruangan. S: SITUATION: situasi yang menggambarkan keadaan pasien sehingga perlu dilaporkan, B: BACKGROUND: gambaran riwayat atau hal yang mendukung terjadinya kondisi atau situasi pasien saat ini, A: ASSESSMENT: kesimpulan dari hasil analisa terhadap gambaran situasi dan background, R: RECOMENDATION: usulan pelapor kepada dokter tentang alternatif tindakan yang mungkin dilakukan)
MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBAT YANG HARUS DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS) Obat –obat yang diwaspadai (high-alert medications) merupakan obat-obat yang beresiko tinggi untuk menyebabkan bahaya ketika terjadi kesalahan yang melibatkan obat- obat tersebut.
JENIS OBAT-OBAT YANG PERLU DIWASPADAI Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (nama obat rupa dan ucapan mirip/norum) atau look alike sound alike/LASA Elektrolit Pekat : Kalium klorida (KCL) 7,46%,Magnesium Sulfat (MgSO4) 40%,Natrium Klorida (NaCL) 3.0%,Kalsium Glukonat
TATA LAKSANA OBAT HIGH ALERT Berikan stiker obat high alert,obat NORUM/LASA dan multi strengh. Lakukan pengecekan ganda. Minimalisasi konsekuensi kesalahan. Obat High alert hanya disimpan di Instalasi Farmasi, tidak disimpan di ruang pelayanan kecuali yang telah ditetapkan (ICU, OK, UGD, Kamar Bersalin)
MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR PENANDAAN AREA OPERASI SURGICAL SAFETY CHECKLIST
SALAH LOKASI, SALAH PROSEDUR & SALAH PASIEN BISA TERJADI AKIBAT : KOMUNIKASI YANG TIDAK EFEKTIF TIDAK ADA KETERLIBATAN PASIEN (VERIFIKASI) ASESMEN PASIEN TIDAK LENGKAP CATATAN RM TIDAK LENGKAP MASALAH TERKAIT TULISAN TIDAK TERBACA, TIDAK JELAS DAN TIDAK LENGKAP PENGGUNAAN SINGKATAN YANG TIDAK TERSTANDAR
PENANDAAN AREA OPERASI Penandaan area operasi dilakukan pada semua operasi. Penandaan area operasi dilakukan sebelum pasien berada di kamar operasi Mengisi formulir penandaan area operasi yang ditanda tangani oleh dokter operator dan pasien/keluarga pasien Penandaan area operasi dilakukan dengan memakai tanda checklist ( √ )
SURGICAL SAFETY CHECKLIST Merupakan sebuah daftar periksa untuk memberikan pembedahan yang aman dan berkualitas pada pasien yang merupakan alat komunikasi untuk keselamatan pasien yang digunakan oleh tim profesional di ruang operasi yang terdiri dari perawat, dokter bedah, anestesi dan lainnya.
SURGICAL SAFETY CHECKLIST TERDIRI DARI 3 BAGIAN : SIGN IN : DILAKUKAN SEBELUM INDUKSI TIME OUT : DILAKUKAN SESAAT SEBELUM INSISI SIGN OUT : DILAKUKAN SESAAT SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI
MENGURANGI RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
HANDRUB
MENGURANGI RESIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH Assessmen risiko jatuh dilaksanakan pada saat pasien pertama kali sebelum mendapatkan asuhan keperawatan. Pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh perawat saat pertama kali kontak dengan pasien.
ASESMEN AWAL Pelaksanaan assessmen risiko jatuh pertama kali dilakukan pada 2 akses masuk pasien yaitu: Unit pelayanan gawat darurat, dengan menggunakan skala morse untuk pasien dewasa dan humpty dumpty untuk pasien anak Poliklinik dengan menggunakan skrining risiko jatuh Pasien yang berisiko jatuh diberikan pita warna kuning yang dipasang pada ekstremitas atas untuk pasien poliklinik. Untuk pasien IGD dan rawat inap dipasangkan pin berwarna kuning pada gelang identitas, symbol/penanda risiko jatuh dan protokol pencegahan jatuh.
Re-asessmen Re-asessmen risiko jatuh pasien dilakukan oleh perawat di seluruh unit perawatan pasien pada saat: Transfer pasien Perubahan kondisi pasien Pada saat pasca jatuh Pada saat pasien akan keluar dari rumah sakit/discharge
Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi risiko jatuh pasien dilakukan oleh perawat secara berkala dan berkesinambungan dan didokumentasikan pada tool/format monitoring risiko jatuh. Monitoring pencegahan dan evaluasi insiden jatuh dilakukan setiap shift untuk risiko sedang dan tinggi dan setiap hari untuk risiko rendah yang dilakukan oleh perawat.
TERIMAKASIH