Administrasi Puskesmas (Jumantik, Saka Bhakti Husada, PMO TBC dan Suami Siaga) Hermin Yulianti( ) M.Mukhdor Al Faruq( ) Niko Rilanto Putra( ) Aig Baladhika( )
JUMANTIK
PENGERTIANTUJUANKADERTUGAS
PENGERTIAN Jumantik adalah singkatan dari Juru Pemantau Jentik Nyamuk Istilah ini digunakan untuk para petugas khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk demam berdarah, Aedes aegypti dan Aedes albopictus di wilayahnya.
TUJUAN 1.Mencegah mewabahnya demam berdarah. 2.Mengetahui kepadatan jentik nyamuk DBD secara berkala dan terus-menerus. 3.Memantau/mengamati tempat penampungan air dan tempat yang dapat tergenang air bersih. 4.Menekan jumlah nyamuk penyebab demam berdarah. 5.Melakukan pelaporan.
KADER Masyarakat sekitar yang sukarela Masyarakat sekitar yang tidak sering meninggalkan tempat. SDM dari SBH Di bawah naungan Dinas Kesehatan atau Perpanjangan tangannya.
TUGAS Pemantauan Jentik. Penyuluhan kesehatan. Menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak dan periodik.
Saka Bakti Husada adalah salah satu jenis Satuan Karya Pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang kesehatan. Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan tenaga kader pembangunan dalam bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkungannya.
Krida dalam Saka Bhakti Husada 1.Krida bina lingkungan sehat 2.Krida bina keluarga sehat 3.Krida penanggulangan penyakit Anggota 1.peserta didik 1.pramuka penegak dan pandega 2.pramuka penggalang berusia tahun dengan syarat-syarat khusus yang mempunyai minat kesehatan. 2.anggota dewasa 1.pamong saka 2.instruktur saka 3.pimpinan saka 3.calon anggota 1.pemuda berusia antara 16 sampai dengan 25 tahun (syarat khusus) 4.Krida bina gizi 5.Krida bina obat 6.Krida perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Struktur Organisasi 1.Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, pemuda berusia 16 – 23 tahun dan Pramuka Penggalang berusia lebih dari 14 tahun dari beberapa gugus depan di satu wilayah ranting/kecamatan 2.Di tiap ranting dibentuk satu Saka Bakti Husada putri secara terpisah, yang jumlah anggotanya tidak terbatas. 3.Setiap Krida beranggota 5 s/d 10 orang, sehingga dalam satu Saka Bakti Husada dimungkinkan adanya beberapa krida yang sama. 4.Jika satu jenis krida peminatnya lebih dari 10 orang, maka nama krida itu diberi tambahan angka di belakangnya; misalnya, Krida Bina Gizi1, Krida Bina Gizi2, Krida Bina Gizi3, dst.
5.Saka Bakti Husada putra dibina oleh Pamong Saka putra dan Saka Bakti Husada putri dibina oleh Pamong Saka putri, serta dibantu oleh beberapa orang instruktur. 6.Jumlah Pamong Saka di tiap saka disesuaikan dengan keadaan, sedangkan jumlah instruktur disesuaikan dengan kebutuhan/lingkup kegiatannya. 7.Pengurus Saka Bakti Husada disebut Dewan Saka terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa orang anggota, yang dipilih diantara para Pemimpion Krida dan Wakil Pemimpin Krida. 8.Tiap Krida dipimpin oleh seorang Pemimpin Krida dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin Krida. 9.Saka Bakti Husada dibina oleh Kwartir Ranting dibantu oleh Dewan kerja Penegak dan Pandega Tingkat Ranting. 10.Masa bakti Pengurus Saka Bakti Husada sama dengan masa bakti Kwartirnya. Cont...
Kedudukan dan Peran Saka Bhakti Husada
Kedudukan Saka bakti husada berada di bawah azas pemberdayaan masyarakat dalam puskemas. Saka bakti husada merupakan salah satu bagian penting dari Unit Promosi Kesehatan yang dimiliki oleh puskesmas yang memfokuskan pembangunan kesehatan di sekolah. Di dalam lampiran KepMenKes No.128 th 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, Saka bakti Husada adalah bagian dari upaya kesehatan sekolah, yang merupakan bagian dari azas penyelenggaraan puskesma yang kedua yakni pemberdayaan masyarakat. Sebagai kader bangsa di bidang kesehatan,diharapakan saka bakti husada dapat ikut serta secara aktif menyelesaikan masalah kesehatan kaum muda sendiri,dan ikut membantu aktif dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat di lingkungannya.
SUAMI SIAGA
DEFINISI Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda dan bahaya kehamilan. Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan donor darah jika diperlukan. Jaga, suami hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai persalinan.
5 hal penting untuk suami 1. Upaya menyelamatkan ibu hamil 2. Empat terlambat, 3. Empat terlalu, 4. Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, serta pentingnya pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan secara tepat 5. Transportasi siaga.
Peran dan keterlibatan suami dalam masa kehamilan 1. Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil 2. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri 3. Mengajak dan mengantar istri untuk memeriksa kehamilan kefasilitas kesehatan yang terdekat minimal 4 kali selama kehamilan 4. Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadianemia dan memperoleh istirahat yang cukup 5. Mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan 6. Menyiapkan biaya melahirkan dan biaya transportasi 7. Melakukan rujukan kefasilitas yang lebih lengkap sedini mungkin
Masa kehamilan ibu 1.TRIMESTER I ( masa penuh gejolak emosi ) berikut beberapa hal yang bisa terjadi pada ibu : mengalami morning sicness cepat lelah dan mudah mengantuk ngidam Semula tampak gembira, namun dalam beberapa detik bisa mendadak nangis tersedu-sedu, merasa tertekan dan sedih tanpa sebab yang jelas
Yang dapat dilakukan suami : Bawakan kantong plastik dan air putih atau jus buah ke tempat tidur. Sehingga, begitu istri bangun dan morning sickness mendera, keluhan yang dirasakan langsung hilang berkat perhatian dan kasih sayang sang suami Buatlah istri merasa nyaman, sehingga dapat beristirahat dan cukup tidur Penuhi keingininan yang diinginkan istri Tunjukan rasa bahagia dan antusias terhadap janin dalam kandungan dengan cara mengajak janin bicara
2. TRIMESTER II ( masa-masa bahagia) Beberapa hal yang bisa terjadi pada ibu : Emosi cendrung lebih stabil dan keluhan morning sickness juga jauh berkurang, janin mulai bergerak dan istri merasa bahagia dengan kehamilannya sehingga lebih bersemangat. Yang dapat dilakukan suami : Tetap menunjukkan jika suami mengerti dan memahami benar perubahan emosi yang cepat serta perasaan lebih peka yang dialaminya dan dampingi istri saat melakukan pemeriksaan kehamilan
3. TRIMESTER III ( takut dan cemas menghadapi persalinan ) Beberapa hal yang bisa terjadi pada trimester ketiga : Semakin dekat persalinan biasanya dia merasa semakin takut dan cemas Merasa penampilannya tidak menarik karena perubahan bentuk fisik Sering mengeluh sakit, pegal, ngilu dan berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada punggung dan panggul.
Yang dapat dilakukan suami : Bantu ibu untuk mengatasi rasa cemas dan takut dalam menghadapi proses persalinan Puji ibu bahwa ibu tetap cantik dan menarik Bantu ibu untuk mengatasi keluhan- keluhannya
Peran suami mencegah komplikasi kehamilan Langkah awal yang dapat dilakukan oleh suami adalah merencanakan keluarganya. Pembatasan kelahiran dan membuat jarak kelahiran paling sedikit 2 tahun, baik untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, mengingat setiap kehamilan membawa resiko kesehatan yang potensial untuk ibu, walaupun ibu terlihat sehat dan beresiko rendah kehamilan yang tidak direncanakan sering kali menjadi berisiko karena akan membawa mereka untuk aborsi.
Hal yang dilakukan suami siaga sebelum persalinan Siapkan kendaraan yang akan digunakan untuk ke Rumah Sakit Bersalin. Minta bantuan tetangga atau kerabat terdekat. Jangan biarkan istri menghadapi persalinannya sendiri. Packing barang-barang Anda sendiri untuk menginap sewaktu menunggui isteri bersalin, Termasuk kamera untuk mendokumentasikan proses persalinan.
Hal yang dilakukan suami siaga saat persalinan Persiapkan administrasi Rumah Sakit. Dampingi istri sejak di ruang observasi hingga masuk kamar bersalin. Bantu istri melakukan IMD dan menyusui bayi. Kabarkan berita gembira kepada teman dan kerabat. Urus akte kelahiran bayi.
Pengertian TB Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Tuberkulosis mycobacterium tuberkulosis, sebagian besar kuman ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya, kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap assam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur selama beberapa tahun.
Gejala Tanda dan gejala dapat dikenal sebagai berikut : Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih Pernah mengeluarkan dahak bercampur darah Rasa nyeri pada dada dan sesak nafas Demam lebih dari sebulan Nafsu makan kurang Berat badan menurun
Penanganan Pencegahan penularan Perawatan pasien tuberkulosis Pengobatan
Pengertian PMO Pengawas Minum Obat adalah seseorang yang mengawasi penderita tuberkulosis paru selama pengobatan agar dapat dipastikan bahwa penderita tersebut menyelesaikan pengobatannya dengan lengkap dan benar selama 6 bulan sampai 9 bulan tanpa terputus.
Penderita akan dikatakan lalai bila tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dai tanggal perjanjian dan dikatan Drop Out jika lebih dari 2 bulan berturut tidak datang berobat setelah dikunjungi oleh petugas kesehatan.
Syarat menjadi PMO Dipercaya oleh penderita, sehingga penderita akan merasa aman dan termotivasi untuk sembuh. Dekat dengan rumah penderita, sehingga bisa dengan mudah mengawasi penderita. Bersedia melaksanakan tugas Pengawas Minum Obat (PMO) dan tidak meninggalkan tugasnya dengan begitu saja agar penderita dalam minum obat tidak terputus. Lebih mengutamakan amal dalam menolong kesembuhan penderita, dalam artian tidak mengharapkan pamrih apapun kecuali kesembuhan penderita sendiri.
Tugas PMO Mengenal tanda-tanda penderita. Mengawasi penderita meminum obat setiap hari agar tidak terputus atau drop out. Mengambilkan obat penderita seminggu sekali. Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak bulan 2, 5 dan 6 untuk kategori I dan II, bulan 3, 7 dan 8 untuk kategori III. Memberikan penyuluhan pada penderita dan keluarga. Memberitahukan adanya suspek pada keluarga penderita. Merujuk kalau ada efek samping obat.
Peran petugas kesehatan Pendampingan terhadap penderita Pencerdasan terhadap suatu komunitas Memberikan pelatihan Memberikan informasi penting Tidak hanya kuratif
Ayu tyas : 044 Hubungan suami siaga dg puskesmas, apakah suami siaga dapat pelatihan? Ridha : 050 Pendidikan seperti apa? Peran skm dalam puskesmas paliatif Dani : 094 Apakah palaksanaan PMO sudah efektif dalam mengatasi tB Ratih : Kriteria tertentu untuk jadi jumantik? Pelatihsn dari puskesmas Febby : Siapa pembentuknya, peran disekolah, apa bisa dilainnya...