Garis Waktu Mohammad Habibi, SE., M.Si. Pertemuan ke-4 STAI An Najah Indonesia Mandiri SIDOARJO 2019
GARIS WAKTU (Time Line) adalah suatu grafik yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar, baik di permulaan, pertengahan maupun di akhir tahun dari kas tersebut. merupakan penerapan barisan dan deret dalam ekonomi dan bisnis sebagai alat bantu untuk mempelajari nilai waktu dari uang ( time value of money)
NILAI WAKTU DARI UANG (Time value of money) A. Konsep dasar nilai waktu dari uang (time value of money) B. Nilai masa depan (future value) C. Nilai sekarang (present value) D. Annuitas (annuity)
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan aliran kas. Nilai uang saat ini (present value) akan berbeda dengan nilai uang tersebut di waktu yang akan datang (future value) karena adanya faktor bunga. Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu. Faktor bunga dalam kasus ini dinamakan faktor diskonto (discount factor) Sebaliknya apabila suatu jumlah uang tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus digandakan dengan tingkat bunga tertentu. Faktor bunga pada kasus penggandaan ini dinamakan faktor pengganda atau pemajemukan (compound faktor)
Konsep Nilai Waktu Uang Sebagai contoh, nilai uang Rp ,- yang dimiliki saat ini berbeda dengan nilai uang Rp ,- yang dimiliki lima tahun lagi. Nilai uang Rp ,- saat sekarang (present value) dinilai lebih tinggi daripada nilai uang tersebut diwaktu yang akan datang (future value). Hal ini dikarenakan uang Rp ,- yang diterima sekarang tersebut mempunyai kesempatan menghasilkan pendapatan, misalnya untuk berdagang dan menjalankan usaha atau ditabung di bank dengan penghasilan bunga
Nilai Waktu Yang Akan Datang atau nilai masa depan (future value disingkat FV) merupakan suatu jumlah yang dicapai dari suatu nilai (uang) tertentu dengan pertumbuhan pembayaran selama periode waktu yang akan datang apabila dimajemukkan dengan suku bunga tertentu. Pemajemukan (compounding) merupakan proses perhitungan nilai akhir dari suatu pembayaran atau rangkaian pembayaran apabila digunakan bunga majemuk.
1. Bunga Sederhana Penggunaan faktor bunga untuk menilai jumlah uang tertentu dalam proses pemajemukan dapat digunakan bunga sederhana atau bunga majemuk. Bunga sederhana adalah bunga yang dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja. Jumlah uang dari bunga sederhana merupakan fungsi dari variabel- variabel : pinjaman pokok, tingkat bunga per tahun, dan jumlah waktu lamanya pinjam.
Contoh Bunga Sederhana Pak Jaka memiliki uang Rp ,- yang ditabung di bank dengan bunga 10% per tahun selama 10 tahun. Pada akhir tahun ke-10 jumlah akumulasi bunganya adalah : Si = (0.10) (10) = Rp ,- Sedangkan untuk mencari nilai masa depan (future value, FV) atau nilai akhir tabungan tersebut diakhir tahun kesepuluh (FV 10 ), yaitu dengan menjumlahkan pinjaman pokok dan penghasilan bunganya. Maka : FV 10 = [ (0.10)(10)] = Rp ,- Untuk setiap tingkat bunga sederhana, maka nilai akhir untuk perhitungan akhir n periode adalah: FV n = Po + Si = Po + Po (i)(n)
2. Bunga Majemuk Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala. Hasilnya, bunga yang dihasilkan dari pokok pinjaman dibungakan lagi bersama-sama dengan pokok pinjaman tersebut, demikian seterusnya. Bunga atas bunga atau penggandaan inilah yang merupakan efek yang mnghasilkan perbedaan yang dramatis antara bunga sederhana dan bunga majemuk. Konsep bunga majemuk dapat menyelesaikan berbagai macam masalah di bidang keuangan
Contoh Bunga Majemuk Misalkan seseorang ingin mendepositokan uangnya di Bank PT. “TANPA PAMRIH” sebesar Rp ,-. Jika tingkat bunga deposito adalah 8% per tahun dan dimajemukkan setiap tahun, maka menjadi berapakah investasi orang tersebut pada akhir tahun pertama, kedua, ketiga ? Pembahasan dari pertanyaan tersebut adalah : FV1= Po (1 + i) = Rp ( ) = Rp ,- Apabila deposito Rp ,- tersebut kita biarkan selama 2 tahun, maka nilai akhir tahun ke-2 adalah : FV2 = FV1 (1 + i) = Po (1 + i)(1 + i) = Po (1 + i)2 = Rp (1+0.08) = (1.08)(1.08) = (1.08)2 = Rp ,-
Contoh Bunga Majemuk Pada akhir tahun ke-3 menjadi : FV3= FV2 (1 + i) = FV1 (1 + i)(1 + i) = Po (1 + i)3 = Rp (1+0.08) = (1.08)(1.08) = (1.08)3 = Rp ,- Secara umum nilai masa depan (future value) dari deposito pada akhir periode n adalah: FV n = Po (1 + i) n atau FV n = Po (FVIF i,n )
C. Present Value Nilai sekarang merupakan besarnya jumlah uang pada awal periode yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang baru akan diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian (Kebalikan FV)
Dalam mencari nilai sekarang seperti contoh di atas, tingkat bunga yang digunakan dikenal dengan sebutan tingkat faktor diskonto (discount factor). Faktor diskonto tersebut digunakan untuk mendiskontokan suatu nilai tertentu yang akan diterima pada waktu yang akan datang untuk dinilai sekarang (saat ini).
Menentukan nilai sekarang sebenarnya hanya kebalikan dari pemajemukan. Oleh karena itu, kita kembali ke masalah rumus pemajemukan sebelumnya yaitu : FVn = Po (1 + i)n Dengan pengaturan ulang, maka nilai sekarang (Pvo) menjadi : PVo = Po = FVn/ (1 + i) n atau Po = FVn[1/(1 + i) n ]
Dari persamaan di atas dapat digunakan untuk memecahkan contoh di atas yaitu nilai sekarang dari Rp ,- yang diterima pada akhir tahun ke-5, diskonto 11%, yaitu : Po= /(1+0,11) 5 Po=Rp (0,593) Po=Rp
D. Anuitas (Annuity) Suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Ada 2 macam: anuitas biasa (ordinary annuity) dan anuitas jatuh tempo (due annuity).
Anuitas
Anuitas Nilai Masa Depan & Jatuh Tempo Nilai yang akan datang dari suatu anuitas (Future Value of Annuity disingkat FVA n ) didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk masa datang (masa depan) dengan pembayaran atau penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas. Apabila pembayaran dilakukan pada awal periode, maka rangkaian pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo.
Contoh FVAn = R(1+i)n-1 + R(1+i)n R(1+i)1 + R(1+i)0 = R[FVIFi,n-1 + FVIFi,n FVIAi,1 + FVIAi,0]
Rangkuman Konsep nilai waktu uang merupakan konsep dasar dan penting dalam manajemen keuangan. Konsep tersebut mengatakan bahwa Rp1 yang diterima saat ini lebih bernilai dibandingkan dengan Rp1 yang akan diterima beberapa saat mendatang (misal satu tahun mendatang). Ada dua konsep untuk memformalkan konsep nilai waktu uang yaitu future value (nilai mesa mendatang) dan present value (nilai sekarang). Kedua konsep tersebut bisa diaplikasikan untuk aliran kas tunggal, aliran kas, periode terbatas, periode tidak terbatas, dan variasi-variasi lainnya.
TUGAS 1.Budi menginginkan tabungan pada akhir tahun ke-8 sebesar Rp Bila suku bunga tabungan 12% per tahun, berapa jumlah yang harus ditabung setiap akhir tahun 2. Dian menerima pinjaman sebesar dengan bunga 13.5% pertahun dan Dian diminta untuk mengangsur pembayaran dalam jangka waktu 6 tahun dimulai akhir tahun pertama. Berapa besar angsuran setiap tahun?
Jawab No. 1 Un = a + (n-1) b U₈ = n = 8 b = 12% x ,- = U₈ = a + (8-1) b = a a = =
Jawab No. 2 S = P (1 + i.n) S = (1+ 0,135. 6) S = (1+ 0,81) S = S = Angsuran Per Tahun S/6 = : 6 =
ALHAMDULILLA H, Sekian dan Terima Kasih