DIRI SOSIAL (SOSIAL SELF) Hudaniah DIRI SOSIAL (SOSIAL SELF)
“Self” Kajian ini biasanya dimulai dengan konsep diri dan harga diri. Dalam psikologi sosial, kajian ini secara intensif lebih difokuskan pada bagaimana konsep diri terbentuk, darimana seseorang mendapatkan gambaran tentang dirinya dan bagaimana kita mengevaluasi diri kita sendiri.
Interaksi Sosial dan Konsep Diri Brehm & Kassin ; konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut (ciri – ciri sifat) yang dimilikinya. Worchel ; Pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki individu tentang karakteristik atau ciri – ciri pribadinya Kita mempelajari siapakah diri kita adalah melalui pengalaman, khususnya interaksi kita dengan orang lain.
Cara mempelajari diri kita dalam interaksi sosial Reflected Appraisal ; Kita menaksir diri kita sendiri dengan merefleksikan atau bercermin dari bagaimana orang lain menaksir kita Charles H. Cooley menyebut ini dengan “looking-glass self” Herbert Mead ; significant others, kita menaruh perhatian pada pendapat / opini tentang kita terutama dari orang – orang yang penting dalam hidup kita
Leon Festinger ; Social Comparison - Ketika orang merasa tidak pasti mengenai kemampuan / pendapatnya, maka mereka akan mengevaluasi diri mereka sendiri melalui perbandingan dengan orang lain. - Studi ini menekankan bagaimana dan kapan perbandingan dengan orang lain mempengaruhi evaluasi diri dan dengan siapa kita memilih untuk mengembangkan diri kita
Motif Social Comparison Kita membandingkan diri kita dengan orang lain untuk mengevaluasi diri kita Supaya dapat memperbaiki diri Kita membandingkan dengan orang lain sehingga kita dapat meningkatkan diri sendiri (self-enhancing)
Dengan siapa melakukan perbandingan ? Lateral comparison ; kita memilih untuk membandingkan diri kita dengan orang – orang lain yang sama dengan kita, atau dengan orang yang sedikit lebih baik daripada kita. Downward comparison ; membandingkan diri kita dengan orang lain yang “rendah” atau lebih buruk dari kita
Harga Diri (Self-Esteem) Konsep diri merupakan komponen kognitif, sedangkan harga diri adalah komponen evaluatif dari konsep diri, yang terdiri dari evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri Sumber terpenting dalam pembentukan / perkembangan harga diri adalah pengalaman dalam keluarga, umpan balik terhadap performance dan perbandingan sosial
4 Tipe perilaku orang tua yang dapat meningkatkan harga diri (Coopersmith) Menunjukkan penerimaan, afeksi, minat dan keterlibatan pada kejadian atau kegiatan yang dialami anak Menerapkan batasan – batasan jelas pada perilaku anak secara teguh dan konsisten Memberikan kebebasan dalam batas – batas dan menghargai inisiatif Bentuk disiplin yang tak memaksa (mendiskusikan alasan – alasan daripada memberikan hukuman fisik)
Kesadaran diri (self-awareness) Kesadaran diri ini adalah hal yang sangat penting untuk memahami konsep diri dan standar, nilai serta tujuan yang dimiliki seseorang. Orang yang berada dalam kondisi kesadaran dirinya tinggi pada umumnya akan bertingkah laku dalam cara – cara yang lebih konsisten dengan sikap dan nilai yang dimilikinya.
Dua jenis kesadaran diri (Buss) Penggolongan ini berdasar pada : 1. Keadaan mental dipengaruhi oleh stimuli lingkungan 2. Daya tahan ciri sifat kepribadian yang menggambarkan aspek dari skema diri apa yang biasanya diaktifkan (pribadi / publik)
Private self-awareness ; ketika perhatian difoskuskan pada aspek – aspek yang relatif pribadi dari diri sendiri (mood, persepsi dan perasaannya) Public awareness ; ketika perhatian diarahkan pada aspek – aspek tentang diri yang kelihatan (nampak) kepada orang lain (penampilan, tindakan sosial)
Beberapa penelitian menunjukkan, orang dengan kesadaran pribadi yang tinggi, mereka akan lebih cepat memproses informasi yang mengacu pada diri sendiri, memiliki gambaran diri yang konsisten dan melihat diri mereka sebagai pelaku yang bertanggungjawab atas kejadian yang menimpa mereka (causal agent)
Orang dengan kesadaran publik yang tinggi lebih menaruh perhatian pada identitas sosial mereka dan reaksi orang lain terhadap dirinya. Selain itu, mereka cenderung lebih konform, lebih mungkin menggunakan strategi presentasi diri self-handicapping, lebih tertarik pada pakaian dan pertunjukkan.
Contoh item yang mengukur kesadaran diri Saya selalu mencoba untuk menggambarkan diriku sendiri Saya secara konstan menyelidiki motif – motifku Saya hampir selalu menjadi subyek dari khayalanku Saya mewaspadai adanya perubahan dalam suasana hati (mood) saya Saya menaruh perhatian tentang apa yang orang lain pikirkan mengenai saya Saya menyadari diri tentang cara saya dilihat Saya menaruh perhatian tentang cara saya mempresentasikan diri saya Saya selalu kuatir tentang bagaimana membentuk suatu kesan yang baik