EVOLUSI ILMU MANAJEMEN BISNIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkembangan Teori Manajemen
Advertisements

Perkembangan Teori Manajemen pertemuan 2
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
TEORI-TEORI YANG BERPENGARUH TERHADAP HSO
Pengertian dan Fungsi Manajemen
Evolusi Teori Manajemen
KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS BAB I
Oleh : muchamad Imam Bintoro,SE,M.Sc
Dr. H. Pudjo Sumedi AS., SE., M.Ed.
FONDASI SEJARAH MANAJEMEN
DASAR-DASAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI
MANAJEMEN UMUM RETNO BUDI LESTARI, SE, M.SI1. MANAJEMEN UMUM RETNO BUDI LESTARI, SE, M.SI2 Kita dapat memahami evolusi teori manajemen dalam arti bagaimana.
Evolusi Teori Manajemen
Manajemen Umum PERTEMUAN 3 Perkembangan Konsep Manajemen
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN & FUNGSI MANAJEMEN
Evolusi Teori Manajemen
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Manajemen Umum PERTEMUAN 3 Perkembangan Konsep Manajemen.
Manajemen Umum PERTEMUAN 3 Perkembangan Konsep Manajemen.
A. Pengertian Manajemen Dan Ilmu Manajemen Dalam sejarahnya, manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) yaitu “maneggiare” yang artinya mengendalikan.
SEJARAH ILMU MANAJEMEN
BAB II PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
PERKEMBANGAN TEORI MANAGEMENT
Sejarah Perkembangan Manajemen
Materi 2 Manajemen RS S1-peminatan AKK
Sejarah Ilmu Manajemen
FONDASI SEJARAH MANAJEMEN
Konsep Manajemen dan Sejarah Perkembanga Manajemen
Doris Febriyanti, M.Si PENGANTAR MANAJEMEN Doris Febriyanti, M.Si
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Dosen Pengasuh: M.Noor Fuadi,S.Sos
SEJARAH MANAJEMEN.
REVIEW MANAJEMEN UMUM.
GAMBARAN UMUM MANAJEMEN
PENGANTAR MANAJEMEN 3/10/2018 Pengantar Manajemen.
PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI
Konsep Dasar Manajemen
Gambaran umum PENGANTAR MANAJEMEN
Tiga Kelompok Pemikiran Terdahulu dalam Ilmu Manajemen
Evolusi Teori Manajemen
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Materi Tutorial Tatap Muka Pertemuan 2
II. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
Evolusi Teori Manajemen
PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI
Sejarah Perkembangan Manajemen
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
TOKOH-TOKOH MANAJEMEN
SEJARAH MANAJEMEN Perspektif sejarah atas manajemen menunjukkanperspektif atau lingkungan untuk mengintepretasikan peluang dan masalah yang ada. Ada 3.
SESI 02: EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Sejarah Perkembangan Manajemen
DASAR-DASAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI
KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS
Evolusi Teori Manajemen
Materi Tutorial Tatap Muka Pertemuan 2
KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS BAB I
DASAR MANAJEMEN DAN BISNIS
STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA, 2009 NUR ALAM MN
Sejarah Perkembangan Manajemen
Evolusi Pemikiran Ilmu Manajemen Hanya untuk Sekolah Pascasarjana
Manager dan Pengelolaannya
KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS BAB I
Peng.Manajemen IEU-Chap-01
Manager dan Pengelolaannya
Perkembangan Teori Manajemen
STIMIK 10 NOVEMBER JAYAPURA,
KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS BAB I
MANAJEMEN – An Introduction
1-1 KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS BAB I 1. Mengetahui konsep dasar manajemen dan mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi bisnis. 2. Mengetahui.
Transcript presentasi:

EVOLUSI ILMU MANAJEMEN BISNIS Bahan Matrikulasi SPS PERBANAS INSTITUTE 20 Februari 2016 Steph Subanidja

ETYMOLOGY Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur."[4] Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan".[5]  Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.[4]

Pengantar Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.[6]  Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Pengantar Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.

Pengantar Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan olehHenry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Henry Ford

Pengantar Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu: pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era modern.[7]

Era Pemikiran Awal Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.[3]  Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, Ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan dua puluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.[8]

Era Pemikiran Awal Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Era Ilmiah Era ini ditandai dengan berkembangnya perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson[9]  Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya,Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.[3]

Era Ilmiah Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank danLillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.[9

Era Ilmiah Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.[9]  Pada awal abad ke-20,seorangindustriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.[10] Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.[3]  Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.

Teori Manajemen Henry Fayol Pembagian kerja (division of work) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility) Disiplin (discipline) Kesatuan perintah (unity of command) Kesatuan pengarahan (unity of direction) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general interests) Pembayaran upah yang adil (renumeration) Pemusatan (centralisation) Hirarki (hierarchy) Tata tertib (order) Keadilan (equity) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel) Inisiatif (Inisiative) Semangat kesatuan (esprits de corps)

Era Ilmiah Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.[3]

Era Ilmiah Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.[11]

Peter F Drcuker

Era Manusia Sosial Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthorne.

Era Manusia Sosial Eksperimen Hawthorne dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthorne milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.[3]  Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.[9]

Era Manusia Sosial Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.[9]  Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.

Era Manusia Sosial Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.

Era Modern Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) pada abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).

Era Modern Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang.[9]  Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.

Era Modern Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran.[9] Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.

Keterampilan manajer Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuanorganisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

Teori Manajemen Klasik Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik .Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W. Taylor dan lainnya.

Teori Manajemen Klasik • Robert Owen (1771 -1858) Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut &quot : Bapak Personal Manajemen Modern&quot. Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.

Teori Manajemen Klasik Henry Fayol (1841 -1925) Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. 

6 macam kegiatan : a)Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang produksi. b) Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi. c) Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan menggunakan modal. d) Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan. e) Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.

Manajemen Klasik 1. Pengembangan manajemen di lakukan secara teoritis. 2. Investasi terbesar adalah karyawan 3. Tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik. 4. Karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang. 5. Adanya skema pembagian keuntungan.

Teori Perilaku Tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika kita cermati, satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori perilaku ini adalah bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih banyak bawahan yang puas.

Studi Kepemimpinan Hasil studi kepemimpinan Ohio State University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin pada dasarnya mengarah pada dua kategori yaitu consideration dan initiating structure. Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin memiliki kecenderungan berorientasi kepada bawahan dan berorientasi pada produksi/hasil. Sementara itu, model leadership continuum dan Likert’s Management Sistem menunjukkan bagaimana perilaku pemimpin terhadap bawahan dalam pembuatan keputusan. Pada sisi lain, managerial grid, yang sebenarnya menggambarkan secara grafik kriteria yang digunakan oleh Ohio State University dan orientasi yang digunakan oleh Michigan University. Menurut teori ini, perilaku pemimpin pada dasarnya terdiri dari perilaku yang pusat perhatiannya kepada manusia dan perilaku yang pusat perhatiannya pada produksi. Jadi prilaku yang menyimpang dari kepemimpinan bangsa ini, hemat saya tidak mencitrakan kepribadian seorang pemimpin yang humanis dan cendrung kepada Ambition of blind bagi dirinya dan golongannya yang tidak dapat termanifestasi bagi masyarakat keseluruhan. Pemimpin bukan hanya menjadi milik segolongan orang tetapi milik semua golongan, termasuk pemimpin negeri ini.

A LEADER Seseorang tidak akan bisa memimpin individu-individu tanpa bisa membangun kejelasan masa depan bagi mereka. Sebab pemimpin adalah penjelas masa depan” (Napoleon)

Jika kita tahu dimana kita berada dan bagaimana kita akan mencapai tujuan kita, kita mungkin dapat melihat arah kita berjalan- dan jika hasil yang terlihat tidak sesuai, maka buatlah perubahan segera ( Abraham Lincoln)

Jika seseorang tidak memikirkan apa yang jauh di depan, ia akan menemukan kesedihan di dekatnya. Ia yang tidak kawatir tentang apa yang akan terjadi di masa depan, segera akan meemukan sesuatu yang lebih buruk daripada kekawatiran itu sendiri

Pemimpin itu seperti Dirigen Musik Okestra

Masa Lalu Masa Sekarang Masa Depan

PEMIMPIN MELALUI PENGEMBANGAN KOMPETENSI, AKAN MENJADI: Difference maker (pembawa perbedaan) yang positif dan berdampak bagi organisasi; Reality maker ( pencipta realitas) yang membentuk budaya yang kuat, unik, relevan, dan berbeda yang mempengaruhi pola interaksi yang utuh antara pihak manajemen dengan stakeholdersnya secara luas;   Performance Drivers (pengungkit kinerja) yang mampu memahami keunikan anggota timnya secara individual dan mengkapitalisasikannya dalam mencapai target kinerja dalam konteks tantangan dan peluang dari dinamika lingkungan eksternal Strategic Aligner (yang mengaitkan berbagai perspektif strategic) yang menjadi key success factors dan pendorong penciptaan daya saing, serta pencapaian kinerja organisasi secara berkelanjutan; Deployers (yang memampukan tim dan segenap komponen dalam bank) yang dapat mengeksekusi berbagai strategi dan plan of action yang telah ditetapkan; Transformational Change Agent (agen perubahan) yang mampu menginisiasikan dan mewujudkan proses perubahan

FILOSOFI DASAR Kepemimpinan (leadership) merupakan inti dari a. proses pencapaian kinerja dan b. penciptaan daya saing organisasi secara berkelanjutan.

Michael Porter DAYA SAING

DAYA SAING Adalah apa yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lain, atau apa yang unik Dilihat dari sudut pandang konsumen Steph Subanidja

Tiga Strategi Generik Porter Keunggulan/kepemimpinan biaya (cost leadership) –Tipe 1 Biaya rendah (low cost) – Tipe 2 Nilai terbaik (best value)-Tipe 3 2. Pembedaan/diferensiasi-Tipe 4 3. Fokus-Tipe 5

Teori Kuantitatif (Riset Operasi dan Ilmu Manajemen) Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (Economic Order Quantity Model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum dan lain-lain. Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki “Whiz Kids”. Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford. Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.

Evolusi Teori Manajemen Versi Lain  Evolusi Teori Manajemen Perkembangan teori manajemen pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula Belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan berbeda tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya. Dimana setiap pandangan hanya dapat diterapkan dalam berbagai masalah yang berbeda pula, sedangkan untuk masalah-masalah yang sama belum tentu dapat diterapkan. Ada tiga teori pemikiran manajemen yaitu : A. Teori Manajemen Klasik Ada dua tokoh yang mengawali munculnya manajemen, yaitu : 1. Robert Owen ( 1971 – 1858 ) 2. Charles Babbage ( 1792 – 1871 )

Teori Pembagian Kerja Charles Babbage adalah seorang Profesor Matemátika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Perhatiannya diarahkan dalam hal pembagian kerja (Devision of Labour), yang mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : • Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru. • Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya. • Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya. • Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.

Teori Manajemen Ilmiah  Teori Manajemen Ilmiah. Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain : 1. Frederick Winslow Taylor Dari hasil penelitian dan analisanya Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu : • Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan. • Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja. • Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam menjalankan tugasnya. • Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.

Teori Manajemen Ilmiah 2. Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( 1868 – 1924 dan 1878 – 1917 ). 3. Hendry Laurance Gantt ( 1861 – 1919 ) Hendry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan. Adapun gagasan yang dicetuskannya adalah : • Kerjasama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama. • Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja. • Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus. • Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.

Teori X dan Y Teori X Teori Y Pekerja pada dasarnya tidak menyukai bekerja, jika dimungkinkan berupaya menghindarinya Pekerja harus dipaksa, dikontrol atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran tertentu Pekerja akan mengelakkan tanggung jawab Pekerja harus diberi motivasi dengan paksaan, uang atau pujian Teori Y Pekerja memandang bekerja itu seperti halnya sedang beristirahat atau bermain Pekerja akan giat mengarahkan dirinya sendiri jika mereka telah mengikat diri pada sasaran-sasaran Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima dan mencari tanggung jawab Orang memang sudah mempunyai motivasi untuk bekerja dan melakukan pekerjaan dengan baik

Perbedaan pandangan dalam Fungsi-fungsi Manajemen Ernest Dale Richard W Griffin Nickels, McHugh & Mc Hugh Koontz & O ’Donnelly James AF Stoner George Terry Luther Gullick PLANNING ORGANIZING STAFFING CONTROLLING DIRECTING COORDINATING REPORTING Actuat ing Leading Directing INNOVATING REPRESENTING

Pustaka  Vocational Business: Training, Developing and Motivating People by Richard Barrett - Business & Economics - 2003. - Page 51. ^ a b c Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall. ^ a b c d e f Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall. ^ a b Oxford English Dictionary ^ Online Etymology: Manage ^ C.S. George Jr. 1972. The History of Management Thought, ed. 2nd. Upper Saddle River, NJ. Prentice Hall. h.4 ^ Wren, Daniel dan Arthur Bedeian. 2009. The Evolution of Management Thought ^ Smith, Adam. 1776. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. ^ a b c d e f g h i http://www.referenceforbusiness.com/management/Or-Pr/Pioneers-of-Management.html ^ Fayol, Henry. 1949. Administration, industrielle et generale. ^ Drucker, Peter. 1946. Concept of Corporation. John Day Company. ^ a b Kisah Whiz Kids ^ HENRI FAYOL’S 14 Principles of Management ^ a b Mintzberg 1973. The Nature of Managerial Work ^ Robert L. Katz. Skills of an Effective Administrator.