REFRESHMENT TRAINING PIPE FITTER Jakarta, 09 - 10 MARET 2020 Disusun oleh : Bayu Rahardaya
Introduction my self Name : Bayu Rahardaya Date of Birth Jakarta, 25 Desember 1960 Address Basura city Apartemen, Tower Edelweiss 18 AH Jl.Basuki Rachmat, Jakarta Timur Mobile phone 0811598838 & 08192444111 Email rahardaya@hotmail.com Education : Civil Engineer & Naval Architect Experience : - 4 years in NDT & Inspection Company - 27 years in PT (Persero) Sucofindo Current : - Trainer as per SKKNI no161 tahun 2015 - Asesor for Compentence - Tenaga ahli dan pengajar K3, Inspection, Rigger & Scaffolder
SAFETY INDUCTION PENTING! Ikuti Prosedur Jangan Panik
TUJUAN PELATIHAN Training Purposed Penyegaran Refreshment Mempersiapkan dan mengumpulkan dokumen tambahan untuk mengikuti Sertifikasi Kompetensi Preparing and collecting support document for Competency certification Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta kompeten dalam melaksanakan tugas sebagai Inspector Pesawat Angkat
REFERENSI PERATURAN & PERUNDANGAN RI RIGGING REFERENSI PERATURAN & PERUNDANGAN RI Undang – Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan PASAL 18 ayat 1 bahwa pengakuan kompetensi oleh suatu negara Ayat 2 kompetensi diuji oleh badan yang independent berdasarkan standar yang ditetapkan Ayat 3 Badan yang diindependent itu harus dikeluarkan peraturan pemerintah PP NO 23 TAHUN 2004 tentang BNSP Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 05 Tahun 2015 Tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Di Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara Wajib. Pasal 3 kegiatan usaha pada minyak dan gas BU dan BUT wajib memperkerjakan karyawannya yang memenuhi dan memiliki sertifikat kompetensi Keputusan Menteri Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia No 266 tahun 2015 tentang PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI KHUSUS PADA JABATAN KERJA PIPE FITTER /
KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA KNOWLEDGE CRITICAL ASPECT SKILL ATTITUDE COMPETENCE CRITICAL ASPECT CRITICAL ASPECT CRITICAL ASPECT = SUCCESS INDICATOR
MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 266 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI KHUSUS PADA JABATAN KERJA PIPE FITTER
SKKNI No.266 Tahun 2015 PIPE FITTER F.432230.001.01 Melaksanakan Keselamatan dan kesehatan Kerja F.432230.002.01 Menggunakan Peralatan Kerja Perpipaan dan/atau Jenis Material dan Baja F.432230.003.01 Menerapkan Dasar-Dasar Perhitungan Perpipaan F.432230.004.01 Menerapkan Dasar-Dasar Pemasangan Pipa dan/atau Penyetelan Fitting dengan Pipa F.432230.005.01 Membaca dan menghitung Ukuran-Ukuran Spool Pipa pada Gambar Isometrik F.432230.006.01 Memotong Logam dengan Menggunakan Alat potong/Obor potong nyala F.432230.007.01 Merakit/Fabrikasi Pipa F.432230.008.01 Melakukan Evaluasi Hasil Kerja
F.432230.001.01 Melaksanakan Keselamatan dan kesehatan Kerja
F.432230.001.01 Melaksanakan Keselamatan dan kesehatan Kerja Mengidentifikasi APD pada pekerjaan Prosedur safety dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Memakai APD yang benar sesuai fungsinya. Mengenal bahaya- bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pekerjaan Prinsip kerja proses penyetelan diidentifikasi. Proses penyetelan diidentifikasi. Bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan setiap proses diidentifikasi. Bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan dilaporkan kepada atasan. 3. Melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur/SOP Alat Pelindung Diri/PPE digunakan sesuai dengan kondisi pekerjaan. Langkah-langkah kerja sesuai Job Safety Analysis/JSA dilaksanakan.
Panduan Penilaian Pengetahuan yang dibutuhkan Peraturan prosedur keselamatan kerja yang berlaku Mengenal bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan Melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur/SOP Menangani situasi darurat 2. Ketrampilan yang dibutuhkan Mengaplikasikan prosedur keselamatan kerja dilingkungan kerja Mengidentifikasi pencemaran Mengidentifikasi sumber bahaya Menggunakan APAR/Fire Extinguisher Pelaksanaan langkah-langkah kerja sesuai JSA Penggunaan APD/PPE sesuai dengan kondisi pekerjaan Mengenali situasi darurat dan menentukan tindakan yang dibutuhkan Melaporkan situasi darurat kepada atasan
3. Sikap kerja yang diperlukan Mengidentifikasi keselamatan kerja Pipe Fitter dengan cermat Menangani kondisi darurat secara cepat dan cekatan 4. Aspek Kritis Ketepatan penggunaan prosedur keadaan darurat dengan benar Ketepatan penggunaan perlengkapan alat keselamatan kerja sesuai dengan kondisi pekerjaan
Dasar Hukum Peraturan perundangan terkait UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja. Perturan Pemerintah no 11 tahun 1979 tentang Keselamatan kerja pada pemurnian Minyak dan Gas Bumi Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja Permenaker No. 38 tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi Permenaker No.PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI Permenakertrans RI No.Per.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja Standard Nasional dan Internasional SB 006 OSHAS 18001-2008 (Pedoman SMK3) OSHA-CRP 1910.120 : Hazardous waste operations and emergency response Superfund Amendment and Reauthorization Act (SARA) of 1986, Title III on Emergency Planning and Cumminity Right to Know
Health Hazards Dampak/Efek terpapar asap pengelasan terbagi 2 : Efek jangka pendek... Efek terjadi pada atau segera setelah eksposur efek efek jangka panjang terjadi setelah berulang overexposures atau jangka waktu setelah eksposur
Faktor-faktor Bahaya di Lingkungan Kerja Terbagi menjadi sekurang-kurangnya 6 jenis BAHAYA, yaitu Bahaya ; Fisik Biologi Kimia Psikologi Ergonomi Elektrik Mekanik
Electrical Hazards Meskipun pengelasan umumnya menggunakan tegangan rendah, masih ada bahaya sengatan listrik area kerja yang basah, ruang kerja yang sempit Bahaya Jatuh, patah tulang, dan kecelakaan lainnya bahkan kejutan kecil dapat menyebabkan kerusakan otak Kejutan yang besar dapat juga menyebabkan kematian
Mengantisipasi Electrical Hazards Selalu gunakan sarung tangan kering selalu memakai sepatu bersol karet Selalu menggunakan lapisan untuk isolasi Melindungi diri Anda dari permukaan yang menghantarkan listrik ketika bekerja peralatan yang menggunakan tenaga listrik , pastikan rangka mesin atau peralatan tersebut tersambung dengan ground (pembumian) menjaga isolasi pada semua peralatan pengelasan dan komponen lainnya dalam keadaan kering dan dalam kondisi baik Tidak mengubah elektroda dengan tangan kosong, sarung tangan basah atau sambil berdiri pada permukaan basah atau ungrounded
Fire and Explosion Hazards Panas dan percikan api dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan jika di sekitar bahan-bahan yang mudah terbakar Pengelasan dan pemotongan hanya dilakukan di tempat-tempat yang bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti sampah, kayu, kertas, tekstil, plastik, bahan kimia, dan debu mudah terbakar, cairan dan gas
Fire and Explosion Hazards Tidak boleh mengelas atau memotong pada wadah yang mudah terbakar atau mudah terbakar kecuali wadah tersebut dibersihkan atau diisi dengan inert gas Sebelum meninggalkan tempat kerja dan untuk setidaknya 30 menit setelah operasi selesai, harus dilakukan pemeriksaan sedemikian rupa sehingga tidak ada sesuatu yang akan menimbulkan kebakaran APAR dengan kondisi baik, tepat jumlah, ukuran dan jenisnya harus tersedia dan mudah dijangkau.
Dangerous Machinery Semua mesin pada bagian yang bergerak harus dijaga agar rambut, pakaian, jari dll dari tidak tersangkut. Ketika mesin dilakukan pengelasan, power harus dimatikan, locked out dan diberi tagging (tanda) sehingga mesin tidak dinyalakan walaupun dalam keadaan darurat
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat APAR pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.
GOLONGAN KEBAKARAN Sesuai Permenaker No. Per-04/MEN/1980, dibagi menjadi 4 golongan : Kebakaran Kelas A Kebakaran bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok adalah Cairan (Water), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder). Kebakaran Kelas B Kebakaran bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder). Kebakaran Kelas C Kebakaran Instalasi Listrik yang bertegangan. Jenis APAR yang cocok adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder). Kebakaran Kelas D Kebakaran bahan-bahan logam yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran Jenis ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
Tugas : Buatlah Instruksi Kerja Penggunaan APAR ini !
Instruksi Kerja Penggunaan APAR No Langkah-Langkah Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Disusun oleh : Tanda tangan Hari Pranowo Diperiksa Oleh Bayu Rahardaya Instruktur
Trips and Falls Untuk mencegah bahaya terpeleset dan jatuh, maka harus dilakukan : Pastikan lokasi kerja bebas dari peralatan, mesin, kabel dan selang yang tidak digunakan. Sealalu merawat handrail sehingga aman saat digunakan Selalu memperhatikan dan menggunakan safty line, body harness dsb. Selalu pastikan scaffolding dibangun dengan benar dan aman untuk digunakan.
Alat Pelindung Diri (APD) : adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Sumber : PERMENAKER NO.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI pasal 1.
JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Pelindung kepala; Pelindung mata dan muka; Pelindung telinga; Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya; Pelindung tangan Pelindung kaki.
Referensi Standard ANSI Z89.1-2009 ANSI Z87.1-2010 EN 345/EN ISO 20345:2007 ASTM F2413 ANSI/ISEA 105:2011 ASTM D120
Pengelolaan APD APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang dan/atau dimusnahkan. APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.
ALAT PENGAMAN bekerja DIKETINGGIAN Pekerja wajib menggunakan APD yang sesuai untuk bekerja diketinggian lebih dari 1.8 meter APD untuk bekerja diketinggian : Full Body Harness Lanyard Shock Absorber Fall arrestor (rope grab) Lifeline Anchor point (anchor) Retractable lifeline
Tentang Full Body Harness Sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan yang digunakan harus memenuhi standar ANSI Z.359.1-2016 atau standar SNI. Kait yang digunakan untuk sabuk pengaman tubuh atau sabuk keselamatan harus menggunakan kait yang besar. Penggunaan sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan . Panjang tali koneksi tidak boleh lebih dari 1,7 m. Setiap pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,8 m harus menggunakan sabuk pengaman tubuh dan pengait dikaitkan minimal harus di atas pinggang Setiap pekerjaan di ketinggian harus terpasang tali keselamatan horizontal dari pipa galvanis atau tali bantu angkat (tali baja atau tali serat) dia. 8 mm untuk mengaitkan kait pada sabuk pengaman tubuh Bila menggunakan tali bantu angkat, 1 tali bantu angkat dilarang digunakan untuk 2 sabuk pengaman tubuh Tali keselamatan vertikal untuk operator kran menara atau gondola atau pekerjaan struktur baja, sabuk pengaman tubuh harus dikaitkan menggunakan kelengkapan untuk turun dari ketinggian dengan tali yang terdiri dari karmantel statis diameter minimum 8 mm (gamb. 5), karabiner dan pemberhentian otomatis . Pengait sabuk keselamatan pada penggunaan, harus dikaitkan pada angkur atau bagian struktur bangunan yang kuat.
Full Body Harness - merupakan alat yang paling wajib digunakan ketika sedang bekerja di ketinggian. Penggunaan full body harness bermanfaat untuk mengurangi risiko cedera fatal akibat terjatuh dari ketinggian. Full body harness didesain untuk melindungi seluruh bagian tubuh pekerja seperti bahu, paha bagian atas, dada, dan panggul, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian. Penggunaan full body harness dilengkapi D-Ring yang terletak di belakang dan dapat dipasangkan ke lanyard, lifeline, dan komponen lain yang kompatibel dengan body harness.
IK Body Harness
Full Body Harness 1 2 3 5 6 4 7
Instruksi Kerja Menggunakan BodyHarness Periksa Bagian2 yang penting dari BodyHarness diawali dengan identifikasi spesifikasi bodyharness tersebut Pegang full body harness pada cincin “D” dan goyangkan perlahan, pastikan tali tidak terpelintir, Pegang cincin “D”, angkat full body harness melewati kepala dan masukkan tangan satu per satu melalui tali, Pasang full body harness hingga menyentuh bahu dan pastikan bahwa cincin “D” berada dibelakang leher, Tarik tali diantara kaki dan lingkarkan pada salah satu kaki dan kencangkan, pastikan bahwa tali pada kaki tidak tertukar, Pastikan dengan tangan bahwa full body harness terpasang dengan benar dan tidak ada tali yang terpelintir, Catatan : full body harness harus pas tapi tidak terlalu kencang Biarkan orang lain yang berkompeten untuk memeriksa full body harness dan memasang lanyard pada cincin “D” bila diperlukan
PRAKTEK MEMAHAMI RAMBU-RAMBU K3 Contoh2 Rambu PRAKTEK MEMAHAMI RAMBU-RAMBU K3
Keadaan Darurat : adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak direncanakan yang berakibat membahayakan manusia; mengganggu kelancaran operasi; atau mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah dan ditanggulangi secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat ditekan sekecil mungkin Sumber : https://www.safetysign.co.id/
Referensi Peraturan perundangan terkait Permenakertrans RI No.Per.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja Standard Nasional dan Internasional SB 006 OSHAS 18001-2008 (Pedoman SMK3) OSHA-CRP 1910.120 : Hazardous waste operations and emergency response Superfund Amendment and Reauthorization Act (SARA) of 1986, Title III on Emergency Planning and Cumminity Right to Know
Contoh keadaan darurat : Bencana alam (banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, dll.) Kebakaran Kebocoran gas beracun Tumpahan bahan kimia Ledakan pada tangki, bin, silo, dll. Gangguan keamanan sipil (ancaman bom, perampokan, demonstrasi, huru-hara) Kekerasan di tempat kerja yang menimbulkan cedera fisik dan trauma Kecelakaan/ keracunan massal. Sumber : https://www.safetysign.co.id/
JOB SAFETY ANALYSIS
Tugas : Buatlah JSA (Job Safety Analysis) seorang PipeFitter ketika akan memotong pipa/material menggunakan cutting torch.
F. 432230. 002. 01 Menggunakan. Peralatan Kerja F.432230.002.01 Menggunakan Peralatan Kerja Perpipaan dan/atau Jenis Material dan Baja
Menerapkan penggunaan peralatan tangan F.432230.002.01 Menggunakan Peralatan Kerja Perpipaan dan/atau Jenis Material dan Baja Menyiapkan peralatan tangan dan mesin- mesin ringan Macam-macam peralatan tangan dan mesin-mesin ringan untuk pekerjaan pengelasan diidentifikasi. Kondisi masing-masing alat dan mesin diperiksa sesuai SOP. Alat-alat bantu dan keselamatan kerja yang diperlukan diidentifikasi dan disiapkan sesuai penggunaan. Menerapkan penggunaan peralatan tangan Cara kerja alat tangan dipahami sesuai karakteristik alat. Prosedur penggunaan peralatan tangan disebutkan. Peralatan tangan digunakan sesuai SOP dan/atau manual alat. 3. Menerapkan penggunaan mesin- mesin ringan Cara kerja mesin ringan dipahami sesuai karakteristik mesin. Prosedur penggunaan mesin disebutkan. Pengoperasian mesin-mesin ringan didemonstrasikan sesuai prosedur (SOP) dan/atau manual mesin.
4. Memeriksa hasil kerja penggunaan peralatan tangan dan mesin- mesin ringan Hasil kerja dalam penggunaan alat-alat tangan dan mesin-mesin ringan diperiksa dan dibandingkan dengan standar baku. Kesalahan atau kerusakan hasil pekerjaan diidentifikasi. Perbaikan kesalahan atau kerusakan hasil pekerjaan dilakukan sesuai SOP.
Panduan Penilaian Pengetahuan yang dibutuhkan Peralatan kerja Sistem kerja peralatan Ketrampilan yang dibutuhkan Pengelolaan peralatan Aspek Kritis Ketepatan penggunaan alat-alat tangan Ketepatan penggunaan sesui SOP mesin
CUTTING TORCH & BOTOL2NYA Macam-macam peralatan tangan dan mesin-mesin ringan untuk pekerjaan pengelasan MESIN GERGAJI MESIN BOR MESIN GERINDA MESIN AMPLAS CUTTING TORCH & BOTOL2NYA Sumber :SKKNI no.266 tahun 2015
Alat & Bahan Alat-alat Bantu Consummables Siku-siku baja Mata gergaji Water pas Jangka sorong Roll Meter Calculator scientific Mata gergaji Mata bor. batu gerinda lembaran amplas botol axitelyn dan yg sejenis Sumber : SKKNI no.266 tahun 2015
MESIN GERINDA POTONG
CARA PENGGUNAAN MESIN GERINDA POTONG Mesin gerinda potong merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memotong besi, plate dan sebagainya. Mesin ini menggunakan energi listrik. Tidak terlalu sulit dalam menggunakan mesin gerinda potong. Kekurangan gerinda potong ini adalah tidak bisa memotong plate baja yang terlalu tebal.
Langkah Kerja Penggunaan Mesin Gerinda Potong Lalu mata gerinda (roda gerinda) akan berputar kencang, lalu tekan gagang gerinda potong kebawah sehingga mata potong gerinda bisa mengenai benda yang akan dipotong. Letakkan tangan kiri Anda pada gagang mesin gerinda potong dan tekan tombolnya Antara lain sarung tangan, kaca mata, dan sepatu kerja. Ingat dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Jika Anda ingin aman dalam bekerja, utamakan safety first. Pastikan Anda telah memakai safety. 01 04 Sehingga benda jadi terpotong. Tekan dengan perlahan-lahan selagi roda gerinda berputar 05 Pasangkan pada ragum, lalu diikat dengan kuat agar benda yang mau dipotong tidak lepas atau goyang ketika dipotong. Pasangkan benda yang ingin Anda potong 02 06 Lakukan tahap tersebut sesuai kebutuhan Lalu tekan tombol ON. Pastikan kabel listrik telah terhubung 03
Ingat jangan menyentuh dengan tangan kosong mata gerinda yang sedang berputar! BERBAHAYA!!!! 01 Pastikan benda yang telah dipotong jangan disentuh dengan tangan kosong karena benda tersebut menjadi panas akibat gesekan dengan mata gerinda potong. 02 Jauhkan pandangan mata dari percikan apinya Ketika mesin gerinda potong digunakan, usahakan Anda menjauhkan pandangan mata dari percikan apinya. 03 Suara mesin berisik Sebaiknya gunakan mesin gerinda potong ditempat yang tidak menganggu orang lain, karena suara mesin ini sangat berisik. 04 Pakai pelindung pernapasan dan pastikan posisi nyaman Jika Anda punya penyakit pernapasan, sebaiknya memakai pelindung pernapasan (masker), karena bau dari gesekan mata gerinda dan besi sangat menyengat. Serta pastikan posisi Anda nyaman, jika bekerja dalam waktu yang lama, jangan jongkok, tapi ambilah kursi pendek dan duduk sambil bekerja.
INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN MESIN GERGAJI NO LANGKAH-LANGKAH KETERANGAN Disusun Oleh : Tanda tangan Disetujui oleh : BAYU RAHARDAYA Instruktur
Alat Pemotong (Brander Potong) Bagian-bagian utama brander potong manual
Nozzle atau Tip Nozzle atau Tip adalah suatu komponen pada ujung brander potong yang berfungsi sebagai torch (obor) dimana pada nozzle ini terdapat lubang-lubang gas yang terdiri dari lubang gas untuk pemanasan awal dan lubang gas oksigen potong. Nozzle ini memiliki ukuran yakni dilihat dari besarnya diameter lubang gas pada nozzle. Penggunaan nozzle tersebut disesuaikan dengan tebal bahan yang akan dipotong. Ukuran nozzle diberi penomoran sesuai besarnya yaitu nomor 1, nomor 2 dan nomor 3. Makin tebal bahan makin besar pula nozzle yang digunakan. Berikut adalah table pemilihan ukuran nozzle sesuai tebal bahan yang akan dipotong.
Regulator Regulator berfungsi sebagai alat penurun tekanan isi menjadi tekanan kerja yang tetap besarnya sesuai dengan kebutuhan tekanan pemotongan. Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan (manometer), yaitu manometer tekanan isi tabung dan manometer tekanan kerja. Perbedaan regulator oksigen dengan regulator acetylene: 1. Regulator oksigen – Tekanan isi sampai 250 Kg/cm2 – Tekanan kerja sampai 12 Kg/cm2 4. Warna – Oksigen : biru / hijau – Acetylene : merah 2. Regulator acetylene – Tekanan isi sampai 30 Kg/cm2 – Tekanan kerja sampai 3 Kg/cm2 3. Baut dan mur pengikat – Oksigen : Ulir kanan – Acetylene : Ulir kiri
Selang Gas Selang gas digunakan untuk menyalurkan gas acetylene dan gas oksigen ke brander. Selang gas terbuat dari karet. Sebagaimana tabung gas dan regulator gas, selang gas juga dibedakan dengan perbedaan warna yaitu warna merah untuk gas acetylene dan warna hijau untuk gas oksigen. Kriteria selang gas harus kuat tapi lemas tidak kaku serta tahan terhadap tekanan tinggi hingga 10 Kg/cm2. Diameter selang gas 5 mm, 6 mm atau 7 mm. selang ditempelkan menjadi satu untuk memudahkan dalam penggunaan dan juga memudahkan digulung untuk menyimpan. Sebelum digunakan sebaiknya selang diperiksa kebocoran terlebih dahulu untuk menghindari bahaya pada saat penggunaan.
Lighter (Pemantik Api) Lighter atau pemantik api atau korek api digunakan untuk menyalakan gas campuran acetylene dan oksigen yang dipakai sebagai pemanas awal pada proses pemotongan dengan gas. Lighter yang digunakan adalah lighter khusus untuk menyalakan brander. Lighter harus bergagang panjang untuk menghindari terbakarnya tangan pada saat menyalakan brander. Macam-macam nyala api: berwarna kuning atau kemerahan, nyala luar kehitaman serta berasap kehitaman. Hal ini terjadi jika kelebih-an gas acetylene. Nyala Api normal/netral, nyala inti api berwarna biru keputihan, atau putih kehijauan, ujung api bulat (tumpul) dan tidak bersuara. Api normal apabila perbandingan antara gas oksigen dan gas acetylene seimbang. Nyala api oksidasi, nyala inti api berwarna putih kemilau agak keungu-an, inti api berbentuk runcing dan lebih pendek serta bersuara berdesis. Bila digunakan untuk memotong atau mengelas terjadi oksidasi besi terapung. Hal ini terjadi apabila kele-bihan oksigen. Nyala api karburasi, nyala inti api
Cara Menyetel Api Potong Pertama-tama buka katup tabung gas acetylene kira-kira ¼ putaran dan katup tabung gas oksigen kira-kira ½ – 1 putaran. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator acetylene hingga mencapai ± 0,3 Kg/cm2. Buka katup pengatur tekanan kerja pada regulator oksigen hingga mencapai ± 2,5 Kg/cm2. Buka kran/valve acetylene para brander kira-kira ¼ putara, kemudian nyalakan api brander dengan lighter. Ingat jangan menggunakan korek api biasa. Buka kran oksigen pada brander secara perlahan hingga mencapai nyala api normal/netral.Untuk mengecek apakah nyala api sudah netral atau belum, buka kran/tuas oksigen pemotong secara cepat kemudian tutup. Apabila inti api tidak berubah, berarti nyala api sudah netral, jika nyala api berubah berarti belum netral, aturlah lagi hingga meencapai nyala api netral.
F.432230.003.01 Menerapkan Dasar-dasar Perhitungan Perpipaan
F.432230.003.01 Menerapkan Dasar-dasar Perhitungan Perpipaan Mengaplikasikan matematika dasar dalam perhitungan- perhitungan keteknikan pada pekerjaan pemipaan (piping) Penggunaan matematika dasar yang sesuai dalam menghitung pecahan, pembagian, perkalian dan persentase dipamahi. Trigonometri diterapkan. Mengidentifikasi konsep-konsep dasar mekanika dan prinsip- prinsipnya Perhitungan dasar mekanika dipahami. Konsep perhitungan dasar mekanika diterapkan.
Panduan Penilaian Pengetahuan yang dibutuhkan Aplikasi/operasi matematika dasar, yang meliputi penjumlahan, pengurangan, pengalian, pembagian Hitungan pecahan dan persentase Konsep hitungan volume, massa/berat Trigonometri (jika perlu) Ketrampilan yang dibutuhkan Penerapan kaedah-kaedah matematika, antara lain; penambahan, pengurangan, pembagian, perkalian, persentase Ketepatan dan kebenaran hasil perhitungan Aspek Kritis Dapat mengidentifikasi hasil perhitungan dengan tepat Dapat melakukan perhitungan dengan benar, cermat dan cekatan
Aplikasi/operasi matematika dasar B Segi tiga Siku-siku. Sudut A + Sudut B = 90⁰ Sin A = a/c Cos A = b/c Tg A = a/b a²+b² = c² Luas Segitiga = ½ x a x b Sin A² + Cos B² = 1 c a b C A
Contoh Soal no.1 Diketahui : Segitiga sama sisi Panjang kaki sama sisi = 500 cm Berapakah panjang L ? (L =.....) L =... 500 cm 45° 500 cm
Contoh Soal no.2 Diketahui : Sudut pipa = 50° Panjang Alas = 500 cm Berapakah panjang L ? (L1 =..... & L2 = ........) L2 =... L1=....cm 50° 700 cm
F. 432230. 004. 01 Menerapkan Dasar-dasar F.432230.004.01 Menerapkan Dasar-dasar Pemasangan Pipa dan/atau Penyetelan Fitting dengan Pipa
Mengidentifikasi spesifikasi penyetelan F.432230.004.01 Menerapkan Dasar-dasar Pemasangan Pipa dan/atau Penyetelan Fitting dengan Pipa Mengidentifikasi spesifikasi penyetelan Consummable materials, dan peralatan pengelasan diidentifikasi. Peralatan utama dan pendukung disiapkan berdasarkan pekerjaan. Menyiapkan fasilitas penyetelan Jenis dan bahan disiapkan sesuai dengan pekerjaan. Alat uji dan alat ukur hasil penyetelan diidentifikasi, disiapkan dan diperiksa fungsi dan validitasnya. Melaksanakan penyetelan Penyetelan dilaksanakan sesuai dengan standar baku. Hasil penyetelan diperiksa sesuai standar. Perbaikan hasil (bila diperlukan) dilakukan sesuai SOP.
Panduan Penilaian Pengetahuan yang dibutuhkan Memahami bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan penyetelan Membaca sketsa/gambar kerja Memahami teknik penyetelan Mengenal karakteristik bahan dan atau hand tools Mengenal posisi dan gerakan penyetelan Ketrampilan yang dibutuhkan Penggunaan alat pelindung diri (PPE) untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerjaan penyetelan Penggunaan alat potong dan alat mekanik untuk membuat persiapan sambungan pada pipa yang akan disambung Penggunaan alat ukur, terutama alat ukur untuk membuat persiapan sambungan dan mengukur hasil penyetelan
3. Aspek kritis Dapat memimpin pelaksanaan pekerjaan Dapat mengendalikan dan meningkatkan produktivitas pekerjaan
Cara Praktis Pemasangan dan Penyetelan Pipa. Langkah Persiapan Membaca Gambar Menyusun Rencana Kerja Penyetelan Sumber : Buku Pedoman Ahli Pemasang Pipa – Sri Widarto
1. Langkah Persiapan Semua Peralatan disiapkan Bahan-bahan yang akan dipasang, disiapkan Menyiapkan & mempelajari WPS & PQR Menyiapkan Welder yang kualified.
2. Membaca Gambar Gambar utama dijabarkan menjadi bagian2 kecil dalam bentuk isometris agar mudah dimengerti oleh para tukang. Memerlukan ukuran-ukuran khususnaya Apabila didalam drawing terdapat keganjilan/kesalahan wajib ditanyakan.
Menyusun rencana Kerja Diprioritaskan bagian-bagian yang paling mudah dikerjakan kemudian laksanakan!
Penyetelan Dipotong sesuai gambar-gambar. Penyetelan dilaksanakan dengan menggunakan 2 buah waterpass
F.4322030.005.01 Membaca dan Menghitung Ukuran Spool Pipa pada Gambar Isometrik
Mengidentifikasi standar-standar gambar isometrik F.4322030.005.01 Membaca dan Menghitung Ukuran Spool Pipa pada Gambar Isometrik Mengidentifikasi standar-standar gambar isometrik Standar garis, huruf dan angka dalam gambar isometrik diterapkan sesuai kaedah gambar teknik. Gambar isometrik secara umum diterapkan sesuai kaedah yang berlaku. Membaca gambar proyeksi isometrik Bentuk-bentuk gambar isometrik diidentifikasi sesuai referensi. Gambar isometrik diterapkan dalam pekerjaan konstruksi pemipaan sesuai referensi. Menghitung gambar bentangan proyeksi Bentuk-bentuk geometri benda dan jenis bentangan diidentifikasi sesuai referensi yang berlaku. Dasar-dasar metode menghitung bentangan diterapkan sesuai referensi yang berlaku. Menghitung ukuran spool pipa Beberapa bentuk sambungan las diidentifikasi. Macam-macam simbol las diinterpretasikan. Ukuran gambar dan skala diaplikasikan sesuai stándar yang ditetapkan.
Panduan Penilaian Pengetahuan yang dibutuhkan Membaca gambar proyeksi Membaca gambar bentangan Simbol fitting Ketrampilan yang dibutuhkan Menggunakan alat-alat gambar Aspek Kritis Membuat bentangan benda-benda dan/atau fitting, yang meliputi; pipa, flange, elbow, valves Membuat gambar kerja konstruksi pemipaan
Gambar Isometrik Berapakah Valve dan flange yang digunakan ?
TUGAS: BANGUNLAH GAMBAR INI MENGGUNAKAN SIMULASI PIPA ½ INCH.
F.4322030.006.01 Memotong Logam dengan Menggunakan Alat potong/Obor Potong Nyala (Cutting Torch)
Mengidentifikasi pekerjaan pemotongan menggunakan gas F.4322030.006.01 Memotong Logam dengan Menggunakan Alat potong/Obor Potong Nyala (Cutting Torch) Mengidentifikasi pekerjaan pemotongan menggunakan gas Bahaya-bahaya pemotongan diidentifikasi. Alat pelindung diri (APD/PPE) digunakan sesuai kondisi pekerjaan. Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas Macam-macam logam yang mempunyai sifat dapat dipotong dengan gas diidentifikasi. Pemasangan bagian-bagian utama peralatan potong didemonstrasikan sesuai SOP. Pemeriksaan kebocoran pada setiap sambungan dilaksanakan sesuai SOP. Ukuran nozzle dipilih berdasarkan tebal bahan yang akan dipotong. Tekanan kerja oksigen dan asetilin serta tekanan potong oksigen diatur sesuai kebutuhan.
3. Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas Prosedur atau langkah-langkah pemotongan diidentifikasi berdasarkan SOP. Nyala api pemotongan diatur sesuai kebutuhan. Pemotongan pipa, miring, melingkar luar dan dalam menggunakan alat potong manual (cutting torch) didemonstrasikan sesuai SOP dengan menerapkan K3. Pemotongan pipa, miring, melingkar luar dan dalam menggunakan alat potong gas didemonstrasikan sesuai SOP dengan menerapkan K3. 4. Memeriksa hasil pemotongan pipa Hasil pemotongan menggunakan pemotong gas manual diperiksa dan dibandingkan dengan standar baku. Penyebab kerusakan atau cacat hasil pemotongan diidentifikasi. Perbaikan kerusakan atau cacat hasil pemotongan (bila perlu) dilaksanakan sesuai SOP.
5. Menyusun laporan hasil pemotongan Komponen-komponen pelaporan hasil pemotongan menggunakan peralatan potong gas secara manual dan mesin potong gas diidentifikasi. Laporan hasil pemotongan disusun dan diserahkan kepada yang berhak.
Panduan Penilaian Pengetahuan yang dibutuhkan Penggunaan alat pelindung diri (APD/PPE) Pengenalan macam-macam logam yang dapat dipotong dengan alat potong gas Pemasangan (installing) peralatan potong Pemeriksaan kebocoran gas pada setiap sambungan Pemilihan ukuran nozzle Ketrampilan yang dibutuhkan Pengaturan tekanan kerja dan nyala api pemotongan Demonstrasi pemotongan lurus, miring dan melingkar pada pipa menggunakan peralatan potong gas manual dan mesin Pemahaman mengenai hasil pemotongan yang memenuhi kriteria baku Perbaikan atas kerusakan atau cacat hasil pemotongan Aspek Kritis Mampu melakukan pemotongan dengan hasil yang memuaskan Dapat mengidentifikasi karakteristik bahan yang dipotong Pengaturan tekanan (oxygen-acetylene) kerja Mampu dalam pengaturan nyala api pemotongan
Memotong dengan Gas Oxy-Acetylene
Memotong dengan Gas Oxy-Acetylene Prinsip Pemotongan Dengan Gas Prinsip pemotongan dengan gas adalah memotong besi atau baja dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Proses pemotongan logam dengan gas adalah memotong dengan cara memanaskan logam sampai mendekati titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu sehingga logam yang akan mencair tersebut terbuang sehingga logam terpotong.
Keuntungan dan Kerugian Memotong Logam dengan Gas Proses pemotongan cepat, berbagai bentuk dapat dipotong dengan hasil baik. Proses pemotongan dapat dilakukakan secara otomatis dengan mesin atau secara manual dengan tangan. KEUNTUNGAN Keuntungan memotong logam dengan gas Kerugian memotong logam dengan gas Memerlukan alat dan perlengkapan yang khusus, harganya mahal. Pada sisi bekas pemotongan akan terjadi perubahan struktur yang mengakibatkan perubahan sifat logam yang dipotong. KERUGIAN
yang dibutuhkan dalam pemotongan Alat-alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam pemotongan ALAT-ALAT a. Tabung gas oksigen b. Tabung gas acetylene c. Regulator oksigen d. Regulator acetylene e. Slang gas oksigen dan acetylene f. Brander g. Lighter (pemantik api) BAHAN a. Gas oksigen (O2) b. Gas acetylene (C2H2) c. Benda kerja
Tabung Acetylene Tabung gas acetylene mempunyai kapasitas isi 5000, 6000 atau 7500 liter dimana pada bagian bawah tabung biasanya dipasang sumbat pengaman yang akan melebur pada temperature 1000 C. Bila temperature di dalam tabung terlalu panas sumbat akan melebur sehingga gas acetylene keluar dari lubang. Hal ini guna menghindari tekanan tabung meningkat yang dapat menyebabkan tabung meledak. Katup tabung dibuka dan ditutup dengan menggunakan kunci sock atau kunci botol, dimana katup dibuka kira-kira ¼ – 1 ½ putaran dan kunci tersebut tetap dibiarkan menempel pada katup selama katup terbuka. Lepaskan kunci bila katup tertutup atau tidak terpakai. Tabung gas acetylene dicat dengan warna merah tua untuk membedakannya dengan tabung gas yang lain.
Tabung Oksigen Tabung gas oksigen mempunyai kapasitas sama dengan tabung gas acetylene. Isi gas dalam tabung berbanding lurus dengan tekanan, makin besar tekanan makin banyak isi di dalamnya. Untuk membedakan tabung gas oksigen dengan tabung gas lainnya, maka tabung gas oksigen diberi warna biru, hijau atau abu-abu dan terkadang juga diberi warna hitam. Salah satu perbedaan antara tabung gas acetylene dengan tabung gas oksigen adalah pada tabung gas acetylene, penghubung antara tabung dengan regulator enggunakan ulir kiri yakni mengencangkannya dengan diputar kearah kiri. Sedangkan pada tabung gas oksigen menggunakan ulir kanan yakni mengencangkannya dengan diputar kearah kanan. Pemeliharaan tabung gas: • Hindarkan minyak, pelumas dan gemuk dari tabung gas • Lindungi tabung dari panas dan terik matahari • Hindari tabung dari jatuh atau kejatuhan benda lain • Pemakaian gas harus selalu menggunakan regulator • Tempatkan tabung berdiri tegak • Sedapat mungkin jauhkan tabung dari sumber panas.
INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN CUTTING TORCH NO LANGKAH-LANGKAH KETERANGAN Disusun Oleh : Tanda tangan Disetujui oleh : BAYU RAHARDAYA Instruktur
F.4322030.007.01 Merakit/Fabrikasi Pipa
Praktek Lapangan! Merakit/Fabrikasi Pipa 6” yang akan dipasang Nozzle 4”
F.432230.008.01 Melakukan evaluasi hasil kerja
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ "Mahasuci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi-Mu, Aku bersaksi tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu." HR. Abu Daud, no. 4857; Ahmad, 4: 425. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)