Asuhan Keperawatan Anemia Ns. RR. Dewi Rahmawaty Aktyani Putri, S.Kep., MNS Department of Adult Nursing Bachelor Degree of Nursing The College of Health Sciences Patria Husada Blitar 2020 Plasma RBC WBC Platelets
Definisi Gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 2000). Anemia menurut WHO adalah kadar hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002). Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006). Anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium. istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hematokrit dibawah normal (Wijaya & Putri, 2013)
Fungsi utama eritrosit Mengangkut oksigen (O 2 ) ke jaringan Definisi Anemia Penurunan jumlah eritrosit, hemoglobin atau massa eritrosit di bawah nilai normal Perubahan volume plasma berpengaruh thd Hb: ANEMIA RELATIF vol plasma, tp massa eritr normal dilusi darah anemia (mis: kehamilan, kegagalan jantung, kelebihan cairan)
Etiologi Kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat (Kardiyudiani 2019). Penyebab umum dari anemia: Perdarahan hebat, Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah pembuluh darah, Penyakit Kronik (menahun), Perdarahan hidung, Wasir (hemoroid), Ulkus peptikum, Kanker atau polip di saluran pencernaan, Tumor ginjal atau kandung kemih, Perdarahan menstruasi yang sangat banyak, Berkurangnya pembentukan sel darah merah.
ANEMIA O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 O2O2 Jumlah eritrosit normal Jumlah eritrosit kurang Oksigenasi jaringan kurang O2O2 lelah syncope dyspneu penurunan fungsi organ ok O 2 Oksigenasi jaringan cukup
Nilai normal hemoglobin relatif berbeda Pada bayi baru lahir kadar Hb relatif lebih tinggi Hb bayi baru lahir : g/dl Hb dewasa : g/dl Nilai normal hemoglobin relatif berbeda Pada bayi baru lahir kadar Hb relatif lebih tinggi Hb bayi baru lahir : g/dl Hb dewasa : g/dl Umur Variasi biologik Jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin pada umumnya tidak berpengaruh thd. pembentukan hematologi Berbeda dalam nilai normal Hb dan hitung jenis leukosit Hb laki-laki lebih tinggi daripada wanita PRE ANALITIK
Penurunan kadar Hb Penurunan hematokrit Penurunan kadar besi Kehamilan Hemodilution ( keadaan meningkatnya volume darah ibu hamil karena peningkatan volume plasma dan peningkatan massa eritrosit). Besi menurun Menstruasi
Pemakaian obat & transfusi darah Transfusi darah : menaikkan kadar Hb, jumlah lekosit, jumlah trombosit, Fibrinogen, pemendekan PT dan APTT Tergantung jenis darah yang ditransfusikan
KLASIFIKASI ANEMIA (berdasarkan penyebab) A. Kehilangan darah B. Peningkatan destruksi eritrosit/pemecahan sel darah merah (Anemia Hemolitik) C. Penurunan produksi/hipoproliferasi D. Gangguan/defek maturasi akut kronik 1. Intracorpuscular/an. Hemolitik intrinsik 2. Ekstracorpuscular/an. Hemolitik ekstrinsik Herediter/diturunkan Acquired/didapat An. Hemolitik imun An. Hemolitik non imun Gangguan sintesis hb/defek sitoplasmik Gangguan maturasi inti Produksi eritropoetin (EPO) menurun Hipoplasi sumsum tulang Penggusuran sumsum tulang
ANEMIA DEFISIENSI BESI (ADB/IDA) Paling banyak dijumpai Diagnosis: Hb: rendah, bisa sp anemia berat Angka retikulosit : menurun Index RBC dan Morfologi darah tepi: - mikrositik hipokromik, poikilositosis (sel pensil &sel target) Kadar besi serum menurun (Fe) Cadangan besi dlm sumsum tulang menurun (pem. hemosiderin) Pemeriksaan besi serum: pagi hari Paling banyak dijumpai Diagnosis: Hb: rendah, bisa sp anemia berat Angka retikulosit : menurun Index RBC dan Morfologi darah tepi: - mikrositik hipokromik, poikilositosis (sel pensil &sel target) Kadar besi serum menurun (Fe) Cadangan besi dlm sumsum tulang menurun (pem. hemosiderin) Pemeriksaan besi serum: pagi hari
Mikrositik Hipokromik Normositik NormokromikMakrositik MCV < 80fl MCH < 27 pg Contoh: ADB/an def besi Thalassemia Anemia penyakit kronik (30%) MCV 80 – 95 fl MCH > 26 pg Contoh: Anemia hemolitik Anemia perdarahan akut Mixed deficiencies (ADB + An. Megaloblastik) MCV > 950 fl Contoh: An Megaloblastik: Def vit B12 Def as folat Peny. hati KLASIFIKASI ANEMIA (berdasarkan morfologi)
Anemia perdarahan DAMPAK PERDARAHAN AKUT : Massa eritrosit sirkulasi dan oksigenasi jaringan menurun Penurunan mendadak volume darah (kolaps, shock ireversibel, kematian) MANIFESTASI KLINIK : Pada perdarahan akut, hematokrit tdk menggambarkan banyaknya darah yang hilang, kecuali: Hematokrit turun perlahan selama 2-3 hari Gejala klinik: tergantung berat ringan perdarahan
ANEMIA PENYAKIT KRONIK (ACD) Anemia yang berkaitan dg infeksi kronik, peny inflamasi atau peny neoplastik Timbul ses 1-2 bulan menderita sakit Anemia moderat: Hb 7 – 11 gr/dl, jarang simptomatik Gambaran umum: Kadar besi rendah TIBC ( total iron-binding capacity test) rendah Peningkatan cadangan besi Umur eritrosit memendek Kecepatan produksi eritrosit menurun
Anemia Megaloblastik Kurangnya eritrosit dalam tubuh akibat sumsum tulang menghasilkan eritrosit yang belum matang dengan struktur abnormal dan berukuran terlalu besar. Kegagalan sintesis DNA Penyebab: defisiensi vit B 12 (kobalamin) karena kekurangan faktor intrinsik yg dibutuhkan utk absorpsi; defisiensi as folat atau keduanya
ANEMIA HEMOLITIK Eritrosit lisis karena beberapa sebab Gejala, tanda dan gambaran laboratorik tergantung penyebab Definisi : Penurunan ketahanan hidup atau umur eritrosit kurang dari hari Eritrosit lisis karena beberapa sebab Gejala, tanda dan gambaran laboratorik tergantung penyebab Definisi : Penurunan ketahanan hidup atau umur eritrosit kurang dari hari
Peningkatan destruksi eritrosit atau penurunan ‘survival time’ Peningkatan destruksi eritrosit atau penurunan ‘survival time’ 1. Intracorpuscular/an. Hemolitik intrinsik 2. Ekstracorpuscular/ an. Hemolitik ekstrinsik Herediter/diturunkan Acquired/didapat - Thalassemia An. Hemolitik imun: - Transfusi darah - obat, virus An. Hemolitik non imun - Parasit - luka bakar SEBAB KERUSAKAN ERITROSIT
Thalassemia Mrp salah satu bentuk anemia hemolitik kongenital/intrinsik Gg produksi Hb mikrositosis; Globin t.d 2 psg rantai polipeptida: - 1 psg rantai - 1 psg rantai non ( ) = Hb A / Hb A1, Adult Hb 95% = Hb A2 3% = Hb F 2% Kekurangan salah satu rantai : Thalassemia
Diagnosis Anemia Anamnesis – keluhan utama: lelah, sesak nafas, demam, vertigo sakit kepala, – riwayat ≈ penyakit: Diet Obat-obatan Paparan bahan kimia Pekerjaan Travelling Riwayat perdarahan Etnik Riwayat penyakit keluarga Gejala neurologik Pengobatan sebelumnya Ikterik Anamnesis – keluhan utama: lelah, sesak nafas, demam, vertigo sakit kepala, – riwayat ≈ penyakit: Diet Obat-obatan Paparan bahan kimia Pekerjaan Travelling Riwayat perdarahan Etnik Riwayat penyakit keluarga Gejala neurologik Pengobatan sebelumnya Ikterik
Diagnosis Anemia Pemeriksaan fisik – Kulit : pucat, ikterik, petekhie – Mata : perdarahan – Mulut : perdarahan mukosa – Sakit tekan sternal – Limfadenopati – Bising jantung – Splenomegali (pembesaran limpa) – hepatomegali Pemeriksaan fisik – Kulit : pucat, ikterik, petekhie – Mata : perdarahan – Mulut : perdarahan mukosa – Sakit tekan sternal – Limfadenopati – Bising jantung – Splenomegali (pembesaran limpa) – hepatomegali Anemia sedang (Hb 7-10 g/dl) : tanda & gejala bisa – Anemia berat (< 7 g/dl) : takhikardia, hipotensi, dll Anemia sedang (Hb 7-10 g/dl) : tanda & gejala bisa – Anemia berat (< 7 g/dl) : takhikardia, hipotensi, dll
Identitas klien & keluarga Keluhan Utama: Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan, kelemahan, pusing. Riwayat kehamilan dan persalinan Prenata: ibu selama hamil pernah menderita penyakit berat, pemeriksaan kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu lama. Intranatal:usiakehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang dan berat badan waktu lahir. Postnatal:keadaan bayi setelah masa, neonatorum, ada trauma post partum akibat tindakan misalnya forcep, vakum, dan pemberian ASI 1. Pengkajian Konsep Asuhan Keperawatan
21 Pengkajian Riwayat kesehatan dahulu 1) Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi 2) Adanya riwayat trauma, perdarahan 3) Adanya riwayat demam tinggi 4) Adanya riwayat penyakit ISPA Keadaan saat ini Klien pucat, kelemahan, sesak napas, sampai adanya gejala gelisah, diaphoresis, tachikardi, dan penurunan kesadaran. Riwayat keluarga Riwayat anemia dalam keluarga dan riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung, hepatitis, DM, asthma, penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan. Next
22 Pengkajian Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum : Keadaan tampak lemah sampai sakit berat Kesadaran: Composmentis, kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran apatis, somnolen-spoor coma. 2) Tanda-tanda vital Tekanan darah: Tekanan darah menurun. Nadi : Frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah Suhu : Bisa meningkat atau turun Pernapasan : Meningkat 3) Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) 4) Kulit: Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan di bawah kulit Next
23 Pengkajian Pemeriksaan Fisik 5) Kepala: Biasanya bentuk dalam batas normal. 6) Mata: Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, terdapat perdarahan sub conjungtiva, keadaan pupil, palpebra, reflek cahaya biasanya tidak ada kelainan. 7) Hidung: Keadaan/bentuk mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan. 8) Telinga: Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan. 9) Mulut: Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah-pecah atau perdarahan 10) Leher: Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah membesar, tidak ada distensi vena jugularis. 11) Thoraks Pergerakan dada, biasanya pernapasan cepat irama tidak teratur.Fremitus yang meninggi, percusi sonor, suara napas bisa vesikuler atau ronchi, wheezing. Next
24 Pengkajian Pemeriksaan Fisik 12) Abdomen: Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan bisa juga dibawah normal dan bisa juga meningkat 13) Genetalia Laki-laki:testis sudah turun ke dalam skrotum Perempuan: labia minora tertutup labia mayora 14) Ekstremitas: Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral dingin. 15) Anus: Keadaan anus, anus (+) 16) Neurologis Refleksi fisiologis (+) seperti reflek patella, Reflek patologi (-) seperti Babinski, tanda kerniq (-) dan Bruzinski I-II = (-) Next
25 Pemeriksaan Penunjang a.Jumlah darah lengkap: Hb & Ht menurun. b.Jumlah trombosit: menurun Anemia Pendarahan(AP), meningkat Desisiensi Besi(DB), normal/tinggi (Hemolitik). c.Hb elektroforesis: mengidentifikasi tipe struktur Hb. d.Bilirubin serum (tidak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik). e.Folat serum dan vit B12: membantu mendiagnosa anemia. f.Besi serum: tidak ada (DB), tinggi (hemolitik). g.Masa perdarahan : memanjang (aplastik). h.Lactate Dehydrogenase(LDH) serum: mungkin meningkat (AP). i.Tes Schilling: penurunan ekskresi vit B12 urin (AP). j.Guaiac: mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut/kronis (DB). k.Aspirasi sum-sum tulang/pemeriksaan biopsy: sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia l.Pemeriksaan endoskopi dan radiografik: memeriksa sisi perdarahan, perdarahan Gastrointestinal(GI).
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.Ansietas berhubungan dengan krisis situasional. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
27 Terima Kasih….... Semoga Bermanfa’at Sekian ….. Wassalam…..
Reference Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan KeperawatanPedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Wijaya dan Putri. (2013). KMB II Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: N Akbar, Nurlina. (2018). Hubungan Antara Status Gizi dan Pola Menstruasi Mahasiswi. Volume 1. Nomor 1. Bulechek, G,M,. Dkk. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC), diterjemahkan oleh Intansari dan Nurjannah & Roxana Devi Tumanggor. Yogyakarta: Mecomedika. Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan KeperawatanPedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hidayat dan William. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Edisi 2). Jakarta Selatan: Salemba Medika. Irianto, Koes. (2015). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung: Alfabeta Kardiyudiani, K.N dan Susanti, Dwi. (2019). Keperawatan Medikal Bedah I. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru. Nurjannah, I. (2005). Aplikasi Proses Keperawatan. Yogyakarta: MocoMedika. Oehadian, Amaylia. (2012). Pendekan Klinis dan Dianosis Anemia. Volume 39. Nomor 6. Rikesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Saputra, L.D. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara. Suarni, L. & Apriyani, H. (2017). Metodologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Panasea. Wijaya dan Putri. (2013). KMB II Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medikauha Medika.