STIKES Bhakti Mulia TA 2020/2021
Sub Pokok Bahasan Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan Perkembangan bidan di dalam negeri
SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DI INDONESIA Sejarah pelayanan kebidanan di Indonesia terjadi secara tidak langsung melalui usaha mengurangi angka kematian karena cacar. Pencacaran pertama di Indonesia dilakukan sekitar 1804, setelah Yenner di Inggris menemukan vaksin cacar tahun Karena tenaga untuk melakukan pencacaran dirasakan terlalu mahal untuk didatangkan dari negeri Belanda, maka didirikanlah Sekolah Dokter Jawa tahun Saat itu ilmu kebidanan belum merupakan pelajaran. Baru tahun 1889 oleh ilmu Kebidanan diberikan dengan sukarela.
SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DI INDONESIA Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan kaum perempuan.
SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEBIDANAN DI INDONESIA Perkembangan pelayanan kebidanan berkmebang pesat dari tahun ke tahun, sehingga sampai pada suatu titik tolak baru, sejak adanya knferensi kependudukan Dunia di Kairo pada tahun Pada konferensi itu diputuskan adanya penekanan pada reproductive health (kesehatan reproduksi), yang oleh karenanya memperluas area garapan pelayanan bidan.
Area Tersebut ialah 1) Safe motherhood, termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus. 2) Family planning. 3) Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi. 4) Kesehatan Reproduksi Remaja. 5) Kesehatan Reproduksi pada orang tua.
Dalam melaksanakan peran fungsi dan tugasnya, seorang bidan harus didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Permenkes tersebut secara urut sebagai berikut Permenkes No 5380/1/1963 wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain. Permenkes No 363/IX/1989 dalam hal ini wewenang bidan dibagi menjadi dua yakni wewenang umum dan wewenang khusus Permenkes No 572/VI/1996, disini wewenang mengatur tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam pelaksanaan praktiknya dieri kewenangan yang bersifat mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan, mencakup : a. Pelayanan keb. Meliputi ibu dan anak b. Pelayanan KB c. Pelayanan kesmas
PERKEMBANGAN UU UNTUK PELAYANAN KEBIDANAN Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi dan permenkes No. 572/VI/1996. Di dalam melaksanakan tugasnya, bidan harus melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk, sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya.
PERKEMBANGAN UU UNTUK PELAYANAN KEBIDANAN UU NO 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN 1. BPM hanya diperuntukan bagi bidan dengan pendidikan profesi, sedangkan bidan dengan kualifikasi pendidikan diploma hanya dapat menjalankan praktik fasilitas kesehatan 2. Terdapat masa peralihan : bidan lulusan D3 dan D4 masih dapat menjalankan praktik mandiri paling lama 7 th setelah pengundangan UU nomor 4/2019
PERKEMBANGAN UU UNTUK PELAYANAN KEBIDANAN Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan, Area kompetensi bidan : 1. Etik legal dan keselamatan klien 2. Komunikasi efektif 3. Pengembangan diri dan profesionalisme 4. Landasan ilmiah praktik kebidanan 5. Ketrampilan klinis dalam praktik kebidanan 6. Promosi kesehatan dan konseling 7. Manajemen dan kepemimpinan
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN DI DALAM NEGERI Pendidikan bidan (formal/informal masuk di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pelayanan kebidanan sesuai tuntutan kebutuhan masy. Sejak 158 tahun yang lalu hingga tahun 1996 masih belum merupakan perguruan tinggi Mengalami pasang surut Dimulai tahun 1851 bersama pendidikan Dokter Indonesia (dokter jawa) oleh dr. Willem Bosch dibuka pendidikan bidan bagi wanita muda pribumi di Batavia
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN DI DALAM NEGERI Berlangsung singkat, 2 tahun kemudian tutup karena kurang peminat dan pembatasan/larangan wanita keluar rumah. Tahun 1891 persiapan dibuka pendidikan bidan kembali, baru tahun 1902 dibuka kembali pendidikan bidan untuk pribumi di RS Militer Batavia Pendidikan bidan untuk wanita keturunan Belanda- Indo di RS swasta di Makasar pada tahun 1904, Lulusannya harus siap ditempatkan dimana saja, melayani masyarakat secara Cuma-Cuma & mendapat tunjangan pemerintah ± Gulden/bulan lalu naik menjadi 40 Gulden/bulan (tahun 1922)
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN DI DALAM NEGERI Tahun 1911/1912 dimulai pendidikan tenaga perawatan secara terencana di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia Calon diterima dari HIS (SD 7 tahun), ditempuh dalam 4 tahun, mula-mula terbatas pada pria, baru tahun 1914 diterima bagi wanita dan lulusannya dapat terus ke kebidanan selama 2 tahun. Untuk pria ke keperawatan lanjutan selama 2 tahun Tahun 1918 Budi Kemuliaan membuka RS Bersalin dan pendidikan bidan. Murid-murid dari juru rawat wanita, ditempuh 2 tahun.
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN DI DALAM NEGERI Tahun 1935/1938 pemerintah Belanda mulai mendidik bidan lulusan Mulo (setingkat SLP bagian B) Hampir secara bersamaan dibuka dibeberapa kota besar lain seperti: RSB Budi Kemuliaan, RSB Palang Dua di Jakarta dan RSB Mardi Waluyo Semarang Pada tahun yang sama keluar peraturan untuk bedakan lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan Bidan dengan dasar pendidikan Mulo dan kebidanan 3 tahun disebut bidan kelas satu (Vroedvrouweerste class)
Ddibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di Ruma Sait Belanda Sekarang RSPA Gatot Subroto) Dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (dr W Bosch) lulusan ini kemudian bekerja di Rumah sakit jua di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan Mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Khususnya untuk dukun masih berlangsung sampai dengan sekarang yang memberi kursus adalah bidan. Peruahan pengetahuan dan ketrampilan tentang pelayanan kebidanan ibu dan anak menyeluruh
Pengetahuan dan ketrampila tentag pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula di Kota – Kota besar lain di Nusantara
Selanjutnya…… Tahun Perub Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan antenatal, post natal dan pemeriksaan bayi dan anak termasuk imunisasi dan penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA, bidan memberi pertolongan persalinan di rumah keluarga dan pukesmas 2. Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat yang di namakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun pergi melakukan kunjungan rumah sebagai upaya tindak lanjut dari pasca persalinan.
Lanjut….. 3. Pelayanan di posyandu mencakup empat kegiatan yaitu : pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.
Selanjutnya…. Tahun 1990 Tahun pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat Tahun 1992 Pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini melali instruksi presiden secara lisan pada sidang kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untu penempatan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan ibu dan anak
Selanjutnya….. Titik tolak dari Konferensi Kepandudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan pada reproductive (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi : 1. Safe Motherhood. Termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus. 2. Family Planning 3. Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi. 4. Kesehatan reproduksi remaja. 5. Kesehatan reproduksi orang tua.
Tahun pemerintah juga menyelenggarakan uji coba Pendidikan Bidan Jarak Jauh (distance learning) di 3 propinsi (Jabar, Jateng dan Jatim). Diselenggarakan untuk memperluas cakupan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pengaturan penyelenggaraan ini diatur SK Menkes No. 1247/Menkes/SK/XII/1994. DJJ ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan bidan untuk menurunkan AKI dan AKB.
Sebetulnya tahun 1994 RS St. Carolus sudah melaksanakan pend. Bidan dari lulusan SMA, lamanya 3½ tahun, tidak berlangsung lama. Pada tahun 1994 juga dilaksanakan pelatihan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal Tahun IBI bekerja sama langsung dengan mather care melakukan pelatihan bidan RS dan bidan Puskesmas serta bidan di Desa di prop. Kalsel
Tahun 2000 telah ada pelatihan Asuhan Persalinan Normal yang dikoordinasikan dengan Maternal Neonatal Health (MNH). Pelatihan life skill S (LSS) dan Asuhan Persalinan Normal (APN) tidak hanya untuk pelayanan tetapi juga guru, dosen-dosen dari akbid Selain pendidikan formal dan pelatihan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan diadakan seminar dan lokakarya organisasi. Dilaksanakan tiap tahun selama 2 kali tahun dengan biaya dari UNICEF.
Tahun 2000 telah ada pelatihan Asuhan Persalinan Normal yang dikoordinasikan dengan Maternal Neonatal Health (MNH). Pelatihan life skill S (LSS) dan Asuhan Persalinan Normal (APN) tidak hanya untuk pelayanan tetapi juga guru, dosen-dosen dari akbid Selain pendidikan formal dan pelatihan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan diadakan seminar dan lokakarya organisasi. Dilaksanakan tiap tahun selama 2 kali tahun dengan biaya dari UNICEF.
Tahun 2000 telah ada pelatihan Asuhan Persalinan Normal yang dikoordinasikan dengan Maternal Neonatal Health (MNH). Pelatihan life skill S (LSS) dan Asuhan Persalinan Normal (APN) tidak hanya untuk pelayanan tetapi juga guru, dosen-dosen dari akbid Selain pendidikan formal dan pelatihan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan diadakan seminar dan lokakarya organisasi. Dilaksanakan tiap tahun selama 2 kali tahun dengan biaya dari UNICEF.
Kesimpulan perkembangan pendidikan bidan di Indosesia Tahun 1851 Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi tidak berlangsung lama. Tahun 1902 Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi dibuka kembali. Tahun 1950 Pendidikan Bidan, SMP + 3 tahun. Tahun 1954 Dibuka sekolah guru bidan. Tahun Sekolah Bidan ditutup. IBI terus berjuang agar sekolah Bidan dibuka kembali. Tahun 1985 Dibuka Program Pendidikan Bidan Swadaya. Tahun 1989 Crash Program Pendidikan Bidan dan Penempatan Bidan di Desa. Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan B, Akper + 1 th hanya 2 angkatan. Tahun 1993 Program Pendidikan Bidan C, SMP + 3 th di 11 propinsi. Pada Kongres VIII IBI di Surabaya, IBI mengeluarkan rekomendasi; agar dasar pendidikan bidan SMU terus diperjuangkan.
Kesimpulan perkembangan pendidikan bidan di Indosesia Tahun 1994 Program Bidan PTT. Tahun 1996 Dibuka DIII Kebidanan. Tahun 2000 Dibuka Program D-IV Bidan Pendidik. Tahun 2006 Dibuka S2 Kebidanan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Tahun 2008 Dibuka S1 + Profesi Kebidanan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Tahun 2009 Dibuka S1 + Profesi Kebidanan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Tahun 2011 Dibuka S2 Kebidanan di Universitas Andalas Padang dan Universitas Brawijaya Malang Tahun 2012 Dibuka S2 Kebidanan di Universitas Hassanudin Makassar Tahun 2013 Dibuka S1 + Profesi Kebidanan di Universitas Andalas Padang Tahun 2014 Dibuka S2 Kebidanan di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Hingga Tahun 2018 Sudah berdiri 32 Program Studi Profesi Bidan
TERIMA KASIH