Oleh dr. Reyhan Franjaya Sukma Anandita
Di Amerika Serikat, jumlah pasien yang didiagnosis CAP mencapai 4,5 juta orang tiap tahun pada kunjungan poliklinik dan unit gawat darurat, atau sekitar 0,4% dari semua penyakit. CAP merupakan penyebab pasien dirawat inap yang paling sering nomor dua dan merupakan penyakit infeksi paling sering menyebabkan kematian di Amerika. Sekitar 650 pasien dewasa dirawat inap dengan CAP per setiap tahun, atau sekitar 1,5 juta kasus CAP baru per tahun. Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsi kasus 53,95% laki- laki dan 46,05% perempuan, dengan crude fatality rate (CFR) 7,6%, paling tinggi bila dibandingkan penyakit lainnya. 1.Ramirez AJA. Overview of community-acquired pneumonia in adults. UpToDate. 2019; 2.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Definisi Etiologi Diagnosis Rencana Perawatan Terapi Antibiotik Prognosis Pencegahan
Pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan akut parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit) Tidak termasuk disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis Didapat di komunitas (masyarakat) Peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lainnya disebut pneumonitis 1.Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Clin Infect Dis. 2007;44(Supplement_2):S27–72. 2.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
1.Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Clin Infect Dis. 2007;44(Supplement_2):S27–72. 2.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Berdasarkan Gejala klinis infeksi saluran nafas bawah (LRTI), pemeriksaan fisik dan foto toraks Gejala Klinis berupa: Batuk Demam Produksi sputum Nyeri dada pleuritik Pemeriksaan fisik Suara ronki Suara bronkial Hipoksemia Foto Toraks Diagnosis ditegakkan bila pada foto toraks terdapat infiltrat / air-bronchogram ditambah dengan beberapa gejala di bawah ini: Batuk Perubahan karakteristik sputum/purulen Suhu Tubuh ≥ 38˚C (aksila)/riwayat demam Nyeri dada Sesak Pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas bronkial dan ronki Leukosit ≥ atau < IDSA/ATS 2007 PDPI Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Clin Infect Dis. 2007;44(Supplement_2):S27–72. 2.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p. 3.NICE. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Nice [Internet]. 2018;(December 2014):1–18. Available from: Dilakukan dalam 4 jam pertama 3
Pemeriksaan biakan darah, apusan sputum, dan biakan sputum harus dilakukan pada pasien rawat inap. Pemeriksaan apusan gram dan biakan sputum hanya dapat dilakukan jika hasil sputum yang dikeluarkan kualitasnya baik termasuk cara pengambilan, transportasi dan proses pemeriksaan di lab Pasien dengan pneumonia berat harus diperiksa minimal niakan darah dan pemeriksaan uji antigen urin untuk Legionella pneumophilla dan S. pneumoniae. Hasil kultur darah positif pada pneumonia yang dirawat hanya 5-14% sehingga pemeriksaan kultur darah harus dilakukan secara selektif. 1.Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Clin Infect Dis. 2007;44(Supplement_2):S27–72. 2.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
1.Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Clin Infect Dis. 2007;44(Supplement_2):S27–72. 2.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Pada pasien yang belum bisa ditegakkan diagnosis pneumonia pada asesmen awal, lakukan pemeriksaan CRP 1 Tidak memberikan antibiotik jika CRP < 20 mg/L Pertimbangkan untuk menunda antibiotik (diberikan bila klinik perburukan) jika CRP antara 20 – 100 mg/L Berikan antibiotik jika CRP > 100 mg/L Evaluasi CRP dalam 2-3 hari Kadar PCT > 2 ng/ml menjadi prediktor bakteremia, sepsis, syok septik dan MODS Penggunaan PCT sebagai panduan pemberian antibiotik intensif (PCT 0.25 atau 0.5 ng/ml) dan menghentikan antibiotik bila kadar PCT menurun tajam. 1.NICE. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Nice [Internet]. 2018;(December 2014):1–18. Available from: 2.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p. NICE 2014PDPI 2014
Mikroorganisme penyebab pneumonia atipik antara lain Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, Legionella sp, Chlamydia psittasi, Coxiella Burnetti, Penyebab pneumonia virus antara lain Virus influenza (H5N1, H1N1, H7N9, H3N2, dll) Virus parainfluenza Respiratory Synctitial Virus (RSV) Virus Corona (MERS CoV, SARS) Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Isolasi biakan sensitivitasnya sangat rendah Deteksi antigen enzyme immunoassays (EIA) Polymerase Chain Reaction (PCR) Uji Serologi Cold agglutinin Uji fiksasi komplemen merupakan standar untuk diagnosis M. pneumoniae Micro immunofluorescence (MIF), merupakan standar diagnosis serologi untuk C. pneumoniae Antigen dari urin untuk standar pemeriksaan diagnosis Legionella Antibodi H5N1 PCR dari swab tenggorok dan sputum (MERS CoV) Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
NICE. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Nice [Internet]. 2018;(December 2014):1–18. Available from:
1 kriteria mayor atau 3 kriteria minor Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Clin Infect Dis. 2007;44(Supplement_2):S27–72.
IDSA/ATS 2007 & PDPI 2014
Pneumonia ringan Berikan antibiotik tunggal durasi 5 hari. Pertimbangkan durasi yang lebih panjang bila dalam 3 hari gejala belum membaik secara penuh. Amoxicillin lebih dipilih dibanding makrolid ATAU tetrasiklin Gunakan makrolid atau tetrasiklin pada pasien alergi penisilin Pneumonia sedang-berat Berikan antibiotik durasi 7 – 10 hari Dual antibiotic therapy: amoxicillin dan makrolid Dual antibiotic therapy: beta laktam dan makrolid pada pneumonia berat NICE 2014 NICE. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Nice [Internet]. 2018;(December 2014):1–18. Available from:
Tidak memulangkan pasien bila ditemukan 2 atau lebih kriteria berikut: 1 Suhu ≥ 37,5˚C Frekuensi Nadi > 100x/menit Frekuensi Nafas ≥ 24x/menit Tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg Saturasi oksigen arteri ≤ 90% Status mental abnormal Tidak dapat makan tanpa bantuan Kriteria Klinis Stabil: 2 Suhu ≤ 37,8˚C Frekuensi Nadi ≤ 100x/menit Frekuensi Nafas ≤ 24x/menit Tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg Saturasi oksigen arteri ≥ 90% atau PO2 ≥ 60 mmHg 1.NICE. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Nice [Internet]. 2018;(December 2014):1–18. Available from: Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p. NICE 2014PDPI 2014
Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Pada umumnya prognosis baik, tergantung dari faktor pasien, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat secara adekuat. 1.Lim WS, Baudouin S, George R, Hill A, Jamieson C, Le Jeune I, et al. British Thoracic Society guidelines for the management of community acquired pneumonia in adults: Update Thorax Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society Consensus Guidelines on the Management of Community-Acquired Pneumonia in Adults. Clin Infect Dis. 2007;44(Supplement_2):S27–72. 3.Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Vaksinasi (vaksin pneumokokus dan vaksin influenza) Berhenti merokok Menjaga kebersihan ruangan, penggunaan masker, menerapkan etika batuk Menerapkan kewaspadaan standar dan isolasi pada kasus khusus Soepandi P, Burhan E, Nawas A, Giriputro S, Isbaniah F, Agustin H. Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana di Indonesia. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; –52 p.
Di Amerika, HAP merupakan salah satu penyakit yang paling sering dari infeksi yang didapat di rumah sakit (hospital acquired infections / HAIs), sekitar 22% dari kejadian HAIs. 1 Dalam 2 studi didapatkan bahwa VAP dapat memperpanjang kebutuhan ventilator dari 7,6 – 11,5 hari dan meningkatkan length of stay 11,5 – 13,1 hari dibandingkan pasien yang sama tanpa VAP. Biaya yang dikeluarkan untuk tatalaksana VAP sekitar $ per pasien. 1 Kombinasi HAP dan VAP berkontribusi sebagai penyebab kematian terbesar diantara HAIs, dengan mortalitas sebesar 33% 2 Angka insiden dan prevalensi pneumonia nosokomial di dunia mirip dengan di Amerika, dengan organisme penyebab yang cukup mirip 2 1.File TM. Highlights from the 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society on Management of Adults with Hospital-Acquired and Ventilator-Associated Pneumonia. Infect Dis Clin Pract. 2017;25(1):1–2. 2.Cunha B. Hospital-Acquired Pneumonia (Nosocomial Pneumonia) and Ventilator-Associated Pneumonia [Internet] [cited 2019 Jul 19]. Available from:
HAP: Pneumonia yang didapat ≥ 48 jam setelah dirawat di rumah sakit VAP: Pneumonia yang didapat ≥ 48 jam setelah intubasi endotrakea Istilah Health-care associated pneumonia (HCAP) sudah tidak lagi digunakan untuk menghindari kesalahan penggunaan antibiotik 1.Ramirez AJA. Overview of community-acquired pneumonia in adults. UpToDate File TM. Highlights from the 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society on Management of Adults with Hospital- Acquired and Ventilator-Associated Pneumonia. Infect Dis Clin Pract. 2017;25(1):1–2.
Direkomendasikan pengambilan sampel kultur secara non- invasif seperti aspirasi endotrakea dibandingkan dengan tindakan pengambilan sampel invasif seperti bronkoskopi, Bronchoalveolar lavage (BAL), Protected Specimen Brush (PSB) File TM. Highlights from the 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society on Management of Adults with Hospital-Acquired and Ventilator-Associated Pneumonia. Infect Dis Clin Pract. 2017;25(1):1–2.
Pada pasien HAP/VAP, keputusan pemberian antibiotik didasarkan asesmen klinis saja, tidak perlu menunggu pemeriksaan penanda infeksi seperti PCT dan CRP Berikan terapi antibiotik sesegera mungkin setelah diagnosis dalam waktu 4 jam pada pasien HAP IDSA/ATS 2016NICE File TM. Highlights from the 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society on Management of Adults with Hospital-Acquired and Ventilator-Associated Pneumonia. Infect Dis Clin Pract. 2017;25(1):1–2. 2.NICE. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Nice [Internet]. 2018;(December 2014):1–18. Available from:
File TM. Highlights from the 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society on Management of Adults with Hospital-Acquired and Ventilator-Associated Pneumonia. Infect Dis Clin Pract. 2017;25(1):1–2.
Pada pasien HAP dan VAP direkomendasikan durasi antibiotik selama 7 hari. Dapat dipertimbangkan lebih pendek atau lebih panjang tergantung dari parameter perbaikan klinis, radiologis, dan laboratoris Pada pasien HAP direkomendasikan pemberian antibiotik selama 5 – 10 hari. IDSA/ATS 2016NICE File TM. Highlights from the 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society on Management of Adults with Hospital-Acquired and Ventilator-Associated Pneumonia. Infect Dis Clin Pract. 2017;25(1):1–2. 2.NICE. Pneumonia in adults: diagnosis and management. Nice [Internet]. 2018;(December 2014):1–18. Available from:
Direkomendasikan untuk mengevaluasi pemberian antibiotik pada HAP/VAP menggunakan gabungan kriteria klinis dan kadar PCT sebagai pertimbangan untuk menghentikan terapi antibiotik. File TM. Highlights from the 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society on Management of Adults with Hospital-Acquired and Ventilator-Associated Pneumonia. Infect Dis Clin Pract. 2017;25(1):1–2.