Modul 6 Pendidikan khusus anak tunagrahita. Bambang suryawan(2) Ni ketut namigiri(6) Ni komang widianingsih(11) Ni luh putu dewi susanti(14) Ida ayu aristiawati(19)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
POLA HIDUP SEHAT.
Advertisements

Ni Wayan Primanovenda, S.Psi
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Dra. Diana Rusmawati,Psikolog 2011
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.Psi, Psi
Pendidikan Untuk Anak Tunagrahita Ringan
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
PERMASALAHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
”Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah”
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) Psikiater Anak
Oleh: SUMARYANTI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2012.
PENJAS ADAPTED BAGI TUNAGRAHITA
Bimbingan dan Konseling Belajar
Metode Pembelajaran (Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan Latihan, Tanya Jawab) Kelompok 6 : Febi Putri Rahmadini Fuji Rahayu Wulandari.
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
JENIS-JENIS GANGGUAN BELAJAR
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
Home Home Kelompok 3 Fitri Suci Maharsih Nurkhasanah Yoana Natalia E
POKOK BAHASAN Pertemuan 5 Matakuliah: Psikologi Pendidikan Tahun: 2009.
Kematangan INTELEKTUAL dan Pengaruhnya Terhadap Readiness
Keberhasilan belajar dan mengajar
PENDIDIKAN ANAK LUAR BIASA (PLB)
Mengenal TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
KESUKARAN BELAJAR PART III
Pertemuan II Psikologi Perkembangan Anak
“PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK ANAK BERKELAINAN AKADEMIK DAN MENTAL EMOSIONAL” Nur Amalina Siti Lailatus Sholichah Kanty.
DISUSUN OLEH: METTY VERASARI
KRITERIA KESULITAN BELAJAR MACAM-MACAM KESULLITAN BELAJAR
Aplikasi Pemeriksaan Psikologis
Membangun Komunitas Belajar di Sekolah
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
JENIS-JENIS GANGGUAN BELAJAR
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
BINA DIRI untuk Tunagrahita
di SLB Tunas Kasih 1 Leuwiliang-Bogor
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.Psi, Psi
BAB II PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Klinefelter dan turner
Cara Belajar Yang Efektif
KELOMPOK 2 M. HUZA IMAM ( ) M. SYAMSUL M . ( )
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
JENIS-JENIS GANGGUAN BELAJAR
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
MENGENAL DAN MELAYANI ABK
Y. Joko Dwi N,S.Psi,M.Psi,Psi
PENDIDIKAN ANAK LUAR BIASA (PLB)
PERKEMBANGAN BAHASA.
ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER) Dyah Ayu Tri Permanasari
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Mengenal Lebih Dekat dan Penanganannya di Kelas Oleh: Ana Karunia, S.Psi.
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Dan Konsep Belajar Kelompok 6 : Amelia Agustina Derra Farhan F Dicky Moch Zaelani.
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSIKOLOG
KENAKALAN REMAJA Adinda F. Febrianti Anggia B. Chantika
GANGGUAN BELAJAR Kemampuan membaca, berhitung atau menulis jauh (2 SD) di bawah: Kemampuan rata-rata anak seusianya Kelayakan berdasarkan tingkat pendidikan.
Intelectual Disability
01 Minggu 5 Cerebral Palsy.
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
SMART PARENTING KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2016.
By. Faradilla Safitri, S.ST., M.Kes
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN: APA DAN BAGAIMANA. Perkembangan peserta didik.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 5 Anggota :1.Roni Hermawan ( ) 2. Joko Sutrisno( ) 3. Ilvan Triyudha Pangestu( ) 4. Resti Nurmaya( )
Transcript presentasi:

Modul 6 Pendidikan khusus anak tunagrahita

Bambang suryawan(2) Ni ketut namigiri(6) Ni komang widianingsih(11) Ni luh putu dewi susanti(14) Ida ayu aristiawati(19) Kelompok 1

Kegiatan Belajar 1 Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan Cara Pencegahan Tunagrahita

A. DEFINISI TUNAGRAHITA 1. Peristilahan Berbagai istilah yang dikemukakan mengenai tunagrahita, selalu menunjuk pada keterhambatan fungsi kecerdasan yang secara umum berada di bawah usia kronologisnya secara meyakinkan sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus

Istilah – istilah untuk tunagrahita di berbagai negara Mental retardation Feebleminded (lemah pikiran) Mental subnormality Mental deficiency Mentally handicapped Intellectually handicapped Intellectual disabled Development mental disability Kata mental dalam peristilahan di atas mengacu pada fungsi kecerdasan intelektual, bukan kondisi psikologis.

Lemah pikiran, lemah ingatan, digunakan sekitar tahun 1967 Terbelakang mental, digunakan tahun Tunagrahita, digunakan sejak tahun 1983 sampai sekarang Istilah –istilah yang digunakan di Indonesia

2. Pengertian AAMD (American Assosiation on Mental Deficiency) menggunakan pengertian dari Grossman (1983) di mana tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata (normal)bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan berlangsung pada masa perkembangannya.

Ciri-ciri penyandang tunagrahita : 1.Fungsi intelektual umum secara signifikan berada di bawah rata-rata 2.Kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian (perilaku adaptif) 3.Ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan

KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA Pengklasifikasian anak tunagrahita penting dilakukan untuk mempermudah guru dalam menyusun program dan melaksanakan layanan pendidikan

KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA Klasifikasi yang digunakan sekarang adalah klasifikasi berdasarkan AAMD yaitu : 1.Mild mental retardation (tunagrahita ringan) dengan IQ Moderate mental retardation (tunagrahita sedang) dengan IQ 55-40) 3.Severe mental retardation (tunagrahita berat) dengan IQ Profound mental retardation (tunagrahita sangat berat) dengan IQ 25 ke bawah

Tunagrahita ringan IQ-nya Tunagrahita sedang IQ-nya Tunagrahita berat dan sangat berat IQ-nya kurang dari 30 Klasifikasi yang digunakan di Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1991

Klasifikasi berdasarkan kelainan jasmani yang disebut tipe klinis, yaitu 1.Down Syndrome (Mongoloid) 2.Kretin (cebol) 3.Hydrocephalus 4.Microcephalus 5.Macrocephalus

1.Penyebab Ketunagrahitaan Smith (1998) mengemukakan penyebab terjadinya ketunagrahitaan, yaitu : a) Penyebab genetik dan kromosom b)Penyebab pada prakelahiran c)Penyebab pada saat kelahiran d)Penyebab-penyebab selama masa perkembangan anak-anak dan remaja C. PENYEBAB DAN CARA PENCEGAHAN KETUNAGRAHITAAN

Kecelakaan yang menyebabkan cedera otak pada masa perkembangan Gizi yang buruk dan keracunan Kirk ( Triman Prasadio, 1982:25) menemukan bahwa anak dari keluarga dengan tingkat social ekonomi yang rendah cenderung prestasi belajarnya menurun seiring dengan meningkatnya usia. Kurangnya rangsangan intelektual yang mengakibatkan timbulnya hambatan dalam perkembangan intelegensinya sehingga seorang anak berkembang menjadi anak tunagrahita Faktor lain yang juga dapat menyebabkan ketunagrahitaan adalah :

a)Penyuluhan genetic b)Diagnostik prenatal c)Imunisasi d)Tes darah e)Melalui program Keluarga Berencana f)Tindakan operasi g)Sanitasi lingkungan h)Pemeliharaan kesehatan i)Intervensi dini j)Diet sesuai petunjuk ahli kesehatan k)Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan sosial ekonomi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pendidikan dini 2. Usaha Pencegahan Ketunagrahitaan

Kegiatan Belajar 2 DAMPAK KETUNAGRAHITAAN KEGIATAN BELAJAR INI AKAN MENGAJAK KITA MENGKAJI BERBAGAI DAMPAK KETUNAGRAHITAAN. PENGKAJIAN MENGENAI DAMPAK DIMULAI DARI DAMPAK AKADEMIK, SOCIAL/EMOSIONAL, FISIK/KESEHATAN. DENGAN MEMAHAMI DAMPAK KETUNAGRAHITAAN TENTU AKAN SANGAT MEMBANTU KITA DALAM MEMBERI LAYANAN PENDIDIKAN KEPADA MEREKA YANG TIDAK MUSTAHIL HADIR DI KELAS ANDA DAN BELAJAR BERSAMA-SAMA ANAK NORMAL.

Dampak Ketunagrahitaan Secara Umum 1.Dampak Kemampuan Akademik 2.Dampak Sosial/emosional 3.Dampak Fisik/kesehatan

Dampak Kemampuan Akademik Kapasitas belajar anak tunagrahita sangat terbatas, lebih-lebih kapasitasnya mengenai hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan membeo (rote learning) dari pada dengan pengertian. Mereka mengalami kesukaran memusatkan perhatian, dan lapang minatnya sedikit. Mereka juga cenderung cepat lupa, sukar membuat kreasi baru, serta rentang perhatiannya pendek, contohnya berikut : a.Apabila diberikan pelajaran matematika hanya berkisar beberapa menit mereka langsung mengatakan bosan, susah dan ngantuk b.Apabila anak normal mendapatkan mainan baru ia langsung memainkanya dengan memeriksa mainan itu. Begitu sebaliknya, tidak jarang anak tunagrahita hanya diam saja menatap mainan itu tanpa mencoba menggerakannya

Dampak Sosial/emosional Dampak social dan emosional tunagrahita dapat berasal dari ketidakmampuannya dalam menerima dan melaksanakan norma social dan pandangan masyarakat yang masih menyamakan keberadaan anak tunagrahita dengan anggota masyarakat lainnya atau masyarakat masih menganggap bahwa anak tunagrahita tidak dapat berbuat sesuatu karena ketunagrahitaannya. Dampak ketunagrahitaan dalam social dan emosional adalah; anak tunagrahita memiliki ketidakmampuan untuk memahami aturan social dan keluarga, sekolah serta masyarakat. Ketika masih muda mereka harus dibantu terus karena mereka mudah terperosok ke tingkah laku yang kurang baik. Mereka cenderung bergaul atau bermain bersama dengan anak yang lebih muda darinya. Mereka mempunyai kepribadian yang kurang dinamis, mudah goyah, kurang menawan, dan tidak berpandangan luas. Mereka juga mudah disugesti atau dipengaruhi sehingga tidak jarang dari mereka mudah terperosok ke hal-hal yang tidak baik, seperti mencuri, merusak dan pelanggaran seksual.

Dampak Fisik/kesehatan Baik struktur maupun fungsi tubuh pada umumnya anak tunagrahita kurang dari anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih tua dari anak normal. Sikap dan gerakannya kurang indah, bahkan diantaranya banyak yang mengalami cacat bicara. Pendengarannya dan penglihatannya banyak yang kurang sempurna. Kelainan ini bukan pada organ tetapi pada pusat pengolahan di otak sehingga mereka melihat, tetapi tidak memahami apa yang dilihatnya, mendengar, tetapi tidak memahami apa yang didengarnya.

Dampak Ditinjau Dari Tingkat Ketunagrahitaan 1.Tunagrahita Ringan 2.Tunagrahita Sedang 3.Tunagrahita Berat dan Sangat Berat

Tunagrahita Ringan Anak yang ketunagrahitaannya ringan, masih mampu melakukan kegiatan bina diri seperti merawat diri, mengurus diri, menolong diri, berkomunikasi, adaptasi social, dan melakukan tata laksana rumah sehingga dalam hal ini mereka tidak tergantung pada orang lain. Dalam belajar mereka tidak mampu mempelajari hal-hal bersifat abstrak.

Tunagrahita Sedang Anak yang ketunagrahitaannya sedang melakukan kegiatan bina diri khusunya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, misalnya dapat makan minum sendiri, berpakaian, ke kamar mandi sendiri, dan lain-lain. Dengan demikian mereka akan sedikit menggantungkan dirinya kepada orang tua atau orang yang terdekat dengannya. Mereka dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya rutin (mengayam, menjelujur, menenun) dan membutuhkan pengawasan.

Tunagrahita Berat dan Sangat Berat Dampak ketunagrahitaan pada tingkat ini lebih berat, karena itu mereka membutuhkan bantuan secara terus menerus dalam kehidupannya, namun mereka masih dapat dilatih untuk melakukan sesuatu yang sifatnya sederhana dan berulang-ulang, seperti mengampelas papan tetapi harus dengan pengawasan.

Dampak Dilihat Dari Waktu Terjadinya Ketunagrahitaan Disamping dampak ketunagrahitaan menurut tingkat ketunagrahitaannya, waktu munculnya ketunagrahitaan pun mempengaruhi hambatan yang diderita oleh anak. Anak tunagrahita sejak lahir tidak mereaksi dengan baik terhadap rangsangan yang diperolehnya. Mereka tampak mengantuk saja, apatis, tidak pernah sadar, jarang menangis, kalau menangis susah berhentinya, terlambat duduk, bicara dan berjalan. Selanjutnya anak tunagrahita yang mengalami ketunagrahitaan pada masa kanak- kanak akan mempengaruhinya dalam bermain, reaksi yang lambat, cepat tetapi tidak tepat. Akibat dari keadaan ini mereka tidak mengeksplorasi lingkungan dengan baik dan tentu saja akan dijauhi oleh teman seusianya

Mereka mengalami kesulitan pada hampir semua mata pelajaran, terutama dalam pelajaran membaca, dan berhitung. Dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita mengalami kelainan dalam persepsi, asosiasi, mengingat kembali, kekurangmatangan motorik, dan gangguan koordinasi sesomotorik, perhatiannya mudah beralih. Kondisi ini mempengaruhi proses belajar dan pada akhirnya proses belajarnya kurang. Selanjutnya dampak ketunagrahitaan pada masa puber adalah; Pertumbuhan fisik kurang normal, tetapi perkembangan berpikir dan kepribadiannya berada di bawah usianya. Dampaknya ia mengalami kesulitan dalam pergaulan dan mengendalikan diri. Setelah tamat sekolah ia belum siap untuk bekerja, sedangkan ia tidak mungkin untuk melanjutkan pendidikan. Akibatnya ia hanya tinggal diam dirumah yang pada akhirnya ia merasa frustasi.

PELAYANAN Ciri Khusus Prinsip Khusus BAHASA PENEMPATAN ANAK PROGRAM PRINSIP SKALA 1 1 PRINSIP KECEPATAN 2 2 PRINSIP KEPERAGAAN 3 3 PRINSIP PENGULANGAN 4 4 PRINSIP INDIVIDUALISASI MATERI 3

STRATEGI PEMBELAJARAN N 4 Strategi Pengajaran yang diindividualisasikan a Pengelompokan Murid 1 1 Pengaturan Lingkungan Belajar 2 2 Mengadakan Pusat Belajar 3 3

STRATEGI PEMBELAJARAN N 4 Strategi Kooperatif b Strategi Modifikasi Tingkah Laku c Media 5 Sarana 6 Fasilitas Pendukung 7

EVALUASI 8 Waktu Pengadaan Evaluasi a a Alat Evaluasi b b Kriteria Keberhasilan c c Pencatatan Hasil Evaluasi d d

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA