Pengertian Karst Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Tugas Sains “Daur air/Siklus air”
Advertisements

Tugas Ipa DAUR AIR / SIKLUS AIR
TUGAS IPA KELAS 5 “DAUR AIR”
Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi
Pemanasan Global Disusun oleh: Habibatur Rohmah Layung Sekar P.
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Siklus Air Praktikum Bahan Ajar Biologi http//:ltps.uad.ac.id
HIDROSFER dan PERAIRAN DARAT KELAS X SEMESTER GENAP.
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
Dinamika HIDROSFER.
Proses Alam Eksogen Merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi yang membentuk relief permukaan bumi Dapat berupa proses penghancuran yang dapat menyebabkan.
PROSES ALAM ENDOGEN JENIS-JENIS TENAGA ENDOGEN
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
oleh : LENI HANDAYANI, S.PI, MP
PELAPUKAN KIMIA/DEKOMPOSISI/ CHEMICAL WHEATERING
B. Hidrosfer.
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
Siklus air Athallah Naufal Hadi.
GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO GL3222
Dinamika Litosfer E. Pengaruh Proses Eksogen Terhadap Kehidupan
Hujan dan Proses terjadinya
PERAIRAN LAUT.
Lingkungan Fisik Wilayah Nusantara dan Hubungan Dengan Manusia
HIDROSFER. SALMAN MA. DARUL HIKMAH CIBATU - PURWAKARTA.
BENTANG LAHAN DENUDASIONAL KELOMPOK 3 MUHAMMAD RIZKY ABDILIC NANDA VENI PANDAYANTIC VINO ANGKUILANGC
DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP PENDAHULUAN Tanah secara umum dipahami sebagai bagian.
Siklus Hidrologi Pendek
PEMBENTUKAN TANAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL
AIR TANAH DAN AIR BAWAH TANAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM TANAH DAN LAHAN
TANAH LONGSOR.
Iklim Tropis Asia, Indonesia, Sumatra, Lampung
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 05
Evolusi tentang laut Oleh : Upi Supriatna.
SUHU (TEMPERATUR)UDARA
PEDOSFER.
Lereng benua.
KARAKTER BIOFISIK DAS Oleh Andang Suryana.
Oleh : ANDRI IMAM SETIAWAN
SIKLUS HIDROLOGI Disusun oleh: Nama : Rina Murtafi’atun
2. Eksogen : a. Pengikisan b. Pengendapan c. Pelapukan d. Maswasting.
TENAGA EKSOGEN (Pelapukan, Erosi, dan Sedimentasi)
EKA HENDIANA SAFITRI A1A Drs. H. SIDHARTA ADYATMA, M.Si.
AIRTANAH & KEBERADAANNYA
Proses Perkembangan Tanah
KESUBURAN TANAH DAN NUTRISI TANAMAN
SEMINAR NASIONAL SEHARI KAWASAN LEMBAH GIRITONTRO-BENGAWAN SOLO PURBA
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA
Bab 6 HIDROSFER.
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
HIDROSFER.
SUMBER-SUMBER AIR BERSIH/BAKU PERTEMUAN III Nayla Kamilia Fithri
KUALITAS AIR LAUT.
presipitasi evaporasi infiltrasi
BAB 2 PERTANIAN, ENERGI DAN KOMPONEN
PEDOSFER.
Daur air dan Fosfor Nama Kelompok :.
KEADAAN ALAM INDONESIA
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 03
Litosfer adalah lapisan kerak bumi, berasal dari bahasa latin litho yang berarti batuan dan sphaira yang berarti lingkungan atau bola. Lapisan ini terdiri.
Kuliah Mandiri Pemetaan Geologi di Desa Tambaksari dan Desa Kedungbanteng Kecamatan Sumbermanijng Wetan dan sekitarnya pada Kabupaten Malang,Provinsi Jawa.
Sari Bahagiarti K. UPN "VETERAN" YOGYAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
BIOSFER.
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
DINAMIKA HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN RAHMAT, S.Pd.
KESTABILAN LERENG Pada umumnya tanah atau batuan di alam berada dalam keadaan seimbang dalam artian lain keadaan dimana distribusi tegangan pada tanah.
Transcript presentasi:

Pengertian Karst Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan, namun saat ini istilah kras telah diadopsi untuk istilah bentuklahan hasil proses perlarutan. Ford dan Williams (1989) mendefini-sikan karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik.

Karst dicirikan oleh ( Widyastuti dan Haryono) : 1. Terdapatnya goa dari sistem drainase bawah tanah. 2.Banyak terdapat gua 3.Terdapat lembah kering 4.Terdapat sungai bawah tanah 5.Terdapat aliran sungai yang masuk ke bawah tanah (sinking stream) 6.Terdapat doline/telaga, ponor 7.Terdapat bukit-bukit yang sambung menyambung (bergerombol)

Proses Terbentuknya Karst Asal mula topografi karst adalah adanya pengendapan gamping di dasar laut, kemudian terangkat di atas muka air laut dan selanjutnya oleh air hujan batu gamping tersebut terlarutkan menjadi bentuk-bentuk kubah, dan cekungan. Bila batugamping sudah terlarut biasanya akan menyisakan bagian-bagian yang tidak dapat larut dalam air, terbentuk persenyawaan karbonat. Sisa-sisa ini berkomposisi besi, berwarna merah atau merah coklat.

Klasifikasi Karst Klasifikassi karst secara umum ada 3 : 1. Klasifikasi cvijic  Holokarst, merupakan karst dengan perkembangan sempurna, baik dari sudut pandang bentuklahannya maupun hidrologi bawah permukaannya.  Merokarst, merupakan karst dengan perkembangan tidak sempurna atau parsial dengan hanya mempunyai sebagian ciri bentuklahan karst (Contoh karst ini disekitar Rengel Kabupaten Tuban).

 Karst Transisi, berkembang di batuan karbunat relatif tebal yang memungkinkan perkembangan karst bawah tanah, akan tetapi batuan dasar yang impermeable tidak sedalam di holokarst, sehingga evolusi karst lebih cepat. (Contoh karst adalah Karst Gunung Sewu (Gunungkidul), Karst Maros (Sulsel). 2.Klasi fikasi gvozdeckij (1965)  Bare karst, lebih kurang sama dengan karst Dinaric (holokarst)

 Tropical karst of cone karst, merupakan karst yang terbentuk di daerah tropis.  Permaforst karst, merupakan karst yang terbentuk di daerah bersalju. 3.Klasifikasi Sweeting  True karst, merupakan karst dengan perkembangan sempurna.  Glasiokarst, merupakan karst yang terbentuk karena karstifikasi yang didominasi oleh proses glasiasi dan pross glacial di daerah batugamping

Faktor-faktor yang mempengaruhi Bentang Alam Karst 1.Faktor Fisik  Ketebalan batugamping batu gamping yang tebal dan masif  Porositas dan permeabilitas berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan.  Intensitas struktur (kekar), Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar mempertinggi porositas dan permeabilitas. 2. Faktor Kimiawi  Kondisi kimia batuan, diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.  Kondisi kimia media pelarut, Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).

3. Faktor Biologis  Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic. 4. Faktor Iklim dan Lingkungan  Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.

Bentuk-bentuk Sisa pelarutan Adalah morfologi yang terbentuk karena pelarutan dan erosi berjalan sangat lanjut ehingga meninggalkan sisa erosi yang khas Contoh : Kerucut karst,Bukit Kars yang berbentuk kerucut dan berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi/bintang (Bloom, 1979) Menara Karst Bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial

Gua dan Sungai Karst Kawasan karst pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu eksokarst dan endokarst. Contoh- contoh eksokarst (morfologi permukaan) adalah dolina, uvala, dan polje. Contoh-contoh endokarst (morfologi bawah permukaan) adalah gua, terowongan, sungai bawah tanah, saluran.

Gua karst merupakan bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktivitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut.

Proses Pembentukan Gua Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air tanah tersebut semakin membesar.

Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk jalur gua horisontal. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal yang baru dan langit- langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua).

Menurut proses pembentukannya gua terbagi :  Gua batu kapur (terbentuk oleh air hujan yang mengandung karbondioksida yang diserap dari atmosfer, oleh karena itu bersifat asam) asam inilah yang melarutkan kalsium karbonat dan membentuk saluran-saluran yang dalam jangka waktu yang panjang membentuk gua dengan sungai yang mengalir didalamnya (PPLH, 2007).

evaporasi di dalam gua berlangsung sangat lamban karena tidak adanya radiasi matahari untuk menarik molekul air dan pergerakan udara yang begitu kecil. Stalagtit dan stalagmit merupakan pilar kalsium katbonat dimana pertumbuhan panjang dari keduanya diperkirakan hanya berkisar 0,2 mm/tahun (PPLH, 2007)

Gua lahar (gua ini terbentuk ketika lelehan lahar gunung berapi yang mengandung berbagai komposisi kimia mendingin dengan laju yang berbeda) muntahan lahar turun menuruni punggung gunung sampai kebawah, jika lahar masuk kelubang-lubang tanah makan akan membentuk gua lahar (PPLH, 2007)

Gua buatan (gua ini terbentuk bukan karena proses alam tapi terbentuk dengan mengali lereng-lereng bukit yang mempunyai ciri-ciri sebagaimana gua ala (PPLH, 2007). (penampang gua)

Proses pembentukan sungai bawah tanah (Thornbury,1969):

Sungai Bawah Tanah dibagi menjadi dua yaitu : 1.Autochthonous → Air yang berasal dari gua itu sendiri biasa disebut juga Percolation Water, Dicirikan dengan Kandungan CaCO3 yang tinggi. 2.Allochthoconous → Air yang berasal dari luar gua biasa disebut Vadose Water atau Vadose Stream. Kandungan CaCO3 minim, Suhu air terpengaruh dengan suhu udara luar gua.

Syarat penting pembentukan morfologi Kars (Thornbury,1969): Adanya batuan yang mudah larut & tersingkap atau tertutupi sedimen yang tipis Batuan massive & memiliki kekar Arus air tanah rendah Curah hujan cukup tinggi Litologi Batugamping massive & tebal Berlapis, Kandungan CaCO 60%-90%, Porositas sekunder, Permeabilitas baik.

Struktur Geologi:  Kekar / sesar Kekar/sesar yang intensif akan menjadi zona lemah yang mempermudah proses karstifikasi (air asam akan mudah masuk dan melarutkan batuan) Curah Hujan Diperlukan intensitas curah hujan yang cukup tingggi untuk membentuk topografi kars

Proses Geologi 1. Proses Endogenik  Pengangkatan  Pengekaran/ penyesaran 2. Proses Eksogenik  Pelarutan  Erosi, dll

Karst Maros Pangkep Karst Maros Pangkep yang memiliki deretan bukit cadas (Tower Karst) satu yang membedakan karena Karst lain yang ada di Indonesia berbentuk bukit bukit kerucut (Conicall Hill Karst) sedangkan karst Maros Pangkep berbentuk menara tinggi berdiri sendiri atau juga berkelompok, Karst Maros Pangkep membentuk gugusan batu gamping yang tinggi hampir mirip dengan Karst yang ada di Vietnam Cina Selatan, kawasan Karst Maros Pangkep juga memiliki gua yang jumlahnya hampir 268 Gua.

Singkapan batu gamping yang luas di Sulawesi Selatan ini membentuk tipe karst tersendiri. Bukit-bukit berlereng terjal (yang sebagian besar genesanya dipengaruhi oleh struktur geologi, sebelum diperlebar dan diperluas oleh proses pelarutan atau Karstifikasi) membentuk bangun menara yang sangat khas (tower karst). Bukit-bukit menara Karst Maros-Pangkep serupa dengan karst yang ada di China Selatan dan Vietnam (Samodra 2001). Karst Maros Sungai Karst Maros

Gua Karst Maros Gua Kalibong Aloa Gua Saripah