Mata Kuliah Tes dan Pengukuran Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. Phil.Merry Lapasau,M.A BENTUK TES Kimico Margaretha T ( )
BENTUK TES URAIAN Nana Sudjana 1991: 35 mengemukakan bahwa: “Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri”. Jenis tes ini menuntut kemampuan siswa untuk mengemukakan, menyusun, dan memadukan gagasan-gagasan yang telah dimilikinya dengan kata-kata sendiri. Didalam tes ini siswa memiliki kebebasan memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data jawaban bervariasi sehingga tingkat kebenaran dan kesalahan juga bervariasi. Hal inilah yang mengundang subyektifitas, penilai ikut berperan menentukan penilaian dan pemberian skor.
Keunggulan Bentuk Tes Uraian 1.Tes uraian tepat digunakan untuk proses berpikir yang melibatkan aktifitas kognitif tingkat tinggi dan tidak semata- mata hanya menginagt dan memehami fakta atau konsep saja. 2.Tes uraian memberi kesempatan peserta didik untuk mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtut sesuai dengan gaya bahasanya sendiri 3.Tes uraian memaksa peserta didik untuk menggunakan pikiran sendiri dan kurang memberikan kesempatan untuk untung- untungan. 4.Bentuk tes uraian mudah disusun
Kelemahan Bentuk Tes Uraian Terbatasnya sampel materi yang diteskan 1. Kadar validalitas dan realibilitas tes uraian rendah 2. Akibat terbatasnya bahan yang diteskan,dapat terjadi hal-hal yang juga bersifat kebetulan Penilaian tidak mudah ditentukan standarnya Penyebab sukar memeriksa jawaban dalam proses pemberian skor: 1. Adanya hallo effect 2. Adanya efek bawaan 3. Efek urutan pemeriksaan 4. Pengaruh penggunaan Bahasa 5. Pengaruh tulisan tangan Waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa jawaban peserta didik relative lebih lama
Upaya meminimalisir kelemahan bentuk tes uraian 1.Indikator dan bahan yang dipilih untuk diteskan hendaknya berupa bahan utama yang dapat mewakili indicator dan bahan ajar lain yang tidak diteskan yang dapat mewakili kompetensi dasar yang diukur capaiannya. 2.Pertanyaan hendaknya menuntut jawaban tertentu, artinya suatu jawaban dinilai lebih tepat daripada jawaban yang lain 3.Sebelum dilaksanakan penilaian, hendaknya disusun terlebih dahulu kriteria tertentu yang dijadikan pedoman
BENTUK TES SUBJEKTIF 1)Uraian bebas, Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. 2)Uraian terbatas, Dalam bentuk tes ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal- hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. 3)Uraian terstruktur, Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya.
BENTUK TES OBJEKTIF Bentuk tes objektif disebut pula dengan tes jawaban singkat. Jawaban terhadap tes objektif bersifat pasti dan dikotomis Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item atau dengan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. Tes objektif ini menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna
Keunggulan Bentuk Tes Objektif 1.Memungkinkan kita mengambil indicator dan bahan yang akan diteskan secara lebih menyeluruh daripada tes uraian. 2.Bentuk tes objektif hanya ada satu jawaban 3.Sangat mudah dikoreksi 4.Hasil tes objektif dapat dikoreksi secara cepat
Kelemahan Bentuk Tes Objektif 1.Penyusunan soal relative lebih lama 2.Ada kecenderungan guru hanya menekankan perhatiannya pada indicator dan bahan ajar tertentu sehingga tes tidak bersifat komperhensif. 3.Peserta didik mengerjakan soal tes mungkin sesekali melakukan hal-hal yang bersifat untung-untungan 4.Bentuk tes objektif biasanya panjang sehingga membutuhkan pembiayaan yang besar untuk pengadaannya.
Upaya meminimalisir kelemahan bentuk tes objektif 1.Penyusunan soal sebaiknya sesuai dengan kisi-kisi soal sebelumnya 2.Kesulitan dalam menyususn tes objektif dapat dikurangi dengan cara berlatih, mengamati tes objektif milik orang lain, dll. 3.Menggunaka rumus tebakan dalam penyekoran hasil pekerjaan peserta didik 4.Menggunakan alat tes yang dapat digunakan lebih dari satu kali
BENTUK TES OBJEKTIF 1. Tes benar salah Tes benar salah adalah bentuk tes yang terdiri atas sebuah pernyataan yang mempunyai dua kemungkinan, yaitu benar dan salah. 2. Tes pilihan ganda Tes pilihan ganda terdiri dari sebuah pernyataan atau kalimat yang belum lengkap yang kemudian diikuti oleh sejumlah pernyataan atau bentuk yang dapat melengkapinya. 3. Tes isian Tes isian melengkapi atau menyempurnakan merupakan suatu bentuk tes objektif yang terdiri dari pernyataan- pernyataan yang sengaja dihilangkan sebagian unsurnya, atau yang sengaja dibuat tidak lengkap. 4. Tes Penjodohan Peserta didik harus menjodohkan atau mencocokkan antara dua pernyataan yang disediakan. Pernyataan biasanya diletakkan dalam dua lajur, lajur kanan dan kiri. Jumlah pernyataan dalam lajur pada umumnya berjumlah sama.
Bentuk tes uraian objektif, Tes uraian objektif merupakan perpaduan antara tes uraian dan objektif. Pertanyaan bentuk ini berkaitan dengan rumus, prosedur, atau langkah tertentu yang kesemuanya secara substansial sudah pasti. Keunggulan bentuk tes objektif Tes ini mengukur kompetensi berpikir proses dan jenjang berpikir tingkat tinggi seperti menganalisis sampai evaluasi dan mengomunikasikan. Keterbatasan bentuk tes uraian objektif Tes ini tidak memungkinkan dengan membuat soal yang banyak
Upaya meminimalisir kelemahan bentuk tes uraian objektif Penyusunan soal sebaiknya sesuai indicator yang akan dicapai dengan menentukan kompleksitas pertanyaan Pemberian skor dapat dilakukan dengan Teknik berjenjang berdasarkan kriteria dan kompleksitas pertanyaan
BENTUK TES KISAN DAN KINERJA 1. Tes Lisan Tes lisan adalah tes yang pertanyaan, perintah, dan jawabannya dilakukan secara lisan. Dalam pembelajaran bahasa, tes lisan dilakukan untuk mengukur kompetensi berbahasa lisan. Tes lisan dibedakan menjadi dua, yaitu tes lisan di kelas dan ujian lisan. 2. Tes Kinerja Tes kinerja, unjuk kerja, perbuatan, atau performansi tidak berbeda pengertiannya dengan tes psikomotorik. Tes kinerja adalah tes atau tugas yang menuntut pelibatan aktivitas motoric dalam meresponnya.
Keuntungan Tes lisan dalam Evaluasi Pembelajaran 1)Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung 2)Bagi siswa yang kemampuan berpikirnya lambat sehingga sering mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan soal, tes bentuk lisan dapat menolong sebab dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud 3)Hasil tes dapat langsung diketahui oleh siswa Kelemahan Tes lisan dalam Evaluasi Pembelajaran 1)Subjektifitas pengetesan dari guru atau pengajar sering mencemari hasil tes 2)Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama
Kelebihan Tes Kinerja: 1)Dapat mengevaluasi hasil belajar yang kompleks dan keterampilan yang tidak dapat dievaluasi dengan cara tradisional 2)Menyajikan evaluasi yang lebih hakiki, langsung dan lengkap 3)Memotivasi peserta didik untuk belajar karena mereka terlibat dalam perumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4)Mendorong pembelajaran pada situasi kehidupan nyata Kelemahan tes kinerja: 1)Lebih membebani guru dari segi usaha dan waktu 2)Proses pertimbangan dan penskoran yang dilakukan masih bersifat subjektif 3)Memiliki tingkat reliabilitas yang cukup rendah jika dibandingkan dengan penilaian yang lain
TERIMA KASIH