Teori Struktur Modal.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Biaya Modal (Cost of Capital)
Advertisements

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
BUNGA VALUATION T E O R I TINGKAT MATEMATIKA BISNIS 1 tahun
INVESTASI ADALAH PENEMPATAN UANG TAU DANA DENGAN HARAPAN UNTUK MEMPEROLEH TAMBAHAN ATAU KEUNTUNGAN TERTENTU DI MASA YANG AKAN DATANG ATAS UANG ATAU DANA.
LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERSEROAN
Analisis dan Pengaruh Penggunaan Hutang
MANAJEMEN MODAL KERJA.
BAB 12 PERDAGANGAN MARGIN.
MANAJEMEN KEUANGAN LITERATUR :
PERSAMAAN AKUNTANSI.
BSPFINANCIAL MANAGEMENT1 DIVIDEN POLICY. BSPFINANCIAL MANAGEMENT2 Laba Sebelum Pajak Laba Setelah Pajak - = Pajak Laba Setelah Pajak Laba yg tersedia.


HUTANG DAN MODAL (EKUITAS)
DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRET
Biaya modal.
Diskripsi Mata Kuliah Memberikan gambaran dan dasar-dasar pengertian serta pola pikir yang logis sehubungan dengan barisan dan deret bilangan yang tersusun.
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
TEORI STRUKTUR MODAL Teori struktur modal dalam Pasar yang Sempurna :
Sesi : 3.
OVERVIEW 1/27 Bab ini membahas tahapan penting dalam proses investasi, yaitu tahap evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahap ini pertanyaan mendasar yang.
Penyusunan laporan keuangan fiskal KOREKSI FISKAL
STRUKTUR MODAL. LABA BERSIH (NET INCOME) ΩKETERANGANRUMUSNOMINAL OLaba operasi bersihRp 1.000,00 CBunga hutang (10%)Vd x iRp 100,00 ELaba yg tersediaO-CRp.
PERUSAHAAN AFILIASI LAPORAN KONSOLIDASIAN
BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL)
KEBIJAKAN DIVIDEN ENDANG DWI WAHYUNI.
KEBIJAKAN DIVIDEN.
Meningkatkan Pendapatan Anda
KEBIJAKSANAAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)
DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
“ANUITAS DIMUKA” BAB 6 Matematika Keuangan Oleh:
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Penerapan Barisan dan Deret
PENERAPAN EKONOMI Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel ekonomi maupun.
Penyusunan laporan keuangan fiskal KOREKSI FISKAL
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
STRUKTUR MODAL (CAPITAL STRUCTURE)
Bab 12 Struktur Modal Internasional
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
Konsep-Konsep Dasar Manajemen Keuangan
KEBIJAKAN DIVIDEN mustikalukmanarief
ANGGARAN PENGELUARAN MODAL
Tugas rasio keuangan.
Struktur Modal ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB.
EFISIENSI PASAR MODAL DAN KEPUTUSAN PENDANAAN
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
ANALISA FINANCIAL LEVERAGE
RUANG LINGKUP DEVIDEN.
Kebijakan deviden.
Kebijakan deviden.
Kebijakan deviden.
STRUKTUR MODAL (CAPITAL STRUCTURE)
MANAJEMEN MODAL KERJA.
Manajemen keuangan.
PRINSIP – PRINSIP INVESTASI MODAL
ASPEK KEUANGAN.
ASPEK KEUANGAN.
Bab 9 Struktur Modal Internasional
ANALISA FINANCIAL LEVERAGE
Nilai pasar vs Nilai intrinsik
STRUKTUR MODAL MANAJEMEN KEUANGAN 2.
08 Studi Kelayakan Bisnis
Biaya Modal (Cost of Capital)
MANAJEMEN KEUANGAN LITERATUR :
Cost of Capital (Biaya Modal)
Kebijakan deviden.
DEFINISI DAN PENGERTIAN INVESTASI
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts “Struktur Pasar Modal dal am pasar sempurna dan tidak ada pajak ”
ASPEK KEUANGAN.
Transcript presentasi:

Teori Struktur Modal

Pendahuluan Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan ? Melalui konsep ini diharapkan dapat dianalisis kemungkinan struktur modal yang dipandang efisien dengan tetap meningkatkan nilai perusahaan

Sumber Modal Modal Sendiri Modal Pinjaman Biaya Modal

Pendekatan Tradisional Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Pendekatan Modigliani & Miller Kondisi Struktur Modal Perusahaan Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Ada Pajak

Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Asumsi: Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan. Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai deviden. Hutang yang dipergunakan bersifat permanen. Pergantian struktur hutang dilakukan secara langsung, artinya apabila perusahaan menambah hutang, maka modal sendiri dikurangi, dan sebaliknya.

Rumusan Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Biaya modal sendiri Ke = E/S dimana: E = modal sendiri S = nilai pasar modal sendiri Biaya modal pinjaman Kd = F/B F = bunga hutang B = nilai hutang Biaya modal rata – rata tertimbang Ko = Ke (S/B+S) + Kd (B/B+S) atau Ko = o/V

Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan atau biaya modal perusahaan dapat dirubah dengan cara merubah struktur modal (yaitu B/S).

Contoh …!!! PT X mempunyai 100% modal sendiri, laba bersih yang diharapkan per tahun Rp 10 juta. Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik modal (ke) adalah 20%. Tentukan nilai perusahaan dan biaya modal PT. X. Jawab: O Laba bersih operasi Rp 10 juta F Bunga - E Laba tersedia untuk pemilik saham Rp 10 juta Ke Biaya modal sendiri 0,20 S Nilai modal sendiri 50 juta B Nilai pasar hutang - V Nilai perusahaan 50 juta o Biaya modal perusahaan : = 0(0/50) + 0,20(50/50) 0,20

Contoh …!!! Misalkan PT. A akan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang. Biaya hutang yang diminta kreditur 16% atau sebesar Rp 4 juta per tahun. Dengan menggunakan hutang perusahaan menjadi lebih berisiko, dan karenanya biaya modal sendiri (Ke) naik menjadi, misalnya 22 %. Kalau laba operasi bersih tidak berubah (asumsi butir 1), maka nilai perusahaan akan nampak sebagai berikut :

Jawaban … O Laba bersih operasi Rp 10,00 juta F Bunga Rp 4,00 juta E Laba tersedia u/ pemilik saham Rp 6,00 juta Ke Biaya modal sendiri 0,22 S Nilai modal sendiri (6juta/0,22) Rp 27,27 juta B Nilai hutang (4 juta/0,16) Rp 25,00 juta V Nilai perusahaan Rp 52,27 juta ko Biaya modal perusahaan : = 0,22 (27,27 /52,27) + 0,16(25/52,27) = 0,191

Pendekatan Modigliani & Miller Menurut Modigliani dan Miller dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan. Artinya penggunaan hutang ataukah modal sendiri akan memberikan dampak yang sama terhadap kemakmuran perusahaan.

Contoh …!!! Lakukan analisis atas hasil pada pendekatan tradisional yang menyimpulkan penggunaan hutang lebih baik dalam meningkatkan nilai perusahaan ???

Analisis … !!! Proses penggantian modal sendiri dengan hutang yang dilakukan oleh PT X, terdapat kejanggalan. Disebutkan bahwa PT X mengganti modal sendiri dengan hutang sebesar Rp 25 juta. Apabila semula sebelum menggunakan hutang, nilai modal sendiri Rp 50 juta maka setelah diganti dengan hutang Rp 25 juta nilai modal sendiri tentu menjadi Rp 25 juta, dan tidak mungkin menjadi Rp 27,27 juta. Kalau modal sendiri menjadi Rp 25 juta, maka seharusnya biaya modal sendiri setelah menggunakan hutang menjadi 24%. (Ke = E/S= 6 juta/25 juta)

Analisis … !!! Dengan kd = 16%, maka biaya modal perusahaan setelah menggunakan hutang adalah : Ko = 24% (25/50) + 16% (25/50) = 20% Ini berarti bahwa biaya modal perusahaan (atau nilai perusahaan) tidak berubah, baik perusahaan menggunakan hutang ataupun tidak.

Formula Biaya Modal Menurut MM dalam Keadaan Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak Ke = Keu + (Keu – Kd) (B/S) Dimana: Ke = biaya modal sendiri Keu = biaya modal sendiri pada saat tidak menggunakan hutang Kd = biaya hutang B = Nilai hutang S = Nilai modal sendiri Dengan demikian berdasarkan rumus di atas nilai Ke yang benar untuk kasus PT. A adalah Ke = 20% + (20% - 16%)(25/25) = 24%

Pasar Modal Sempurna dan Ada Pajak Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi relevan. Hal ini disebabkan, bunga yang dibayar dapat dipergunakan untuk mengurangi pendapatan yang kena pajak (bersifat tax deductible), dengan demikian terdapat penghematan pembayaran pajak dan merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan. Dampaknya nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

Contoh Dibawah ini terdapat perhitungan rugi laba untuk PT. A (yang tidak mempunyai hutang) dan PT. B (mempunyai hutang). PT A PT B -------------------- -------------------- Laba operasi Rp 10,00 jt Rp 10,00 juta Bunga Rp - Rp 4,00 juta Laba sbl pjk Rp 10,00 jt Rp 6,00 juta Pajak 25% Rp 2,50 jt Rp 1,50 juta Laba stl pjk Rp 7,50 jt Rp 4,50 juta ============== =============

Bila diasumsikan hutang bersifat permanen, maka PT Bila diasumsikan hutang bersifat permanen, maka PT. akan memperoleh manfaat penghematan pajak setiap tahun Rp 1,00 juta. Selanjutnya berapa nilai manfaat ini ? Nilai penghematan pajak dapat dihitung dengan cara sbb: Penghematan pajak PV Penghematan pajak = ----------------------- (1 + r ) dimana, PV = present value dan r adalah tingkat bunga yang relevan biasanya sama dengan kd (biaya hutang) karena penghematan tersebut diperoleh karena menggunakan hutang.

Karena dengan asumsi hutang adalah permanen maka: Penghematan pajak PV Penghematan pajak = ------------------------- Kd MM berpendapat bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang, maka selisihnya disebut Present Value penghematan pajak. VL = VU + PV penghematan pajak Dalam hal ini: VL = adalah nilai perusahaan yang menggunakan hutang VU = adalah nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang

Misal keu PT A (tidak menggunakan hutang) 20%, dan kd = 16%, maka nilai PT A dapat dihitung sebagai berikut : Vu = Rp 7,50 juta/ 0,20 = Rp 37,50 juta PV penghematan pajak = Rp 1 juta/0,16 = Rp 6,25 juta Maka nilai perusahaan yang menggunakan hutang (VL) dalam hal ini PT B adalah: VL = Rp 37,50 juta + Rp 6,25 juta = Rp 43,75 juta.

Untuk PT A, Nilai modal sendiri (S) = Rp 37,5 Nilai Perusahaan (V) = Rp 37,5 Biaya modal sendiri (ke) = 20% Biaya modal perusahaan (ko) = 20% Untuk PT B Nilai hutang (B) = Rp 4,00/0,16 = Rp 25,00 Nilai perusahaan (VL) = Rp 43,75 Nilai modal sendiri (S) = Rp 43,75 – Rp 25 = Rp 18,75 Biaya modal sendiri (Ke) = Rp 4,5 / Rp 18,75 = 0,24 Biaya hutang (Kd) = 0,16 Biaya hutang setelah pajak {kd(1-t)} = 0,16(1-0,25) = 0,12 Biaya modal perusahaan (Ko) = Laba operasi (1-t)/V = 10 (1-0,25)/43,75 = 0,1714 atau = Ke (S/V) + Kd(1-t)(B/V) = 0,24(18,75/43,75) + 0,16(1-0,25)(25/43,75) = 0,1714

PT A PT B……. Laba operasi Rp 10,00 Rp 10,00 Bunga Rp - Rp 4,00 Laba sebelum pajak Rp 10,00 Rp 6,00 Pajak (25%) Rp 2,50 Rp 1,50 Laba setelah pajak Rp 7,50 Rp 4,50 kd - 0,16 B - Rp 25,00 ke 0,20 0,24 S Rp 37,50 Rp 18,75 V Rp 37,50 Rp 43,75 ko 0,2000 0,1714