PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG TAKTIK PEMASANG IKLAN, PENGHARGAAN DIRI, KERENTANAN KONSUMEN, DAN PENGETAHUAN PRODUK KONSUMEN PADA SKEPTISME REMAJA TERHADAP.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Tugas II Riset Konsumen KELOMPOK EMPAT (4)
Advertisements

ANALISA BIVARIAT: KORELASI DAN REGRESI
PENDAHULUAN Keluarga merupakan wadah pendidikan yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kemandirian anak, oleh karena itu pendidikan anak tidak.
TINJAUAN UMUM DATA DAN STATISTIKA
BAB 13 PENGUJIAN HIPOTESA.
Persepsi Dalam Dunia iklan
UJI PERBEDAAN (Differences analysis)
Konsep Promosi E-Commerce
TINJAUAN UMUM DATA DAN STATISTIKA
Survei dan Polling.
KEPERCAYAAN TERHADAP TRANSAKSI TERHUBUNG MELALUI Mahatma Pramudya Agusta for further detail, please visit
FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN
Pertemuan 11 Strategi Produk dan Penentuan Harga
TUGAS BAHASA INDONESIA Pertemuan ke-6 Kelompok : Akbar Darmawan Anita Rafiqa Zein Putu Purba Padma Pratiwi.
SOSIOMETRIKA PERTEMUAN KE-4
TINJAUAN UMUM DATA DAN STATISTIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
Metode Riset Pengaruh Promosi Iklan Televisi terhadap Keputusan Pembelian Kecap Bango pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Kania Sekar Asih /3EA01.
KHOIRUNNISA DIAH PARWITASARI /3EA01
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
KONSEP PERIKLANAN Part 1.
HIPOTESIS & UJI PROPORSI
DANUNG PUTRA ADIANTO, PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA NUANSA STUDIO.
KONSEP KEPUASAN PELANGGAN
KONSEP DEMAND DALAM SEKTOR KESEHATAN
BAB XII PROBABILITAS (Aturan Dasar Probabilitas) (Pertemuan ke-27)
HIPOTESIS DAN UJI RATA-RATA
ANGGA EKO PRASETYA, PENGARUH HARGA TIKET DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA KERETA API EKSEKUTIF ARGO SINDORO.
ABSTRAK for further detail, please visit
Hirarki Produk Baru (Merek)
PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL BESAR
1 Proposal Business Every Group Every group must present the “Proposal Business” to have grade, otherwise will not have grade Choose: 1. Saturday, Jan.
KONSEP PERIKLANAN.
Dasar-Dasar Periklanan
ABSTRACT IN DEPOK for further detail, please visit
RADHITIYA PERMANASAKTI, PENGARUH IKLAN TELEVISI DAN IKLAN OUTDOOR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPADA MOTOR HONDA VARIO DI KABUPATEN SEMARANG.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis
PEMASARAN Suatu proses perencanaan dan pelaksanaan kosepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi dari gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran.
Presentasi Metopen Febri Neldiko
A S R I A N I STB. B1B PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Pendahuluan Latar belakang
Lilik Kustiani1 Ari Brihandhono2 Universitas Kanjuruhan Malang
Komunikasi Pemasaran Izzani Ulfi, SE.Sy., M.Ec.
PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN CITRA INSTITUSI TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS TELKOM Asep Supriatna – Fakultas.
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
Kajian Sosial Iklan “Iklan dan Power”
Integrated Marketing Communication 4th Lecture
Metode Riset GITA YUNA AVISHA MANAJEMEN / 3EA01
KONSEP PERIKLANAN MELLY MAULIN P.Sos M.Si.
KONSEP PERIKLANAN ADVERTISING Melly Maulin P.S.Sos.,M.Si
KONSEP PERIKLANAN.
TINJAUAN UMUM STATISTIKA
Erlis Budiarti EFEKTIVITAS IKLAN GOOD DAY COFFEE VERSI “INIKAH RASANYA CINTA?” PADA MEDIA TELEVISI DENGAN MENGGUNAKAN EPIC MODEL Fahrur Rosyid Laili Rohmah.
Membuat Kuesioner (Opersionalisasi Konsep)
KONSEP PERIKLANAN.
Copywriting & Desain Produksi Iklan
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PADJAJARAN TELEVISI (PJTV) BANDUNG TERHADAP MINAT PEMASANG IKLAN (Study Deskriptif Kuantitatif Mengenai Strategi Komunikasi.
PENGARUH MOTIVASI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP
ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERDASARKAN ATRIBUT PRODUK PC TABLET APPLE DENGAN PERANGKAT IPAD DAN IPAD MINI MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIATRIBUT FISHBEIN (STUDI.
EFEKTIFITAS PROMOSI PT MONICA HIJAU LESTARI (BODY SHOP INDONESIA) MELALUI FANPAGE FACEBOOK TERHADAP MINAT BELI.
PENGARUH DIRECT MARKETING (DIRECT SELLING, DIRECT MAIL DAN
METODE PENELITIAN Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM..
PENGARUH PELAKSANAAN KONSEP PEMASARAN HIJAU DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI THE BODY SHOP CABANG BANDUNG INDAH PLAZA TIA SUWANTARI.
PEMASARAN Suatu proses perencanaan dan pelaksanaan kosepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi dari gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran.
Cindyawan Noviantara Nugraha
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ANNA MEDIKA, TAHUN 2017 PROPOSAL TESIS OLEH INTAN PROGRAM PASCASARJANA.
PENGUJIAN HIPOTESIS Ahsan Sumantika, S.E., M.Sc.
Analisis Promosi Melalui Media Internet Pada Toko Variasi 53 Bandung
ANAK LUAR KOTA YOGYAKARTA TERENGAH KARENA NILAI PENGHARGAAN Analisis Efektivitas Kebijakan Baru PPDB SMA DIY serta Tanggapan Siswa dan Pengaruhnya terhadap.
Transcript presentasi:

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG TAKTIK PEMASANG IKLAN, PENGHARGAAN DIRI, KERENTANAN KONSUMEN, DAN PENGETAHUAN PRODUK KONSUMEN PADA SKEPTISME REMAJA TERHADAP IKLAN TELEVISI Oleh : Kurnia Dewi Magister Manajemen STIE YKPN Yogyakarta Jalan Seturan, Yogyakarta 55281 Abstract : Scepticism toward television advertising is defined as approach of somebody toward television advertising by using discerning mind and the tendency to refuse or believe whatever is shown on television ( Boush et al, 1994). Scepticism toward television advertising represent negative attitude of consumer because it tends to disbeliefe the advertising claims and suspecting the advertiser motives.

Pendahuluan Berbagai cara digunakan perusahaan untuk melakukan komunikasi pemasaran, salah satunya adalah promosi. periklanan merupakan bentuk promosi yang paling banyak digunakan produsen karena dianggap lebih efektif dalam menyampaikan pesan kepada konsumen. Konsumen (remaja dan anak-anak) akan lebih efektif dalam menerima informasi apabila penyajiannya lengkap meliputi audio dan visual (Macklin, 1994). Isu tentang respon remaja terhadap iklan masih jarang diteliti terutama terhadap taktik pemasang iklan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan keinginan untuk melakukan penelitian mengenai respon remaja terhadap iklan khususnya yang disampaikan melalui media televisi. Penelitian Boush et al (1994) menghasilkan simpulan bahwa remaja memiliki skeptisme yang tinggi terhadap iklan televisi dan berhubungan positif dengan semakin tingginya pengetahuan mereka mengenai taktik pemasang iklan. Semakin taktik pemasang iklan dipahami maksud atau motifnya, maka remaja semakin meragukan atau skeptis terhadap iklan tersebut.

Metode Penelitian Hipotesis 1 : Pengetahuan tentang taktik pemasang iklan berpengaruh positif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Hipotesis 2 : Penghargaan diri berpengaruh positif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Hipotesis 3 : Kerentanan konsumen berpengaruh negatif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Hipotesis 4 : Pengetahuan produk konsumen berpengaruh positif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu dengan menggunakan kuesioner berisi daftar pernyataan yang dibagikan secara langsung kepada responden untuk ditanggapi dan diisi kemudian dikembalikan secara langsung pula kepada peneliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya dilakukan sekali atau disebut pula sebagai cross-sectional study (Sekaran, 2000). Terdapat 11 butir pernyataan yang digunakan sebagai indikator skeptisme terhadap iklan televisi, seperti direkomendasi peneliti sebelumnya yakni Boush et al (1994) yang terdiri dari lima butir pernyataan yang mencerminkan ketidakyakinan pada pesan iklan yaitu:

(1) iklan di televisi menyampaikan suatu kejujuran; (2) saya dapat mempercayai hal-hal yang dikatakan atau dilakukan seorang model dalam iklan; (3) produk yang diiklankan di televisi selalu merupakan produk yang terbaik untuk dibeli; (4) saya dapat memperoleh kejujuran melalui iklan di televisi; dan (5) Jika iklan televisi tidak jujur, tentu tidak ditayangkan di televisi. Butir-butir pernyataan tersebut diukur menggunakan skala Likert 5 poin dengan skor 1-5 (1= sangat setuju dan 5= sangat tidak setuju). Enam butir pernyataan yang lain mengenai kecurigaan pada motif pemasang iklan, yaitu: (1) pemasang iklan lebih peduli agar saya membeli produk yang diiklankan daripada menyarankan yang terbaik bagi saya; (2) saya sering memperhatikan ada tipu daya pemasang iklan di televisi untuk mendorong saya membeli produk yang diiklankan; (3) iklan televisi berusaha membuat seseorang membeli barang yang sesungguhnya tidak dibutuhkan; (4) ada perbedaan antara iklan televisi dengan program televisi dalam mempengaruhi saya; (5) iklan televisi hanya menyampaikan hal-hal yang baik dan tidak menyampaikan hal-hal yang buruk dari suatu produk; dan (6) semua iklan di televisi pada dasarnya tidak jujur. Enam butir pernyataan tersebut diukur menggunakan skala Likert, dengan skor 1-5

Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan menggunakan 351 responden remaja yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta yang berusia 17 sampai dengan 21 tahun. Persentase responden yang berstatus pelajar sebesar 48,7 % dan responden mahasiswa sebesar 51,3 %. Berdasarkan jenis kelamin, 44,7 % responden berjenis kelamin pria dan 55,3 % wanita. Dari segi usia, sebesar 26,8 % responden berusia 17 tahun; 31,1 % berusia 18 tahun dan 15,1 % berusia 19 tahun. Sedangkan responden yang berusia 20 dan 21 tahun masing-masing sebesar 13,7 % dan 13,4 %. Karakteristik responden yang lain adalah ratarata waktu menonton televisi per hari. 21,1 % responden menonton televisi kurang dari 2 jam per hari; 30,5 % responden menonton televisi 2-3 jam per hari; 29,1 % responden menonton televisi 3-4 jam per hari dan 19,4 % responden menonton televisi lebih dari 4 jam per hari.

Penelitian ini menggunakan skala Likert 5 poin untuk menghitung skor jawaban responden dengan skor 3 sebagai nilai tengah pengukuran. Setelah dilakukan penghitungan, rata-rata skor skeptisme terhadap iklan televisi sebesar 3,6; pengetahuan tentang taktik pemasang iklan sebesar 3,3; penghargaan diri sebesar 4,1; kerentanan konsumen sebesar 2,8 dan pengetahuan produk sebesar 3,3. Berdasarkan rata-rata skor di atas, dapat dikatakan bahwa responden memiliki skeptisme terhadap iklan televisi, pengetahuan tentang taktik pemasang iklan, penghargaan diri, dan pengetahuan tentang produk yang diiklankan karena memiliki rata-rata skor lebih dari 3. Sedangkan rata-rata skor kerentanan konsumen nilainya kurang dari 3 yakni sebesar 2,8. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memiliki kerentanan.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, pengaruh pengetahuan tentang taktik iklan pemasang iklan, penghargaan diri, kerentanan konsumen, dan pengetahuan produk konsumen dapat dirumuskan ke dalam persamaan berikut: Skp = 0,077PT + 0.276PD – 0,148KK + 0,049PPK Persamaan tersebut menunjukkan bahwa variabel penghargaan diri (PD) memberikan pengaruh yang lebih besar dengan nilai beta 0,276 dibandingkan dengan tiga variabel yang lain yaitu pengetahuan taktik (PT), kerentanan konsumen (KK), dan pengetahuan produk konsumen (PPK) dengan nilai beta masingmasing 0,077; -0,148; dan 0,049. Variabel pengetahuan tentang taktik pemasang iklan, penghargaan diri, dan pengetahuan produk konsumen mempunyai arah hubungan positif dengan skeptisme remaja terhadap iklan televisi, artinya semakin tinggi pengetahuan tentang taktik pemasang iklan, penghargaan diri, dan pengetahuan produk konsumen semakin tinggi pula skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Sedangkan variabel kerentanan konsumen mempunyai arah hubungan negatif dengan skeptisme remaja terhadap iklan televisi, artinya semakin tinggi kerentanan konsumen semakin rendah skeptisme remaja terhadap iklan televisi.

Hasil analisis regresi menunjukkan angka signifikansi variabel pengetahuan tentang taktik pemasang iklan sebesar 0,122 > 0,05. Artinya variabel pengetahuan tentang taktik pemasang iklan tidak berpengaruh positif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Pembuktian hipotesis kedua mengenai pengaruh penghargaan diri pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi menunjukkan angka signifikansi variabel penghargaan diri sebesar 0,000 < 0,05. Artinya variabel penghargaan diri berpengaruh positif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Kerentanan konsumen terbukti berpengaruh negatif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Hal ini ditunjukkan dengan angka signifikansi pada variabel kerentanan konsumen sebesar 0,005 < 0,05. Angka signifikansi pada variabel pengetahuan produk konsumen sebesar 0,358 > 0,05. Artinya variabel pengetahuan produk konsumen tidak berpengaruh positif dan signifikan pada skeptisme remaja terhadap iklan televisi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa responden tidak mengetahui banyak hal mengenai produk yang diiklankan sehingga tidak dapat menunjukkan sikap atau kecenderungan tertentu terhadap iklan yang ditayangkan di televisi.

Kesimpulan Kesimpulan : semakin tinggi pengetahuan remaja tentang taktik pemasang iklan maka tidak bisa dipastikan bahwa dia akan memiliki kecenderungan yang tinggi pula untuk tidak meyakini pesan iklan dan mencurigai maksud pemasang iklan. Semakin tinggi penghargaan remaja terhadap dirinya maka semakin tinggi pula skeptisme atau kecenderungannya untuk tidak meyakini pesan iklan dan mencurigai motif pemasang iklan. Semakin tinggi kerentanan remaja terhadap lingkungan sosialnya, semakin rendah skeptismenya terhadap iklan televisi. Dengan kata lain, semakin mudah dipengaruhi oleh lingkungan di luar dirinya dalam mengambil keputusan maka semakin rendah kecenderungan remaja untuk tidak meyakini pesan iklan dan mencurigai motif pemasang iklan. Sebanyak apapun pengetahuan yang dimiliki remaja tentang produk yang diiklankan, tidak dapat dipastikan bahwa dia akan semakin skeptis atau semakin cenderung untuk tidak meyakini pesan iklan dan mencurigai motif pemasang iklan.

Saran dan daftar pustaka Pemahaman mengenai konsumen berkaitan dengan sikap dan perilakunya diharapkan akan memberikan sejumlah manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat tersebut di antaranya adalah memberikan pengetahuan dasar bagi para peneliti pemasaran ketika melakukan analisis konsumen, membantu manajer pemasaran dalam pengambilan keputusan, membantu para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan dan landasan hukum yang lebih baik mengenai kegiatan penawaran dan pertukaran barang atau jasa, serta membantu konsumen untuk dapat mengambil keputusan yang lebih baik. Daftar Pustaka : Asri, M. (1986), Marketing, ed 1 Yogyakarta: Penerbit BPFE dan LMP2M. Astuti, Widhy T. (2002), Hubungan Skeptisme Remaja terhadap Iklan Televisi dengan Pengetahuan Remaja tentang Taktik Pemasang Iklan, Tesis tidak dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Bearden, William O., Richard G. Netemeyer, and Jesse E. Teel (1989), “Measurement of Consumer Susceptibility to Interpersonal Influence,” Journal of Consumer Research, Vol 15 (March): 473-481. Boush, David M., Marian Friestad, and Gregory M.