PEMBELAJARAN BERMAKNA OLEH : SAPARUDDIN P.p.211.1.1389
Menurut Ausubel, seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui penerimaan bukannya melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide atau gagasan dipresentasikan dan diterima oleh seseorang, bukan melalui penemuan.
Tipe belajar bermakna menurut Ausubel Belajar dengan penemuan yang bermakna. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna
Pembelajaran Bermakna dengan Menggunakan Peta Konsep Pilih suatu bacaan dari buku pelajaran Tentukan konsep-konsep yang relevan Urutkan konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh Susun konsep-konsep tersebut di atas kertas mulai dari konsep yang paling inklusif di puncak konsep ke konsep yang tidak inklusif di bawah
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu Inti dari teori belajar bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa
Manfaat Pembelajaran Berbasis masalah (1) menciptakan pembelajaran yang bermakna (2) dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan, (3) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Fase-fase dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Fase 1 : memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik. Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti Fase 3 : membantu investigasi mandiri dan kelompok Fase 4 : mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit Fase 5 : menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Prilaku Pendidik dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Pendidik membantu peserta didik mendefinisikan dan mengoragnisasikan tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya. Pendidik mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi. Pendidik membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model-model serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain. Pendidik membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.
Inquiry (Membangun Pengetahuan) STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAKNA Karyawisata; Inquiry (Membangun Pengetahuan) Berpikir lateral; Bermain peran (Role Play);
Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipotesis, pengumpulan data, analisis data, kemudian disimpulkan.
seseorang berpikir cenderung berpikir dengan menggunakan otak sebelah kiri atau sebelah kanan yang masing-masing berbeda cara kerjannya, otak kiri memiliki keunggulan analisis, sistematis, urut, logika, menulis, membaca, bahasa, dan matematika. Otak kanan memiliki kemampuan lateral, kreatif, konseptual, inovatif, idealis, gambar, warna, musik, dan irama
Bermain peran memiliki fungsi 1. penerapan model bermain peran meningkatkan kinerja guru 2, mampu meningkatkan role play dan pengalaman ekspresif peserta didik 3. mampu meningkatkan hasil belajar pebelajar
Struktur bermain peran dalam pembelajaran 1. Persiapan a. Tentukan masalah b. Buat persiapan peran c. Bangun suasana d. Pilihlah tokohnya e. Jelaskan dan berikan pemanasan f. Pertimbangkan latihan 2. Memainkan a. Memainkan b. Menghentikan c. Melibatkan penonton d. Menganalisa diskusi e. Mengevaluasi
TERIMA KASIH Wassalam