8. Feed and Feeding.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
IX. PENGARUH CUACA/IKLIM TERHADAP TERNAK
Advertisements

HUBUNGAN MAKANAN DAN KESEHATAN
Feed and Feeding.
PROTEIN.
SISTEM PENCERNAAN.
Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri VITAMIN
Mata Pelajaran Kelas XI Semester 2 MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN
PERTUMBUHAN Pertumbuhan merupakan phenomena komplek, dimulai ketika sel telur dibuahi sampai ternak mencapai ukuran dewasa. Perkembangan adalah proses.
Departemen Peternakan Fak.Kedokteran Hewan UNAIR
MINERAL MINERAL : SENYAWA ANORGANIK YANG DIBUTUHKAN TERNAK DALAM JUMLAH YANG SEDIKIT, UNTUK MENGATUR BERBAGAI PROSES DALAM TUBUH AGAR BERJALAN NORMAL.
SIFAT SIFAT DAGING.
MENYUSUN RANSUM BROILER
STATUS GIZI LANJUT USIA
Vitamin Vitamin adalah senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam.
Materi kuliah: gizi dan kesehatan (bag.2)
AIR.
KEBUTUHAN KALORI dan GIZI MAKRO OLAHRAGA AEROBIK
NUTRIEN PENYUSUN PAKAN DAN TUBUH TERNAK nick. co
Sejarah kimia pangan di mulai pada tahun 1700an, ketika para ahli kimia terlibat dalam penemuan senyawa kimia penting dalam bahan pangan termasuk Carl.
PEMELIHARAAN KESEHATAN
GIZI PADA USIA LANJUT NADIA AULIYA PUTRI.
NUTRIEN PENYUSUN PAKAN DAN TUBUH TERNAK nick. co
Kimia mineral pangan.
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
10. Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
LIPIDA.
KONSUMSI KALSIUM PADA REMAJA
Materi 1 : Formulasi Pakan
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
Zat Makanan Proses Pencernaan Alat Pencernaan Gangguan Pencernaan
Komposisi Tubuh dan Makanannya
Mata Pelajaran Kelas XI Semester 2 MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN
RUANG LINGKUP.
MINERAL (LANJUTAN) Seng sebagaian besar terdapat dalam tulang, namun semua jaringan tubuh yang lain juga mengandung seng. Kulit, rambut dan bulu ternak.
MINERAL (LANJUTAN) Seng (Zn) sebagaian besar terdapat dalam tulang, namun semua jaringan tubuh yang lain juga mengandung seng. Kulit, rambut dan bulu ternak.
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
ENERGI.
KESEIMBANGAN ENERGI SYAFRIANI, SKM, M.KES.
Feed and Feeding.
KARBOHIDRAT.
Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
MAKANAN & FUNGSINYA OLEH: IDA RIANAWATY
11. Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
PROTEIN Oleh : Kelompok 3 Chreistin Maylinda Tumbol Muhammad Fahmi
VITAMIN YANG LARUT DALAM AIR DAN DALAM LEMAK
Pertumbuhan dan Produksi Unggas : Daging dan Telur
Nutrisi NonRuminansia Babi
POLA HIDUP SEHAT DENGAN MEMPERHATIKAN VITAMIN YANG ADA DALAM TUBUH
FLASH IKMA’10 JOZZZ…..!!!.
GIZI UNTUK LANSIA NAMA:RIKA OKTAVIA IA.
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
KEBUTUHAN ASAM AMINO DAN ASAM LEMAK SERTA EFEKNYA BAGI TERNAK UNGGAS
GIZI PADA LANSIA Intan Julianingsih I A.
KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO PEKERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MANFAAT ZAT-ZAT GIZI BAGI WANITA SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN
VITAMIN SYAFRIANI.
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
TUBUH HEWAN dan MAKANANNYA
Biokimia Nutrisi Dahlanuddin.
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan. Probiotik dan Manfaatnya Pada Pencernaan Ternak.
POLA HIDUP SEHAT DENGAN MEMPERHATIKAN VITAMIN YANG ADA DALAM TUBUH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners.
ZUL DJALALI WAL IKRAM : DINA PRATIWI : KHAERUN NAS : EDI SUNUSI : RAHMATANG :
PEMELIHARAAN AYAM PETELUR KOMERSIL
APLIKASI Lemna sp. SEBAGAI PAKAN BABI ORGANIK
PROTEIN.  Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.  Sebagai.
PENGUNAAN LEMAK DALAM OLAHRAGA. zat makanan bergizi bagi manusia  KARBOHIDRAT  LEMAK  PROTEIN  VITAMIN  MINERAL  AIR.
Vitamin-vitamin Larut Air
Transcript presentasi:

8. Feed and Feeding

PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS Ilmu Makanan : Ilmu yang berhubungan dengan bahan makanan dan zat-zat makanan yang terkandung di dalamnya, dalam hubungannya dengan kesehatan manusia dan hewan Zat makanan : Kombinasi senyawa khemis yang digolongkan menurut sifat- sifat fisik, khemis dan biologis BAHAN MAKANAN PANGAN/FOOD PAKAN/FEED untuk manusia untuk hewan

PENGOLONGAN ZAT-ZAT MAKANAN : Air Karbohidrat Protein Lemak Vitamin mineral FUNGSI ZAT MAKANAN DAN SUMBER UTAMANYA DALAM RANSUM AYAM Air : merupakan komponen darah dan cairan tubuh, pencernaan, transport makanan dan sisa pencernaan, pengatur suhu tubuh, Sumber : air minum, air dalam makanan Karbohidrat ( serat kasar + BETN) : panas, energi, produksi ternak  BETN : sumber energi utama  Serat kasar : ayam kurang mampu mencerna serat kasar, berfungsi mencegah penggumpalan makanan dalam saluran pencernaan Sumber : jagung, beras, gandum, sorgum dan hasil ikutan pengolahannya, dedak padi dedak gandum/pollard

Protein : pertumbuhan dan penggantian jaringan, pembentukan telur, Protein : pertumbuhan dan penggantian jaringan, pembentukan telur, panas, energi, produksi lemak Sumber :  Protein hewani ; tp. ikan, tp. cacing, tp. bekicot / keong mas  Protein nabati : bkl. kedelai, bkl. kacang tanah, bkl. kelapa Lemak : cadangan panas, energi Sumber : minyak kelapa, lemak hewan Vitamin : pertumbuhan, kesehatan, asimilasi mineral, daya tetas, fertilitas, nafsu makan, pencernaan, pembentukan tulang dan bulu Sumber : tepung hijauan, jagung, feed suplement

Mineral : pembentukan kerangka, pembentukan kerabang, menjaga Mineral : pembentukan kerangka, pembentukan kerabang, menjaga mengatur kenetralan tubuh Sumber : tepung ikan, susu skim, tp. tulang, tp. kulit kerang, tp. kerabang, CaCO3, DCP, feed suplement Feed suplement : bahan berupa zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum, contoh : asam-asam amino, mineral mikro, vitamin Feed additive : bahan bukan zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum, contoh : coccidiostat, antibiotik, antioksidan, probiotik

KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA AYAM Broiler Layer Starter Finisher starter grower Energi Metabolis (kkal/kg) 3200 2900 2850 Protein (%) 23 20 15 18 Penyusunan Ransum Unggas (Ayam) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun ransum: Umur (starter, grower, layer) dan tipe ayam (berat, medium, ringan) Bahan-bahan pakan yang tersedia Tabel-tabel berisi informasi tentang kandungan zat-zat makanan serta rekomendasi kebutuhan akan zat-zat makanan untuk setiap fase umur dan tujuan prosuksi

METODE PENYUSUNAN RANSUM Trial dan error method Menggunakan paket program (linear programing, mixit, excel) Square method / metode bujur sangkar, hanya digunakan untuk dua macam bahan makan, dengan syarat kandungan zat salah satu bahan lebih rendah dan yang lain lebih tinggi daripada kandungan zat tersebut dalam ransum yang akan disusun. Contoh : diperlukan suatu ransum untuk ayam buras dengan kandungan protein 15%, bahan pakan yang dimiliki adalah dedak padi yang mengandung protein 8% dan konsentrat dengan kandungan protein 36%. Berapa banyak masing-masing bahan diperlukan untuk membuat 100 kg ransum : 8 36 21 (36-15) bag. dedak padi 7 (15-8) bag. konsentrat 15 Konsentrat = 7/28 x 100 = 25 kg Dedak padi = 21/28 x100 = 75 kg

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RANSUM Faktor genetik : bobot badan, strain, jenis kelamin Temperatur Kandungan energi ransum Kandungan SK dalam ransum Status kesehatan ayam Palatabilitas ransum Adanya cekaman/stress

FUNGSI NUTRIEN Nutrien yang dicerna digunakan untuk menjalankan fungsi esensial dalam tubuh yaitu hidup pokok (metabolisme, mengatur suhu tubuh, pergerakan minimal, mengganti dan memperbaiki sel/jaringan) serta untuk produksi (pertumbuhan, penggemukan, produksi telur) Hidup pokok : Kebutuhan untuk hidup pokok didefinisikan sebagai berikut : Kombinasi beberapa nutrien yang dibutuhkan unggas untuk menjalankan fungsi tubuhnya tanpa terjadi pertambahan, atau pengurangan bobot badan maupun aktivitas produktif

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan hidup pokok : Fakstor eksternal : dapat dikendalikan sampai batas tertentu melalui pengelolaan dan pemberian fasilitas : Aktivitas Keadaan cuaca Status kesehatan dan adanya stress Faktor internal : Ukuran tubuh Temperamen Tingkat produksi Vaiasi antar individu Pertumbuhan : Definisi : pertambahan ukuran tulang, otot, organ dalam dan bagian lain tubuh Merupakan proses normal sebelum dan sesudah menetas hingga mencapai dewasa Pertumbuhan dipengaruhi oleh tingkat konsumsi ransum Kebutuhan nutrien diengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, bangsa, laju pertumbuhan, status kesehatan

Umur Dibandingan dengan ayam yang lebih tua, umumnya ayam muda : Mengkonsumsi ransum per unit bobot badan lebih tinggi Memanfaatkan ransum lebih efesien Membutuhkan protein, energi, vitamin dan mineral perunit bobot badan lebih banyak Membutuhkan ransum yang padat gizi dan mudah dicerna Lebih sensitif terhadap defesiensi nutrien Bangsa Bangsa ayam yang besar tumbuh lebih cepat daripada bangsa yang lebih kecil dan memerlukan lebih banyak nutrien Jenis Kelamin Ayam ♂ tumbuh lebih cepat daripada ayam ♀ dan memerlukan lebih banyak nutrien Ayam ♂ yang tidak dikastrasi lebih efesien memanfaatkan ransum untuk pertambahan bobot badan dari pada ayam ♀ Bobot badan dewasa ayam ♂ lebih tinggi daripada ♀ Ayam ♀ lebih cepat mencapai dewasa kelamin daripada ayam ♂

Laju Pertumbuhan Intensif breeding mengarahkan agar ayam pedaging tumbuh dengan cepat dan dapat dipasarkan pada usia dini disertai dengan penyesuaian ransum Reproduksi Pemberian ransum untuk produksi memenuhi kebutuhan untuk produksi telur (jumlah dan bobot), kualitas, daya tetas, pengendalian molting serta mengeram Kebutuhan untuk petelur komersil meliputi kebutuhan untuk hidup pokok, pertumbuhan ayam dara dan pembentukan telur (ayam dengan kemampuan produksi tinggi memerlukan lebih banyak nutrien) Petelur pembibit memerlukan vitamin, A, D, E, B12, riboplavin, asam panthotenat, niacin dan Mn lebih banyak daripada ayam petelur komersil

Penggunaan Nutrien Nutrien digunakan melalui salah satu diantara dua proses metabolik berikut : Anabolik : adalah proses dimana molekul-molekul nutrien digunakan sebagai building block unutk mensistesis molekul-molekul kompleks, reaksi-reaksi anabolik bersifat endergonic dan memerlukan input energi Katabailisme : adalah proses oksidasi nutrien dengan membebaskan sejumlah energi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat itu, reaksi ini bersifat exergonic

Penentuan Kebutuhan Akan Nutrien Kebutuhan nutrien ditentukan dengan cara menemukan jumlah minimal yang harus disediakan agar fungsi fisiologis berkembang maksimal (atau didasarkan pada pertimbangan faktor ekonomis seperti pertumbuhan, efesiensi penggunaan ransum, produksi telur, daya tetas) Feeding trial dengan beberapa level nutrien yang bersangkutan sampai didapat suatu level yang tidak lagi menghasilkan peningkatan pada variable yang diukur Kebutuhan nutrien dinyatakan : Jumlah kebutuhan per hari  ransum yang diberikan selama 24 jam jumlahnya tertentu Konsentrasi dalam ransum (%, ICU, ppm)  ransum disediakan tanpa dibatasi Kebutuhan zat-zat makanan untuk unggas pada berbagai fase umur dan tujuan pemeliharaan : tabel NRC, National Academy of sciences

Hubungan Antara Nutrien Dengan Faktor Lain Faktor genetik Kemampuan memetabolis energi dan mencerna zat makanan tertentu Kebutuhan nutrien untuk hidup pokok Kemampuan mendefositkan nutrien untuk pertumbuhan dan produksi telur Respon terhadap metabolit dan anti nutrien tertentu Penyakit dan Stress : Ayam mampu beradaptasi terhadap stress kronis yang ringan Kehadiran parasit dalam saluran pencernaan meningkatkan kebutuhan akan vitamin B Coccidiosis, Infectious Bronchitis dan Infeksi Mycoplasma meningkatkan kebutuhan akan Vitamin A

Kualitas Telur Kualitas kerabang : pemberian antibiotik berpengaruh terhadap pigmentasi warna kerabang, ketebalan kerabang dipengaruhi oleh Ca, P dan Vitamin D Kualitas albumen : pemberian NH4Cl dapat meningkatkan nilai HU, namun dapat menurunkan ketebalan kerabang karena pH darah juga turun Defisiensi vitamin A menimbulkan blood spot pada yolk Bobot telur dipengaruhi oleh kecukupan protein, asam-asam amino dan asam linoleat

Hubungan Timbal Balik Antar Nutrien Imbangan Energi : Protein Interaksi antara Ca, P dan Vitamin D Hubungan antara niacin dan tryptophan Hubungan antara cholin, methionin, asam folat dan vitamin B12 dalam metabolisme reaksi transmetilasi gugus metil Peranan vitamin E, Selenium dan cyctine dalam mencegah penyakit exudative diathesis dan muscular dystrophy Chelation effect asam amino dan mineral tertentu dalam transportasi nutrien tertentu Hubungan timbal balik antara Cu dengan Zn, Zn dengan Cd, Cu dengan Mo serta Se dengan arsenik Hubungan timbal balik antara lysine dengan arginine, leucine dan isoleucin dengan valine, ketidakseimbangan dan antagonisme asam-asam amino tertentu.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Ransum : [ Ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energi] Temperatur Lingkungan Faktor Genetik Keseimbangan Nutrien Laju Pertumbuhan Status Kesehatan Bentuk Fisik Ransum Ukuran Tubuh Tingkat Produksi Telur Pengukuran Efesiensi Ransum EPR = konsumsi ransum / pertambahan bobot badan x 100% konsumsi ransum / produksi telur x 100% Konversi ransum = pertambahan bobot badan / konsumsi ransum produksi telur / konsumsi ransum (ket : dalam satuan dan jangka waktu yang sama)

Kebutuhan Energi Jumlah energi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan atau produlsi telur pada tingkat yang cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan ekonomis maksimal Energi yang dikonsumsi digunakan untuk : Aktivitas jantung Menjaga tekanan darah dan tonus otot Mentransmisi impuls syaraf Transportasi ion melalui membran sel Proses reabsorpsi dalam ginjal Sintesis protein dan lemak Produksi telur

Defesiensi Energi Defesiensi energi tidak memperlihatkan gejala spesifik seperti pada defesiensi vitamin atau mineral sehingga sulit untuk dikenali dan baru tampak setelah berlangsung cukup lama Akibat defesiensi : Pertumbuhan terhambat/kerdil Kehilangan jaringan Produksi telur rendah Zat Makanan Sumber Energi Karbohidrat : murah, sangat mudah dicerna, diserap dan ditransformasi menjadi lemak tubuh, tahan disimpan lama Lemak : jumlah penggunaan terbatas Protein : mahal

Kandungan energi dalam ransum sangat mempengaruhi jumlah konsumsi, sehingga keseimbangan antara energi dengan zat-zat makanan lain terutama asam-asam aminno (protein) sangat penting Kebutuhan seekor ayam akan energi ditentukan oleh laju metabolik , yang dipengaruhi oleh ; Bangsa atau strain Aktivitas Ritme diurnal Temperatur lingkungan Tipe ransum Energi tinggi : protein tinggi Energi tinggi : protein rendah Energi rendah : protein tinggi Energi rendah : protein rendah 6. Tingkat produksi

Nilai Energi Pakan : Energi pakan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan energi bagi ternak Energi dibutuhkan dalam jumlah besar dibandingkan dengan zat-zat makanan lainnya sehingga seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi karena merupakan komponen biaya ransum tertinggi Unit energi : Kalori / calori : banyaknya energi yang diperlukan untuk menigkatkan temperatur 1 gram air sebesar 10C (1,5 – 15,5 0C) Kilokalori / kilocalories = 1000 kalori untuk 1 kg air Nilai energi ransum dinyatakan dalam kkal/kg

SISTEM PENGUKURAN ENERGI PADA AYAM GROSS ENERGY (GE) Urinary Energy Fecal Energy DIGESTIBLE ENERGY (DE) TRUE METABOLIZABLE ENERGY (TME) APPARENT METABOLIZABLE ENERGY (AME) Metabolic and endogeneous energy losses Heat Increment NET ENERGY (NE) NET ENERGY MAINTENANCE (NEm) Basal metabolic rate Activity Body temperature regulation NET ENERGY PRODUCTION (NEp) Eggs Growth Feather

Bobot otot dan lemak meningkat sejalan dengan pertumbuhan Model Pertumbuhan Tubuh Keseluruhan: Pertumbuhan ditandai dengan adanya pertambahan bobot badan, dengan kurva pertumbuhan berbentuk S, pertumbuhan relatif berhenti / bobot badan mulai stabil pada saat dewasa tubuh Bobot badan dewasa ditentukan oleh strain dan jenis kelamin pada strain yang sama (sexual dimorphism) Maximum growth rate Mature body weight Age when maximum rate of growth occurs Age Body weight Bagian-bagian Tubuh : Pertambahan bobot bada unggas terdiri atas pertambahan bobot masing-masing bagian tubuh dan laju pertumbuhan setiap bagian tubuh berbeda Bobot saluran pencernaan dan bagian organ dalam lain secara proposional menurun sejalan dengan pertumbuhan Bobot otot dan lemak meningkat sejalan dengan pertumbuhan

Fisiologi Pertumbuhan Pertambahan jumlah dan ukuran masing-masing sel Komponen pertumbuhan : Peningkatan bobot otot (protein dan air) Peningkatan ukuran kerangka untuk menunjang pertumbuhan otot (mineral terutama kalsium) Peningkatan penimbunan lemak pada jaringan adipose (trigliserida dan sedikit air) Peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam (pada strain ayam pedaging pertumbuhannya sangat sedikit)

Pertumbuhan Otot : Peningkatan ketebalan dan panjang serabut otot (jumlahnya telah ditentukan sebelum ayam menetas) Penebalan otot disebabkan oleh terjadinya pembelahan dan perbanyakan myofibril, sedangkan penambahan sarcomere pada ujung-ujung myofibril menyebabkan serabut otot memanjang Serabut otot ayam jantan lebih tebal daripada betina Serabut otot ayam pedaging pertumbuhan cepat lebih tebal daripada ayam yang tumbuh lambat Pertumbuhan otot identik dengan penimbunan protein, defesiensi protein akan menghambat laju pertumbuhan Interaksi kopleks antara hormon-hormon dalam tubuh mempengaruhi laju pertumbuhan otot

Pertumbuhan Tulang Fungsi tulang : 1. Membentuk kerangka yang kompak untuk menunjang otot-otot tubuh, 2. Penyimpanan cadangan Ca dan P Terdiri dari dua fase matriks : - Ca dan P  keras dan kaku - Serabut organik  fleksible Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada bagian growth plate : sel-sel pada growth plate (osteoblast) mensintesis dan mensekresikan osteoid (kolagen kaya protein) yang membentuk matriks tempat absorpsi ion-ion Ca dan P yang kemudian membentuk kristal Osteoclast mereabsorpsi mineral dan fase organik sehingga ukuran tulang membesar dan berfungsi sebagai cadangan metabolically active Ca Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh : faktor genetik, hormon, kecukupan vitamin A dan D Kelainan akibat pertumbuhan abnormal tulang : spondylolisthesis, deformasi tulang kaki, dyschondroplasia, rickets

Pertumbuhan Lemak Terjadi dibeberapa bagian tubuh, ditimbun pada jaringan adipose yang membentuk bantalan trigliserida berakumulasi dalam sel-sel jaringan adipose (adipocytes) Asam-asam lemak diderivasi langsung dari makanan atau disintesis dalam hati dengan gluksa sebagai prekusor  berbeda dengan mamalia Berfungsi sebagai cadangan energi dan insulasi tubuh Pada defesiensi energi lemak dari jaringan adipose dimobilisasi dengan bantuan hormon glukagon.