ZAKKY FATHONI, SP, M.Sc Fakultas Pertanian Univ. Jambi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengantar Teknopreneurship Pertemuan 1
Advertisements

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen
Manajemen Asuhan Keperawatan Disampaikan Oleh: Ns
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM)
S K M INFORMATIKA PELITA NUSANTARA.
Program Orientasi Pendidikan
By. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns
FAKULTAS HUKUM ILMU HUKUM PROGRAM STUDI
Teori Komunikasi Organisasi
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
KEBIDANAN SEBAGAI PROFESI
PUSKESMAS SEBAGAI PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dr. Leonardo W. Permana, MARS.
Chapter 5 KEWIRAUSAHAAN DARI PERSPEKTIF PSIKOLOGI
DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Adriy.weebly.com.
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
PENDEKATAN TEORI SIFAT,
KONSEPSI DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS NASIONAL
PENGERTIAN WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN
Kompetensi Wali Lembaga Pemasyarakatan Oleh Benny Prawira.M.Si Disampaikan pada kunjungan STKS Bandung di Lembaga Pemasyaraktan Klas II.A Yogyakarta Tahun.
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Sebagai suatu pendekatan Problem – Solving yang memerlukan.
METODE PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
BAB IV PERENCANAAN.
Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM.
Prinsip-prinsip Pemasaran
Mata Kuliah Pengantar Bisnis Fak. Ekonomi & Bisnis Univ. Mercu Buana
DIFUSI INOVASI Program Studi Agribisnis UPN ”Veteran” Yogyakarta.
SEBAGAI BAHAN SAJIAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
ETIKA PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT
Bab 5 Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
KONSELING KELOMPOK.
Mata Kuliah Pengantar Bisnis Fak. Ekonomi & Bisnis Univ. Mercu Buana
1. Mengenal karakteristik peserta didik
Ekonomi Pembangunan Daerah
KONSEPSI DAN STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS NASIONAL
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN - Memotivasi diri sendiri-
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.
Kewirausahaan Zimmerer : suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan Savary dalam buku kamus dagang.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
PENILAIAN POTENSI DIRI WIRAUSAHA
PERKEMBANGAN KONSEP DASAR WIRAUSAHA.
Hildegard Peplau : Theory Of Interpersonal Relatioi
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN Pertemuan ke XI - XII.
SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN
Melibatkan Orang Berpengaruh Dalam Sebuah Ide
Mendiskripsikan peran dan jiwa kewirausahaan
METODE PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK
Kewirausahaan Zimmerer : suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan Savary dalam buku kamus dagang.
KONSEP ETIK PRAKTIK KEPERAWATAN
SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN
Pengaruh Faktor-Faktor Non-Rasional Dalam Pengambilan Keputusan
Netting, Kettner & McMurty
(Ely Triwulan Dani - A ) ILMU PERENCANAAN WILAYAH
Persiapan Guru sebagai Fasilitator dalam Memberikan
KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN
PERTEMUAN -3.
KONSEP PEMBELAJARAN BERMAKNA
By. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns
Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
Etika, Etiket dan Kode Etik Keperawatan
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
1 By : Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes. Latar belakang Krisis multidimensional berdampak negatif terhadap status kesehatan dan ketahanan keluarga di Indonesia.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Bab 5 Pasar Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen
Transcript presentasi:

ZAKKY FATHONI, SP, M.Sc Fakultas Pertanian Univ. Jambi KEWIRAUSAHAAN ZAKKY FATHONI, SP, M.Sc Fakultas Pertanian Univ. Jambi

KETERKAITAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PROFESI KEPERAWATAN Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat –termasuk perawat spesialis komunitas— perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan. Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001).

Terdapat lima model kemitraan yang cenderung dapat dipahami sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut antara lain: kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005), pluralisme baru (new-pluralism), radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism), kewirausahaan (entrepreneurialism) dan membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan Randall, 1992). Model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model kewirausahaan (entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) –kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi masyarakat—dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip kewirausahaan. Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan bidang kesehatan. Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat (William, 2004; Korsching & Allen, 2004)

Saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan keperawatan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding sebelumnya (Depkes RI, 2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000). Menurut Batsleer dan Randall (1992) ideologi entrepreneurialisme memiliki dua karakter, yaitu: prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib sendiri (self determination). Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis komunitas berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perawat spesialis komunitas memainkan perannya sebagai advokator (pembela) dan mitra (partner) bagi kliennya (masyarakat) (Stanhope & Lancaster, 1997).

Definisi kewirausahaan adalah individu (kelompok) yang dapat mengidentifikasi kesempatan berdasarkan kemampuan, keinginan, dan kepercayaan yang dimilikinya serta membuat pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan upaya menyelaraskan sumber daya dalam pencapain keuntungan personal (Otuteye & Sharma, 2004). Perawat spesialis komunitas dapat dianggap sebagai institusi penyedia layanan keperawatan. Sehingga untuk menggambarkan faktor-faktor institusi yang dapat mempengaruhi etos kewirausahaan perawat spesialis komunitas, Kerangka kerja tersebut menganalisis bagaimana institusi dan perubahan institusi berdampak pada penampilan ekonominya. Kesehatan masyarakat digambarkan sebagai bangun segitiga beserta unsur partisipasi, kapasitas, dan kepemimpinan (Nies & Mc. Ewan, 2001). Partisipasi berkaitan dengan peran serta aktif seluruh komponen masyarakat, yaitu individu, keluarga, kelompok risiko tinggi, dan sektor terkait lainnya, dalam upaya perencanaan dan peningkatan derajat kesehatan secara komprehensif. Kapasitas memiliki makna tingkat pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan anggota masyarakat secara keseluruhan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan kepemimpinan mengindikasikan kemampuan mempengaruhi anggota masyarakat dalam meningkatkan fungsionalnya pada pengembangan kesehatan masyarakat. Masyarakat memerlukan pemimpin yang dapat mengorganisasikan, bertanggungjawab, dan memobilisasi anggota masyarakat lain untuk lebih berperan aktif dalam pengembangan kesehatannya.

Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Lainnya Kewirausahaan dan ekonomi; Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai  seorang inovator dan penggerak pembangunan.  Bahkan, seorang wirausaha merupakan katalis yang  agresif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertama kali gagasan tentang kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif disampaikan oleh Schumpeter pada tahun 1911.  Peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada lima alasan yang melatarbelakangi gagasan Schumpeter ini, yakni: (1) wirausaha yang mengenalkan produk baru dan kualitas baru dari suatu produk, (2) wirausaha yang mengenalkan metode baru berproduksi yang lebih komersial, baik berdasarkan pengalaman maupun hasil kajian ilmiah dari suatu penelitian (3) wirausaha yang membuka pasar baru, baik dalam negeri ataupun di negara yang sebelumnya belum ada pasar (4) wirausaha yang menggali sumber pasokan bahan baku baru bagi industri setengah jadi atau industri akhir, dan (5) wirausaha yang menjalankan organisasi baru dari industri apapun.  

Hubungan kewirausahaan dengan Ilmu Komunikasi Kehidupan para wirausaha sehari-hari selalu terlibat dengan menerima dan memberi informasi melalui komunikasi. Oleh sebab itu, dengan adanya komunikasi di dalam dunia bisnis sangat penting sekali untuk keberhasilan di dalam kegiatan usahanya. komunikasi itu mengandung proses pemberitahuan, mendengarkan, dan memahami secara terus menerus dengan menggunakan lambang-lambang tertentu. Berkomunikasi yang dianggap baik adalah berkomunikasi yang berlangsung secara timbal balik dan terus menerus dapat menciptakan saling pengertian semua pihak. Dengan demikian, komunikasi yang berlangsung secara timbal balik, akan bermanfaat dalam setiap kesempatan berwirausaha untuk mencapai tujuan. Salah satu yang paling penting bagi para wirausahawan untuk mendapatkan sukses di dalam bisnis adalah dengan berkomunikasi dan interaksi. Jika tidak dapat berkomunikasi maka tidak mungkin bagi seorang wirausahawan dapat memperoleh kesempatan berbisnis, baik untuk menciptakan ide-ide, gagasan, maupun cara mengembangkan usahanya. Di dalam pembinaan kemampuan berkomunikasi ada tiga aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap wirausahawan, yaitu: a. Berkomunikasi harus dipandang sebagai proses. b. Berkomunikasi harus menyangkut manusia dan bukan manusia. c. Berkomunikasi harus menyangkut informasi.

Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Manajemen Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan. Organisasi merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Manajemen dpt diartikan sebagai proses dari perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan pelaksanaan fungsi manajemen yang baik maka seorang wirausahawan akan berhasil dalam menjalankan usahanya. Hubungan Kewirausahaan dengan Psikologi Tinjauan kewirausahaan dari perspektif Psikologi lebih terfokus pada pertanyaan mengapa secara individual ada orang dapat yang memanfaatkan peluang? Mengapa yang lain tidak? Mengapa ada pengusaha yang sukses? Mengapa ada yang tidak sukses? Terdapat beberapa karakteristik kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi dirinya dalam cara mengorganisasikan peluang wirausaha. Kepribadian yang berbeda akan menunjukkan perbedaan cara dalam menghadapi tantangan meski berada dalam situasi yang sama. Shane (2003) mengelompokkan karakter psikologis yang mempengaruhi mengapa seseorang lebih memanfaatkan peluang dibandingkan yang lain dalam 4 aspek yaitu: Kepribadian; tindakan seseorang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan tindakan memanfaatkan peluang. Motivasi: entrepreneur dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan nasibnya sendiri evaluasi diri sifat-sifat kognitif; berpikir dan membuat keputusan