PENGATURAN TEGANGAN PADA GENERATOR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
LISTRIK BOLAK-BALIK ALTERNATING CURRENT (AC)
Advertisements

INDUKTOR / KUMPARAN ILHAM, S.Pd..
Konsep Dasar dan aplikasi
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor” 2.
MOTOR AC SINKRON.
Teknik Rangkaian Listrik
Hukum Listik Bolak-Balik
Arus Bolak-balik.
Pertemuan ke : 4 Bab. III  Pokok bahasan : Peralatan input relay  Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam trafo tegangan, dan trafo.
TRANSFORMATOR Pertemuan 7-8
RANGKAIAN LISTRIK I WEEK 2.
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Fasor
Circuit Analysis Phasor Domain #2.
Rangkaian Arus Bolak-Balik
UNIVERSITAS GUNADARMA
Open Course Selamat Belajar.
Kontrol Motor Induksi dan Motor Sinkron. Motor Induksi.
Teknik Rangkaian Listrik
Rangkaian Arus Bolak-Balik
MOTOR SINKRON Pertemuan 12
Bab.6 Pemasangan Mutimeter menurut fungsinya
Generator Sinkron Generator sinkron: arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk mengahasilkan medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime.
TRAFO INSTRUMENT.
ARUS BOLAK - BALIK Arus bolak balik.
MAGNETISME ( 2 ) Gaya Pada Muatan Dalam Pengaruh Medan Magnet : Gaya Lorentz Seperti dalam kasus elektrostatik (kelistrikan), gejala magnetisme (kemagnetan)
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945
Magnetisme (2).
Melakukan pengaturan beban pada unit generator pembangkit
Bab Iv rangkaian potensiometer
ARUS BOLAK BALIK.
Rangkaian Arus Bolak-Balik
Generator listrik.
LANJUTAN BAB 6.
GGL IMBAS 1/5/2018 Stttelkom.
KARAKTERISTIK KOMPONEN RANGKAIAN LISTRIK
Menganalisis rangkaian listrik
RANGKAIAN EKIVALEN SUATU SALURAN TRANSMISI
Generator Sinkron Sebagian besar energi listrik yang dipergunakan oleh konsumen untuk kebutuhan sehari-hari dihasilkan oleh generator sinkron fasa banyak.
Rangkaian Arus Bolak-Balik
UNIVERSITAS GUNADARMA
Bab 11 Arus Bolak-balik TEL 2303 Abdillah, S.Si, MIT
Rangkaian Arus Bolak-Balik
TRANSFORMATOR Pertemuan 7-8
GENERATOR INDUKSI.
Sebagai contoh, untuk 24 slot Sebagai contoh, untuk 24 slot, 4 tiang, mush berliku single-layer, lapangan tiang adalah 6 slot pitches. Karena lapangan.
RANGKAIAN KOPLING MAGNETIK
VII. PEMAKAIAN KAPASITOR PADA SISTEM DISTRIBUSI
GENERATOR SINKRON.
PERENCANAAN GENERATOR ASINKRON
PERENCANAAN GENERATOR ASINKRON
Alat Ukur Faktor Daya (Cos phi meter).
EKI SAPUTRA/RISTYA NURIKA/SUCI ALDILA
TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK.
Rangkaian arus bolak balik & daya arus bolak balik
Pertemuan 12 Arus Bolak-Balik
PPG Teknik Elektro Universitas Negeri Medan 2017 PENGUKURAN FAKTOR DAYA Oleh : Nisrina (Cos phi meter)
LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Prinsip Motor Listrik.
MOTOR DC EKSITASI TERPISAH
Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik.
Rangkaian Arus Bolak-Balik
1. Perbedaan Generator sinkron dan Asinkron 2. Konstruksi Generator Sinkron 3. Bagian-bagian Dari Generator 4. Penggunaan Bagian-bagian Dari Generator.
Rangkaian Arus Bolak-Balik. 10.1Rangkaian Hambatan Murni 10.2Rangkaian Hambatan Induktif Sebuah kumparan induktor mempunyai induktansi diri L dipasangkan.
PENGUKURAN PENGUKURAN LISTRIK DAN MAGNIT Teknik Elektro Universitas jendral Achmad Yani.
KONSEP DASAR ANALISIS HUBUNG SINGKAT Pelatihan Analisis Sistem Tenaga.
TEORI LISTRIK DIKLAT PENGOPERASIAN GARDU INDUK Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto.
BAB 1. ANALISIS ALIRAN DAYA ( LOAD FLOW STUDY )  Analisis aliran daya ini terdiri dari perhitungan-perhitungan aliran daya dan tegangan dari suatu jaringan.
Induksi Elektromagnetik. Apa itu induksi elektromagnetik? Induksi elektromagnetik adalah arus listrik yang timbul akibat perubahan medan magnet.
Transcript presentasi:

PENGATURAN TEGANGAN PADA GENERATOR

Output tegangan yang dihasilkan harus selalu konstan agar peralatan listrik yang disuplai oleh generator tidak cepat rusak. Oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk mengatur tegangan pada nilai yang diinginkan. Tegangan dari simpul di GI dan tegangan di Pusat Listrik bersama –sama membentuk profil tegangan sistem. Berbeda dengan frekuensi yang sama dalam semua bagian sistem, tegangan tidak sama dalam setiap bagian sistem sehingga pengaturan tegangan lebih sulit dibandingkan dengan pengaturan frekuensi. .

Kalau frekuensi praktis hannya dipengaruhi oleh daya nyata MW dalam sistem, dilain fihak tegangan dipengaruhi oleh arus penguat generator, daya reaktif beban, daya reaktif yang didapat dalam sistem (selain generator) misalnya dari kondensator dan reaktor, kemudian posisi tap transformator. Pengaturan tegangan dilakukan dengan cara mengatur besar kecilnya arus eksitasi yang diberikan pada kumparan medan baik dengan cara manual atau otomatis. Pengaturan tegangan otomatis yaitu dengan cara mendesain suatu kontroler yang akan memberikan aksi kontrol untuk menambah atau mengurangi besarnya arus eksitasi tanpa campur tangan operator

% pengaturan tegangan = ((E0 - V) / V) x 100 Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban nol dengan beban penuh, dan ini dinyatakan dengan persamaan: % pengaturan tegangan = ((E0 - V) / V) x 100 Terjadinya perbedaan tegangan terminal V dalam keadaan berbeban dengan tegangan Eo pada saat tidak berbeban dipengaruhi oleh faktor daya dan besarnya arus jangkar (Ia) yang mengalir. Untuk menentukan pengaturan tegangan dari generator adalah dengan memanfaatkan karakteristik tanpa beban dan hubung singkat yang diperoleh dari hasil percobaan dan pengukuran tahanan jangkar. Ada tiga metoda atau cara yang sering digunakan untuk menentukan pengaturan tegangan tersebut, yaitu:

Metoda Impedansi Sinkron • Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL. • Metoda Amper Lilit atau Metoda GGM. • Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier. Metoda Impedansi Sinkron Untuk menentukan pangaturan tegangan dengan menggunakan metoda impedansi sinkron, langkah-langkahnya sebagai berikut. • Tentukan nilai impedansi sinkron dari karakteristik tanpa beban dan karakteristik hubung singkat. • Tentukan nilai Ra berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan. • Berdasarkan persamaan hitung nilai Xs. • Hitung harga tegangan tanpa beban Eo. • Hitung prosentase pengaturan tegangan.

Gambar 1.Vektor diagram dengan pf lagging

Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai sebenarnya

Metoda Ampere Lilit Perhitungan dengan metoda ampere lilit berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan tanpa beban dan hubung singkat. Dengan metoda ini reaktansi bocor Xl diabaikan dan reaksi jangkar diperhitungkan. Adapun langkah-langkah menentukan nilai arus medan yang diperlukan untuk memperoleh tegangan terminal generator saat diberi beban penuh, adalah sebagai berikut. • Tentukan nilai arus medan (Vektor OA) dari percobaan beban nol yang diperlukan untuk mendapatkan tegangan nominal generator. • Tentukan nilai arus medan (Vektor AB) dari percobaan hubung singkat yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh generator.

• Gambarkan diagram vektornya dengan memperhatikan faktor dayanya: – untuk faktor daya “Lagging” dengan sudut (90° + ϕ) – untuk faktor daya “Leading” dengan sudut (90° – ϕ) – untuk faktor daya “Unity” dengan sudut (90°) perhatikan Gambar 2 a, b dan c) • Hitung nilai arus medan total yang ditunjukkan oleh vektor OB. 2.a

Gambar 2. Vektor arus medan 2.c Gambar 2. Vektor arus medan

Gambar 3. Karakteristik beban nol, hubung singkat, dan vektor arus medan.

Metoda Potier Metoda ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor Xl dan pengaruh reaksi jangkar Xa. Data yang diperlukan adalah: • Karakteristik Tanpa beban. • Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol.

Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh dengan cara melakukan percobaan terhadap generator seperti halnya pada saat percobaan tanpa beban, yaitu menaikkan arus medan secara bertahap, yang membedakannya supaya menghasilkan faktor daya nol, maka generator harus diberi beban reaktor murni. Arus jangkar dan faktor daya nol saat dibebani harus dijaga konstan.

Dari gambar diagram potier di atas, bisa dilihat bahwa: • V nilai tegangan terminal saat beban penuh. • V ditambah JF (I · Xl) menghasilkan tegangan E. • BH = AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar. • Bila vektor BH ditambah kan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk tegangan tanpa beban Eo bisa diketahui.

Vektor diagram yang terlihat pada diagram Potier bisa digambarkan secara terpisah seperti berikut. Gambar 5. Vektor diagram potier