Arimbi,Sp.P Bag. Ilmu Penyakit Paru FK UWK Surabaya
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tambahan ( laboratorium dan radiologi ). Mampu memutuskan dan memberi terapi pendahulu an, serta merujuk ke spesialis yang relevan ( bukan kasus gawat darurat )
Keradangan saluran napas kecil / bronkhiolus yang bersifat akut, terjadi edema mukosa bronkhiolus, sehingga Bronkhiolus mengalami obstruksi yang sering terjadi pada anak berumur di bawah 2 tahun
Penyebab tersering adalah: -RSV ( Respiratory Syncytial Virus dan Parainfluenzae Virus ) Penyebab lainnya adalah: - Metapneumonia virus - Coronae virus - Adenovirus - Rhenovirus
Virus ( RSV / Influenzae ) Hiperplasi sel goblet ( sekresi mukus ) Cilia bronkhiolus gerakkannya menurun akibat sekret Edema mukosa bronkhiolus ( Obstruksi bronkhiolus ) Sesak napas Batuk Produktif
• Berdasar Klinis ( keluhan dan gejala ) • Berdasar Radiologis ( Thoraks foto ) • Berdasar RSV testing dg Direct Immunofluorosence ( diambil dari aspirat nasopharing ), memiliki sensiti vitas 61% dan spesifisitads 89%
Dimulai dengan gejala seperti flue ringan ( sumer,batuk,pilek dg hidung berair / meler ) Setelah beberapa hari batuk dan pilek akan memberat, disertai kesulitan bernapas sampai napas berbunyi /mengi Bila tidak ditangani segera, keadaan makin memburuk yang ditandai dengan: anak tidak mau menyusu / celemek bayi selalu basah akibat susu yang tumpah karena di tolak oleh anak, anak nampak bertambah gelisah setelah di susui dan lebih sensitif / rewel.
Diperuntukkan pada kasus ringan ( di beri kesempatan 24 jam ) Berikan makanan yg biasa dimakan anak ( sedikit demi sedikit ), serta diberikan susu ibu / susu botol Bila sumer / demam diberikan parasetamol ( sesuai dosis anak ) Bila ada obat pilek berupa inhaler untuk pilek ( petunjuk dokter ) Bila mengalami kesulitan penanganan dalam waktu 1x24 jam, dan anak nampak mulai rewel, maka segera bawa anak ke Rumah sakit anak memerlukan pertolongan serius
o Cairan / makanan dapat di berikan langsung / lewat NG tube untuk menjaga Dehidrasi ), namun bila anak di sertai muntah, sebaiknya cairan diberikan lewat infuse. o Oksigenasi diberikan lewat selang nasal / masker ( unt. mempertahankan oksigen dalam darah ) o Suction nasopharing ( unt menjaga jalan napas tetap terbuka / bebas )
* Terapi Farmokologi / Simptomatik 1. Nebulized Bronkhodilator / Epinephrine (0.1 ml/kgBB ), Salbutamol, atau Ipatoproprium bromid) 2. Anti virus ( Ribavirin / 1-beta-D-ribafuranosyl-1,2,4- triazole-3-carbox-amide, merupakan synthetic nucleoside, menghambat replikasi RSV ) 3. Kortikosteroid 4. Antibiotika
Indikasi untuk dirawat di ICU 1.Bila terjadi tanda-tanda klinis memburuk. 2.Pemasangan Ventilator Mekanik dapat di berikan bila: RR meningkat, Cyanosis, Apnea,dan Acidosis, merupakan tanda awal gagal napas) 3.Memiliki riwayat gangguan napas sebelumnya
Sinusitis Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis Pleuritis dan Efusi pleura Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus ( penyebab kematian ) Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena ( arteri pulmonalis ) Bila kronis terjadi Kor pulmonal kronik (cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio- venous shunt ), terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia.
Bagi anak balita yang masih sehat, maka hindari kontak langsung dengan orang sakit ( batuk – pilek ), caranya: • Bagi si sakit di haruskan memakai masker • Mancuci tangan sebelum menyentuh anak • Bila sudah terlanjur sakit, maka penanganan berikut dapat di lakukan.
TERIMA KASIH SEMOGA SUKSES