PELESTARIAN KAWASAN BERSEJARAH CULTURAL SIGNIFICANCE Johanes Parlindungan PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS BRAWIJAYA
CULTURAL SIGNIFICANCE / MAKNA KULTURAL PENGERTIAN dan KONSEP CULTURAL SIGNIFICANCE / MAKNA KULTURAL THE BURRA CHARTER (1999) “aesthetic, historic, scientific or social value for past, present or future generations” AESTHETIC HISTORIC SCIENTIFIC SOCIAL FUTURE PAST PRESENT
PERANAN OBJEK BERSEJARAH VISIBLE EVIDENCE of the past can contribute EDUCATIONALLY to the CULTURAL IDENTITY and MEMORY of a particular PEOPLE or PLACE, GIVING MEANING TO THE PRESENT BY INTERPRETING THE PAST (Adeniran et al, 2011) Conservation of historic monuments in the environment is the DOCUMENTARY OF HUMAN EXISTENCE (Adeniran et al, 2011) Kota-kota modern kehilangan identitas sebagai akibat dari “INTERNASIONALISME” arsitektur perkotaan. “Being here and there” luntur dimana berada di Asia seolah sedang berjalan di NYC. Kelunturan budaya dalam masyarakat. City without memory
Polusi Arsitektur dan Budaya ITALY ? U S A ? SINGAPORE ? TIDAK ADA MEMORY YANG MELEKATKAN BANGUNAN DI ATAS DENGAN LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT. Polusi Arsitektur dan Budaya
MEMBANTU MASYARAKAT MEMAHAMI PERKEMBANGAN PERADABAN KEPRIBADIAN BANGSA PEMBANGUNAN YG BERAKAR DARI KEBUDAYAAN DAN SEJARAH POTENSI EKONOMI YG BERKELANJUTAN MEMBANTU MASYARAKAT MEMAHAMI PERKEMBANGAN PERADABAN
PLACE CULTURAL IDENTITY & MEMORY Cultural significance is a concept which helps in ESTIMATING THE VALUE of PLACES (The Burra Charter, 1999) EVIDENCE MEANING TO PRESENT
TUJUAN KAJIAN MAKNA KULTURAL Cultural significance is a concept which helps in ESTIMATING THE VALUE of PLACES (The Burra Charter, 1999) BAGIAN DARI UPAYA PENELUSURAN FAKTA-FAKTA KESEJARAHAN BAGIAN UTAMA DARI KAJIAN SEJARAH PERKOTAAN / KAWASAN
UNIT KAJIAN
CO-ORDINATING AND ANALYSING EVIDENCE GATHERING EVIDENCE DOCUMENTARY EVIDENCE, PHYSICAL EVIDENCE CO-ORDINATING AND ANALYSING EVIDENCE ASSESSING SIGNIFICANCE Aesthetic, Sosial, Scientific, Historic STATING SIGNIFICANCE Ability to demonstrate, Association links, Formal or aesthetic qualities GATHERING INFORMATION FOR THE DEVELOPMENT OF CONSERVATION POLICY CLIENT'S REQUIREMENTS EKSTERNAL REQUIREMENTS EVIDENCE REQUIREMENTS FOR RETENTION PHYSICAL CONDITION DEVELOPING A CONSERVATION POLICY STATING CONSERVATION POLICY STRATEGI FOR IMPLEMENTING CONSERVATION POLICY STAGE 01: CULTURAL SIGNIFICANCE STAGE 02: CONSERVATION POLICY
1. GATHERING EVIDENCE PERANAN STUDI SEJARAH HEURISTIK KRITIK SUMBER INTERPRETASI HISTIOGRAFI Sobana (2008) DOCUMENTARY & PHYSICAL
2. CO-ORDINATING AND ANALYSING EVIDENCE 1 HEURISTIK 2 KRITIK SUMBER 3 INTERPRETASI 4 HISTIOGRAFI
3. ASSESSING SIGNIFICANCE ABILITY TO DEMONSTRATE ASSOCIATIONAL LINKS FORMAL or AESTHETIC QUALITIES
4. STATING SIGNIFICANCE
KRITERIA PENILAIAN AESTHETIC VALUE HISTORIC VALUE SCIENTIFIC VALUE MENURUT KEVIN LYNCH, SUATU OBJEK MEMILIKI NILAI KESEJARAHAN YANG TINGGI APABILA BERASOSIASI DENGAN ORANG PENTING ATAU KEJADIAN YANG ISTIMEWA (Adeniran et al, 2011)
BURRA CHARTER MARTOKUSUMO ALBERS TIESDELL BUDIHARDJO UU - BCB Kesejarahan. Historis Peristiwa bersejarah Kesinambungan budaya/sejarah Kesejarahan Nilai sejarah Sejarah (riwayat) perkembangan kota Arsitektur. Keberagaman arsitektur Arsitektur lokal Kekhasan arsitektur Umur bangunan Kontribusi sosial/kebudayaan. Sosial Rasa memiliki masyarakat Kerekayasaan (engineering). Teknik Ilmu pengetahuan Estetis Seni Arkeologis. Arkeologis Keunikan setempat Keaslian Kelangkaan Landmark Keberagaman lingkungan Keselarasan lingkungan Keberagaman fungsional Ekonomi dan komersial Religiositas
LATAR BELAKANG KOTA BLITAR BLITAR MASA LAMPAU BLITAR MASA KINI Gementee Blitar 1906 Kebon Rojo MULO Personel TRIP Bung Karno dan Istana Gebang Personel PETA KOTA PROKLAMATOR PEMBERONTAKAN TERBESAR ASIA TENGGARA Gereja St Yusup LOKASI PELATIHAN TRIP Gardu Listrik PENGIBARAN PERDANA MERAH PUTIH
KARAKTERISTIK OBJEK DAN KAWASAN LINGKUNGAN FISIK dan BANGUNAN: METODE STUDI INPUT METODE OUTPUT KARAKTERISTIK OBJEK DAN KAWASAN LINGKUNGAN FISIK dan BANGUNAN: RUANG EKONOMI POLITIK SOSIAL BUDAYA TINJAUAN SEJARAH KOTA BLITAR DAN OBJEK SINKRONIK - DIAKRONIK MAKNA KULTURAL OBJEK DAN KAWASAN
KARAKTERISTIK OBJEK DAN KAWASAN TINDAKAN PELESTARIAN OBJEK DAN KAWASAN PERMASALAHAN PERTAMA INPUT METODE OUTPUT KARAKTERISTIK OBJEK DAN KAWASAN FORM PENILAIAN KONDISI FISIK OBJEK KOMPONEN FISIK PERSEPSI AHLI PHA TINGKAT KERUSAKAN OBJEK BERSEJARAH KONDISI FISIK OBJEK OBSERVASI FORM PENILAIAN VITALITAS KAWASAN VITALITAS KAWASAN OBSERVASI TINGKAT KERUSAKAN KAWASAN BERSEJARAH integrasi dengan sistem kota; kondisi prasarana dan sarana; utilitas; densitas, variasi, land use dan kepemilikan lahan; kualitas lingkungan; ruang, bentuk dan tipologi kawasan; tradisi dan sosial budaya; kesadaran dan intervensi; pembiayaan dan pendanaan TINDAKAN PELESTARIAN OBJEK DAN KAWASAN
PERMASALAHAN KEDUA INPUT METODE OUTPUT TOLOK UKUR MAKNA KULTURAL Kesejarahan, Kekhasan Arsitektur, Umur Bangunan, Sosial dan kemasyarakatan, Seni dan Estetika, Keunikan dan Kelangkaan, Landmark, Fungsional, Potensi Ekonomi, Religius MAKNA KULTURAL OBJEK DAN KAWASAN PERSEPSI PEMILIK OBJEK BERSEJARAH ANALISIS FAKTOR MAKNA KULTURAL KAWASAN BERSEJARAH PERSEPSI AHLI P H A KARAKTERISTIK KESEJARAHAN OBJEK BERSEJARAH MAKNA KULTURAL OBJEK BERSEJARAH SKORING TERBOBOT TINDAKAN PELESTARIAN OBJEK DAN KAWASAN
TINDAKAN PELESTARIAN OBJEK DAN KAWASAN PERMASALAHAN KETIGA INPUT METODE OUTPUT MAKNA KULTURAL OBJEK DAN KAWASAN TABULASI NILAI TINDAKAN PELESTARIAN OBJEK DAN KAWASAN PERSYARATAN PENENTUAN TINDAKAN PELESTARIAN TINDAKAN PELESTARIAN OBJEK DAN KAWASAN PERSYARATAN PENENTUAN TINDAKAN PELESTARIAN OBJEK
JL. SHODANCO SUPRIYADI JL. IR. SUKARNO& JEND. SUDIRMAN 7 Rumah Tinggal 3 Komplek sekolah 1 Komplek kerohanian 1 Tugu peringatan 2 Rumah Tinggal 1 Rumah Gardu Listrik 1 Kampus Universitas 1 Komplek Sekolah 1 Bekas Gudang 1 Gereja JL. DIPONEGORO 2 Rumah Tinggal 2 Komplek sekolah 1 Komplek Gereja JL. AHMAD YANI JL. SULTAN AGUNG & MURADI 3 Rumah Tinggal 2 Komplek Sekolah 6 Rumah Tinggal 1 Musium (Istana Gebang)
MAKAM BUNG KARNO TUGU POTLOT EX. MARKAS PETA ISTANA GEBANG EX. HOTEL SAKURA EX. MARKAS TRIP
SINKRONIK - DIAKRONIK
SINKRONIK - DIAKRONIK
PHA (PEMBOBOTAN FAKTOR) MAKNA KULTURAL OBJEK TOLOK UKUR TEORITIS FAKTOR TOLOK UKUR SEJARAH UMUR SOSIAL SENI KEKHASAN KEUNIKAN LANDMARK FUNGSIONAL POTENSI EKONOMI RELIGI FAKTOR I : POTENSI KEILMUAN Sejarah, Umur, Sosial, Landmark FAKTOR II : POTENSI ESTETIKA DAN PENGEMBANGAN KEG EKONOMI Seni, Kekhasan, Keunikan, Ekonomi ANALISIS FAKTOR FAKTOR III : POTENSI FUNGSIONAL DAN RE-USE Fungsional, Religi PENILAIAN MAKNA KULTURAL PHA (PEMBOBOTAN FAKTOR)
No. KOMPONEN PARAMETER PENILAIAN 1. Sejarah 0.00-0.30 Tidak memiliki catatan sejarah 0.30-0.60 Terkait dengan perkembangan kota atau kawasan 0.60-1.00 Terkait secara langsung dengan peristiwa perjuangan dan tokoh pejuang 2. Umur 0.00-0.25 Berusia di bawah 50 tahun 0.25-0.50 Berusia 50 tahun s/d 75 tahun 0.50-0.75 Berusia 75 tahun s/d 100 tahun 0.75-1.00 Berusia minimal 100 tahun 3. Sosial Tidak memiliki nama lokal Memiliki nama lokal Memiliki nama lokal dan merupakan ikon Kota Blitar 4. Landmark Tidak berpotensi menjadi landmark Berpotensi menjadi landmark Telah menjadi landmark di Kota Blitar 5. Seni Tidak memiliki ornamen Memiliki ornamen pada elemen fungsional antara lain jendela dan pintu Memiliki ornamen tidak hanya pada elemen fungsional 6. Kekhasan 0.00-0.50 Tidak memiliki desain khas yang merupakan ciri dari jamannya 0.50-1.00 Memiliki desain khas yang merupakan ciri dari jamannya 7. Keunikan Desain bangunan tidak unik dan cenderung sama dengan sebagian besar bangunan lainnya Desain bangunan unik dan berbeda dengan sebagian besar bangunan lainnya 8. Ekonomi Tidak memiliki potensi dalam pengembangan kegiatan ekonomi Dapat difungsikan sebagai lokasi kegiatan ekonomi Memiliki keunikan dan sejarah yang penting sehingga dapat memberi daya tarik bagi wisata 9. Fungsional Bangunan/objek mengalami kerusakan berat sehingga sulit dipergunakan kembali Bangunan/objek mengalami kerusakan ringan dan sedang Bangunan/objek masih dipergunakan sesuai dengan fungsi awalnya 10. Religi Tidak memiliki nilai religius Aktif dipergunakan dalam kegiatan keagamaan dan memiliki nilai yang membangkitkan semangat nasionalisme
A FAKTOR KOMPONEN SKOR KOMPONEN BOBOT KOMPONEN BOBOT FAKTOR (PHA) NILAI TERTIMBANG NILAI MAKNA KULTURAL I Potensi keilmuan Sejarah 0.60 22.8% 32.644% 4.466% 80.3% Umur 0.65 26.3% 5.580% Sosial 0.00 23.6% 0.000% A Landmark 1.00 27.3% 8.912% Jumlah I 100.00% II Potensi estetika dan pengembangan kegiatan ekonomi Seni 27.2% 30.190% 8.212% Kekhasan 25.5% 7.698% Keunikan 21.9% 6.612% Ekonomi 0.30 25.4% 2.300% Jumlah II III Potensi fungsional dan pemanfaatan kembali (re-use) Fungsional 0.97 50.4% 37.166% 18.095% Religi 49.6% 18.434% Jumlah III 100.0% 80.31%
TINDAKAN PELESTARIAN TINGKAT KERUSAKAN MAKNA KULTURAL TDK RUSAK A,B & C PRESERVASI RENDAH A,B & C PRESERVASI SEDANG A RESTRORASI SEDANG B & C REHABILITASI BERAT B & C REHABILITASI BERAT A REKONSTRUKSI
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA The Burra Charter. 1999. Adeniran et al. 2011. Perceptions on cultural significance and heritage conservation: A case study of Sussan Wenger’s building, Osogbo, Nigeria. African Journal of History and Culture Vol. 3(5), pp. 73-88, June 2011