Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UNDANG-UNDANG TENTANG K3
Advertisements

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PENGAMBILAN SPECIMEN PEMERIKSAAN MIKROBA
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
ULANGAN HARIAN PERTAMA SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Asam Urat (Gout)
Administrasi Perkantoran
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
Sanitasi dan Keamanan.
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
PERATURAN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3)
SUMBANGKAN DARAH SELAMATKAN JIWA.
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Penyaji Materi : dr. Sinatra Gunawan, MK3, SpOk
DAMPAK PADA KUALITAS UDARA
HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi 5 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ
Budaya hidup sehat = sehat kesehatan pribadi-kesehatan lingkungan
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR DAN TERSIRAM AIR PANAS
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN X) JAMSOSTEK Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No.3 Th.1992) copyright by Elok Hikmawati.
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Topik: CACAT AKIBAT KERJA Oleh: DR dr Suma’mur PK, MSc , SpOk
HAK PEKERJA Jaminan Sosial Tenaga Kerja Saat Jam Kerja (Astek)
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Health Monitoring and Surveillance
PENYAKIT AKIBAT KERJA PUTRI HANDAYANI, SKM..
Pemeriksaan Kesehatan (Skrining) Tenaga Kerja
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Diagnosis dan Penilaian Kecacatan utk PAK
: :05 HAK PEKERJA Jaminan Sosial Tenaga Kerja Saat Jam Kerja (Astek) Jenis-Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja Cara Penghitungan.
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KERJA
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Stadium klinis HIV/AIDS
HIV AIDS Di TEMPAT KERJA
PENYAKIT AKIBAT KERJA PUTRI HANDAYANI, SKM..
Penyakit Asma Akibat Kerja
PNEUMOKONIOSIS.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
HIMPUNAN PERATURAN KESELAMATAN & KESEHATAN K3
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
EFEK BAHAN KIMIA & PENYAKIT AKIBAT KERJA
Pemeriksaan Kesehatan (Skrining) Tenaga Kerja
KESEHATAN KERJA.
Kehamilan dengan infeksi (rubella dan hepatitis)
HIV / AIDS Penanganan dan Pencegahan Penularan
PRISKILA APRILIA HAMBER
Toksisitas Logam (Lingkungan Kerja) pada Pekerja yang Terpapar
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UU NO.1 Tahun 1970 Oleh : SYAFRIANI.
EFEK KESEHATAN DAN TOKSIK
Diagnosis dan Penilaian Kecacatan utk PAK
Standar kesehatan kerja perkantoran
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
HUBUNGAN INDUSTRIAL Sesi 5 Oleh: Mohammad Mustaqim, MM, AAAIJ
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA ATTENTION PLEASE.
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
Ruang Lingkup dan Simbol K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja
PROSES INDUSTRI DAN KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA “ALAT PELINDUNG DIRI DAN PERLENGKAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
{ LINGKUNGAN DAN MANUSIA TERHADAP KESELAMATAN PASIEN Yuhana Damantalm, S.Kep.,Ns. M.Erg.
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Nusye Ismail

Sumber daya manusia Penting dalam menunjang produktivitas Pembinaan --> ! ! UPAYA K3 antara lain : Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Aspek perundangan UU no. 1 tahun 1970 pasal 8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per-02/MEN/1980 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 03/MEN/1982 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pemberi kerja wajib memberikan perlindungan yg mencakup kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan mental & fisik

Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja Agar tenaga kerja yang diterima : Kondisi kesehatan yang optimal Tidak berpenyakit menular Cocok untuk pekerjaannya

Meliputi : Pemeriksaan fisik lengkap Kesegaran jasmani Rontgen paru Laboratorium rutin Pem lain yang dianggap perlu Ada yang sudah punya standard sendiri

Rangkaian pemeriksaan Data / identitas Anamnesis riwayat kesehatan yang selengkap-lengkapnya Pemeriksaan fisik secara keseluruhan dan sistematik Pemeriksaan penunjang

!! - Job Functions - Position requirements Contoh : General requirements 1. Work Area 2. Environmental factors 3. Physical exposure __Excessive heat __Constant noise > 85 dB __Deck Department __Excessive cold __Intermittent noise>85dB __Engine Department __Oxygen deficiency __Impact noise __Steward Department __Hands in water __Vibration continuous __Work alone __Hands in solvents __Vibration intermittent __Confined spaces __Hazardous substances __Hand arm vibration __Climbs heights __Whole body vibration __Works on ladders __Microwave/radio energy __Slippery uneven surfaces __Low lighting __Works with moving machinery __Dust / fumes exposure __Uses powered hand tools

4. Emergency duties __ Fire fighting __Boat drill __Responsible for passenger safety 5. Visual requirements 6. Hearing requirements Near ____________ __Cannot wear hearing aid Far______________ __Must work in high noise area Color vision______ __Must be able to understand spoken commands 7. Mental Factors __Rapid mental & muscular coordination __Short term memory __Long term memory __Excessive stress 8 . Functional factors __Lifting / carrying heavy goods __Reaching __Standing : how long ……… __Repetitive movements __Sitting : how long ……… __Climbing __Pushing __Stair climbing

9. Physical Coordination __Both hands required __Both legs required __Full use of hands required __Full use of legs required __Fine finger motion required __Operating heavy equipment __Grasping required __Operating machinery 10. Exposure __Hours __Days a. Chemical __Chlorinated solvents __Corrosives __Pesticides __Irritant gasses __Paints __Oil , tar __ Others ……… b. Dust / fumes __Dust general __Coal dust __Wood dust __Lead __Metal dust __Smoke __Metal fumes __Hydrocarbon fumes __Silica __Others ……………….. __Asbestos

Sistematika pemeriksaan kesehatan Data / identitas termasuk : riwayat pekerjaan terdahulu ( + berapa lama, jabatannya dan jenis paparan di lingkungan kerja ) Anamnesis selengkap-lengkapnya -Kemungkinan adanya penyakit saat ini -RPD : TB, asma, alergi, kejiwaan, neurologis, HNP, epilepsi, tifus, hepatitis, tumor, kardiovaskuler, endokrin, ginjal. rematik, dll Riwayat operasi, rawat RS -RPK : penyakit kronis degeneratif, penyakit2 keturunan -Wanita : A/ tentang obsgin

Pada saat melakukan anamnesa, sekaligus evaluasi keadaan kejiwaan secara umum Pengamatan untuk menilai sikap dan penampilan Keadaan kesadaran, emosi, motivasi, proses berfikir, kemampuan orientasi waktu, orientasi situasi, orientasi lingkungan Ada perusahaan yang melakukan Test Psikologis * Pemeriksaan fisik Pem fisik standard : harus dilakukan semua secara keseluruhan dan sistematik Penekanan2 tertentu : sesuai rencana penempatan Mis : -Ketajaman penglihatan dg test Snellen utk penempatan pd tugas yg memerlukan visus yg baik. -Pemeriksaan otologis dan ketajaman pendengaran dengan test berbisik

Pemeriksaan penunjang -Rontgen foto thorax -Lab : DL , UL, Lain2 Faeces : telur cacing, parasit -Pem khusus : Audiometri > 40 tahun : EKG Pengolah makanan : carrier tifus Ada perusahaan yang mensyaratkan : - HBsAg - VRDL-TPHA - HIV - Test Narkoba

Peraturan perundangan di Indonesia tentang beberapa jenis pemeriksaan kesehatan pra kerja Keputusan Menakertrans No. Kep.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS ditempat kerja : antara lain mencantumkan : -pengusaha dilarang melakukan test HIV untuk digunakan sebagai prasyarat suatu proses rekrutmen atau kelanjutan status pekerja atau kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin -test HIV hanya dapat dilakukan terhadap pekerja atas dasar kesukarelaan dengan persetujuan tertulis dari pekerja ybs, dengan ketentuan bukan untuk digunakan sebagaimana dimaksud diatas -Apabila test HIV dilakukan, maka wajib disediakan konseling kepada pekerja ybs sebelum dan sesudah dilakukan test HIV -Test HIV tsb hanya boleh dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus sesuai perundangan & standar yg berlaku -Informasi yang diperoleh dari kegiatan konseling, test HIV,pengobatan, perawatan dan kegiatan lainnya harus dijaga kerahasiaannya

Peraturan lainnya  mengenai Hepatitis B Surat Edaran Dirjen Pembinaan Hubungan Induatrial dan pengawasan Ketenagakerjaan No. SE.07/BW/1977 tentang : Pengujian Hepatitis B dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Pertimbangan dari studi kepustakaan dan konsultasi pakar penyakit hati : -Seseorang dg HBsAg positif belum tentu menderita hepatitis, selama fungsi hati normal tidak dapat dianggap menderita hepatitis. -Prevalensi HBsAg (+) di Indonesia cukup tinggi, yaitu 5 – 15% -penularan ditempat kerja tidak mudah karena hanya mungkin melalui darah/ transfusi darah/suntikan/ trans placental Berdasarkan hal tsb, dianjurkan kepada semua perusahaan/instansi untuk tidak melakukan pengujian serum HBsAg sebagai alat seleksi pada pemeriksaan awal maupun berkala

Kesimpulan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja Fit for duty Fit for duty with minor correctable defect Fit for selected / limited duty Unfit for duty

Fitness Category ( alternatif lain ) Sehat, tidak ada pembatasan pekerjaan Sehat, tidak ada pembatasan pekerjaan, tetapi perlu pengawasan medik Sehat, hanya untuk pekerjaan tertentu ……… Tidak sehat sementara : temporary, indefinitely Tidak sehat permanen

Contoh kasus 1 Pemeriksaan2 yg perlu dilakukan ? Calon karyawan, laki2 usia 28 tahun Rencana penempatan : sebagai Juru Masak Riwayat pekerjaan : sejak 2 tahun sebelumnya bekerja di restoran lain sbg juru masak RPD : tifus pd usia 12 tahun, berobat jalan sakit kuning thn 1999, rawat RS 2 minggu pernah OMP telinga kiri waktu kecil Tidak merokok, tidak pernah menggunakan narkoba Pemeriksaan2 yg perlu dilakukan ?

Lanjutan contoh kasus 1 Kesimpulan ? Saran ? Pem fisik : BB= 67 kg TB= 170 cm T = 130/80 Gigi : caries M1 kiri atas dan M1 kanan bawah Visus : normal, buta warna ( - ) Membran timpani telinga kiri perforasi ringan . Test berbisik : dlm batas normal Varices ( - ) Rontgen foto thorax : normal Lab : DL : normal, fungsi hati : normal, UL : normal, Widal (-), HBsAg (-), VDRL (-), HIV (-), test narkoba (-), Faeces : telur cacing (+), kultur faeces : salmonella-shigella (-) Kesimpulan ? Saran ?

Contoh kasus II Pemeriksaan2 yg perlu dilakukan ? Calon karyawan, laki2, usia 35 tahun Rencana penempatan : sbg teknisi mesin di kapal tanker berbendera Norwegia Riwayat pekerjaan : 1997 – 2001 : membantu keluarga di bengkel 2001-2005 : usaha sendiri sebagai tukang las-ketok RPD : Pernah OMP telinga kiri waktu kecil th 1998 fraktur jari II tangan kiri krn kecelakaan LL, diurut oleh dukun patah tulang Merokok 6 btg/ hari, tidak pernah menggunakan narkoba RPK : Ayah : diabetes Pemeriksaan2 yg perlu dilakukan ?

Persyaratan pendengaran utk awak kapal berbendera Norwegia Employees that perform navigational watch functions : Shall not have a hearing loss in their best ear exceeding 30 dB on average at the frequencies 250, 500,1000 & 2000 Hz. At the frequencies of 3000 & 4000 Hz the hearing loss shall nor exceed 50 dB on average Weakest ear : should not exceed 40 dB ( freq 250,500,1000 & 2000) and 60 dB at freq. 3000 & 4000 Hz Employees that perform safety functions : Best ear : tdk > 40dB ( pd 250,500,1000 & 2000 Hz) dan 60dB pd frek 3000-4000 Hz Weakest ear : tidak > 50 dB ( pd frek 250,500,1000,2000 Hz) dan 80dB pd frek 3000& 4000 Hz -OMP akut : temporary unfit -Recurrent / chronic Otitis Media : unfit, unless the disorder has been quiet for a length of time ( about 6 months ) so it may be assumed that it was cured completely -Tympanic membrane perforation : unfit indefinitely, unless the underlying disorder has been quiet for a length of time ( about 6 months) so it may be assumed that it was cured completely -Meniere syndrome : permanent unfit -All disorders which are accompanied by disturbance of consciousness or balance, disturbances or attack of giddiness permanent unfit

Lanjutan contoh kasus II Pem fisik : BB 83 kg, TB 158 cm, T = 130/90 Visus : normal, buta warna (-), membr timpani kiri perforasi , test berbisik : pendengaran kiri agak berkurang Jari II tangan kiri bag distal agak bengkok, pergerakan normal Rontgen foto thoraks : normal Audiogram : pd 250-2000 Hz, rata2 = 24 dB (telinga kanan), 50( kiri) pd 3000-4000 Hz, rata2 = 45dB (kanan), 65 (kiri) Lab : Gula darah sewaktu = 176 Kesimpulan ? Saran ?

Pemeriksaan Kesehatan Berkala TUJUAN : Mempertahankan derajat kesehatan sesudah berada dalam pekerjaannya Menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan sedini mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha pencegahan Sekurang-kurangnya satu tahun sekali

Kendala Biaya yang tinggi Kurang mengerti Penting : peran dokter perusahaan ------- berbagai modifikasi

Pemeriksaan kesehatan berkala Penting untuk deteksi dini penyakit akibat kerja Daftar penyakit akibat kerja : Tercantum dalam : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per-01/MEN/1981 Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 22 tahun 1993 tentang : Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

Langkah2 utk diagnosis penyakit akibat kerja Pendekatan epidemiologis Bila ditemukan adanya gangguan kesehatan / keluhan pada sekelompok pekerja Untuk mengidentifikasi adanya hubungan kausal antara suatu pajanan dg penyakit Identifikasi harus mempertimbangkan : Kekuatan asosiasi Konsistensi Spesifitas Adanya hubungan waktu dengan kejadian penyakit Hubungan dosis Penjelasan patofisiologis

Langkah2 diagnosis PAK Pendekatan Klinis ( individual ) Utk menentukan apakah seseorang menderita penyakit yg diakibatkan oleh pekerjaannya atau tidak Menentukan diagnosis klinis Menentukan pajanan yg dialami individu tsb dalam pekerjaan Menentukan apk ada hubungan antara pajanan dg penyakit Menentukan apk pajanan yg dialami cukup besar Menentukan apk ada faktor2 individu yg berperan Menentukan apk ada faktor2 lain diluar pekerjaan Menentukan diagnosis penyakit akibat kerja

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja ( Kep Presiden no Penyakit yang timbul karena hubungan kerja ( Kep Presiden no.22 tahun 1993) Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut ( silikosis, antrakosilikosis, asbestosis ) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian 2. Penyakit paru dan saluran pernafasan ( bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras Penyakit paru dan saluran pernafasan ( bronkhopulmoner) yg disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal ( bissinosis ) Asma akibat kerja yg disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yg dikenal yg berada dalam proses pekerjaan Alveolitis alergika yg disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik

6. Penyakit yg disebabkan oleh berrilium atau persenyawaannya yang beracun 7. Penyakit yg disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yg beracun 8. Penyakit yg disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yg beracun 9. Penyakit yg disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yg beracun 10. Penyakit yg disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yg beracun 11. Penyakit yg disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yg beracun 12. Penyakit yg disebabkan oleh air raksa atau persenyawaannya yg beracun 13. Penyakit yg disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yg beracun 14. Penyakit yg disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yg beracun 15. Penyakit yg disebabkan oleh karbon disulfida 16. Penyakit yg disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yg beracun 17. Penyakit yg disebabkan oleh benzena atau homolognya yg beracun 18. Penyakit yg disebabkan oleh derivat nitro dan amino dari benzena atau homolognya yg beracun 19. Penyakit yg disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya 20. Penyakit yg disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton 21. Penyakit yg disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yg beracun, amoniak, seng, braso dan nikel

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan 23 22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan 23. Penyakit yg disebabkan oleh getaran mekanik ( kelainan otot, urat, tulang, persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi ) 24. Penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yg bertekanan rendah 25. Penyakit yg disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yg meng-ion 26. Penyakit kulit ( dermatosis ) yg disebabkan oleh penyebab fisik, kimia atau biologik 27. Kanker kulit epitelioma primer yg disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasen atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut 28. Kanker paru atau mesotelioma yg disebabkan oleh asbes 29. Penyakit infeksi yg disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yg didapat dalam suatu pekerjaan yg memiliki risiko kontaminasi khusus 30. Penyakit yg disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi 31. Penyakit yg disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat

Untuk deteksi dini penyakit akibat kerja, selain pemeriksaan2 rutin yang telah disebutkan diatas, dpt ditambah dengan pemeriksaan2 lain yang dianggap perlu ( Buku Deteksi Dini PAK, W.H.O. ) Beberapa contoh diantaranya adalah sbb : Silikosis -Pekerja berisiko silikosis : menambang & ekstraksi batu2 keras, pek. Teknis sipil dg batu keras, penghalusan & pemolesan batu,pek. Yg menggunakan pasir sbg amplas,dll -Penilaian paparan : Penilaian lingkungan : Pem sampel debu Penilaian biologis : *Tidak ada metoda biokimia utk penilaian paparan *Pem radiologis ( interpretasi sesuai Klasifikasi Internasional Radiografi utk Pneumokoniosis dari ILO ) Kesulitan : masa laten panjang, perkembangan lambat *Uji fungsi paru Kurang dapat menjadi indikator paparan dini !! Penilaian lingkungan Tahap2 awal : tidak ada gejala. Gejala baru timbul ber-tahun2 setelah paparan ( sesak nafas, batuk kering, batuk berulang )

Asma akibat kerja -Disebabkan oleh inhalasi bahan2 sensitisasi / iritan -Pekerjaan dg risiko paparan : pekerja gudang makanan ternak, penggilingan, pengepakan teh, tukang kayu, gergaji, industri mebel, enzim2 detergen, tukang cat, dll -Penilaian lingkungan : kadar diudara tempat kerja. (namun utk bahan2 sensitisasi, walaupun kadarnya sedikit sudah menimbulkan reaksi) -Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan : riwayat medis ( ! Atopi kulit & sistem pernafasan ), pem. Fisik, uji fungsi paru -Pem. Kesehatan berkala : sama Bila perlu ; dilakukan Prick test pd kulit dg alergen yg dicurigai , uji serologis antobodi IgE spesifik thd zat2 tertentu ( enzim2, B.subtilis, isosianat ), uji provokasi bronkhus , uji fungsi paru berulang

Penyakit yg disebabkan oleh kadmium atau senyawa toksiknya Pekerjaan dg risiko paparan : peleburan kadmium, penyepuhan kadmium, pabrik baterei alkali, penggunaan pewarna/pigmen kadmium, tukang las, dll Penilaian lingkungan : kadar debu total , kadar respirasi (sampel perorangan). Namun krn kadmium dpt tertelan & diabsorpsi lewat saluran cerna, mk kadar diudara tidak selalu menggambarkan jumlah yg diabsorpsi Penilaian biologis : bila tdk ada kerusakan ginjal, kadar kadmium diurine dpt menggambarkan beban kadmium tubuh Pem kesehatan sebelum penempatan : Riwayat medis (+ sistem ginjal & pernafasan, paparan2 sebelumnya ) Sedimen urine, test fungsi ginjal, rontgen foto paru, uji fungsi paru Pem kesehatan berkala : sama , bisa ditambah dengan : -Kadar kadmium urine & darah, Palpasi prostat pd pria > 40 thn, protein urine secara kuantitatif

Penyakit yg disebabkan oleh timbal atau senyawa toksiknya Pekerja berisiko terpapar : peleburan/pembuatan baterei, tukang kerok cat, perajin pot/industri keramik, pengecoran logam, tukang patri, pencampur bahan bakar, dll Penilaian lingkungan : pemantauan udara tempat kerja , pengukuran paparan individual Penilaian biologis : pengukuran aktivitas delta amino levulinat dehidratase (delta ALAD) dlm darah, jumlah asam delta amino levulinat ( delta ALA) dlm urine, jumlah koproporfirin dlm urine, kadar seng protoporfirin IX (ZnPP) dalam sel darah merah Pem. Kesehatan sebelum penempatan : riwayat medis lengkap termasuk sistem hematopoetik , saraf & ginjal.; pem fisik, hemoglobin darah Pem kesehatan berkala = tersebut diatas ( penilaian biologis )

Gangguan pendengaran akibat kebisingan Pekerjaan dg risiko kebisingan : penambangan, pembuatan terowongan, pengeboran, mesin2 berat, pekerjaan konstruksi, dll Penilaian lingkungan : pengukuran tingkat kebisingan di lingkungan kerja Penilaian biologis : pem audiometrik Pem. Kesehatan sebelum penempatan : riwayat medis & pem fisik dg penekanan khusus pd tajam pendengaran. Skrining audiometrik juga dianjurkan Pem kesehatan berkala : sama

Penyakit yg disebabkan oleh getaran mekanik Pekerja dg risiko terpapar : operator bor pneumatik, pahat getar, gergaji listrik, gerinda, dll Penilaian paparan : metode pengukuran dan interpretasinya masih dibahas agar dpt menjadi satu metode baku ( organisasi sertifikasi internasional ) Efek klinis : ggn sistem vaskular, saraf perifer & sistem skeletomuskular  angioneurosis jari tangan ( Raynaud disease ), patologi osteoartikular pd tulang2 karpal, sendi radioulnaris, sendi siku, neuropati Pem. Kesehatan sebelum penempatan : dg perhatian khusus pd sirkulasi perifer serta sistem saraf dan lokomotorik Pemeriksaan kesehatan berkala : sama Krn perubahan tulang timbul setelah beberapa tahun, rontgen foto tulang2 tangan / pergelangan perlu dilakukan setiap 5 tahun sekali

Penyakit Kulit akibat kerja Pekerja yg terpapar :pekerja pertanian (kondisi cuaca, tanaman, bahan2 pestisida, aditif, makanan hewan), pekerja produksi bahan bangunan/pekerja bangunan ( semen, serat , plastik ), bahan kimia, penyepuh elektrik, pencelup warna, tukang cat, petugas kesehatan (obat2, desinfektan,dll), tukang daging (agen2 zoonotik), dll Penilaian paparan : riwayat kerja, adanya bahan alergen ( dg bukti yg jelas ) Diagnosis : -Gambaran klinis, lokalisasi & perjalanan penyakit -Paparan kerja & hubungan paparan –efek -Pd dermatitis kontak alergi : uji tempel & pem lab -Hrs ada respons positif bila dijauhkan dari paparan -Timbulnya penyakit kulit pd sekelompok pekerja -Berbagai sebab yg bukan kerja hrs disingkirkan, mis : bahan kimia/alergen lain dirumah, zat2 yg dijumpai pd waktu luang

Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan Riwayat medis, pemeriksaan fisik dg perhatian khusus pd kulit diseluruh tubuh & alergi ( atopi ) Pemeriksaan berkala = sebelum penempatan Uji tempel tidak dianjurkan utk skrining subyek yg tidak menunjukkan gejala. Selang waktu antar pemeriksaan biasanya antara 6 bulan – 2 tahun, tergantung tingkat paparan

Penyakit infeksi ( virus, bakteri, parasit, jamur ) Pekerja yg terpapar : pekerja pertanian, peternakan, kehutanan, pembukaan lahan, penggali selokan/parit, penanganan daging aspi, ikan, ayam, burung, dokter hewan, dokter, perawat, dokter gigi, petugas lab, pekerjaan dlm kondisi hangat & lembab ( dapur, ruang senam, kolam renang) Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan : Riwayat medis, pem fisik utk : menentukan status kesehatan awal pekerja, identifikasi orang2 yg rentan, diagnosis & terapi kasus laten & aktif penyakit infeksi. Pd pekerjaan dg risiko TBC : uji tuberkulin & rontgen foto thoraks. Kdg2 diperlukan uji serologis & mikrobiologis utk deteksi infeksi masa lalu/ yg sekarang. Bila mungkin, pekerja di imunisasi yg sesuai

Pemeriksaan berkala = sebelum penempatan Pemeriksaan berkala = sebelum penempatan. Mencakup penyusunan catatan medis penyakit demam / infeksi dg penggalian informasi secara sistematik dan pengulangan uji serologis yg dilakukan sebelumnya. Utk pekerja pedesaan : pem setahun sekali Pekerja kesehatan & lab : 6 bulan sekali

Pemeriksaan Kesehatan Khusus Sesudah mengalami kecelakaan atau penyakit yg memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu Adanya dugaan2 tertentu mengenai gangguan kesehatannya Bila ada keluhan dari : tenaga kerja / pengawas K3 / Depnaker setempat / masyarakat

Hasil pem. Kesehatan berkala dan pem. Kesehatan khusus Perlu tindak lanjut untuk kelainan medis yang ditemukan Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya, bila kelainan yang ditemukan akan mengganggu keselamatan dan kesehatan kerja

Tindakan yg harus dilakukan ? Contoh (1) Laki2, 28 tahun,Tukang las roda truk, sudah bekerja 1 tahun. BB 80 kg, TB 174 cm, RPD : waktu kecil sering pilek terutama kalau cuaca dingin. Pre employment MCU : normal Selama bekerja, sering ke klinik perusahaan dengan keluhan gatal2 dikedua lengan yang hilang bila diobati, namun kemudian kambuh lagi bila obat habis. Sudah dikonsulkan ke dokter spesialis kulit & didiagnosis dermatitis kontak alergik. Periodic MCU : dlm batas normal, kecuali adanya hiperpigmentasi, urticaria ringan & papel kecil2 dikedua lengan Tindakan yg harus dilakukan ?

Tindakan yg harus dilakukan ? Contoh (2) Karyawan, wanita, usia 30 tahun, bag. Finance, sudah bekerja 3 tahun, menikah, anak 2 orang, melahirkan normal/tanpa komplikasi , KB dg IUD, haid normal. 6 bulan terakhir, diperusahaan sudah ada dokter perusahaan. 1 bulan y.l. dilaksanakan MCU thd semua karyawan Hasil pemeriksaan karyawan ybs : RPD : tidak ada yg spesifik Keluhan kesehatan (-) , pem fisik : dlm batas normal Lab : HBsAg (+) , test fungsi hati : normal; lain2 : normal Rontgen foto thoraks : normal Tindakan yg harus dilakukan ?

Handicapped Workers Perlu istirahat dlm waktu tertentu yang relatif lama Perlu kerja ringan sementara Perlu dimutasikan PHK (?)  UU no 12 tahun 1964 pasal 1

Cacat menetap akibat pekerjaannya Penilaian tingkat kecacatan untuk penentuan kompensasi Pedoman : Kepmenakertrans no. Kep.79 / MEN / 2003

KESIMPULAN Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja merupakan salah satu upaya pembinaan sumber daya manusia Sosialisasi ke pihak perusahaan mengenai pentingnya pem. Kes. Tenaga kerja perlu ditingkatkan Jenis pemeriksaan, hasil serta tindak lanjutnya perlu disesuaikan / dikaitkan dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya

Dokter perusahaan Trampil , profesional Menguasai secara keseluruhan tentang rangkaian proses kerja dan lingkungan perusahaan