SINGULATE MEAN AGE AT MARRIAGE (SMAM)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UKURAN NILAI PUSAT UKURAN NILAI PUSAT ADALAH UKURAN YG DAPAT MEWAKILI DATA SECARA KESELURUHAN JENIS UKURAN NILAI PUSAT : MEAN , MEDIAN, MODUS KUARTIL,
Advertisements

Teori Graf.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Kuswanto, Uji Normalitas  Untuk keperluan analisis selanjutnya, dalam statistika induktif harus diketahui model distribusinya  Dalam uji.
INTERAKTIF INTERAKTIF
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
PERCOBAAN FAKTORIAL DENGAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK Prof. Kusriningrum
START.
UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes
Aritmatika Sosial.
KARAKTERISTIK KEMISKINAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMISKINAN JAWA BARAT DALAM KONSTALASI KEMISKINAN NASIONAl KELEMBAGAAN TKPK.
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :

LATIHAN SOAL-SOAL 1. Himpunan 2. Aritmatika Sosial 3. Persamaan GL.
TENDENSI SENTRAL.
Subnetting Cara Cepat I (IP Kelas C)
UKURAN PEMUSATAN Rata-rata, Median, Modus Oleh: ENDANG LISTYANI.
1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
UKURAN FERTILITAS.
Tabel Kematian (Life Tabel)
SMAM : the average length of single life expressed in years among those who marry before age 50.
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
PEMBANDINGAN BERGANDA (Prof. Dr. Kusriningrum)
Bab 11B
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Statistika Deskriptif
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
Ali Syaifulloh, S.Kom. 1. Installasi Win Server Konfigurasi Aktif Directory 3. Konfigurasi DNS 4. Konfigurasi User & Group 5. Installasi Win XP.
ANALISA NILAI KELAS A,B,C DIBUAT OLEH: NAMA: SALBIYAH UMININGSIH NIM:
Parity Progression Ratio
BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
Sistem Koordinat Bumi.
STATISTIK - I.
PARITY PROGRESSION RATIO
UKURAN PENYEBARAN DATA
Uji Normalitas.
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Pengolahan Citra Digital: Konsep Dasar Representasi Citra
Soal Latihan.
Nonparametrik: Data Peringkat 2
Pendugaan Parameter dan Besaran Sampel
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
UKURAN-UKURAN DALAM ANALISIS DEMOGRAFI
Sequential Decision Making
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
PENGUKURAN GEJALA PUSAT / NILAI PUSAT/UKURAN RATA-RATA
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
DISTRIBUSI NORMAL.
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
Koefisien Korelasi Pearson dan Regresi Linier Sederhana
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Nilai Ujian Statistik 80 orang mahasiswa Fapet UNHAS adalah sebagai berikut:
UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
Bab 3B Statistika Deskriptif: Parameter Populasi 2.
UKURAN PEMUSATAN DAN LETAK DATA
Korelasi dan Regresi Ganda
MODEL APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER) MODEL
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Andri Wijanarko,SE,ME Teori Konsumsi Andri Wijanarko,SE,ME
Transcript presentasi:

SINGULATE MEAN AGE AT MARRIAGE (SMAM)

Definisi SMAM adalah rata-rata umur perkawinan pertama yang penghitungannya dilakukan dengan cara tidak langsung. SMAM merupakan suatu angka perkiraan rata-rata dari jumlah tahun hidup oleh suatu kohor wanita atau laki-laki sebelum perkawinan mereka yang pertama.

Rata-rata umur perkawinan pertama merupakan salah satu indikator untuk menggambarkan tingkat fertilitas, karena semakin muda seseorang melakukan perkawinan semakin panjang masa reproduksinya, sehingga semakin besar peluang untuk melahirkan anak. Karena resiko melahirkan hanya pada wanita, maka SMAM lebih sering digunakan untuk menghitung rata-rata umur perkawinan pertama wanita.

Data yang diperlukan untuk menghitung SMAM adalah persentase dari wanita atau pria yang belum kawin menurut kelompok umur. Data ini bisa didapat dari hasil sensus penduduk maupun survei kependudukan lainnya.

Formula Angka SMAM diperoleh dengan cara menghitung persentase atau proporsi wanita atau laki-laki single pada kelompok umur berurutan. : persentase proporsi penduduk belum kawin pada umur i (dari interval i s/d i+n)  5 * proporsi yang belum kawin : persentase/proporsi penduduk yang belum kawin pada usia 50 tahun  ½ (proporsi belum kawin usia 45-49 tahun dan 50-54 tahun)

Penjelasan Formula Banyaknya tahun hidup yang berstatus single usia 15 s/d 50 dari seluruh kohor adalah penjumlahan dari proporsi single (dikalikan 5 untuk kelompok umur 5 tahunan). Ditambahkan dengan 1500 untuk tahun-tahun hidup, yaitu dari 100 orang dalam kohor sebelum ulang tahun mereka ke 15. Jumlah tahun hidup bagi mereka yang belum kawin sebelum umur 50 tahun harus dikeluarkan dari total. Totalnya kemudian dibagi dengan banyaknya yang berstatus kawin dan hasilnya adalah SMAM.

Persentase penduduk yang berstatus single pada umur berapapun secara logika tidak lebih besar dari mereka yang berumur muda, sebab hal ini tidak pernah terjadi pada kohor yang sesungguhnya. Jadi SMAM mengasumsikan bahwa pola perkawinan tidak berubah pada masa yang lalu. Semakin cepat polanya berubah, semakin tidak rasional interpretasi penghitungannya, yaitu rata-rata umur perkawinan. Jika data umur perkawinan tidak tersedia dari data registrasi penduduk maka SMAM merupakan informasi yang bermanfaat tentang pola perkawinan.

1-4 Contoh Kasus 1 Misalkan kita mempunyai suatu penduduk dengan proporsi single sebagai berikut: Kelompok Umur Proporsi Single   15 - 19 0.95 5 x 95 = 475 20 - 24 0.75 75 375 25 - 29 0.50 50 250 30 - 34 0.35 35 175 35 - 39 0.25 25 125 40 - 44 0.15 15 45 - 49 0.10 10 1,525 50 - 54

Contoh Kasus 1 2-4 Kita mempunyai 100 wanita pada masing- masing umur, 95 diantaranya single pada umur 15-19 tahun, 75 single pada umur 20-24 tahun dan seterusnya. Dari 0-14 tahun kita asumsikan tidak ada penduduk yang berstatus kawin. Jadi total jumlah tahun dengan status single adalah 15x100 atau 1500. Pada 15-19 tahun tercatat 475 tahun hidup single, pada umur 20-24 tahun tercatat 375 dst.

Contoh Kasus 1 3-4 Jadi, dari 0 s/d 50 tahun ada 3025 tahun (1500 + 1525) hidup dengan status single. Dari proporsi single umur 45-49 tahun dan 50- 54 tahun, kita dapat memperkirakan proporsi single pada umur 50 tahun, yaitu 0,10, berarti 10 orang dari 100 yang mencapai umur 50 tahun tetap single, dengan total 500 tahun. Kita kurangi angka 500 dari 3025 untuk memperoleh total tahun hidup dengan status single, diperoleh 2525.

Contoh Kasus 1 4-4 Dibagi dengan banyaknya penduduk yang berstatus kawin yang mencapai usia 50 tahun maka diperoleh rata-rata umur perkawinan yaitu 28,06 tahun. Penjelasan tentang SMAM mungkin sedikit membingungkan, yaitu tentang perbedaan antara penduduk pada suatu titik waktu (dari data yang tersedia) dengan pendekatan kohor, yang digunakan untuk interpretasikan data. Data diperoleh dari sensus atau survei, tetapi interpretasinya seakan-akan dari kohor.

Contoh Kasus 2 1-6 Penduduk wanita menurut kelompok umur dan status perkawinan di Provinsi Bali tahun 2000 adalah sbb:   Golongan Umur Belum kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah Age Group Single Married Divorced Widowed Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) 10 - 14 119,565 205 34 15 119,819 15 -19 124,293 12,414 324 90 137,121 20 - 24 74,557 75,967 1,230 372 152,126 25 - 29 34,753 131,615 1,908 806 169,082 30 - 34 14,843 126,191 2,071 1,267 144,372 35 - 39 9,162 110,664 2,274 2,268 124,368 40 - 44 6,080 90,124 1,936 3,836 101,976 45 - 49 4,181 69,064 1,622 5,206 80,073 50 - 54 3,441 55,173 1,515 7,501 67,630 55 -59 2,731 41,671 1,234 8,917 54,553 60 - 64 2,505 31,837 1,241 13,092 48,675 65+ 4,703 45,239 2,383 42,423 94,748 Jumlah/Total 400,814 790,164 17,772 85,793 1,294,543

Contoh Kasus 2 2-6 Cara penghitungan: Tahap I : Jumlahkan persentase wanita belum kawin kelompok umur 15-19 tahun sampai 45-49 tahun Tahap II : Kalikan penjumlahan di atas dengan 5 Tahap III : Tambahkan hasil pada step II dengan 1500 Tahap IV : Hitung rata-rata persentase wanita belum kawin kelompok umur 45-49 dan 50-54 tahun Tahap V : Kalikan hasil pada step IV dengan 50 Tahap VI : Kurangkan hasil pada step III dari hasil pada step V Tahap VII : Kurangkan hasil pada step IV dari 100 Tahap VIII : Bagi, hasil pada step VI dengan hasil pada step VII

Contoh Kasus 2 3-6 Catatan: Jika umur perkawinan pertama banyak terjadi pada kelompok umur 10-14 (persentase penduduk yang belum kawin umur 10-14 kurang dari 100), maka: 1. Pada tahap I ditambahkan juga persentase penduduk yang belum kawin kelompok umur 10- 14. 2. Pada tahap III ditambahkan 1000, bukan 1500.

Contoh Kasus 2 4-6 Dengan mengikuti tahap penghitungan yang diberikan maka:   Belum kawin/Single Golongan Umur Jumlah Age Group N % Total (1) (2) (3)  (4) 10 - 14 119,565 99.788 119,819 (100.00) 15 -19 124,293 90.645 137,121 20 - 24 74,557 49.010 152,126 25 - 29 34,753 20.554 169,082 30 - 34 14,843 10.281 144,372 35 - 39 9,162 7.367 124,368 40 - 44 6,080 5.962 101,976 45 - 49 4,181 5.221 80,073 50 - 54 3,441 5.088 67,630 55 -59 2,731 54,553 60 - 64 2,505 48,675 65+ 4,703 94,748 Jumlah/Total 400,814 288.828 1,294,543

Contoh Kasus 2 5-6 Tahap I 99.788 + 90.645 + 49.01 +20.554 + 10.281 + 7.367 + 5.962 + 5.221 = 288.828 Tahap II 288.828 * 5 = 1,444.14 Tahap III 1,444.14 + 1.000 = 2,444.14 Tahap IV (5.221 + 5.088)/2 = 5.1545 Tahap V 5.1545 * 50 = 257.725 Tahap VI 2,444.14 - 257.725 = 2,186.42 Tahap VII 100 - 5.1545 = 94.8455 Tahap VIII 2,186.42/94.8455 = 23.05 Hasil penghitungan menunjukkan bahwa SMAM untuk wanita Bali tahun 2000 adalah 23,05 tahun.

Contoh Kasus 2 6-6 SMAM untuk penduduk laki-laki dapat dihitung dengan cara yang sama. Dengan mengetahui SMAM laki-laki dan perempuan, maka bisa dianalisis perbedaan rata-rata umur perkawinan pertama antara laki-laki dan perempuan, juga perbedaan antara daerah yang satu dengan yang lainnya serta perbedaan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

SELESAI