ALIH WAHANA
ALIH WAHANA, EKRANISASI, ADAPTASI… bedanya apa?
Adaptations are everywhere today : on the television and movie screen, on the musical and dramatic cstage, on the Internet, in novels and comic books, in your nearest theme park and video arcade
Ekranisasi Ekranisasi adalah alih wahana dari fiksi ke film Film adalah seni dua dimensi yang tersusun berdasarkan prinsip cahaya dan bayangan dan warna Film adalah kesenian yang paling muda Perbedaan dengan novel adalah film medianya visual, tapi novel medianya linguistik
Novel # Film Novel Film Kekuatan bahasa tulis adalah membuat kita mendengar, merasa dan terutama – melihat. (Joseph Conrad, novelis) Tugas yang saya usahakan dalam membuat film adalah membuat kalian melihat. Melihat dalam hal ini citraan visual (D.W Griffith, sutradara film)
Perbedaan antara Film dan Novel Asal-usul novel ; karya dari 1 penulis Khalayak Novel ; pribadi Masalah sensor ; Novel disensor ketika sudah terbit Cara Produksi ; Sederhana, hanya ditulis dan diterbitkan Keterlibatan banyak orang (sutradara, produser, aktor, music director dll) Khalayak film ; ramai-ramai Masalah sensor ; disensor dari awal, mulai dari judul&skenario, hingga diterbitkan Cara produksinya ruwet, membutuhkan kerjasama banyak orang
Film yang didasarkan pada fiksi mau tidak mau harus meninggalkan ciri-ciri aslinya Bahasa bisa mengungkapkan isi pikiran Gambar berupa ruang, citraan, editing dan realitas Studi Bandingan antara Novel dan Film hasilnya harus mengungkapkan bahwa novel dan film harus berbeda
Proses Menjadi Film Begitu diproses menjadi film, semua unsur novel ditinggalkan dari film dan film menjadi benda budaya yang sama sekali lain Tidak ada manfaatnya menyatakan film tertentu lebih bagus atau lebih buruk dari novelnya; film ditonton oleh khalayak ramai Film didasarkan pada prinsip “sheer delight in the fact that images move” (Erwin Panofsky)
“Tata Bahasa” Dalam Film Yang menjadikan film suatu kesenian adalah terjadinya perbedaan antara kejadian sebenarnya dan yang tampil di layar (kejadian sehari-hari dan yang di layar) Tata bahasa dalam film ditentukan oleh perubahan dari adegan ke adegan, yang ditandai oleh fade in dan fade out serta loncatan antar adegan
Adaptasi antara Novel dan Film Makna Sebagai entitas/produk menceritakan hal yg sama tapi dr sudut pandang berbeda (bisa dari real ke fiksi, biografi-film ) Sebagai proses kreatif re-interpretation & re-creation Dari proses resepsi adaptasi adalah kerja interteks. (memori beresonansi dalam berbagai bentuk pengulangan variatif)
Adaptasi antara Novel dan Film Masalah-masalah dalam adaptasi ; Tidak akan sesuai dengan ekspetasi penonton Perubahan media novel, pementasan dan film merupakan medium seni yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tiap seniman setiap seniman berkreasi secara unik Tidak semua karya berpotensi untuk diadaptasi jadi film, karya yang diadaptasi harus cinematic umumnya dari novel-novel laris.
Adaptasi Novel ke Film Elaborasi masa lalu karakter tokoh Beberapa karakter kemungkinan akan hilang dan tidak perlu dijelaskan masa lalunya Sinema menggunakan montase (editing yang tidak terlihat) sehingga penonton tidak tahu apa saja peristiwa yang terjadi antar waktu, tapi novel dapat menggambarkan apa yang terjadi antara 2 waktu dengan tepat. Ketika membaca novel, pembaca dapat memperpanjang waktunya. Ketika menonton film, hal tsb tidak dapat dilakukan (cinematic restlessness)
Faktor-faktor lain Nilai komersial cerita adaptasi (dari film ke novel dan sebaliknya) popularitas Jika novelnya bestseller, ini akan memaksa pembuat film agar berhati-hati mengadaptasi emosi dan nada novel tetap bisa ditampilkan, juga memilih casting yang tepat Adaptasi yang longgar dapat menghasilkan film yang berbeda. Disini film harus dilihat bukan sebagai adaptasi tapi sebagai karya baru dengan medium film
Fakta dan Fiksi Dalam Film Pembuat film dapat menciptakan versi interpretasinya sendiri atas fakta/cerita yang terjadi dalam sejarah Fakta dapat didistorsi maupun dicampuradukkan untuk menciptakan karya film yang indah Cinematic License merupakan pelindung pembuat film dari kemungkinan kontroversi dalam pengangkatan sebuah kejadian nyata menjadi film fiksi
Yang umum dilakukan dalam alih wahana Perbandingan struktur naratif Analisis struktural Analisis lain ; ditambahkan dengan pendekatan lain.
Contoh Struktur naratif pada alih wahana ; novel dan film one liter of tears Rumusan masalah : bagaimanakah bentuk alih wahana dari novel dan film 1 liter of tears Pendekatan yang digunakan alih wahana Yang dilakukan analisis struktural ;
Metoda Analisis alih wahana Tema ; film vs novel ? Alur ; film vs novel? Tokoh ; film vs novel? Latar ; film vs novel? Sudut pandang ; film vs novel Hasil bandingan di sarikan apa perbedaannya, bentuk perbedaan dan alasan kenapa berbeda
Hasil penelitian Tema film & novel sama ; alasan ? tema-tema seperti itu digemari di Jepang Alur ; berbeda, tahap awal, puncak konflik berbeda karena keterbatasan waktu di film, memunculkan suspense (tegangan) Tokoh ; penciutan dan penambahan, perbedaan karakter novel dari kisah nyata (realitas) vs film (harus dibumbui) Sudut pandang sama, beda bentuk Latar ; beda musim novel asli dr nikki, film memunculkan metafor2 tertentu
Tugas Buat kelompok max 3 orang PR di rumah = tonton film, baca karya, cari resensi film & karya
Terminologi Perfilman dan Topik untuk analisis penulisan film Tema adalah landasan analisis karena menjadi poin ide utama suatu film. Siapa karakter utamanya? Apa yang mereka representasikan dan bagaimana interaksi dengan orang lain? Kepentingan individu atau masyarakat? Bagaimana aksi mereka membuat suatu cerita dengan konstelasi makna Jenis kehidupan apakah atau aksi yang bagaimanakah yang ingin anda kritisi dan anda nilai? dll
Mise-En-Scene Mise –en –scene adalah istilah dari bahasa Prancis dalam kajian film untuk menandakan bagaimana adegan tertentu dibingkai (framing) dan juga diartikan sebagai pemetaan adegan atau segala sesuatu yang diletakkan dan diatur di depan kamera. Unsur-unsur yang terdapat dalam mise-en-scene adalah ; figure behaviour (akting &pergerakan pemain), Costume (kostum & make up), setting, space (ruang & komposisi), dan lighting (pencahayaan)
Sinematografi Camera angle; objektif (kamera jd point of view), subjektif (penonton dilibatkan sbg personal POV), Point Of View (pandangan subyek dlm scene) Perspektif kamera ; deep focus (depan- belakang sama), shallow focus (salah satu blur), rack focus (perubahan mendadak dari 1 focus ke focus lain )
Sinematografi Shot (pengambilan gambar) Long Shot Medium close up Medium shot Knee shot Full shot Close shot Extreme close up Close up
Frame Crane shots (high frame) membuat karakter terlihat kecil Tilting (frame bergerak naik turun) Pan ; frame bergerak dari satu sisi ke sisi lain tanpa mengubah posisi kamera Tracking/dolly shot ; posisi kamera berpindah kemudian mengambil gambar maju, mundur atau sekeliling subjek. Hand Held Shot ; kamera dibawa sendiri (kelihatan kacau tapi lebih realistis) Freeze ; Setelah satu shot tiba-tiba kamera diam
Latihan ; Film “Right Place” Film Right Place adalah film pendek karya Kosai Sekine. Memenangkan best short film di Cannes 2006. Sinopsis ; Tentang seseorang yang memiliki kepribadian OCD yang suka meletakkan segala sesuatunya di tempat yang tepat. Namun kepribadiannya ini membuatnya kerap tidak diterima lingkungan sekitar tapi ia percaya bahwa pasti ada tempat yang tepat untuknya.
Alur? Tokoh ? Latar ? Sonor (suara) ? Sinematografi ? Mise-en-scene ? Topik yang diangkat ? Hal-hal lain yang menarik perhatian