MASYARAKAT INFORMASI Pertemuan ke 5 – Komputer dan Masyarakat

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB V DISTRIBUSI LAYANAN/JASA MELALUI SALURAN FISIK & ELEKTRONIK
Advertisements

E-COMMERCE Pertumbuhan penggunaan kartu kredit, Automated Teller Machines dan perbankan via telepon di tahun 1980-an juga merupakan bentuk-bentuk Electronic.
Evolusi menuju masyarakat informasi (Chapter 3)
Pemanfaatan Komputer - 1
TATAP 10 PEMASARAN Bahan Kajian Mendistribusikan Produk
TELEKOMUNIKASI DAN JARINGAN
E-Commerce Giat Karyono, M. Kom.
Mengenal E-Commerce Kelompok 5 Eli Ernawati.
Pertemuan 1 MK : e-commerce
E-GOVERNMENT Adek Friska T Amalia Setyawati Henry Saputra
INFRASTRUCTURE FRAMEWORK REGULATORY FRAMEWORK ORGANIZATIONAL FRAMEWORK
Pengantar Teknologi Komputer & Informatika
Layanan Elektronis (e-Services)
Kelompok 2 Jennie Novianti. D. ( ) Novie Otokiyani ( ) Ovan ( )
Isu Sosial Dan Masalah Komputer Dalam Pemerintahan
E-Commerce Concept and Implementation
Komputer Masyarakat Pertemuan 11
Copy Right 2005Bab 2 Hal 1 Sistem Informasi Manajemen Bab 2 Teknologi Informasi Dalam Perdagangan Jaringan Elektronik (E-Commerce)
Marketing Management E - Commerce M-12 1 Tony Soebijono Copyright 2009 Pearson Education Inc.
E-Business.
Pengaruh Pengolahan Terdistribusi Pada Organisasi
KOMPUTER DAN MASYARAKAT BISNIS E-BUSSINES
KOMPUTER DAN PEMERINTAHAN
Perdagangan Elektronik
Roni Jhonson Simamora, ST., M.Cs
- Syaifan Resiawan Zhafiri ( ) - Tri Yuliati( ) - Budi Purnama( )
KEBIJAKAN TELEMATIKA INDONESIA
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Internet dan Pengelolaan Informasi
ECommerce.
Ekonomi Kota.
SosioTeknologi Informasi
PERTEMUAN KE 6 Slide diperbaruhi dari Slide Drs. Wimmie H., MIT.
KONSEP & FUNGSI BISNIS Disusun oleh : Lily W.
Pengantar Teknologi Komputer & Informatika
Pertemuan 3 Masyarakat Informasi.
Perdagangan Elektronik (e-commererce)
Supply Chain Management (SCM) E-Business dan Supply Chain
Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Gambaran Umum Sistem Informasi
Modul 4 MASYARAKAT INFORMASI.
Bab 15 Merancang dan Mengelola Saluran Pemasaran Terintegrasi
Pengantar sistem informasi berbasis komputer
MENGELOLAH PERUSAHAAN DIGITAL
Pertemuan Ke 2. “e-Commerce”
INTERNET SEBAGAI PERPUSTAKAAN VIRTUAL
Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Materi 3 Pembentukan Masyarakat Informasi Pengertian Perbedaan
Inovasi SI & New technology
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB VI
ECommerce.
KERANGKA E-COMMERCE GLOBAL
E-commerce Oleh ARI EKO WARDOYO, ST.
Pengertian Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
E-BISNIS.
PEMANFAATAN TIK MAHASISWA KKN DESA BANJARSARI
E-Commerce.
Pengantar e- Business.
E-Business & E-Commerce
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH
Perencanaan Model Bisnis E-Commerce GENAP 2009/2010
MASYARAKAT INFORMASI.
PENGANTAR INFORMATIKA
E-commerce Gasal 2010/2011.
MATA KULIAH : PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI KELAS F
MANFAAT INFORMASI & TEKNOLOGI BAGI BISNIS ANDA
Information Communication and Technology (ICT)
Pengantar Teknologi Komputer & Informatika
Teori konvergensi new media
Memahami Tantangan Revolusi Industri 4.0 Sudut Pandang Ketenagakerjaan
Transcript presentasi:

MASYARAKAT INFORMASI Pertemuan ke 5 – Komputer dan Masyarakat Viska Armalina, ST.,M.Eng Dikutip dari berbagai sumber

"Keterbukaan dan akuntabilitas badan publik menjadi semakin penting untuk dilaksanakan dalam era globalisasi, karena sudah tidak ada lagi ruang dan sekat yang membatasi akses masyarakat untuk memperoleh informasi seluas-luasnya” Sekjen Kemdagri, Diah Anggraeni dalam Rakornas Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di Jakarta, 21-23 Oktober 2013

Era Informasi Perubahan Paradigma LAMA Konvensional Standard Monopoli Terproteksi BARU Fleksibel Customized Profesionalitas Tidak Birokratis

Ciri Era Informasi Informasi menjadi alat komoditi Distribusi informasi berubah dari tercetak menjadi elektronik dengan karakteristik informasi sebagai berikut : a. Terbaru b. Journal c. Prediksi Sistem layanan berubah dari manual ke elektronis (e-service) Kompetisi bersifat global dan ketat Sektor ekonomi bergeser dari penghasil barang ke pelayanan jasa. Interaksi langsung antara penyedia dan pemakai Kualitas SDM ditentukan pada kemampuan meramu informasi Kepercayaan dan kepuasan customer menjadi tujuan utama Pengambilan keputusan berbasis pada Teknologi Informasi Terbentuknya komunitas masyarakat maya.

Dampak Positif Era Informasi Efisiensi Produktivitas a. Pelayanan Publik/Pemerintah b. Bisnis/Komersial c. Media Massa d. Pendidikan e. Masyarakat Kenyamanan Borderless Kecepatan

Dampak Negatif Era Informasi Rasa Takut Keterasingan Kelompok Miskin Informasi Individualistik Kompleksitas tinggi Pelanggaran privacy Rentannya organisasi Pengangguran Kaburnya Citra Manusia

Kunci Keberhasilan Era Informasi Creativity Customizability Convenience (Total Customer Satisfaction) Human Resource (Siapkan! Bukan mencari…)

Gambaran Umum Masyarakat Informasi Masyarakat dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru. (ICT). Pengertian Masyarakat Informasi secara umum : Suatu keadaan masyarakat dimana produksi, distribusi dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama.

Ciri Masyarakat Informasi Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada, dan tempat– tempat kerja . Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan– kegiatan lainnya. Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh .

Perbedaan Masyarakat Agraris, Masyarakat Industri, Masyarakat Informasi Kategori Masyarakat Agraris Masyarakat Industri Masyarakat Informasi Sumber daya yang diolah SDA (angin, air, tanah,..), manusia Membuat tenaga (listrik, bhn bakar) Informasi (transmisi data dan komputer) Sumber daya yang dibutuhkan Bahan mentah/alam Modal Pengetahuan Keahlian SDM yang dibutuhkan Petani, pekrja tanpa skill tertentu Ahli mesin, pekerja dg skill khusus Pekerja profesional (dg skill tinggi) Teknologi Alat-alat manual Teknologi mesin Teknologi cerdas Prinsip perkembangan Tradisional Pertumbuhan ekonomi Penerapan pengetahuan dalam teknologi Mode Produksi Pertanian, pertambangan, perikanan, perkebunan, peternakan Produksi, distribusi barang, konstruksi berat Transportasi, perdagangan, asuransi, real-estate, kesehatan, rekreasi, penelitian, pendidikan, pemerintahan.

SUDUT PANDANG MASYARAKAT INFORMASI Ada 5 faktor yang mendefinisikan masyarakat informasi menurut Frank Webster dalam bukunya Theories of Information Society (2002): a. Teknologi b. Ekonomi c. Pekerjaan d. Spasial e. Budaya

Masyarakat Informasi dari Sudut Pandang Teknologi Konsepsi teknologi berpusat pada serangkaian inovasi yang telah muncul sejak tahun 1970-an. Revolusi teknologi informasi menyebabkan tersebarnya teknologi komunikasi dan hal tersebutlah yang dapat menginsiprasi terciptanya masyarakat baru (Webster, 2002: 10). Internet sebagai sebuah hasil dari inovasi teknologi informasi dapat memunculkan masyarakat baru dimana internet sebagai alat untuk demokratisasi, pendidikan, dan lain sebagainya. Banyak yang keberatan mengenai konsep teknologi dalam masyarakat informasi dalam hal : a. Pernyataan bahwa, di era tertentu, teknologi yang pertama ditemukan dan kemudian berdampak pada masyarakat, sehingga menggerakkan orang-orang untuk merespon dengan menyesuaikan ke yang baru (Webster, 2002: 11). b. Adanya pendekatan teknologi dimana teknologi dianggap sebagai dinamika sosial utama. Secara demonstratif teknologi tidak menjauhkan diri dari ranah sosial sebaliknya, teknologi adalah bagian integral dari sosial itu sendiri.

Masyarakat Informasi dari Sudut Pandang Ekonomi Teknologi dan ekonomi saling berhubungan. Pesatnya pertumbuhan internet terutama, dengan kapasitas untuk secara bersamaan mempromosikan keberhasilan ekonomi, pendidikan dan proses demokrasi. Dengan berkembangnya informasi menimbulkan kemudahan dalam perdagangan, dan tentu saja menimbulkan keberhasilan ekonomi. Suatu masyarakat informasi dapat dilihat dengan keberhasilan ekonominya. Selain itu, dalam masyarakat informasi juga terjadi perubahan ekonomi, dari old economy menjadi new economy.

Masyarakat Informasi dari Sudut Pandang Pekerjaan Terdapat perubahan struktur jenis pekerjaan akibat dari berubahnya jenis ekonomi, dari old ke new. Dalam masyarakat informasi jenis pekerjaan berganti menjadi informational work yang mana membuat penurunan pekerjaan manufaktur dan meningkatnya pekerjaan pada sektor jasa yang mana ini berarti hilangnya pekerjaan manual digantikan dengan kerja kantoran. Karena bahan dasar dari pekerjaan non-manual adalah informasi, dan kemudian dususul dengan meningkatnya informational work maka hal ini dapat dikatakan bahwa ini merupakan kedatangan dari masyarakat informasi (Webster, 2002: 14). Fokus pada perubahan pekerjaan adalah salah satu yang menekankan kekuatan transformatif dari informasi itu sendiri daripada pengaruh teknologi informasi, informasi terjadi dan dihasilkan dalam pekerjaan atau terwujud dalam masyarakat melalui pendidikan dan pengalaman (Webster, 2002: 14).

Masyarakat Informasi dari Sudut Pandang Spasial Konsep ini berkaitan dengan geografis suatu tempat dan konsep ruang. Penekanan utamanya adalah pada jaringan informasi yang menghubungkan lokasi dan akibatnya dapat memiliki efek mendalam pada pengorganisasian ruang dan waktu (Webster, 2002: 17). Jaringan informasi membuat jarak menjadi tak terlihat. Orang yang berada di belahan dunia lain dapat dengan cepat mengetahui informasi yang terjadi pada belahan dunia yang lain, tanpa harus berpergian ke tempat tersebut. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa jaringan informasi mempunyai peran yang signifikan dalam masyarakat informasi.

Masyarakat Informasi dari Sudut Pandang Budaya Budaya dalam masyarakat infromasi dapat berubah seiring dengan perkembangan informasi, dan biasanya budaya ini sudah tercampur dengan budaya yang lain sehingga dalam masyarakt informasi terdapat pencampuran budaya, sehingga budaya asli masyarakat tersebut tidak hilang namun terkolaborasi dengan budaya lain yang dibawa oleh informasi tersebut.

Warintek Warung Informasi dan Teknologi (WARINTEK) - Program atau upaya pemberdayaan unit-unit informasi dan dokumentasi, melalui peningkatan teknologi informasi untuk memberi kemudahan akses informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), peningkatan sumber daya manusia, membina sumber daya informasi lokal termasuk akses terhadap modal pembiayaan. - Salah satu kegiatan Kementrian Negara Riset dan Teknologi  dalam pengembangan suatu sistem basis Iptek terpadu untuk mendorong program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat berwawasan informasi dengan memberikan kemudahan, layanan dan pendidikan pada masyarakat luas dalam mengakses informasi. Latar Belakang Program WARINTEK : a. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi, sehingga aktivitas dan cara berkomunikasi masyarakat dalam kehidupan sosial, perdagangan, ekonomi, penelitian dan pendidikan telah berubah secara mendasar sejalan dengan kemajuan teknologi, informasi dan telekomunikasi. b. Informasi IPTEK harus secara mudah, cepat, akurat dan terjangkau bagi seluruh golongan masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu usaha mendapatkan kemudahan akses dalam memperoleh informasi yang terpadu. Pada dasarnya informasi teknologi harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, baik golongan maupun kelompok intelektual.

http://www.warintek.ristek.go.id/

Layanan Elektronis (e-Services) - 1 Penyediaan layanan melalui internet. - e-Commerce  cth : jual beli online - e-Government  cth : pelayanan publik melalui internet - e-Library  cth : layanan perpustakaan digital -e-Ticketing  pembelian tiket elektronis /online -e-Learning  cth : pembelajaran dengan media internet Kata “Layanan” secara implisit menunjuk pada hal berikut : a. Penyediaan layanan oleh penyedia (provider) b. Pemanfaatan dan akses layanan oleh pihak yang memerlukan (pemakai) c. Penyampaian (delivery) layanan dari penyedia ke pemakai

Layanan Elektronis (e-Services) - 2 Sumber : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT – Universitas Kristen Duta Wacana

Sejarah Layanan Elektronis

Sejarah ( Tahun 1970 - 1990) Konsep layanan elektronis diawali dari pengembangan program aplikasi untuk berbagai keperluan. Sebuah aplikasi dirancang untuk suatu keperluan tertentu dan melakukan fungsi-fungsi tertentu. Contoh: Aplikasi akuntansi digunakan untuk mengelola data keuangan perusahaan, dan dapat memroses neraca, cashflow, serta menghasilkan laporan-laporan. Tujuan aplikasi adalah untuk mengotomasikan berbagai proses. Hampir semua aplikasi bersifat stand-alone (berdiri sendiri), tidak terhubung ke jaringan.

Sejarah ( Tahun 1990 - 1990) Seiring dengan perkembangan teknologi jaringan komputer dan Internet, karakteristik program aplikasi pun berubah : Aplikasi berjalan di atas jaringan dan memanfaatkan potensi jaringan untuk memperluas kemampuannya. Mulai muncul konsep tentang layanan: ada pihak yg memerlukan sesuatu, dan ada pihak lain yang menyediakannya. Antara penyedia dan pemakai layanan tidak perlu ada keterkaitan sebelumnya (prior association). Hubungan antara penyedia dan pemakai layanan : Masih sederhana, hanya melibatkan 2 pihak saja Dalam berbagai bidang aplikasi: e-commerce (mis: toko on-line), e-learning (mis: digital library), e- government (mis: layanan informasi pemda). Sumber : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT – Universitas Kristen Duta Wacana

Contoh E-Goverment

Sejarah ( 2000-sekarang…) Perubahan karakteristik layanan on-line Jenis semakin bervariasi  semakin banyak layanan di berbagai bidang yang juga terus bertambah Melibatkan semakin banyak pihak dengan interaksi yang semakin kompleks • Toko on-line Amazon • Sistem pemesanan (reservasi) tiket pesawat Layanan-layanan yang bersifat kontemporer (baru)

Layanan-layanan kontemporer, kombinasi dari inovasi ide, dukungan teknologi, dan ketersediaan infrastruktur (terutama bandwidth Internet)

Interaksi Penyedia - Pemakai Internet memungkinkan penyedia dan pemakai berhubungan secara langsung (direct communication) Menghilangkan pihak-pihak “perantara” (distributor, penyalur, dsb) Mengurangi biaya, waktu, dan usaha bagi kedua belah pihak Dapat menimbulkan “konflik saluran” (channel conflicts)  sebuah saluran komunikasi menghalangi saluran komunikasi yang lain. • Contoh: penjualan on-line mengurangi omzet penjualan off-line

Hubungan Satu-Satu Meskipun penyedia layanan dapat melayani banyak pemakai, tetapi tetap terjadi model komunikasi satu-satu (one-to-one) antara penyedia dan masing- masing pemakai. Sumber : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT – Universitas Kristen Duta Wacana

Hubungan Satu-Satu dan Loyalitas Mempertahankan hubungan yang bersifat personal/individual sangat tergantung pada loyalitas pemakai kepada penyedia layanan. Loyalitas dalam dunia virtual sangat rentan terhadap kepercayaan (trust) – sekali pemakai tidak percaya, sangat mudah baginya untuk berpindah ke penyedia yang lain - Kepercayaan  kesediaan pemakai untuk tetap berinteraksi dengan penyedia layanan

Kepercayaan Pemakai Kebenaran (correctness) informasi Informasi yang disampaikan sesuai fakta “Ibukota Indonesia adalah Bandung”  tidak benar Akurasi informasi Informasi yang disampaikan memiliki derajad ketelitian yang cukup “Bandung terletak di Jawa Barat” lebih akurat drpd “Bandung terletak di Indonesia” Keterbaruan (update) informasi Dalam era informasi, informasi yg terlalu lama tidak diperbarui juga dapat menurunkan kepercayaan, meskipun kebenaran dan akurasinya masih terjaga Keamanan informasi Terkait dengan nilai ekonomis informasi

Hubungan Just In-Time Dengan kemudahan dan kecepatan berkomunikasi, hubungan pemakai – penyedia layanan sering bersifat just-in-time  interaksi berlangsung secara ad-hoc, mendadak, dan tidak berkelanjutan (once-only)/ Konsekuensi hubungan just-in-time – Perlu kecepatan respons – Perlu fleksibilitas dalam memenuhi permintaan secara just-in-time

Referensi Sumber Utama : Modul Komputer dan Masyarakat Drs. Wimmie Handiwidjojo, MIT – Universitas Kristen Duta Wacana http://norsutriana.blogspot.com/ http://kesbangpol.kemendagri.go.id/ http://novian-r-p-fisip08.web.unair.ac.id http://ratna-d-p-fisip09.web.unair.ac.id/ http://tonz94.files.wordpress.com Webster, Frank. 2002. “The Idea of an Information Society”, dalam Theories of the Information Society. London: Routledge http://www.warintek.ristek.go.id/