Adhi Muhtadi BANGUNAN BENDUNG
Bangunan Bendung Utk menaikkan elev muka air normal Bendung akan menimbulkan tampungan Bendungan tinggi menimbulkan tampungan besar, disebut waduk Bendungan rendah menimb tampungan memanjang Elev muka air banjir terkendali, kelebihan air lgs dibuang ke hilir
Bendung ada 3 menurut sistem aliran: Bendung pelimpah/bendung tetap Bendung gerak Bendung karet
Bendung Pelimpah (Tetap) bangunan peninggi muka air digunakan untuk daerah yang cukup tinggi Bendung melintang sungai untuk menghasiikan elevasi air yg dpt memenuhi kebutuhan di suatu areal irigasi
Bendung Gerak Pintu Air Bendung gerak merupakan bangunan pintu- pintu (pintu sorong, pintu radial dsb) berfungsi untuk mengatur muka air di sungai. Menghindari pembuatan tanggul banjir yang sangat panjang membutuhkan pengaturan secara teliti dan terus menerus.
Penggunaan bendung gerak dapat digunakan jika : kemiringan dasar sungai landai palung sungai lebar dan dangkal peninggian dasar sungai akibat konstruksi bendung pelimpah tidak dapat dilakukan kenaikan muka air saat banjir tidak aman melalui atas bendung pelimpah pondasi harus kuat, pilar untuk pintu harus kaku dan penurunan tanah akan menyebabkan pintu-pintu itu tidak dapat dioperasikan.
Bendung Karet bendung gerak dgn cara menggembung dan mengempis secara otomatis Beberapa manfaat yg dpt diperoleh: Bila menggembung akan diperoleh elev muka air yg dibutuhkan. Dengan mengempiskan bendung pd saat tjd banjir elev muka air bisa diatur shg banjir tdk membahayakan daerah sekitarnya
Bendung tetap Bentuk ambang bendung Bangunan peredam energi bendung Debit banjir rancangan Lebar bendung tetap Tekanan di atas ambang
Bentuk ambang bendung Dibuat dr beton atau pas batu atau pas batu yang dilapisi beton Hrs memenuhi kond hidrolis yg baik Mrpk penghalang banjir Limpasan air yg tjd tdk tll tinggi / air sgr mengalir ke hilir Ambang dipilih dgn koef debit yg besar Bentuk bagian atas ambang ini dimo mi-l.ilui ambang tajam seperti gambar 3.1.
Bentuk bag atas ambang dimodifikasi dr bentuk aliran melalui ambang tajam Kecep lewat ambang ogee tinggi skl, shg puncak ambang dibuat melengkung agar alitan menjadi smooth
Rumus: Q = C . L . H3/2, dimana: C = koefisien debit (1,6 - 2,2) Q = Cw . √2.g.L.H3/2 Cpntoh bentuk bendung & koefisien debitnya
Selanjutnya air akan mel sal tajam di hilir bendung, spt gbr berikut ini:
Contoh perhitungan 1: Diket: Saluran bentuk segi empat Kemiringan dsr sal (S) = 0,0005 Lebar dasar (B) = 3 meter n= 0,02 Permuk air di atas ambang pelimpah (E) = 2,5 m Ditanya : Hitung debit pelimpah =…?
Penyelesaian: E = 2,5 meter yc = 2/3 . E = 1,667 m vc2/2g = 1/3 . E = 0,833 m…….g=9,81 m/det2 vc = 4,04 m/dtk Saluran: vc = 1/n . R2/3. S1/2 R=1/n= B . Yc / (2 . Yc + B) = 0,789 m Sc = vc2 . n2/ R4/3= 0,00895 = 0,009
Contoh perhit bendung 2: Diket: Saluran bentuk trapesium B = 3 meter Kemiringan = V:H = 1:2 S = 0.0035 n= 0.013 Koefisien Corrialis α = 1.1 E = 3.25 meter
Hitung: Q channel/saluran =…? ychannel/sal =……? yc di puncak ambang bendung=…..? Bila n naik 65%, bgmn pengaruh thd jawaban a - c =…….?
Debit di saluran antara 70.83 sd 86.80 m3/detik Sebenarnya debit maksimal pada spillway tjd pd y = 2.48 atau 2.49, dibulatkan ke angka 2.50 Kedalman air di sal antara 2 sd 2.50 meter
Kedalaman di atas ambang bendung (yc)= 2.42 m n' = 1.65 . n, n naik 65% Sc' = (v2 . n2) / R4/3
Debit di saluran antara 83.80 sd 102.70 m3/detik Kedalaman air di sal antara 2 sd 2.50 meter Kedalaman air di atas amb bendung = 2.42 meter, krn tdk ada n tdk berpengaruh pd perhit tsb
Bangunan peredam energi bendung: Setelah mell bendung ada 2 aliran: Aliran bebas, kecep tinggi, angka Froude > 1 Aliran tenggelam Bila dibiarkan akan menyebabkan : Dasar sungai tergerus Konstruksi rusak Konstruksi hancur Shg hrs dibuat bang peredam energi/loncatan air ( hydraulic jump)
Contoh bang peredam energi
Stilling basin: Peredam energi berupa kolam olakan datar yg panjang ditetapkan bds panjang loncatan hidrolik
Hitung: a. Q pelimpah b. tinggi air di sal kritis c. Apakah perlu stilling basin ? Bila diperlukan berapa ukuran dimensinya ? Lebar sal = 13,5 meter Cd = 0,585 S = 0.00135 Koef Coriolis α = 1.05
Q di atas ho = 16,86 m3/detik Q diatas h = 17,3 m3/detik
Sebenarnya hasil yg diperoleh adalah 0 Sebenarnya hasil yg diperoleh adalah 0.7053 meter, dibulatkan hingga ke 2 angka di belakang desimal, maka yg diambil y0 = 0.70 meter
Sebenarnya y1 = 0.188 m , akan tetapi di referensi didapatkan 0.185 m yo = 0.70 m ; y1= 0.185 m y2= 1.24 m σ= 1.05 - 1.12
Y2= 1.3 meter Y1= 0.168 m
Dgn k = 5,5 ; maka L = 6,23 m ~ 6,25 meter
Bangunan pembilas/penguras Berupa: pintu dan saluran Fungsi: pembilas (penggelontor) sedimen di kantong lumpur Tata letak: kantong lumpur saluran pembilas saluran primer
Sal pembilas mrpk kelanjutan dr kantong lumpur & tdk mengalami pembelokan Bila pembilas letaknya menyampin (tidak lurus) , mk: dinding penguras rendah Utk pembilasan sempurna yg msk ke sungai , mk hrs punya beda tinggi yg cukup Bila terlalu curam, mk dibuat: (1) bangunan terjun dgn kolam olak (2) got miring di sepanjang saluran Kecep dlm sal pembilas : 1 - 1,5 m/dtk Debit pembilas (Qs) = 1,2 . Qn (debit rata2 yg lewat kantong lumpur)
Contoh perhit kantong lumpur: D butir yg mengendap = 0,07 m Fb (faktor bentuk) = 0,7 W (kecep endap partikel) dr gbr 3.32 = 0,004 m/detik Qn = 5 m3/detik B = 10 m (sesuai dgn perenc sal primer) Vn = 0,40 m/detik
A. Penentuan L (panjang kantong lumpur) Syarat L/B > 8 Bila bentuk : trapesium H/W = L/V ; Q/(H . B) Maka : L . B = Q/W Sehingga B rata2 =
Bangunan kel 1 al: 1. Bangunan penyadap / pengambilan pd sal induk mempergunakan atau tidak bangunan bendung. Jika
- Bangunan Pengambilan Bebas - Bendung Saringan Bawah Outline Materi Materi : - Bangunan Pengambilan Bebas - Bendung Saringan Bawah - Bendung Pelimpah - Bendung Gerak - Bendung Tetap
Bagian-Bagian Bangunan Utama Bangunan Pengelak Bangunan Penguras Kantong Lumpur Bangunan Pelindung Bangunan Pelengkap
Bendung Pelimpah Lebar Bendung Jarak antara pangkal-pangkalnya (abutment) Dimana : n : jumlah pilar Kp : koefisien kontraksi pilar Ka : Koefisien kontraksi pangkal bendung H1 : fungsi energi, m
Tabel 4.1 Kp Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada jari-jari yang hampir sama dengan 0,1 dari tebal pilar 0,02 Untuk pilar berujung bulat 0,01 Untuk pilar berujung runcing Ka Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 90º ke arah aliran 0,20 Untuk pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90º ke arah aliran dengan 0,5 H1>r>0,15 H1 0,10 Untuk pangkal tembok bulat di mana r>0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih dari 45 ke arah aliran