UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Cerpen Cerpen singkatan cerita pendek. Selesai dalam sekali baca. Biasanya antara 1500 – 3000 kata (6 – 10 halaman) Hanya berisi satu tema dan satu konflik Bercerita tentang sepenggal peristiwa dalam kehidupan tokoh.
Menurut beberapa ahli H.B. Jassin – mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan. Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.
Pengertian Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. Sedangkan unsur yang membangun karya sastra dari luar karya sastra tersebut dinamakan unsur ekstrinsik.
Macam-macam unsur intrinsik Tema Amanat Latar/Setting Sudut Pandang Tokoh dan Penokohan Alur Gaya bahasa
Tema Adalah permasalahan utama yang menjiwai seluruh cerita/karangan. Tema dapat ditemukan dengan mengidentifikasi konflik yang terdapat dalam cerita tersebut. Tema biasanya dirumuskan dalam kalimat/pernyataan yang singkat & padat. Misalnya : Tema : percintaan, kehidupan sosial, lingkungan hidup, agama, dsb.
Amanat Adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita bisa berupa nasihat, anjuran, atau larangan untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu. Yang jelas, amanat dalam sebuah cerita pasti bersifat positif. Misalnya : Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua. Janganlah kita senang berbohong.
Latar/Setting Adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan/peristiwa dalam cerita. Latar terbagi menjadi tiga yaitu : Latar waktu Latar tempat Latar suasana
Sudut Pandang Adalah posisi pengarang dalam ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam ceritanya tersebut (pengarang berada di dalam cerita). Namun, bisa juga dia hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar cerita). Sudut pandang dibagi menjadi dua yaitu : Sudut pandang orang pertama Sudut pandang orang ketiga Sudut pandang campuran
Sudut pandang orang pertama Pada sudut pandang orang pertama, posisi pengarang berada di dalam cerita. Ia terlibat dalam cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa tokoh utama atau tokoh pembantu). Salah satu ciri sudut pandang orang pertama adalah penggunaan kata ganti ‘aku’ dalam cerita. Oleh karena itu, sudut pandang orang pertama sering disebut juga sudut pandang akuan.
Lanjutan S.P. orang pertama S.P. orang pertama terbagi lagi menjadi dua yaitu : S.P. orang pertama pelaku utama (Tokoh ‘aku’ menjadi tokoh utama dalam cerita. S.P. orang pertama pelaku sampingan (Tokoh ‘aku’ hanya berperan sebagai tokoh pendamping/pembantu saja.
Sudut pandang orang ketiga Pada sudut pandang orang ketiga, pengarang berada di luar cerita. Artinya dia tidak terlibat dalam cerita. Pengarang berposisi tak ubahnya seperti dalang atau pencerita saja. Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti ‘dia’ atau ‘nama-nama tokoh’. Oleh sebab itu, sudut pandang ini disebut pula sudut pandang diaan.
lanjutan S.P. orang ketiga terbagi menjadi dua yaitu : S.P. orang ketiga serba tahu (pengarang mengetahui segala tingkah laku, perilaku, keadaan lahir dan batin tokoh cerita). S.P. orang ketiga terarah (pengarang hanya sebatas mengetahui kondisi lahiriah dari para tokohnya).
Tokoh Adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan (memiliki sifat/watak) di dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh dibedakan menjadi tiga yaitu tokoh utama, tokoh pembantu, dan figuran. Sedangkan berdasarkan wataknya, tokoh dibagi menjadi tiga yaitu tokoh protagonis (tokoh baik), tokoh antagonis (tokoh jahat), dan tokoh tritagonis (tokoh penengah)
Watak dalam cerita terbagi atas 3 macam, yaitu : Tokoh Protagonis adalah tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk mengatasi berbargai persoalan yang dihadapi dalam cerita. Tokoh Antagonis adalah tokoh yang melawan Protagonis. Tokoh Tritagonis adalah tokoh pendamai yaitu tokoh yang tidak memiliki sifat Protagonis dan Antagonis.
Penokohan Adalah cara pengarang dalam menyajikan/menggambarkan watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Penokohan secara umum dibedakan menjadi dua yaitu : Penokohan secara langsung (analitik) Penokohan secara tidak langsung (dramatik)
Penokohan langsung Artinya pengarang secara langsung menjelaskan watak/citra dari tokoh tersebut dengan kata-kata. Misalnya bahwa tokoh A adalah orang yang cerewet dan suka mengadu domba. Atau bahwa fisik tokoh B adalah cantik, rambutnya hitam tergerai, dsb.
Penokohan tidak langsung Artinya penggambaran `watak/citra tokoh dilakukan secara tersamar. Pada penokohan jenis ini, pembaca bisa menyimpulkan watak seorang tokoh dari : pikiran tokoh dialog/ucapan tokoh tingkah laku/tindakan tokoh lingkungan sekitar tokoh reaksi/tanggapan dari tokoh lain keadaan fisik tokoh
“Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada “Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Hartono. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi. Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan-kawan Hartono yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Hartono”
Alur/Plot Adalah rangkaian/jalinan antar peristiwa/ lakuan dalam cerita. Sebuah cerita sebenarnya terdiri dari berbagai peristiwa yang memiliki hubungan sebab -akibat. Misalnya karena ada peristiwa 1 (pacarnya lari) maka akibatnya terjadilah peristiwa 2 (tokoh A frustasi). Jalinan itu yang dinamakan alur/plot.
Jenis-jenis alur Alur maju (alur lurus) Rangkaian peristHartonoya bergerak maju dari awal ke akhir (kronologis) Alur mundur (alur flashback) Rangkaian peristHartonoya bergerak mundur dari akhir ke awal (set back) Alur campuran (maju-mundur) Rangkaian peristiwa bergerak secara acak.
Pola / Tahapan Alur Klimaks Konflik menegang Konflik mereda Pengenalan tokoh & latar Pemunculan masalah/konflik Konflik menegang Klimaks Konflik mereda Penyelesaian
Gaya Bahasa Pengarang Adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui bahasa yang digunakan. Setiap pengarang memiliki gaya masing-masing. Ahmad Tohari, misalnya, dia banyak menggunakan kalimat-kalimat yang indah dan kuat untuk mendeskripsikan latar dalam ceritanya. Kuntowijoyo banyak menggunakan idiom-idiom Jawa dalam ceritanya.
Nilai-nilai dalam cerita Latar belakang kehidupan pengarang Unsur Ekstrinsik Nilai-nilai dalam cerita Latar belakang kehidupan pengarang Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
Ada pertanyaan ?
Jika tidak ada, baguus ! Sekarang giliranmu untuk mengerjakan tugas.
“Sudah tiga kali pintu rumah Ihsan diketuk Hartono “Sudah tiga kali pintu rumah Ihsan diketuk Hartono. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Hartono menanyakan ke tetangga sebelah rumah Ihsan. Ia mendapat keterangan bahwa Ihsan sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa”
“Di rumah, Ihsan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu “Di rumah, Ihsan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung”.
“Betapa gembira hati Ihsan ketika bertemu dengan Hartono “Betapa gembira hati Ihsan ketika bertemu dengan Hartono. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu”.
Jawablah pertanyaan berikut! Apakah tema cerpen tersebut? Apakah pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut? Apakah sudut pandang yang digunakan dalam cerpen tersebut? Jelaskan! Apakah alur yang digunakan dalam cerpen tersebut? Jelaskan! Jelaskan watak tokoh ‘ibu’ dan ‘tukang jahit’?
Jawablah pertanyaan berikut! Tema : kehidupan sosial masyarakat yang mengalami pergeseran tradisi menjelang lebaran. Amanat : Hendaknya kita menghargai profesi/pekerjaan orang lain.