Kerentanan dan Ketahanan Sekolah dalam Manajemen Risiko Bencana Berbasis Gender badawi.ahmad@yahoo.com.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

LAPORAN FOTO ESSAY YES FOR SAFER SCHOOL DI MAN 1 KOTA BANDUNG 9 OKTOBER 2013.
Oleh: Emil Huriani, S.Kp, MN (Dikutip dari Yayasan IDEP)
ASPEK PENGEMBANGAN POTENSI DI KAWASAN RAWAN BENCANA MERAPI
Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat
RENCANA SKEMA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UGM
PERAN SENKOM DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
Green Recovery And Reconstruction: Training Toolkit For Humanitarian Aid Sebuah Pengantar: Berbagai Peluang untuk Pemulihan dan Rekonstruksi Hijau Panduan.
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
PENGURANGAN RISIKO BENCANA - BERBASIS KOMUNITAS (PRB-BK)
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
KKN UMM DI WILAYAH KEC DUKUN
LOCAL GOVERNMENT SELF ASSESSMENT TOOLS (LG-SAT)
Keuangan Mikro dan Manajemen Bencana
KEBIJAKAN UNY: REKAVERI PASCAERUPSI MERAPI Burhan Nurgiyantoro LPM UNY 2 Januari 2011.
SISTEM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN PADA PENANGGULANGAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG.
Topik Bahasan PENYUSUNAN DOKUMEN RTPRB.
PENTINGNYA PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA
Keperawatan Bencana.
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
HIV & AIDS DALAM G ERAKAN P EREMPUAN RR. Agustine Koalisi Perempuan Indonesia.
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA
KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007
DISASTER MANAGEMENT Di Negeri Rawan Bencana
MENULIS BERITA BENCANA
SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS AKIBAT BENCANA
TEMPEST EXRESS 30 Sekilas Skenario April 2017.
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
Dalam Penanggulangan Bencana
PENGERTIAN HAZARD, DISASTER, RISK AND VULNERABILITY
ANALISA KEMISKINAN PARTISIPATIF TINGKAT KELURAHAN (AKP KELURAHAN)
DALAM MANAJEMENT BENCANA PENGANTAR MANAJEMEN PB
REHABILITASI INFRASTRUKTUR
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
PERSPEKTIF GENDER Oleh: Iwan Setiawan.
Kekerasan seksual berbasis gender dalam situasi bencana
PENGURANGAN RISIKO BENCANA pengantar dalam membangun ketahanan komunitas Disampaikan pada materi kelas TRADAS XXVI KMPLHK RANITA, Ciputat 13 Januari 2015.
PERSPEKTIF GENDER Oleh: Iwan Setiawan.
TANGGAP DARURAT BENCANA MERAPI Kementerian Pendidikan Nasional
PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT
LAPORAN FOTO ESSAY YES FOR SAFER SCHOOL
DISASTER MANAGEMENT Oleh : Kak Totok
KONSEP DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA
CARE INTERNATIONAL INDONESIA meningkatkan kesejahteraan masyarakat
PRINSIP DASAR MANAJEMEN BENCANA
Dalam Penanggulangan Bencana
Memahami Bahaya, Risiko
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
KASUBAG PROGRAM : FAHWRUN BASYREWAN, ST. TUGAS POKOK MASALAH TARGET RPJMD DALAM 5 TAHUN 1.Menurunnya Indeks Resiko Bencana Secara Nasional dari tinggi.
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Konsepsi Bencana.
PENDAHULUAN DAN PENGANTAR FISIOTERAPI DISASTER
DESTANA desa tangguh bencana.
PENYULUHAN SOSIAL KESIAPSIAGAAN BENCANA
LAPORAN FOTO ESSAY YES FOR SAFER SCHOOL
 Penanggulangan bencana berbasis masyarakat adalah upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat dan sesudah bencana.
SURVEILANS KETIKA BENCANA
PERAN IBU DALAM MEMBANGUN KETANGGUHAN KELUARGA
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA. Mitigasi Bencana? adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran.
“PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA ”
PROSES MANAJEMEN BENCANA
KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007
MITIGASI SIAGA BENCANA BERBASIS MASYARAKAT
Keperawatan Bencana. 1. Apa yang dimaksud dengan Bencana, krisis dan situasi darurat ? 2. Sebutkan jenis-jenis bencana yang Anda ketahui (berdasarkan.
Oleh : HENDRIK ARY DERMAWAN P E N I L A I A N R I S I K O B E N C A N A.
Pengantar Manajemen Bencana Sesi 1. Pengertian Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Satuan Pendidikan Aman Terintegrasi Bencana (SPAB)
Transcript presentasi:

Kerentanan dan Ketahanan Sekolah dalam Manajemen Risiko Bencana Berbasis Gender badawi.ahmad@yahoo.com

Gender – Ekologi (Basher, 2008) Bencana yang lahir dari perubahan alam mempengaruhi hidup jutaan orang setiap tahunnya. Membunuh jutaan anak-anak dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Bencana alam sangat mengubah hidup mereka yang miskin khususnya kelompok perempuan dan anak-anak perempuan. Akar penyebabnya adalah kerentanan kelompok perempuan yang diasosiasikan dengan kemiskinan struktural, kerugian politik dan ekonomi, eksploitasi lingkungan dan kesadaran yang kurang akan penanganan bencana dalam pembelajaran di sekolah-sekolah yang rentan terhadap bencana alam.

Elaina Enarson et.al (2007) Ketika terjadi bencana, perempuan tidak menjadi prioritas. Hak Asasi Manusia perempuan dan anak-anak perempuan sering diabaikan dalam krisis lingkungan dan krisis pasca bencana. Hilangnya perspektif gender dalam penanganan dan tanggap bencana telah mengubah hidup anak-anak perempuan. Bantuan-bantuan yang bersifat khusus untuk perempuan bahkan tidak ada, misalnya pembalut, alat bantuan melahirkan, dan bantuan gizi untuk ibu hamil dan menyusui. Tsunami Aceh, perempuan dan anak-anak perempuan empat kali lipat lebih banyak menjadi korban karena mereka tidak bisa berenang dan karena mereka memilih untuk menyelamatkan anak-anak dan rumahnya. Perspektif gender harus masuk dalam kebijakan penanganan manajemen risiko bencana, jika tidak ingin mengabaikan separuh penduduk dunia, yaitu perempuan.

Vatza (2004) Risiko kebencanaan diukur melalui dua hal, yaitu kerentanan dan ketahanan. Risiko kebencanaan tidak bisa dilepaskan dari bagaimana perempuan rentan terhadap bencana dan bagaimana perempuan mengatasi risiko kebencanaan. Rumah tangga dan sekolah merupakan rumah pertama bagi perempuan dan anak-anak perempuan dimana mereka mendapatkan bencana kali pertama.

M e r a p i Merapi (2.968 mdpl) merupakan gunung api teraktif di dunia dengan siklus erupsi 2- 5 tahun sekali. Posisi Merapi tepat di Jantung peradaban Pulau Jawa yang padat penduduk. Setidaknya setengah juta jiwa tinggal di kawasan risiko tinggi bencana. Erupsi besar Merapi mengubah secara langsung kehidupan sosial, politik, budaya dan ekonomi masyarakat Jawa. Mitologi Jawa meyakini erupsi sebagai tanda perubahan jaman, situasi politik, pertanda munculnya bencana lainnya yang lebih besar.

Ancaman Bahaya Letusan Merapi tahun 1006 mengakibatkan Kerajaan Medang atau Mataram Kuno harus pindah ke Jawa Timur Letusan 15-20 April 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi modern, menghancurkan semua desa di elevasi 1000 dpl Letusan 1930 menghancurkan 13 desa, 23 desa rusak, 1.369 jiwa meninggal. Letusan 1960 membuat desa-desa di radius 4 kilometer dari puncak hilang. Letusan 2010 mengakibatkan setidaknya 341 jiwa meninggal, 368 jiwa rawat inap; 3.307 rumah, sekolah, puskesmas dan pasar rusak; 61.154 jiwa mengungsi. Nilai kerugian mencapai Rp 4,23 triliun. Ancaman lahar dingin disepanjang DAS Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol.

Jiwa & Kesehatan

Sumber pendapatan & ekonomi Kerusakan Lingkungan

Rumah tangga & struktur masyarakat Fasilitas dan pelayanan publik (perumahan, jalan, jembatan, sekolah, puskesmas)

156 sekolah rusak, 1.882 guru & 18.345 siswa mengungsi I. JAWA TENGAH Kawasan Rawan Bencana (KRB) III meliputi 3 Kabupaten, 5 Kecamatan dan 25 Desa = 53.585 Jiwa. MAGELANG : 3 Kecamatan, 19 Desa = 39.595 Jiwa Kec. Srumbung, 8 Desa : NGABLAK, KEMIREN, KALI URANG, NGARGOSUKO, MRANGGEN, TEGALRANDU, SRUMBUNG, NGLUMUT = 18.905 jiwa Kec. Dukun 7 Desa: KRINJING, KENINGAR, SENGI, PATEN, KALIBENING, NGARGOMULYO,MANGUNSUKO = 19.885 JIWA Kec. Sawangan 3 Desa: WONOLELE, KETEP, KEPUHAN = 805 jiwa KLATEN : Kecamatan Kemalang, 4 Desa: BALERANTE, SIDOREJO, TEGALMULYO, KENDALSARI = 5.627 jiwa BOYOLALI : Kecamatan Selo, 3 Desa: TLOGOLELE, JRAKAH, KLAKAH = 8.263 jiwa II. DI JOGJAKARTA (4.672 H) Kawasan Rawan Bencana (KRB) III: 8 dusun di kecamatan Ngemplak & Cangkringan Kabupaten Sleman :Kinahrejo, Ngrangkah, Umbulharjo, Petung, Kaliadem, Jambu, Kopeng, Kalitengah Lor dan Desa Glagah Rejo.

Ancaman Bahaya x Kerentanan Manajemen Bencana Strategi utama di dalam manajemen risiko bencana adalah dengan mengelola hazard, menurunkan kerentanan (vulnerability) dan meningkatkan kapasitas & ketahanan korban (capacity & resilience) Perspektif gender (perempuan, anak-anak, manula & diffable) dan lingkungan menuntun respon yang tepat atas korban. Seluruh proses tersebut dimulai dari rumah dan sekolah. Ancaman Bahaya x Kerentanan Resiko Bencana : kapasitas

KERENTANAN Situasi dan kondisi masyarakat yang lemah karena bencana atau situasi sosial (kerusakan dan kehilangan material/ immaterial) a. Lokasi tinggal/sekolah b. Bangunan Hunian &Sekolah c. Konflik di Masyarakat/sekolah d. Kelemahan pengetahuan & keahlian dalam mengelola bencana/Kurikulum/gender perspektif. e. Prilaku masyarakat & budaya Sekolah

Kapasitas Pengetahuan, keahlian, sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak resiko bencana. Kepemilikan Ketersediaan makan dan pendapatan/sumber daya dasar. Keluarga dan dukungan masyarakat Pengetahuan lokal masyarakat Tanggungjawab pemerintah/otoritas Organisasi masyarakat/komite

Tantangan Perspektif gender belum digunakan didalam manajemen sekolah dan manajemen risiko bencana di kawasan Merapi. Sekolah darurat belum terintegrasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar dan infrastruktur seperti dapur umum, shelter, pusat pelayanan kesehatan, trauma healing serta panduan mitigasi bencana. Inisiatif lokal di dalam manajemen sekolah darurat belum dilembagakan dalam bentuk dukungan kurikulum dan kebijakan pembangunan dalam perspektif gender. Belum terfokus ke kepentingan anak.