p e l a t i h a n jurnalistik Miraj Dodi Kurniawan 19/01/2013
Ciri utama naskah jurnalistik: Jenis tulisan : 1. Non Fiksi = Isinya berupa data dan fakta peristiwa nyata. Misalnya naskah jurnalistik. 2. Fiksi= Isinya bukan data atau fakta nyata, melainkan khayalan atau imajinasi. Misalnya karya sastra berupa cerita pendek (cerpen), novel, puisi, dan drama. Ciri utama naskah jurnalistik: 1. Non fiksi (bukan khayalan atau imajinasi, tetapi berisi data dan fakta peristiwa nyata). 2. Faktual (berdasarkan fakta yang nyata terjadi). Tiga jenis naskah jurnalistik: 1. News (berita). 2. Views (pendapat, opini, atau pandangan). 3. Feature (karangan bebas).
Pengertian jurnalistik secara harfiyah, konseptual, dan praktis: A. Harfiyah : Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Berasal dari kata “jurnal” (journal) yang berarti laporan atau catatan, ataupun “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Lebih jauh lagi, asal-muasal kata jurnal dari bahasa Yunani kuno “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. B. Konseptual : Jurnalistik dapat dimaknai dari tiga konteks: 1. Sebagai proses, jurnalistik ialah “aktifitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktifitas ini dilakukan wartawan atau jurnalis. 2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, dan feature), termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan tulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara. 3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat. Jurnalistik termasuk ke dalam bidang kajian ilmu komunikasi yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain untuk memberitahu, memengaruhi, atau memberikan kejelasan.
C. Praktis : Jurnalistik artinya proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Maka dalam sudut pandang ini, setidaknya terdapat empat komponen dalam dunia jurnalistik: 1] Informasi yakni pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dapat berupa news (berita) maupun views (opini). Berita (news) ialah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) yaitu bersifat aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”. Jenis-jenis informasi dalam berita diantaranya berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi (investigative news), dan sebagainya. Opini (views) ialah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis- jenis informasi dalam opini diantaranya berupa kolom, tajuk rencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai. Ada pula informasi dalam bentuk tulisan yang tidak termasuk berita (news) akan tetapi juga tidak bisa disebut opini (views). Ia disebut feature. Feature merupakan perpaduan antara berita (news) dan opini (views). Jenis feature yang paling populer diantaranya feature tips yang berisi tips-tips namun dipaparkan secara naratif (how to do it feature), feature biografi (paparan biografi tokoh), feature catatan perjalanan/petualangan, dan feature human interest (feature yang memaparkan hal-hal kecil namun berdimensi kemanusiaan).
2] Penyusunan informasi yakni proses menyusun informasi (data dan fakta) hingga naskah jurnalistik layak untuk disebarluaskan. Petugas yang menyusun informasi adalah bagian redaksi (editorial department) yakni para wartawan dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor. Tahap-tahap proses pembuatan berita (news processing) : 1. News planning (perencanaan berita) yakni tahap melakukan “rapat proyeksi” (perencanaan mengenai informasi yang akan disajikan). Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Di sini ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu pembagian tugas antar para wartawan. 2. News hunting (pengumpulan bahan berita) yakni tahap mengumpulkan bahan berita berupa data dan fakta melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara. 3. News writing (penulisan naskah berita) yakni tahap menuliskan naskah berita. 4. News editing (penyuntingan naskah) yakni tahap penyuntingan naskah berita dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kata, kalimat, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia. Selanjutnya ke tahap pracetak (desain grafis) berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Langsung ke percetakan (printing process).
3] Penyebarluasan informasi yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak maupun online). Tahap ini merupakan tugas bagian marketing atau bagian usaha (business department) yakni bagian sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Dalam perusahaan jurnalistik yang berorientasi laba, bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan. 4] Media massa (mass media) adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak. Ciri-ciri (karakteristik) medi massa : a. Penyebarluasan kepada khalayak luas (publisitas). b. Pesan atau isinya bersifat umum (universalitas). c. Waktu terbitnya tetap atau berkala (periodisitas) d. Berkesinambungan (kontinuitas). e. Berisi hal-hal baru (aktualitas). Jenis-jenis media massa : 1. Media massa cetak (printed media) seperti koran atau surat kabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku; 2. Media massa elektronik (electronic media) seperti radio, televisi, dan film; 3. Media online (cybermedia) seperti website internet yang berisi informasi aktual layaknya media massa cetak.
Isi berita Fakta peristiwa yang benilai berita (news value). Indikator bernilai berita : 1. Aktual; 2. Faktual; 3. Penting; 4. Menarik. 1. News (Berita) = Laporan peristiwa berupa paparan fakta dan data tentang peristiwa. Unsur fakta yang dilaporkan mencakup 5W+1H: What (Apa yang terjadi), Who (Siapa pelaku atau orang yang terlibat dalam kejadian itu), Why (Kenapa hal itu terjadi), When (Kapan kejadiannya), Where (Di mana terjadinya), dan How (Bagaimana proses kejadiannya). Jenis-jenis berita: 1. Straight news (berita langsung). 3. Opinion news (berita opini atau pendapat). 2. Depth news (berita mendalam). 4. Berita foto. Ciri-ciri (karakteristik) tulisan berita: 1. Struktur tulisannya terdiri dari judul (head), baris tanggal (dateline), teras berita (lead), dan isi berita (body). 2. Prinsip penulisannya antara lain mengedepankan fakta terpenting / model piramida terbalik (inverted pyramid). 3. Isi tulisannya tidak mencampurkan antara fakta dengan opini, dan berimbang (balance, covering both side).
Jenis-jenis naskah opini : 2. Views (Opini) = Pendapat atau pandangan (views) yang bersifat subjektif (suatu pendapat menurut penyaji atau penulisnya) mengenai suatu masalah atau peristiwa yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Isi tulisan opini berupa pendapat pribadi penulis berdasarkan fakta ataupun ungkapan pemikiran semata. Jenis-jenis naskah opini : 1. Artikel opini (article). 5. Surat pembaca (letter to the editor). 2. Kolom (column). 6. Karikatur. 3. Tinjauan (essay). 7. Pojok. 4. Tajuk rencana (editorial atau opini redaksi). Struktur umum tulisan opini/artikel: 1. Judul (head). 4. Pengait (bridge). 2. Penulis (by line). 5. Isi tulisan (body). 3. Pembuka tulisan (opening). 6. Penutup (closing).
3. Feature (karangan khas) = Laporan jurnalistik bergaya sastra (gaya penulisan karya fiksi seperti cerpen) yang menuturkan peristiwa. Ciri-ciri (karakteristik) feature : 1. Isinya merupakan penonjolan segi (angle) tertentu dalam sebuah peristiwa. 2. Unsur yang mengalami penonjolan itu biasanya yang mengandung segi human interest (memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi: keharuan, simpati, kegembiraan, atau bahkan amarah atau kejengkelan). 3. Ketimbang informasi, tulisan jenis feature lebih mengedepankan unsur hiburan. 4. Biasanya menggunakan “kata berona” (colorful word) untuk menambah daya tulisan. Jenis-jenis tulisan feature a : 1. Feature berita (news feature). 3. Feature tips (how to do it feature). 2. Feature artikel (article feature). 4. Feature biografi. 5. Feature perjalanan atau petualangan (catatan perjalanan).
4. Resensi = Pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, film, pementasan drama atau ulasan buku, film, dan pementasan drama. Resensi berisi penilaian tentang kekurangan atau kelebihan sebuah buku, menarik-tidaknya tema dan isi buku itu, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut untuk dibaca dan dimiliki atau dibeli. Secara bahasa artinya “pertimbangan atau perbincangan (tentang) sebuah buku” . Selain resensi buku, ada pula resensi film dan resensi pementasan drama. Penulis resensi disebut resensator (peresensi). M.L. Stein (1993) menyebut penulis resensi sebagai pengkritik (kritikus). Menurut Stein, pendapat resensator penting karena kadang-kadang mereka dapat menilai apakah sebuah buku akan mencapai keberhasilan atau sebaliknya.
Struktur tulisan resensi : 1. Pendahuluan, berisi informasi objektif atau identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan –bila perlu– harga. 2. Isi, berisi ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu kepada daftar isi) atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan informasi tentang latar belakang serta tujuan penulisan buku tersebut. Diulas pula mengenai gaya penulisan, perbandingan buku itu dengan buku bertema sama karangan penulis lain atau buku karangan penulis yang sama dengan tema lain. 3. Penutup yakni bagian tulisan ketika peresensi menilai bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan, menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, memberi kritik atau saran kepada penulis dan penerbitnya (misalnya menyangkut cover, judul, editing), serta memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki/dibeli.
5. Kolom (column) = Sebuah rubrik khusus bagi para pakar yang berisikan karangan atau tulisan pendek, yang berisikan pendapat subjektif penulisnya tentang suatu masalah. Rubrik khusus ini umumnya bernama asli “Kolom”, akan tetapi ada pula media massa yang menggunakan nama lain seperti kolom “Resonansi” dalam koran Republika, kolom “Asal Usul” dalam koran Kompas, dan sebagainya. Penulis kolom disebut kolomnis (columnist). Kolomnis dapat diartikan sebagai seorang penulis yang menyumbangkan karangan (artikel) pada suatu media massa secara tetap. Isi kolom hanya pendapat, mirip dengan artikel opini, akan tetapi berbeda dengan tulisan artikel opini yang berisi pendapat namun disertai tuturan data, fakta, berita, atau argumentasi berdasarkan teori keilmuan yang mendukung pendapatnya tentang suatu masalah, tulisan kolom cenderung bersifat reflektif. Naskah kolom tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi langsung berisi tubuh tulisan, yakni berupa pengungkapan pokok bahasan dan pendapat penulisnya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat saja. Bahkan, dapat pula hanya satu kata.
6. Tajukrencana (biasa disingkat “tajuk”) = Tajuk dikenal sebagai “induk karangan” sebuah media massa. Ada pula yang menyebutnya sebagai “Opini Redaksi”, yakni penilaian redaksi sebuah media tentang suatu peristiwa atau masalah. Tajuk merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat. Tajukrencana yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual. Sikap, opini, atau pemikiran yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok, atau organisasi yang mengelola atau berada di belakang media tersebut.
7. Esai (essay) = Karangan, esei (sastra), dan skripsi 7. Esai (essay) = Karangan, esei (sastra), dan skripsi. Esai dapat didefinisikan sebagai “karangan prosa (karangan bebas) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya”. Esai dikenal dalam di tiga konteks : A. Konteks jurnalistik. Esai = tulisan pendek yang biasanya berisi pandangan penulis tentang subjek tertentu. B. Konteks akademis. Esai = “komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subjek tertentu”. Struktur tulisan esai akademis atau sistematika penulisannya dibagi menjadi tiga bagian: 1. Pendahuluan (berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi). 2. Subjek bahasan dan pengantar tentang subjek). 3. Tubuh atau isi/pembahasan (menyajikan seluruh informasi tentang subjek). 4. Penutup berupa kesimpulan (konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subjek). Bentuk esai dalam konteks akademis dikenal sebagai “esai formal” yang sering dipergunakan para pelajar, mahasiswa, dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. C. Konteks sastra atau seni. Esai adalah karya sastra berupa tulisan pendek berisi tinjauan subjektif penulisnya atas suatu masalah di bidang kesusastraan dan kesenian. Esai adalah tulisan berisi ulasan tentang sebuah karya sastra dan seni. Setidaknya ada tiga jenis esai: naratif, deskriptif, dan persuasif.
8. Tulisan Ilmiah = Dikenal sebagai “ulisan akademis” (academic writing). Tulisan jenis ini memerlukan kalimat tesis, premis, dan hipotesis yang diikuti “kerangka berpikir” untuk diuraikan lagi dalam beberapa bab dengan riset mendalam. Metodologi penelitian dan deviasi mesti bisa diuraikan dengan jelas. Jenis-jenis tulisan ilmiah: 1. Disertasi. 2. Tesis. 3. Skripsi. 4. Artikel-artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah.
9. Tulisan Ilmiah Populer = Tulisan ilmiah yang ditulis dengan gaya penyajian artikel populer atau gaya jurnalistik yang mengedepankan unsur informasi, keumuman, dan mudah dimengerti. Tulisan ilmiah populer bisa juga diartikan sebagai tulisan ilmiah yang disusun dengan menggunakan bahasa jurnalistik (language of mass communication). Yang diperlukan dalam membuat tulisan ilmiah populer mirip dengan menulis artikel populer biasa, yakni proses kerja intelektual yang membutuhkan keahlian khusus (writing technique), latihan, kejelian, daya nalar, wawasan, referensi, etika, waktu, dan kesabaran. Perbedaan utama antara artikel biasa dengan artikel ilmiah populer, terutama dalam hal dukungan fakta dan teori. Dalam artikel biasa, penulis tidak dituntut menyertakan fakta atau teori sebagai pendukung argumentasi atau opininya, sedangkan dalam artikel ilmiah populer sangat dituntut untuk menyertakan fakta atau teori sebagai pendukung argumentasi atau opininya. Karakter utama artikel ilmiah populer : 1. Opini subjektif penulis disertai fakta-data (biasanya hasil riset) dan teori pendukung tentang suatu masalah atau peristiwa. 2. Cara dan struktur penulisan sama dengan penulisan artikel opini.