P E T A TATAP MUKA II
Pengertian Peta Peta adalah suatu gambar dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia,yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu Untuk mengubah bentuk bumi yang bulat (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar harus dilakukan proyeksi Skala peta adalah angka perbandingan antara jarak dua titik di atas peta dengan jarak tersebut dimuka bumi
Keuntungan Menggunakan Peta Pengguna dapat memahami hubungan spasial dengan lebih baik. dapat diperoleh informasi mengenai jarak, arah, dan luas area; dapat diperlihatkan pola; dan dapat dipahami relasi.
IMR of East Java Province by Subdistrict
Fungsi Utama Peta Orientasi atau navigasi: menunjukkan arah, jarak, dan lokasi berbagai tempat di permukaan bumi Perencanaan: untuk menentukan arah pembangunan Monitoring: memonitor suatu keadaan. Misalnya, keberadaan hutan, kondisi jalan Pendidikan. Misalnya: atlas, peta dinding Kodifikasi. Misalnya: pemberian kode wilayah administrasi menurut aturan tertentu
Administrative Area Index Map
Jenis Peta Menurut Skala Peta skala besar: wilayah yang dipetakan relatif kecil dan data yang disajikan lebih detil. Peta skala kecil: wilayah yang dipetakan relatif luas. Note: Jika skala disajikan sebagai bilangan pecahan, peta skala besar mempunyai skala relatif besar atau penyebutnya relatif kecil.
Skala Minimal Peta Wilayah Nasional 1:1.000.000 Provinsi 1:250.000 Kabupaten 1:100.000 Kota 1: 50.000 Note: Dalam hal wilayah yang dipetakan bentangan wilayahnya sempit, dapat digunakan peta yang skalanya lebih besar
Jenis Peta Menurut Isinya Peta umum (peta topografi): peta yang menggambarkan keadaan umum daerah yang dipetakan. Contoh: atlas, peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) Peta tematik: peta wilayah yang menyajikan data dan informasi tematik. Contoh: peta curah hujan, peta tata guna lahan, peta industri, peta penduduk, peta kemiskinan, dsb.
Peta RBI
Peta Pendapatan Petani
Jenis Peta Menurut Bentuk Fisiknya Peta analog: representasi fenomena geografis yang disimpan dalam bentuk kertas atau media cetakan lain. Contoh: Peta SP2010-WA, Peta SP2010-WB, Peta RBI Peta digital: representasi fenomena geografis yang disimpan untuk ditampilkan dan dianalisis oleh komputer. Contoh: shapefile
Peta SP2010-WB
Komponen Peta (1) Isi peta: menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta Judul peta: harus mencerminkan isi peta Skala peta, untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan objek yang dipetakan. Simbol arah dicantumkan sebagai petunjuk arah atau orientasi peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas peta.
Komponen Peta (2) Legenda, untuk memberikan keterangan tentang simbol-simbol yang ada dalam peta. Simbol-simbol standar dapat dilihat pada lampiran PP No. 10 Tahun 2000. Inset dan Index peta Inset peta merupakan peta yang diperbersar dari bagian belahan bumi. Index peta merupakan sistem tata letak peta , dimana menunjukan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di sekitarnya.
Contoh Inset Peta
Contoh Indeks Peta
Komponen Peta (3) Sumber/keterangan riwayat peta, meliputi penyusun peta, percetakan, sistem proyeksi peta, tanggal/tahun pengambilan data, tanggal pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan. Grid atau graticule, untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di peta atau untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta
Simbol Simbol adalah gambar atau tanda yang mempunyai makna/arti. Simbol merupakan penyederhanan objek geografis karena untuk menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tidak bisa digambarkan seperti bentuk benda itu yang sebenarnya. Menurut bentuknya, simbol dapat dikelompokkan menjadi: simbol titik, simbol garis, dan simbol area/luasan
Numeric Scale (Skala Angka) Numeric scale (skala angka atau skala pecahan) atau Representative Fraction adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan. Contoh: 1:100.000 Satu satuan panjang pada peta menggambarkan jarak sesungguhnya di lapangan 100.000 kali satuan panjang 1 cm di peta menggambarkan jarak 100.000 cm = 1 km di lapangan.
Graphic Scale (Skala Grafis) Graphic scale (skala grafis atau skala batang), dinyatakan dalam suatu garis lurus yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama panjang dan pada garis tersebut dicantumkan ukuran jarak sesungguhnya di lapangan dalam satuan tertentu, misalnya meter, kilometer, mil, dsb. Contoh: Km 1 2 3
Mengubah Skala dari Skala Grafis ke Skala Angka Km 1 2 3 Misal, jarak 0 ke 1 = jarak 1 ke 2 = jarak 2 ke 3 = 2,5 cm di peta menggambarkan jarak sesungguhnya 1 km di lapangan 2,5 cm : 1 km = 2,5 cm : 100.000 cm = 1 cm : 40.000 cm = 1 : 40.000.
Ellipsoid Referensi Untuk mempermudah penghitungan, permukaan fisik bumi diganti dengan permukan yang teratur dengan bentuk dan ukuran yang mendekati bumi, disebut Ellipsoid Referensi. a b a = jari-jari equator atau setengah sumbu panjang b = setengah sumbu pendek f = (a-b)/a = penggepengan
Datum Geodetik (1) Datum geodetik adalah sejumlah parameter (misal: a, b, f) yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran ellipsoid referensi yang digunakan untuk pendefinisian koordinat geodetik, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang terhadap fisik bumi.
Datum Geodetik menurut Luas Area (1) Lokal, untuk daerah yang tidak terlalu luas. Contoh di Indonesia: Datum Genoek, DGN 95 (Datum Geodetik Nasional 1995). Regional, untuk daerah yang relatif luas biasanya digunakan bersama oleh negara yang berdekatan hingga negara yang terletak dalam satu benua. Contoh: NAD (North-American Datum) 1983, European Datum 1989.
Datum Geodetik menurut Luas Area (2) Global, untuk seluruh permukaaan bumi, yaitu WGS (World Geodetic System). WGS direalisasikan dan dipantau oleh NIMA (National Imagery and Mapping) Amerika Serikat. Dimulai dengan WGS 60, WGS66, WGS 72, dan terakhir WGS 84. WGS 84 adalah sistem yang saat ini digunakan oleh sistem satelit navigasi GPS.
Proyeksi Proyeksi peta merupakan suatu fungsi yang merelasikan koordinat titik-titik yang terletak di atas permukaan suatu kurva (ellipsoid, bola) ke koordinat titik-titik yang terletak di atas bidang datar. Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan: azimuthal (zenithal), kerucut (conical), silinder (cylindrical). Berdasarkan kedudukan sumbu simetris bidang proyeksi: normal, miring, transversal (equatorial)
Proyeksi Azimuthal (Zenithal) Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai proyeksinya.
Proyeksi Kerucut (Conical) Proyeksi yang menggunakan bidang kerucut (didatarkan) sebagai proyeksinya.
Proyeksi Silinder (Cylindrical). Proyeksi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder (didatarkan)
Proyeksi Normal Sumbu simetrinya berimpit dengan sumbu bumi
Proyeksi Miring (Oblique) Sumbu simetrinya membentuk sudut dengan sumbu bumi.
Proyeksi Transversal (Equatorial) Sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak pada bidang equator.
Peta Ideal Equidistance, jarak-jarak di peta setelah diperhitungkan dengan skalanya harus sama dengan jarak sebenarnya. Equivalen, luas bidang yang digambar di peta setelah diperhitungkan dengan skalanya harus sama dengan keadaan yang sebenarnya. Conform, sudut atau arah dan bentuk unsur yang digambar di peta harus sama dengan sudut atau arah dan bentuk unsur di permukaan bumi
Universal Transverse Mercator (UTM) Metode proyeksi: silinder, transversal, konform. Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 zone, setiap zone dibatasi 2 meridian selebar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri, mulai dari 180°BB sampai dengan 180°BT. Batas lintang dalam sistem koordinat ini 80°LS sampai dengan 84°LU, terdiri atas bagian-bagian selebar 8°, mulai dari 80°LS ke utara dengan notasi C, D, E,…,X (kecuali huruf I dan O).
Zone UTM Seluruh Dunia
Zone UTM Wilayah Indonesia Indonesia: 93°BT - 141°BT; 11°LS - 6°LU
Menghindari Koordinat Negatif dalam Proyeksi UTM Setiap meridian tengah dalam tiap zone diberi nilai 500.000 mT (meter timur). Untuk nilai-nilai ke arah utara, ekuator dipakai sebagai garis datum dan diberi nilai 0 mU (meter utara). Untuk perhitungan ke arah selatan ekuator diberi nilai 10.000.000 mU.
UTM
Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinat-koordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik. Jenis sistem koordinat: Sistem koordinat lokal Sistem koordinat kartesian Sistem koordinat global Sistem koordinat geodetik
Sistem Koordinat Kartesian Koordinat Kartesian 2 dimensi memiliki pusat di O dan 2 sumbu koordinat yang saling tegaklurus, yaitu x dan y. Koordinat Kartesian 3 dimensi berpusat di O dan memiliki sumbu x, y dan z.
Sistem Koordinat Geodetik (1) Sistem koordinat ini mengacu pada permukaan suatu bentuk ellipsoid tertentu dan tergantung juga pada ukuran, bentuk dan orientasi tiga dimensi ellipsoid. Posisi suatu titik pada sistem koordinat geodetik ditentukan oleh lintang geodetik (latitude), bujur geodetik (longitude) dan tinggi di atas permukaan ellipsoid
Sistem Koordinat Geodetik (2)
Sistem Koordinat Geodetik (3) Lintang geodetik (L) suatu titik adalah sudut lancip yang dibentuk oleh normal ellipsoid yang melalui titik tersebut dengan bidang ekuator (-900≤L≤+900). Bujur geodetik (B) adalah sudut yang dibentuk antara meridian lokal dengan meredian referensi Greenwich (00≤B≤1800E dan -1800W≤B≤00 ). Tinggi suatu titik di atas ellipsoida dihitung sepanjang normal ellipsoid yang melalui titik tersebut.
Tugas: Download Lampiran PPRI No. 10 Tahun 2000