Open Course Selamat Belajar
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor - Course #5 Oleh : Sudaryatno Sudirham
Isi Kuliah #5 Fasor dan Impedansi Kaidah Rangkaian dan Diagram Fasor Teorema Rangkaian dan Metoda Analisis
BAB 1 Fasor dan Impedansi
Tujuan : Memahami dan mampu menyatakan sinyal sinus ke dalam bentuk fasor Mampu melakukan operasi-operasi fasor Memahami konsep impedansi di kawasan fasor Mampu melakukan perhitungan rangkaian impedansi
Mengapa Fasor ?
Di kawasan waktu, bentuk gelombang sinus dinyatakan sebagai Mengapa Fasor ? Di kawasan waktu, bentuk gelombang sinus dinyatakan sebagai Sudut fasa Frekuensi sudut Amplitudo Analisis rangkaian listrik di kawasan waktu melibatkan operasi diferensial dan integral, karena hubungan arus-tegangan elemen-elemen adalah
Sementara itu bentuk gelombang sinus sangat luas di gunakan. Mengapa Fasor ? Sementara itu bentuk gelombang sinus sangat luas di gunakan. Energi listrik, dengan daya ribuan mega watt, disalurkan menggunakan bentuk gelombang sinus. Siaran radio juga dipancarkan dengan menggunakan bentuk gelombang sinus. Pekerjaan analisis rangkaian, dimana peubah rangkaiannya berbentuk gelombang sinus, akan sangat dipermudah jika operasi-operasi diferensial dapat dihindarkan.
Mengapa Fasor ? fungsi eksponensial Dalam matematika ada sebuah fungsi yang turunannya berbentuk sama dengan fungsi itu sendiri, yaitu fungsi eksponensial Jika sinyal sinus dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi eksponensial, maka operasi diferensial dan integral akan terhindarkan
Mengapa Fasor ? Keinginan itu ternyata bisa dipenuhi karena ada hubungan antara fungsi sinus dan fungsi eksponensial yaitu identitas Euler Bagian nyata pernyataan kompleks ini yang digunakan untuk menyatakan sinyal sinus Ini adalah fungsi eksponensial kompleks Berikut ini kita akan melihat ulang bilangan kompleks
Bilangan Kompleks
Bilangan tidak nyata (imajiner) Bilangan Kompleks Pengertian Tentang Bilangan Kompleks Tinjau Persamaan: Akar persamaan adalah: Bilangan tidak nyata (imajiner) x Tak ada nilai untuk negatif
bagian nyata dari s Re(s) = a bagian imajiner dari s Im(s) = b Bilangan Kompleks Im (sumbu imajiner) a s = a + jb jb Re (sumbu nyata) Bilangan kompleks s didefinisikan sebagai: dengan a dan b bagian nyata dari s Re(s) = a bagian imajiner dari s Im(s) = b
Bilangan kompleks dinyatakan dengan menggunakan vektor Representasi Grafis Bilangan Kompleks a Re Im S = a + jb jb (sumbu nyata) (sumbu imajiner) Re Im S = a + jb | S | jb a S = |S|cosθ + j|S|sinθ θ = tan1(b/a) Bilangan kompleks dinyatakan dengan menggunakan vektor |S|cosθ = Re (S) |S| sinθ = Im (S) bagian nyata dari S bagian imaginer dari S
Bilangan Kompleks Contoh: -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Re Im 4 3 2 1 -1 -2 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Re Im 4 3 2 1 -1 -2 -3 3 + j4 = 5cos + j5sin 5
Operasi-Operasi Aljabar Bilangan Kompleks Penjumlahan dan Pengurangan + - Perkalian Pembagian
Bilangan Kompleks Contoh: diketahui: maka:
Dengan identitas Euler ini bilangan komleks yang dituliskan sebagai: Bilangan Kompleks Bentuk Sudut Siku dan Bentuk Polar Fungsi eksponensial bilangan kompleks didefinisikan sebagai dengan e adalah fungsi eksponensial riil dan Ini identitas Euler Dengan identitas Euler ini bilangan komleks yang dituliskan sebagai: dapat dituliskan sebagai: Penulisan bilangan kompleks di atas adalah penulisan dalam bentuk sudut siku yang juga dapat dituliskan dalam bentuk polar yaitu:
Bilangan Kompleks Contoh: |S| = 10 sudut fasa: θ = 0,5 rad S = 10 e j0,5 Bentuk Polar Bentuk Sudut Siku S = 3 + j4 Bentuk Sudut Siku S = 5e j 0,93 Bentuk Polar S = 3 j4 Bentuk Sudut Siku S = 5e j 0,93 Bentuk Polar
Bilangan Kompleks Kompleks Konjugat Re Im Re Im S = a + jb S* = p + jq Bilangan kompleks S mempunyai konjugat S* Konjugat dari S = a + jb adalah S* = a - jb Suatu bilangan kompleks dan konjugatnya mempunyai hubungan-hubungan berikut: dan
Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Bentuk Fasor
A e j(t+) = A {cos(t + θ) + j sin(t + θ)} = V Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Bentuk Fasor Fasor Sinyal Sinus di kawasan waktu : Mengingat relasi Euler, fungsi ini bisa dipandang sebagai bagian riil dari suatu bilangan kompleks A e j(t+) = A {cos(t + θ) + j sin(t + θ)} = V v = Re(V) = Re ( A e j t e j θ ) sehingga dapat ditulis dalam bentuk: Re dan e j tidak ditulis lagi Jika seluruh sistem (rangkaian) mempunyai bernilai sama maka ejt bernilai tetap sehingga tak perlu selalu dituliskan dan sinyal sinus V = A e j θ dapat ditulis dalam bentuk eksponensial kompleks : Inilah yang disebut Fasor hanya amplitudo A dan sudut fasa θ yang diperhatikan karena diketahui sama untuk seluruh sistem
Karena hanya amplitudo dan sudut fasa saja yang diperhatikan maka Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Bentuk Fasor Penulisan dan Penggambaran Fasor Karena hanya amplitudo dan sudut fasa saja yang diperhatikan maka V |A| Im Re a jb
Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Bentuk Fasor Contoh: penulisan sinyal sinus dalam bentuk fasor menjadi: Pada frekuensi = 500 menjadi: Pada frekuensi = 1000
Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Bentuk Fasor Fasor Negatif dan Fasor Konjugat A |A| Im Re A A* a jb a jb maka negatif dari A adalah dan konjugat dari A adalah
Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Bentuk Fasor Operasi-Operasi Fasor Jika diketahui : maka : Perkalian Pembagian Penjumlahan dan Pengurangan
Pernyataan Sinyal Sinus Dalam Bentuk Fasor Contoh Diketahui: maka : Re I3 -4 -3 Im 216,9o 5
Impedansi
Impedansi di kawasan fasor Impedansi suatu elemen rangkaian di kawasan fasor adalah perbandingan antara fasor tegangan dan fasor arus elemen tersebut fasor tegangan fasor arus impedansi Catatan: Ada pengertian impedansi di kawasan s yang akan kita pelajari kemudian
resistansi resistor di kawasan waktu impedansinya di kawasan fasor + vR iR Kawasan fasor resistansi resistor di kawasan waktu bernilai sama dengan impedansinya di kawasan fasor Impedansi
Impedansi Induktor + iL vL Kawasan waktu Kawasan fasor hubungan diferensial hubungan linier Impedansi
Impedansi Kapasitor + vC ` iC Kawasan waktu Kawasan fasor hubungan diferensial hubungan linier Impedansi
Impedansi dan Admitansi Impedansi: Z Admitansi: Y = 1 / Z Perhatikan: relasi ini adalah relasi linier. Di kawasan fasor kita terhindar dari perhitungan diferensial.
Impedansi Impedansi Secara Umum Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan yang berbentuk kompleks, akan tetapi impedansi bukanlah fasor. Impedansi dan fasor merupakan dua pengertian dari dua konsep yang berbeda. Fasor adalah pernyataan dari sinyal sinus Impedansi adalah pernyataan elemen.
BAB 2 Kaidah Rangkaian dan Diagram Fasor
Tujuan: Memahami kaidah-kaidah rangkaian di kawasan fasor Mampu mengaplikasikan kaidah-kaidah rangkaian Mampu menggambarkan diagram fasor
Kaidah-Kaidah Rangkaian Impedansi
Kaidah-Kaidah Rangkaian Impedansi Hubungan Seri R + VR I + VL jL + VC R j/C + VR I
Kaidah-Kaidah Rangkaian Impedansi Hubungan Seri dan Kaidah Pembagi Tegangan j/C jL + VL + VC I Kaidah Pembagi Tegangan
Kaidah-Kaidah Rangkaian Impedansi Hubungan Paralel dan Kaidah Pembagi Arus I3 R Itotal jL j/C I1 I2 Kaidah Pembagi Arus
Diagram Fasor
Arus dijadikan referensi (sudut fasa = 0) Diagram Fasor Arus Dan Tegangan Pada Induktor L = 0,5 H , iL(t) = 0,4cos(1000t) A Di kawasan waktu: 100 iL(t) vL(t) VA detik Re Im Arus 90o di belakang tegangan VL IL Arus dijadikan referensi (sudut fasa = 0)
Arus dijadikan referensi (sudut fasa = 0) Diagram Fasor Arus Dan Tegangan Pada Kapasitor C = 50 pF , iC(t) = 0,5cos(106 t) mA Di kawasan waktu: 10 iC(t) V mA vC(t) Re Im IC arus 90o mendahului tegangan VC detik Arus dijadikan referensi (sudut fasa = 0)
Diagram Fasor Beban Kapasitif Pada sebuah beban : v(t) =120cos(314t +10o) V i(t) = 5cos(314t + 40o) A arus mendahului tegangan Re Im I V
Diagram Fasor Beban Induktif Pada sebuah beban : v(t) =120cos(314t + 20o) V i(t) = 5cos(314t 40o) A I V Re Im arus tertinggal dari tegangan
Transformasi rangkaian ke kawasan fasor Kembali ke kawasan waktu Diagram Fasor Beban : RLC seri , mencari solusi di kawasan waktu 100 + 20F 50mH vs(t) = 250 cos500t V i = ? Transformasi rangkaian ke kawasan fasor 100 j100 j25 Vs= 2500oV + Kembali ke kawasan waktu i(t) = 2 cos(500t + 36,87o) A
Beban : RLC seri , analisis di kawasan fasor Diagram Fasor Beban : RLC seri , analisis di kawasan fasor 100 + 20F 50mH vs(t) = 250 cos500t V Transformasi rangkaian ke kawasan fasor I V Re Im 100 j100 j25 Vs= 2500oV + Beban RLC seri ini bersifat kapasitif |ZC| > |ZL| arus mendahului tegangan
Fasor tegangan rangkaian mengikuti hukum Kirchhoff Diagram Fasor Fasor Tegangan Tiap Elemen 100 j100 j25 Vs= 2500oV + VL = jXL I VR = RI Vs Re Im VC = jXC I I Fasor tegangan rangkaian mengikuti hukum Kirchhoff
Beban : RLC seri, induktif Diagram Fasor Beban : RLC seri, induktif 100 j25 j100 Vs= 2500oV + I V Re Im Pada beban kapasitif |ZL| > |ZC| arus tertinggal dari tegangan
Diagram Fasor Beban : RLC paralel + Im I V Re I j25 Vs= 2500oV 100 j25 j100 Vs= 2500oV + I I V Re Im
BAB 3 Teorema Rangkaian dan Metoda Analisis
Tujuan: Memahami teorema-teorema rangkaian di kawasan fasor Memahami metoda analisis rangkaian di kawasan fasor Mampu melakukan analisis rangkaian di kawasan fasor pada sistem satu fasa
Teorema Rangkaian
Prinsip Proporsionalitas Teorema Rangkaian Prinsip Proporsionalitas Y = fasor keluaran, X = fasor masukan, dan K = konstanta proporsionalitas yang pada umumnya merupakan bilangan kompleks Prinsip Superposisi * selalu berlaku di kawasan waktu * berlaku di kawasan fasor bila frekuensi sama
Teorema Thévenin dan Norton Teorema Rangkaian Teorema Thévenin dan Norton RT A B vT + VT ZT A B + Kawasan fasor Kawasan waktu
Contoh Prinsip Superposisi Teorema Rangkaian Contoh Prinsip Superposisi 20cos4t V + _ 8 3cos4t A io 3H 200o + _ 8 j6 Io1 j12 8 30o j6 Io2 j12
Contoh Rangkaian Ekivalen Thévenin Teorema Rangkaian Contoh Rangkaian Ekivalen Thévenin + j100 10 100 0,190o A 2045o V ` A B + VT ZT A B
Metoda Analisis
Metoda Keluaran Satu Satuan Metoda Analisis Dasar Metoda Keluaran Satu Satuan + vx + 14cos2t V 12 A B C D 9 3 ix 3/2 H 1/6 F 1/18 F j9 j3 + 140 V 12 A B C D 9 3 Ix j3 I1 I2 I3 I4
Metoda Analisis Dasar Metoda Superposisi 20cos4t V + _ 9 3cos2t A io 3H 200o + _ 9 j6 Io1 j12 9 30o j12 Io2 j6 Karena sumber berbeda frekuensi maka fasor Io1 dan Io2 tidak dapat langsung dijumlahkan. Kembali ke kawasan waktu, baru kemudian dijumlahkan
Metoda Rangkaian Ekivalen Thévenin Metoda Analisis Dasar Metoda Rangkaian Ekivalen Thévenin + 18cos2t V i 6 2 1H A B 2H 1/8 F + 180o V 6 2 A B j4 j2 j4 I + 180o V 6 2 A B j4 + VT I A B j4 ZT j2
Metoda Reduksi Rangkaian Metoda Analisis Dasar Metoda Reduksi Rangkaian i1 = 0.1cos100t A v = 10sin100t V 200F 1H 50 ix? A B Sumber tegangan dan sumber arus berfrekuensi sama, = 100. Tetapi sumber tegangan dinyatakan dalam sinus, sumber arus dalam cosinus. Ubah kedalam bentuk standar, yaitu bentuk cosinus melalui kesamaan sinx = cos(x90) A B I1 = 0.10o A V= 1090oV j50 j100 50 Ix sumber tegangan tersambung seri dengan resistor 50 paralel dengan induktor j100 Iy A I2 j50 j100 50 I1 = 0.10o A Simpul B hilang. Arus Iy yang sekarang mengalir melalui resistor 50, bukanlah arus Ix yang dicari; Iy kali 50 adalah tegangan simpul A, bukan tegangan simpul B tempat Ix keluar Iy j50 j100 50 I1 I2
Metoda Tegangan Simpul Metoda Analisis Umum Metoda Tegangan Simpul I1 = 0,10o A V= 1090oV j50 j100 50 Ix=? A B
Metoda Analisis Umum Metoda Arus Mesh I = 0,10o A V=1090oV I = 0,10o A V=1090oV j50 50 A B I1 I2 I3
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Courseware Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Course #5 Sekian Terimakasih Sudaryatno Sudirham