Uji Potensi Air Rendaman Jinten (Cuminum cyminum) sebagai Atraktan Nyamuk Aedes sp. Oleh : Yoana Fransiska Wahyuning C Dosen Penguji : Dr. dra. Sri Winarsih, Apt, Msi Dosen Pembimbing 1 : dr. Aswin Djoko Baskoro, M.Kes, Sp. Par.K Dosen Pembimbing 2 : dr. Bambang Soemantri, M.Kes
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang Aedes Aegypti vektor penyakit demam berdarah Pengendalian nyamuk Aedes aegypti Air rendaman biji jinten
Rumusan Masalah Apakah air rendaman jinten (Cuminum cyminum) memiliki potensi sebagai atraktan nyamuk Aedes sp?
Company Logo Tujuan Umum Membuktikan potensi air rendaman jinten(Cuminum cyminum) sebagai atraktan nyamuk Aedes sp. Tujuan Penelitian Tujuan Khusus Mengukur dan menganalisis potensi air rendaman jinten dengan pengenceran 10%, 20%, dan 30%
Manfaat Penelitian Bagi bidang keilmuan: -Mengetahui perbedaan konsentrasi air rendaman jinten terhadap potensinya sebagai atraktan nyamuk Aedes sp -Memperluas cara alternatif pengendalian nyamuk dengan bahan sederhana, mudah didapat dan mudah diaplikasikan -Dapat digunakan untuk mengembangbiakan nyamuk di laboratorium -Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan aktraktan berikutnya Bagi masyarakat: -Memberikan informasi kepada masyarakat tentang air rendaman jinten yang bisa di manfaatkan sebagai atraktan nyamuk Aedes sp. -Agar dimanfaatkan masyarakat sebagai alat pengendalian nyamuk yang sederhana -Mudah diperoleh dan murah serta mudah diaplikasikan
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Jinten Putih Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivision : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida Subklas : Rosidae Bangsa : Apiales Suku : Apiaceae / Umbelliferae Marga : Cuminum Jenis : Cuminum Cyminum L.SpermatophytaCuminumCuminum Cyminum L. (USDA, 2006)
Aedes aegypti • Taksonomi Kingdom : Animalia Filum : Artropoda Kelas : Insekta Ordo : Diptera Famili : Culicidae Genus: Aedes Species: Aedes aegypti ( Inge S et al, 2008 )
Morfologi nyamuk Aedes aegypti
Siklus Hidup
CO2 Asam laktat amoniaoctenol Asam lemak ATRAKTAN (weinzierl et all, 2005)
Air Rendaman Biji Jinten amonia 2,12 mg/l CO2 total 11,8 mg/l asam laktat 26,5 mg/l octenol 1,9 mg/l asam lemak 14,2 mg/l (Purnamasari et all, 2010)
Bab III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Konsep Tumbukan biji jinten Rendam selama 7 hari Amoniak + CO2 Jumlah nyamuk yang hinggap Nyamuk (Aedes sp ) Kompleks ORNs Suhu Kelembaban pH Faktor Internal Faktor eksternal
Hipotesis Penelitian Adanya potensi air rendaman jinten sebagai atraktan pada mosquito trap nyamuk, semakin tinggi konsentrasi air rendaman jinten maka semakin banyak nyamuk yang mendekat.
Bab IV METODE PENELITIAN
• Variabel bebas • Variabel tergantung Air rendaman jinten dengan pengenceran 10%, 20%, dan 30% Jumlah nyamuk Aedes sp. yang hinggap dalam 5 menit
Aedes sp.
Dry ice CO 2
Air Ledeng
Mosquito trap
Tumbukan 1kg biji jinten direndam dalam 1 liter air selama 7 hari (Purnamasari et al, 2010)
kandang
Persiapan Nyamuk Hitung jumlah nyamuk yang hinggap di mosquito trap dalam 5 menit dan mosquito trap dikeluarkan dari kandang Analisa data Nyamuk Aedes sp dewasa Kontrol (+) Dry ice (CO2) Kontrol (-) air ledeng Air rendaman jinten pengenceran 10% Air rendaman jinten pengenceran 20% Air rendaman jinten pengenceran 30% KontrolPerlakuan Perhitungan dilakukan tiap jam sampai jam ke-6 Tumbukan biji jinten direndam selama 7 hari Lakukan 4 kali pengulangan dengan prosedur yang sama
Bab V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Tabel rata-rata hinggapan nyamuk pada setiap perlakuan
Grafik Hubungan Antara Waktu dan Jumlah Hinggapan Nyamuk
P>0,05 distribusi data normal P>0,05 varian data homogen
Anova P<0,05 paling tidak terdapat 2 kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata bermakna
Multiple Comparisons Dependent Variable:Pengamatan (I) Perlakuan(J) Perlakuan Mean Difference (I-J)Std. ErrorSig. 95% Confidence Interval Lower BoundUpper Bound Tukey HSD * * * * * * * * * * * * * * * * * * *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets Subset 1 : kontrol negatif Subset 2 : air rendaman jinten 10% Subset 3 : air rendaman jinten 20% Subset 4 : air rendaman jinten 30% dan kontrol positif
Bab VI PEMBAHASAN
Kontrol (+) Kontrol (-) Air rendaman jinten 10% Air rendaman jinten 20% P < 0,05
Kontrol (+) Air rendaman jinten 30% P = 0,749 Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna
Bau ORNs mengantar molekul bau dari perifer ke lobus antena Masuk ke dalam sencillum melewati pori kutikula Berikatan dengan OBPs Ors : Membedakan, mengikat, serta berikatan dengan ligand untuk membawa molekul bau dari ekstraseluler ke interseluler Ors : Membedakan, mengikat, serta berikatan dengan ligand untuk membawa molekul bau dari ekstraseluler ke interseluler Impulse elektrik disampaikan ke pusat otak yang lebih tinggi dan berintegrasi untuk menimbulkan respon tingkah laku Jacquin and Jolly, 2004 ORNs : Olfactory Receptor Neurons OBPs : Olfactory Binding Proteins Ors : Olfactory Receptors
Jumlah nyamuk yang mendekat mengalami puncaknya pada jam ke-2 dan ke-3 Nyamuk Aedes sp. bersifat diurnal dan terutama aktif pada pk Pada penelitian ini ditemukan juga hubungan periodisitas nyamuk dengan waktu penelitian
Keterbatasan peneliti suhu 1 kelembaban 2 pH 3 Kondisi nyamuk 4
10 % 20 % 30 % Air rendaman jinten dengan pengenceran 30% memiliki potensi atraktan paling besar dibandingkan dengan air rendaman jinten 20% dan 10%
Bab VII KESIMPULAN DAN SARAN
Air rendaman jinten (Cuminum cyminum) memiliki potensi sebagai atraktan nyamuk Aedes sp. Air rendaman jinten yang mempunyai potensi terbesar sebagai atraktan adalah pada pengenceran 30%. Semakin tinggi kekentalan air rendaman jinten semakin besar potensinya sebagai atraktan kesimpulan
saran 1 Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping terhadap lingkungan yang mungkin terjadi dari penggunaan air rendaman jinten sebagai atraktan. 2 Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui potensi atraktan pada nyamuk selain nyamuk Aedes sp.
Thank you