1 ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: Drs. Toto’ Bara Setiawan, M.Si. (

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Advertisements

KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut. Penyebab gerak yang sering.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
START.
Dimensi Tiga (Proyeksi & Sudut).
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
Translasi Rotasi Refleksi Dilatasi
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2010
BILANGAN KOMPLEKS.
BENTUK POLAR DARI FUNGSI KOMPLEKS
FUNGSI KOMPLEX Yulvi zaika.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Pilihan Topik Matematika -III” 2.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Kekonvergenan barisan tak hingga
Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi
BAB 2 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
MATRIKS Trihastuti Agustinah.
Sudaryatno Sudirham Bilangan Kompleks Klik untuk melanjutkan.
Materi Kuliah Kalkulus II
 Mahasiswa dapat menyelesaikan ketiga deret tersebut.
KALKULUS I SRI REDJEKI.
LIMIT FUNGSI LIMIT FUNGSI ALJABAR.
7. APLIKASI INTEGRAL MA1114 KALKULUS I.
MODUL KULIAH MATEMATIKA TERAPAN
HITUNG INTEGRAL INTEGRAL TAK TENTU.
Induksi Matematik TIN2204 Struktur Diskrit.
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Integral Lipat-Tiga.
Integrasi Numerik (Bag. 2)
Persamaan Linier dua Variabel.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Luas Daerah ( Integral ).
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
Pertemuan-4 : Recurrences
FUNGSI MATEMATIKA DISKRIT K- 6 Universitas Indonesia
EKUIVALENSI LOGIKA PERTEMUAN KE-7 OLEH: SUHARMAWAN, S.Pd., S.Kom.
Turunan Numerik Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Peluang.
BENDA TEGAR FI-1101© 2004 Dr. Linus Pasasa MS.
Waniwatining II. HIMPUNAN 1. Definisi
Himpunan Pertemuan Minggu 1.
FUNGSI STRUKTUR DISKRIT K-8 Program Studi Teknik Komputer
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
Algoritma Branch and Bound
6. INTEGRAL.
Karakteristik Respon Dinamik Sistem Lebih Kompleks
Apakah Bilangan Kompleks itu ?
BAB I SISTEM BILANGAN.
SISTEM PERSAMAAN LINIER
IRISAN KERUCUT PERSAMAAN LINGKARAN.
6. INTEGRAL.
NOTASI SIGMA BARISAN DAN DERET 0leh: Drs. Markaban, M.Si Widyaiswara PPPPTK Matematika disampaikan pada Diklat Guru Matematika SMK se propinsi DIY DI.
MAT 420 Geometri Analitik LINGKARAN
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
Logika Matematika Konsep Dasar
PERTEMUAN 5 Dosen VENY TRIYANA ANDIKA SARI
Apakah Bilangan Kompleks itu ?
Apakah Bilangan Kompleks itu ?
AFLICH YUSNITA FITRIANNA, M.Pd.
BILANGAN KOMPLEKS.
PERTEMUAN II Nur Edy, PhD.
BENTUK POLAR DARI FUNGSI KOMPLEKS
AFLICH YUSNITA F, M.Pd. STKIP SILIWANGI BANDUNG
Pengertian Notasi Akar dan Pangkat Daerah Buka
Transcript presentasi:

1 ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: Drs. Toto’ Bara Setiawan, M.Si. (

2 BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real ℝ saja kita tidak dapat menyelesaikan persamaan x 2 +1=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu bilangan jenis baru. Bilangan jenis baru ini dinamakan bilangan imajiner atau bilangan kompleks.

3 BILANGAN KOMPLEKS DAN OPERASINYA Definisi 1 Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk: a + bi atau a + ib, a dan b bilangan real dan i 2 = –1. Notasi Bilangan kompleks dinyatakan dengan huruf z, sedang huruf x dan y menyatakan bilangan real. Jika z = x + iy menyatakan sembarang bilangan kompleks, maka x dinamakan bagian real dan y bagian imajiner dari z. Bagian real dan bagian imaginer dari bilangan kompleks z biasanya dinyatakan dengan Re(z) dan Im(z).

4 OPERASI HITUNG PADA BILANGAN KOMPLEKS DEFINISI 2 Bilangan kompleks z 1 =x 1 +iy 1 dan bilangan kompleks z 2 =x 2 +iy 2 dikatakan sama, z 1 =z 2, jika dan hanya jika x 1 =x 2 dan y 1 =y 2. DEFINISI 3 Untuk bilangan kompleks z 1 =x 1 +iy 1 dan z 2 =x 2 +iy 2 jumlah dan hasilkali mereka berturut-turut didefinisikan sbb: z 1 +z 2 = (x 1 +x 2 ) + i(y 1 +y 2 ) z 1 z 2 = (x 1 x 2 – y 1 y 2 ) + i(x 1 y 2 +x 2 y 1 )

5 Himpunan semua bilangan kompleks diberi notasi ℂ Jadi ℂ = { z | z = x + iy, x∈ℝ, y∈ℝ }. Jika Im(z)=0 maka bilangan kompleks z menjadi bilangan real x, sehingga bilangan real adalah keadaan khusus dari bilangan kompleks, sehingga ℝ⊂ℂ. Jika Re(z)=0 dan Im(z)≠0, maka z menjadi iy dan dinamakan bilangan imajiner murni. Bilangan imajiner murni dengan y=0, yakni bilanga i, dinamakan satuan imajiner.

6 Sifat-sifat lapangan bilangan kompleks Himpunan semua bilangan kompleks bersama operasi penjumlahan dan perkalian (ℂ,+,) membentuk sebuah lapangan (field). Adapun sifat-sifat lapangan yang berlaku pada bilangan kompleks z 1,z 2 dan z 3 adalah sebagai berikut: 1. z 1 +z 2 ∈ℂ dan z 1 z 2 ∈ℂ. (sifat tertutup) 2. z 1 +z 2 = z 2 +z 1 dan z 1 z 2 = z 2 z 1 (sifat komutatif) 3. (z 1 +z 2 )+z 3 = z 1 +(z 2 +z 3 ) dan (z 1 z 2 ) z 3 = z 1 (z 2 z 3 ) (sifat assosiatif) 4. z 1 (z 2 +z 3 )=(z 1 z 2 )+(z 1 z 3 ) (sifat distribtif) 5. Ada 0=0+i0∈ℂ, sehingga z+0=z (0 elemen netral penjumlahan)

7 6. Ada 1=1+i0∈ℂ, sehingga z1=z (1elemen netral perkalian 7. Untuk setiap z=x+iy  ℂ, ada –z=–x–iy) sehingga z+(–z)=0 8. Untuk setiap z=x+iy  ℂ, ada z -1 =sehingga zz -1 =1. Tugas: Buktikan sifat-sifat 1 – 8 menggunakan definsi yang telah diberikan.

8 Contoh soal: 1. Jika z 1 =x 1 +iy 1 dan z 2 =x 2 +iy 2, buktikan bahwa: z 1 – z 2 = (x 1 – x 2 )+i(y 1 – y 2 ) 2. Diketahui: z 1 =2+3i dan z 2 =5–i. tentukan z 1 + z 2, z 1 – z 2, z 1 z 2, dan

9 Kompleks Sekawan Jika z = x + iy bilangan kompleks, maka bilangan kompleks sekawan dari z ditulis, didefinisikan sebagai = (x,–y) = x – iy. Contoh: sekawan dari 3 + 2i adalah 3 – 2i, dan sekawan dari 5i adalah –5i. Operasi aljabar bilangan kompleks sekawan di dalam himpunan bilangan kompleks memenuhi sifat-sifat berikut :

10 Teorema 1 : a. Jika z bilangan kompleks, maka :

11 b. Jika z 1, z 2 bilangan kompleks, maka : , dengan z 2 ≠0.

12 Interpretasi Geometris Bilangan Kompleks Karena z = x + iy dapat dinyatakan sebagai z= (x,y), merupakan pasangan terurut bilangan real, maka z dapat digambarkan secara geometri dalam koordinat Kartesius sebagai sebuah titik (x,y). Pemberian nama untuk sumbu x diubah menjadi sumbu Real dan sumbu y diubah menjadi sumbu Imajiner. Bidang kompleks tersebut di beri nama bidang Argand atau bidang z. Jika kita hubungkan titik asal (0,0) dengan titik (x,y), maka terbentuk vektor; sehingga bilangan kompleks z = x+iy = (x,y) dapat dipandang sebagai vektor z. Arti geometris dari penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks dapat dilihat pada gambar berikut.

13

14

15

16 Tugas : Diketahui z 1 = 2 + 3i dan z 2 = 5 – i. Gambarkan pada bidang kompleks (bidang argand), z 1, z 2, z 1 + z 2, z 1 - z 2,

17 Modulus (Nilai Mutlak) dari Bilangan Kompleks Definisi 4 : Jika z = x+iy = (x,y) bilangan kompleks, maka modulus dari z, ditulis  z  =  x+iy  = Arti geometri dari modulus z adalah merupakan jarak dari titik O(0,0) ke z = (x,y). Akibatnya, jarak antara dua bilangan kompleks z 1 =x 1 +iy 1 dan z 2 = x 2 +iy 2 adalah

18 Selanjutnya apabila z 1 =x 1 +iy 1 dan r real positif, maka  z – z 1  = r merupakan lingkaran yang berpusat di titik z 1 dengan jari-jari r. Bagaimanakah dengan  z – z 1  r Gambarkanlah pada bidang z.

19 Teorema 2 : A. Jika z bilangan kompleks, maka berlaku :

20 B. Jika z 1, z 2 bilangan kompleks, maka berlaku : Tugas : Buktikanlah teorema A di atas dengan memisalkan z = x+iy, kemudian berdasarkan hasil A, buktikan juga teorema B !

21 1. Bukti:

22 2. Bukti:

23 3. Bukti:

24 4. Bukti:

25 Bentuk Kutub (Polar) dan Eksponen dari Bilangan Kompleks Selain dinyatakan dalam bentuk z = x+iy = (x,y), bilangan kompleks z dapat dinyatakan pula dalam bentuk koordinat kutub atau Polar, yaitu z = (r,  ).

26 Adapun hubungan antara keduanya, dan adalah : x = r cos , y = r sin , sehingga  = arc tan  adalah sudut antara sumbu x positif dengan oz didapat juga Jadi, bentuk kutub bilangan kompleks z adalah z = (r,  ) = r(cos  + i sin  ) = r cis . dan sekawan dari z adalah = (r, -  ) = r(cos  - i sin  ).

27 Definisi 5 : Pada bilangan kompleks z = (r,  ) = r(cos  + i sin  ), sudut  disebut argument dari z, ditulis arg z. Sudut  dengan 0  < 2  atau -  <    disebut argument utama dari z, ditulis  = Arg z. Pembatasan untuk sudut  tersebut dipakai salah satu saja. Definisi 6 : Dua bilangan kompleks z 1 = r 1 (cos  1 + i sin  1 ) dan z 2 = r 2 (cos  2 + i sin  2 ) dikatakan sama, jika r 1 = r 2, dan  1 =  2.

28 Selain penulisan bilangan kompleks z = (x, y) = (r,  ) = r(cos  + i sin  ) = r cis , maka anda dapat menuliskan z dalam rumus Euler (eksponen), yaitu z = re i , dan sekawannya adalah re -i . Tugas: Buktikan bahwa e i  = cos  + i sin , dengan menggunakan deret MacLaurin untuk cos , sin  dan e t dengan mengganti t = i .

29 Contoh : Nyatakan bilangan kompleks z = 1 + i dalam bentuk polar dan eksponen !

30 Contoh : Nyatakan bilangan kompleks z = 1 + i dalam bentuk polar dan eksponen ! Jawab : z = 1 + i, r =, tan  = 1, sehingga  = 45⁰=  Jadi z = (cos  + i sin  ) = cis  =

31 Pangkat dan Akar dari Bilangan Kompleks Perkalian dan Pemangkatan Telah kita ketahui bahwa bilangan kompleks dalam bentuk kutub adalah z = r(cos  + i sin  ). Jika z 1 = r 1 (cos  1 + i sin  1 ) & z 2 = r 2 (cos  2 + i sin  2 ), maka kita peroleh hasil perkalian keduanya sebagai berikut : z 1 z 2 = [r 1 (cos  1 + i sin  1 )][r 2 (cos  2 + i sin  2 )] z 1 z 2 = r 1 r 2 [(cos  1 cos  2 - sin  1 sin  2 ) + i (sin  1 cos  2 + cos  1 sin  2 )] z 1 z 2 = r 1 r 2 [cos (  1 +  2 ) + i sin (  1 +  2 )]

32 Dari hasil perkalian tersebut diperoleh: arg(z 1 z 2 ) =  1 +  2 = arg z 1 + arg z 2 Pertanyaan : Bagaimanakah jika kita perkalikan z 1 z 2... z n dan z z z z … z = z n ?

33 Jika diketahui: z 1 = r 1 (cos  1 + i sin  1 ) z 2 = r 2 (cos  2 + i sin  2 ) z n = r n (cos  n + i sin  n ), untuk n asli, maka secara induksi matematika, diperoleh rumus perkalian z 1 z 2 … z n = r 1 r 2 …r n [cos (  1 +  2 +…+  n ) + i sin (  1 +  2 +…+  n )]. Akibatnya jika, z = r(cos  + i sin  ) maka z n = r n (cos n  + i sin n  ) Khusus untuk r = 1, disebut Dalil De-Moivre (cos  + i sin  ) n = cos n  + i sin n , n asli.

34 Pembagian: Sedangkan pembagian z 1 dan z 2 adalah sebagai berikut: Setelah pembilang dan penyebut dikalikan dengan sekawan penyebut, yaitu r 2 (cos  2 - i sin  2 ), maka diperoleh : [cos (  1 -  2 ) + i sin (  1 -  2 )] Dari rumus di atas diperoleh: arg  1 -  2 = arg z 1 – arg z 2.

35 Akibat lain jika z = r(cos  + i sin  ), maka: Untuk:. Setelah pembilang dan penyebut dikalikan sekawan penyebut, maka didapat :

36 Dari 1 dan 2 diperoleh:, Dalil De-Moivre berlaku untuk semua n bilangan bulat.

37 Contoh: Hitunglah : Jawab : Misalkan maka karena z di kuadran IV, maka dipilih jadi

38 Akar Bilangan Kompleks Bilangan kompleks z adalah akar pangkat n dari bilangan kompleks w, jika z n = w, dan ditulis. Jika z =  (cos  +i sin  ) akar pangkat n dari bilangan kompleks w = r(cos  +i sin  ), maka dari z n = w diperoleh:  n (cosn  +i sinn  ) = r(cos  +i sin  ), sehingga  n = r dan n  =  +2k , k bulat. Akibatnya dan Jadi...

39 Jadi, akar pangkat n dari bilangan kompleks w = r(cos  +i sin  ) adalah: z = [cos( ) + i sin ( )], k bulat dan n bilangan asli. Dari persamaan z n = w, ada n buah akar berbeda yang memenuhi persamaan itu. Untuk mempermudah dipilih k = 0,1,2,3,…,(n-1); 0  < 2 , sehingga diperoleh z 1,z 2,z 3,…,z n sebagai akar ke-n dari z.

40 Contoh : Hitunglah (-81) 1/4 Jawab : Misalkan z = (-81) 1/4, berarti harus dicari penyelesaian persamaan z 4 = -81. Tulis z =  (cos  +i sin  ) dan –81 = 81(cos i sin180 0 ), sehingga  4 (cos4  +i sin4  ) = 81(cos i sin180 0 ), diperoleh  4 = 81, atau  = 3 dan. Jadi z = 3[cos( )+i sin( )] Keempat akar yang dicari dapat diperoleh dengan mensubstitusi k = 0,1,2,3 ke persamaan terakhir.

41 Latihan Soal Bab I 1. Buktikan Teorema 1 dengan memisalkan z = (x,y) = x + iy. 2. Diketahui z 1 = 6 + 5i dan z 2 = 8 – i. Tentukan z 1 + z 2, z 1 - z 2, z 1 z 2, dan z 1 / z 2 3. Jika z = -1-i, buktikan z 2 + 2z + 2 = Cari bilangan kompleks z yang memenuhi sifat:a. z -1 = z dan b. 5. Buktikan untuk setiap z bilangan kompleks berlaku : z 1. +.z 2 = 2Re(z 1. ) 6. Hitung jarak antara z 1 = 2 + 3i dan z 2 = 5 – i.

42 7.Gambarkan pada diagram argand dan sebutkan nama kurva yang terjadi : a.  z – 5  = 6 dan  z – 5  > 6 b.  z + i  =  z – i  c. 1 <  z – i  < 3 8.Nyatakan bilangan kompleks z = 2 -2i dalam bentuk polar dan eksponen ! 9. Hitunglah (-2+2i) Tentukan himpunan penyelesaian dari : z 3 - i = 0

43 BAB II FUNGSI, LIMIT DAN KEKONTINUAN Sebelum dibahas mengenai fungsi kompleks, maka perlu dipelajari konsep-konsep topologi yang akan digunakan pada fungsi kompleks. Konsep-Konsep Topologi Pada Fungsi Kompleks Himpunan pada pembahasan ini adalah koleksi atau kumpulan titik-titik pada bidang Z. Dianggap anda telah memahami operasi pada himpunan yaitu gabungan, irisan, penjumlahan dan pengurangan beserta sifat-sifatnya.

44 1. Lingkungan/persekitaran a. Persekitaran z o adalah himpunan semua titik z yang terletak di dalam lingkaran yang berpusat di z o, berjari-jari r, r > 0. Ditulis N(z o,r) atau  z – z o  < r. b. Persekitaran tanpa z o adalah himpunan semua titik z  z o yang terletak di dalam lingkaran yang berpusat di z o, berjari-jari r, r > 0. Ditulis N*(z o,r) atau 0<  z – z o  < r.

45 Contoh : a. N(i,1) atau  z – i  < 1, lihat pada gambar 1 b. N*(O,a) atau 0<  z – O  < a, lihat pada gambar 2

46 2. Komplemen Andaikan S suatu himpunan. Komplemen dari S ditulis S c,merupakan himpunan semua titik pada bidang Z yang tidak termasuk di S. Contoh : Gambarkan ! A = { z | Im z< 1}, maka A c = { z | Im z  1}. B ={ z | 2<z<4}, maka B c = { z | z  2 atau z  4}.

47 A = { z | Im z< 1}, maka A c = { z | Im z  1}. B ={ z | 2<z<4}, maka B c = { z | z  2 atau z  4}.

48 3. Titik limit Titik z o disebut titik limit dari himpunan S jika untuk setiap N*(z o,  ) maka N*(z o,  )  S  . Jika z o ∈ S dan z o bukan titik limit, maka z o disebut titik terasing.

49 3. Titik limit Titik z o disebut titik limit dari himpunan S jika untuk setiap N*(z o,  ) maka N*(z o,  )  S  . Jika z o ∈ S dan z o bukan titik limit, maka z o disebut titik terasing. 4. Titik batas Titik z o disebut titik batas dari himpunan S jika untuk setiap N*(z o,  ) memuat suatu titik di S dan memuat suatu titik yang tidak di S.

50 3. Titik limit Titik z o disebut titik limit dari himpunan S jika untuk setiap N*(z o,  ) maka N*(z o,  )  S  . Jika z o ∈ S dan z o bukan titik limit, maka z o disebut titik terasing. 4. Titik batas Titik z o disebut titik batas dari himpunan S jika untuk setiap N*(z o,  ) memuat suatu titik di S dan memuat suatu titik yang tidak di S. 5. Batas dari himpunan S adalah himpunan semua titik batas dari S.

51 6. Interior dan Eksterior Titik z o disebut interior dari himpunan S jika ada N(z o,  ) sehingga N(z o,  )  S. Titik yang bukan titik interior atau bukan titik batas disebut titik eksterior.

52 6. Interior dan Eksterior Titik z o disebut interior dari himpunan S jika ada N(z o,  ) sehingga N(z o,  )  S. Titik yang bukan titik interior atau bukan titik batas disebut titik eksterior. 7. Himpunan Terbuka Himpunan S disebut himpunan terbuka jika semua anggota S adalah titik interior S.

53 6. Interior dan Eksterior Titik z o disebut interior dari himpunan S jika ada N(z o,  ) sehingga N(z o,  )  S. Titik yang bukan titik interior atau bukan titik batas disebut titik eksterior. 7. Himpunan Terbuka Himpunan S disebut himpunan terbuka jika semua anggota S adalah titik interior S. 8. Himpunan Tertutup Himpunan S disebut himpunan tertutup jika S memuat semua titik limitnya.

54 9. Himpunan Terhubung Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis yang seluruhnya terletak di S.

55 9. Himpunan Terhubung Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis yang seluruhnya terletak di S. 10. Daerah domain Himpunan terbuka S yang terhubung disebut daerah domain.

56 9. Himpunan Terhubung Himpunan terbuka S disebut terhubung, jika setiap dua titik di S dapat dihubungkan oleh penggal garis yang seluruhnya terletak di S. 10. Daerah domain Himpunan terbuka S yang terhubung disebut daerah domain. 11. Daerah Tertutup Daerah tertutup S adalah daerah terbuka digabung dengan batasnya.

Penutup dari himpunan S adalah himpunan S digabung dengan titik limitnya.

58 Contoh : 1.Diberikan A = { z / |z|<1}, maka: A adalah himpunan terbuka dan terhubung. Batas dari A adalah { z / |z|=1}. Penutup dari A adalah { z / |z|  1}.

59 2.Diberikan B = { z / |z|<1} U {(0,1)}, maka: B adalah bukan himpunan terbuka dan juga bukan himpunan tertutup. Titik-titik limit dari B adalah { z / |z|  1}.

60 3.Diberikan C = { z / |z|  2}, maka: Titik-titik interior C adalah { z / |z|<2}.

61 Fungsi Kompleks Definisi : Misalkan D himpunan titik pada bidang Z. Fungsi kompleks f adalah suatu aturan yang memasangkan setiap titik z anggota D dengan satu dan hanya satu titik w pada bidang W, yaitu (z,w). Fungsi tersebut ditulisw = f(z). Himpunan D disebut daerah asal (domain) dari f, ditulis D f dan f(z) disebut nilai dari f atau peta dari z oleh f. Range atau daerah hasil (jelajah) dari f ditulis R f, yaitu himpunan f(z) untuk setiap z anggota D.

62 Bidang Z Bidang W

63 Contoh : a) w = z + 1 – i b) w = 4 + 2i c) w = z 2 – 5z d) f(z) = Contoh a,b,c adalah fungsi kompleks dengan domain semua titik pada bidang Z. Contoh d adalah fungsi kompleks dengan domain semua titik pada bidang Z, kecuali z =

64 Jika z = x + iy, maka fungsi w = f(z) dapat diuraikan menjadi w = u(x,y) + iv(x,y) yang berarti Re(w) dan Im(w) masing-masing merupakan fungsi dengan dua variabel real x dan y. Apabila z = r(cos  + i sin  ), maka w = u(r,  ) + iv(r,  ).

65 Contoh : Tuliskan f(z) = 2z 2 – i dalam bentuk u dan v !

66 Contoh : Tuliskan f(z) = 2z 2 – i dalam bentuk u dan v ! Jawab : Misal z = x + iy, maka fungsi w = f(z) = 2z 2 – i = 2(x + iy ) 2 – i = 2(x 2 +2xyi-y 2 ) – i = 2(x 2 -y 2 ) + i(2xy-1). Jadi u = 2(x 2 -y 2 ) dan v = 2xy-1.

67 Jika z = r(cos  + i sin  ). Tentukan f(z) = z 2 + i

68 Jika z = r(cos  + i sin  ). Tentukan f(z) = z 2 + i Jawab f(z) = z 2 + i = [r (cos  +i sin  )] 2 + i = r 2 [cos 2  - sin 2  + 2isin  cos  ] + i = r 2 (cos 2  - sin 2  ) + r 2 isin2  + i = r 2 (cos 2  - sin 2  ) +(1+r 2 sin2  )i berarti u = r 2 (cos2  - sin 2  ) dan v = 1+r 2 sin2  ).

69 Komposisi Fungsi Diberikan fungsi f(z) dengan domain D f dan fungsi g(z) dengan domain D g. ‣Jika R f  D g  , maka ada fungsi komposisi (g⃘f) (z) = g (f (z)), dengan domain D f.

70 ‣Jika R g  D f  , maka ada fungsi komposisi (f⃘g) (z) = f (g (z)), dengan domain D g. ∷Tidak berlaku hukum komutatif pada (g⃘f) (z) dan (f⃘g)(z).

71 Contoh : Misal:f(z) = 3z – i dan g(z) = z 2 + z –1 + i ‣Jika R f  D g  , maka (g⃘f) (z) = g (f (z)) = g(3z – i) = (3z – i) 2 + (3z – i) –1 + i = 9z 2 – 6iz – 1 + 3z – i – 1 + i = 9z 2 – 3z – 2 – 6iz

72 ‣Jika R g  D f  , maka (f⃘g) (z) = f (g (z)) = f(z 2 + z –1 + i) = 3z 2 + 3z – 3 + 3i – i Karena 9z 2 – 3z – 2 – 6iz ≠ 3z 2 + 3z – 3 + 3i – i Jadi (g⃘f) (z)  (f⃘g)(z) atau (g⃘f)  (f⃘g), (tidak komutatif)

73 Interpretasi Geometris Untuk setiap variabel bebas z = x + iy anggota domain ada satu dan hanya satu variabel tak bebas w = u + iv yang terletak pada suatu bidang kompleks. Masing-masing variabel terletak pada suatu bidang kompleks, z pada bidang Z dan w pada bidang W. Karena pasangan (z,w) mengandung 4 dimensi, maka kita tidak dapat menggambarkannya pada satu sistem. Tetapi kita dapat melihat gambaran dari w = f(z). Caranya dengan memandang fungsi f tersebut sebagai pemetaan (transformasi) dari titik di bidang Z ke titik di bidang W dengan aturan f. Untuk suatu titik z maka f(z) disebut peta dari z.

74 Contoh 1 : Diketahui fungsi w = 2z – 1 + i. Untuk setiap variabel bebas z = x + iy didapat nilai w = (2x – 1) + (2y + 1)i. Misalnya untuk z 1 = 1 + i, dan z 2 = 2 – 3i, berturut- turut diperoleh : w 1 = 1 + 3i, dan w 2 = 3 – 5i. Gambar dari z 1, z 2, w 1, dan w 2 dapat dilihat di bawah ini

75 Contoh 2 : Diketahui fungsi w = z 2. Dengan menggunakan z = r (cos  +i sin  ), maka diperoleh w = z 2 = r 2 (cos2  +i sin2  ). Jika sebuah lingkaran pusat O berjari-jari r pada bidang Z, maka dapat dipetakan ke bidang W menjadi sebuah lingkaran pusat O berjari-jari r 2. Daerah 0  arg z   dipetakan menjadi daerah 0  arg w  2 . Gambar keduanya dapat dilihat di bawah ini.

76

77 Diketahui daerah D pada bidang Z dan titik z o terletak di dalam D atau pada batas D. Misalkan fungsi w = f(z) terdefinisi pada D, kecuali di z o. Apabila titik z bergerak mendekati titik z o melalui setiap lengkungan sebarang K dan mengakibatkan nilai f(z) bergerak mendekati suatu nilai tertentu, yaitu w o pada bidang W, maka dikatakan limit f(z) adalah w o untuk z mendekati z o, ditulis : Limit

78 Definisi : Misalkan fungsi w = f(z) terdefinisi pada daerah D, kecuali di z o (titik z o di dalam D atau pada batas D). limit f(z) adalah w o untuk z mendekati z o, jika untuk setiap  > 0, terdapat  > 0 sedemikian hingga |f(z) – w o |< , apabila 0 <|z – z o |< , ditulis:

79 Perlu diperhatikan bahwa : 1.Titik z o adalah titik limit domain fungsi f. 2.Titik z menuju z o melalui sebarang lengkungan K, artinya z menuju z o dari segala arah. 3.Apabila z menuju z o melalui dua lengkungan yang berbeda, mengakibatkan f(z) menuju dua nilai yang berbeda, maka limit fungsi f tersebut tidak ada untuk z mendekati z o.

80 Contoh 1 : Buktikan bahwa :

81 Contoh 1 : Buktikan bahwa : Bukti: Misalkan diberikan bilangan  > 0, kita akan mencari  > 0 sedemikian, sehingga:, untuk z  2 Lihat bagian sebelah kanan

82 Dari persamaan kanan diperoleh: Hal ini menunjukkan bahwa telah diperoleh.

83 Bukti Formal : Jika diberikan  > 0, maka terdapat, sehingga untuk z  2, diperoleh Jadi apabila Terbukti

84 Teorema Limit : Teorema 1 : Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju z o, maka nilai limitnya tunggal.

85 Teorema Limit : Teorema 1 : Jika fungsi f mempunyai limit untuk z menuju z o, maka nilai limitnya tunggal. Bukti: Misal limitnya w 1 dan w 2, maka

86 Teorema 2 : Misalkan z = (x,y) = x+iy dan f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dengan domain D. Titik z o = (x o,y o ) = x o +iy o di dalam D atau batas D. Maka jika dan hanya jika dan

87 Teorema 3 : Misalkan fungsi f dan g limitnya ada. lim f(z) = a dan lim g(z) = b, maka 1. lim (f(z) +g(z)) = a + b (untuk z → z o ) 2. lim (f(z). g(z)) = a. b (untuk z → z o ) 3. lim (f(z) / g(z)) = a / b (untuk z → z o ) Tugas : Buktikan ketiga teorema limit tersebut !

88 Contoh 1 : Hitunglah

89 Contoh 1 : Hitunglah Jawab:

90 Contoh 2 : Jika. Buktikan tidak ada !

91 Contoh 2 : Jika. Buktikan tidak ada ! Bukti : Kita tunjukkan bahwa untuk z menuju 0 di sepanjang garis y = 0, maka Sedangkan di sepanjang garis y = x, Dari 1 dan 2, terbukti tidak ada

92 Kekontinuan Fungsi Definisi : Misalkan fungsi f(z) terdefinisi di D pada bidang Z dan titik z o terletak pada interior D, fungsi f(z) dikatakan kontinu di z o jika untuk z menuju z o, maka lim f(z) = f(z o ).

93 Jadi, ada tiga syarat fungsi f(z) kontinu di z o, yaitu : Fungsi f(z) dikatakan kontinu pada suatu daerah R, jika f(z) kontinu pada setiap titik pada daerah R tersebut.

94 Teorema 4 : Jika f(z) = u(x,y) + iv(x,y), f(z) terdefinisi di setiap titik pada daerah R, dan z o = x o + i y o titik di dalam R, maka fungsi f(z) kontinu di z o jika dan hanya jika u(x,y) dan v(x,y) masing-masing kontinu di (x o,y o ).

95 Teorema 5 : Andaikan f(z) dan g(z) kontinu di z o, maka masing- masing fungsi : 1. f(z) + g(z) 2. f(z). g(z) 3. f(z) / g(z), g(z)  0 4. f(g(z)); f kontinu di g(z o ), kontinu di z o.

96 Contoh 1 : Fungsi f(z) =, apakah kontinu di 2i Jawab : f(2i) = 3 + 4(2i) = 3 + 4i, sedangkan untuk z mendekati 2i, lim f(z) = z + 2i, jadi f(z) diskontinu di z = 2i.

97 Contoh 2. Dimanakah fungsi kontinu ? Jawab : Coba anda periksa bahwa g(z) diskontinu di z = 1 dan z = 2. Jadi g(z) kontinu di daerah

98 BAB III. TURUNAN 3.1 Definisi Turunan Diberikan fungsi f yang didefinisikan pada daerah D dan z o  D. Jika diketahui bahwa nilai ada, maka nilai limit ini dinamakan turunan atau derivatif fungsi f di titik z o. Dinotasikan : f’(z o )

99 ⇛Jika f’(z o ) ada, maka f dikatakan terdifferensial atau diferensiabel di z o. Dengan kata lain : ⇛ Jika f terdifferensial di semua titik pada D, maka f terdifferensial pada D Contoh Buktikan f(z) = z 2 terdifferensiasi diseluruh ℂ

100 Bukti : Ditinjau sebarang titik z o  ℂ Karena z o sebarang maka f(z) = z 2 terdefferensial di seluruh ℂ

101 Teorema 3.1 Jika f fungsi kompleks dan f’(z o ) ada, maka f kontinu di z o Bukti :

102 Bukti : Diketahui f’(z o ) ada Akan dibuktikan f kontinu di z o atau sehingga dengan kata lain f kontinu di z o.

103 Contoh Buktikan f(z) = |z| 2 kontinu di seluruh bidang kompleks tetapi hanya terdifferensial di z = 0 Bukti : f(z) = |z| 2 = x 2 + y 2 berarti u(x,y) = x 2 + y 2 dan v(x,y) = 0 u dan v kontinu di D, maka f(z) kontinu di D Jadi f(z) terdifferensial di z = 0

Syarat Chauchy-Riemann Syarat yang diperlukan agar fungsi f terdiferensial di z o = x o + i y o adalah syarat Chauchy-Riemann, yang menghubungkan derivatif-derivatif parsial tingkat pertama dari fungsi bagian real dan fungsi bagian imajiner dari f.

105 Terema (Syarat Chauchy-Riemann Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y) terdifferensial di z o = x o + i y o, maka u(x,y) dan v(x,y) mempunyai derivatif parsial pertama di (x o,y o ) dan di titik ini dipenuhi persamaan Cauchy – Riemann derivatif f di z o dapat dinyatakan dengan Jika persamaan C-R tidak dipenuhi di (x o,y o ) maka f(z) = u(x,y) + i v(x,y) tidak terdifferensial di z o = x o + i y o

106 Contoh Buktikan f(z) = |z| 2 tidak terdifferensiasi di z  0 Bukti :f(z) = x 2 + y 2 sehingga u(x,y) = x 2 + y 2 v(x,y) = 0 Persamaan Cauchy – Riemann

107 (1)dan (2) tidak dipenuhi jika x  0 atau y  0, jadi pasti f tidak terdeferensial di z  0

108 Catatan : Syarat C-R hanya syarat perlu untuk keterdifferensialan. Contoh Buktikan fungsi f(z) = dan f(0) = 0, tidak terdifferensial di 0, memenuhi C-R Bukti : u = dengan u(0,0) = 0 v = dengan v(0,0) = 0 u x (0,0) = = 1 u y (0,0) = = -1

109 v x (0,0) = = 1 v y (0,0) = = 1 Jadi persamaan Cauchy – Riemann terpenuhi Tetapi Untuk z  0 Sepanjang garis real y = 0  = 1 + i

110 Sepanjang garis real y = x  = Jadi tidak ada sehingga f tidak terdifferensial di 0 meskipun persamaan C-R dipenuhi di (0,0)

111 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : i. Syarat perlu f(z) = u(x,y) + iv(x,y), z o = x o + i y o f’(z) ada maka,,, berlaku C-R yaitu : = dan = dan f’(z 0 ) = u x (x 0,y 0 ) + i v x (x 0,y 0 ) ada di (x o, y o )

112 ii. Syarat cukup u(x,y), v(x,y), u x (x,y), v x (x,y), u y (x,y), v y (x,y) kontinu pada kitar z o = x o + i y o dan di (x o,y o ) dipenuhi C-R maka f’(z o ) ada

113 Contoh Buktikan f(z) = e x (cos y + i sin y) terdiferensial untuk setiap z dalam ℂ Bukti : u(x,y) = e x cos y  u x (x,y) = e x cos y u y (x,y) = -e x sin y v(x,y) = e x sin y  v x (x,y) = e x sin y v y (x,y) = e x cos y ada dan kontinu di setiap (x,y)  ℂ

114 Berdasarkan persamaan C-R : u x = v y dan u y = -v x dipenuhi di  (x,y)  ℂ, dan ada kitar dimana keenam fungsi kontinu dan C-R dipenuhi di (x,y). Jadi f’(z) ada  z  ℂ. Dan f’(z) = u x (x,y) + i v x (x,y) = e x cos y + i e x sin y

Syarat C-R Pada Koordinat Kutub Jika f(z) = u(x,y) + i v(x,y) dapat diilustrasikan dalam koordinat kartesius maka dengan menggunakan hubungan x = r cos  dan y = r sin , diperoleh z = r cos  + i sin , sehingga f(z) = u(r,  ) + i v(r,  ) dalam sistem koordinat kutub

116 Teoreama Jika f(z) = u(r,  ) + i v(r,  ) terdiferensial dan kontinu pada suatu kitar (r o,  o ) dan jika dalam kitar tersebut u r, u , v r, v  ada dan kontinu di (r o,  o ) dan dipenuhi C-R yaitu: = dan =, r  0 maka f’(z) = ada di z = z o dan f’(z) = (cos  o – i sin  o ) [u r (r o,  o ) + i v r (r o,  o )]

117 Contoh Diketahui f(z) = z -3, tentukan f’(z) dalam bentuk kootdinat kutub

118 Jawab : f(z) = z -3 = r -3 (cos 3  - i sin 3  ), maka : u = r -3 cos 3 , sehingga u r = -3r -4 cos 3  dan u  = -3r -3 sin 3  v = -r -3 sin 3 , sehingga v r = 3r -4 sin 3  dan v  = -3r -3 cos 3  keenam fungsi ini kontinu dan syarat C-R dipenuhi untuk semua z  0 Jadi f(z) = z -3 terdiferensial untuk z  0 Dengan demikian f’(z) dalam koordinat kutub adalah : f’(z) = (cos  – i sin  ) (-3r -4 cos 3  + i 3r -4 sin 3  ) = cis(-  ) (-3r -4 ) cis(-3  ) = -3r -4 cis(-4  )

Aturan Pendiferensialan Jika f(z), g(z) dan h(z) adalah fungsi- fungsi kompleks serta f’(z), g’(z) dan h’(z) ada, maka berlaku rumus-rumus :

120

Fungsi Analitik Definisi Fungsi f analitik di z o, jika ada r > 0 sedemikian, hingga f’(z) ada untuk setiap z  N(z o,r) (persekitaran z o ) r f diferensiable Fungsi analitik untuk setiap z  ℂ dinamakan fungsi utuh

122 Contoh f(z) = 2.f(z) = x 3 + iy 3 diperoleh : u = x 3 ; v = y 3 sehingga u x = 3x 2 ; v x = 0 ; u y = 0 ; v y = 3y 2 dengan menggunakan persamaan C-R : 3x 2 = 3y 2  y =  x dan v x = u y = 0 persamaan C-R dipenuhi dan kontinu digaris y =  x berarti f’(z) ada hanya di y =  x Jadi f(z) tidak analitik dimanapun karena tidak ada kitar. analitik kecuali di z = 0

123 Sifat sifat analitik Misalnya f dan g analitik pada D, maka : o f  g merupakan fungsi analitik o fg merupakan fungsi analitik o f/g merupakan fungsi analitik dengan g  0 o h = g ∘ f merupakan fungsi analitik o berlaku aturan L’hospital yaitu :

Titik Singular Definisi Titik z 1 disebut titik singular dari f jika f tidak analitik di z 1 tetapi untuk setiap kitar dari z 1 memuat paling sedikit satu titik dimana f analitik.

125 Jenis kesingularan f(z) atau titik singular antara lain : 1.Titik singular terisolasi Titik z o dinamakan titik singular terisolasi dari f(z) jika terdapat   0 demikian sehingga lingkaran |z – z o | =  hanya melingkari titik singular lainnya. Jika  seperti itu tidak ada, maka z = z o disebut titik singular tidak terisolasi.

Titik Pole (titik kutub) Titik z = z o disebut titik pole tingkat n, jika berlaku. Jika n = 1, z o disebut sebagai titik pole sederhana. 3. Titik Cabang Dari fungsi bernilai banyak dapat menjadi titik singular. 4. Titik Singular dapat dihapuskan Titik singular z o disebut titik singular dapat dihapuskan dari f(z) jika f(z) ada.

Titik Singular Essensial Titik singular z = z o yang tidak memenuhi syarat titik singular pole titik cabang atau titik singular yang dapat dihapuskan disebut titik singular essensial. 6. Titik Singular tak hingga Jika f(z) mempunyai titik singular di z = , maka sama dengan menyatakan f(1/w) mempunyai titik singular di w = 0.

128 Contoh g(z) = berarti titik z = i adalah titik pole tingkat 2 dari g(z) h(z) = |z| 2 tidak merupakan titik singular k(z) = ln (z 2 + z – 2) maka titik cabang adalah z 1 = 1 dan z 2 = –2 karena (z 2 + z – 2) = (z – 1) (z + 2) = 0

Fungsi Harmonik f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada D maka u dan v mempunyai derivatif parsial di semua orde yang kontinue pada D. Jadi dalam D berlaku C-R, u x = v y dan u y = –v x Karena derifatif-derivatif parsial dari u dan v kontinue dalam D, maka berlaku v xy = v yx. Jika dalam u x = v y dan u y = –v x diderivatifkan parsial terhadap x dan y maka  (x,y)  D berlaku u xx + u yy = 0 v xx = v yy = 0

130 Jika f analitik pada D maka u dan v pada D memenuhi persamaan differensial Laplace dalam 2 dimensi. u dan v dimana f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada suatu domain maka f(z) harmonik pada domain tersebut. Dua fungsi u dan v sedemikian sehingga f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik dalam suatu domain dinamakan dua fungsi yang harmonik konjugat dalam domain itu.

131 Contoh Diberikan u(x,y) harmonik pada D dan tentukan fungsi v yang harmonik konjugat dengan u = 4xy 3 – 12x 3 y, (x,y)  ℂ Jawab : Misal diklaim konjugatnya adalah v(x,y) jadi f(z) = u(x,y) + iv(x,y) analitik pada ℂ sedemikian sehingga berlaku C-R u x = v y dan u y = -v x u x = 4y 3 – 12x 2 yv y = 4y 3 – 12x 2 y u y = 12xy 2 – 4x 3 v= y 4 – 6x 2 y 2 + g(x) karena v x = –u y maka –12xy 2 + g’(x) = –12xy 2 + 4x 3 sehingga g’(x) = 4x 3 diperoleh g(x) = x 4 + C Jadi v = y 4 – 6x 2 y 2 + x 4 + C

132 Cara Milne Thomson Cara yang lebih praktis menentukan fungsi harmonik konjugat atau dari fungsi harmonik u diberikan u(x,y) harmonik pada D andaikan v(x,y) sehingga f(z) = u(x,y)+ iv(x,y) analitik pada D f”(z) = u x (x,y) + iv x (x,y) sesuai persamaan C-R : f”(z) = u x (x,y) – iu y (x,y) z = x + iy dan = x – iy sehingga diperoleh f(z) = u x – iu y

133 Suatu identitas dalam z dan, jika diambil = z maka f’(z) = u x (z,0) – iu y (z,0) Jadi f(z) adalah fungsi yang derivatifnya u x (z,0) – iu y (z,0) kemudian didapat v(x,y)

134 Contoh Dari Contoh dengan u= 4xy3 – 4x3y, (x,y)  ℂ, jika diselesaikan dengan menggunakan cara Milne Thomson. Jawab : u x = 4y 3 – 12x 2 y u y = 12xy 2 – 4x 3 f’(z) = u x (z,0) – iu y (z,0) = –i(– 4z 3 ) = 4iz 3 sehingga f(z) = iz 4 + A f(z) = i(x + iy) 4 + A = 4xy 3 – 4x 3 y + i(x 4 – 6x 2 y 2 + y 4 ) + A