Oleh : Trisakti Handayani STRATEGI PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN BIDANG ILMU-ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA: SEBUAH PENGALAMAN Oleh : Trisakti Handayani
Proposal penelitian adalah : Alat komunikasi yang menghubungkan antara peneliti dengan pemberi dana. Rencana kegiatan yang menjelaskan latar belakang, manfaat, langkah-langkah apa yang akan dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan serta sarana pendukungnya. Kontrak kerja, yang merupakan kesepakatan yang akan dipenuhi oleh peneliti.
Jenis penelitian Penelitian dasar (basic research). Hasil penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Penelitian terapan (applied research, practical research). Hasil penelitian tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada.
Ragam penelitian dilihat dari cara: Operation research (action research) adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang dilakukan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya. Eksperimen adalah penelitian yang penelitinya sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan atau dengan kata lain suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditumbuhkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang dapat mengganggu.
Ragam penelitian dilihat dari tujuannya: Penelitian eksploratif, yaitu penelitian untuk menggali sebab-sebab atau hal-hal yang mempenarui terjadinya sesuatu. Penelitian development atau pengembangan adalah penelitian untuk penyempurnaan. Penelitian verifikasi adalah penelitian untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Penelitian kebijakan adalah penelitian yang dilakukan oleh lembaga (swasta maupun pemerintah) untuk mengambil tindakan dan diberlakukan secara luas.
STRATEGI PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN Tahap pra proposal. Menumbuhkan ide-ide sosial (humaniora) kritis. Menumbuhkan ide-ide kritis dapat dikembangkan dengan cara memabaca atau mengamati suatu fenomena di alam maupun yang terjadi di masyarakat (sesuai dengan semangat pemikiran posmodern). Merumuskan tema penelitian Usahakan mencari tema-tema yang aktual, menarik, dapat dikembangkan dalam kajian yang lebih luas, dan benar-benar dipahami peneliti.
Merumuskan judul penelitian Merumuskan judul penelitian. Pada dasarnya judul tidak harus dirumuskan pada masa pra proposal, tetapi tidak jarang peneliti merumuskan terlebih dahulu judul penelitian, karena dianggap dapat memberikan semacam rambu-rambu dalam pembuatan usulan penelitian. Sederhana menuju kompleks. Pada dasarnya sebuah penelitian akan lebih baik bila diawali dari persoalan yang sederhana (skala kecil) kemudian menuju ke yang kompleks (skala besar). Konsisten untuk memperoleh track record Usahakan konsen terhadap satu persoalan, karena akan mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian berikutnya. (sebagai contoh: penelitian dosen muda – fundamental – HB – Disertasi – UE, tentu dengan modifikasi-modifikasi )
Tahap pembuatan proposal. Penentuan tim (bila ada). Kesolidan tim sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian, dengan cara saling menjaga komitmen, kepercayaan, tanggungjawab, dan menanggung keberhasilan dan kegagalan bersama-sama. Oleh karena pencantuman tim yang hanya sekedar tempelan perlu dihindarkan. Multidisiplin tim. Hal ini dimaksudkan agar out put yang dihasilkan benar-benar dapat dicapai secara optimal dengan pendekatan dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan, sehingga menghasilkan keluaran yang komprehensif.
Hindarkan kebiasaan kejar dead line Hindarkan kebiasaan kejar dead line. Format proposal yang harus disesuaikan dengan aturan dari penyandang dana, menyebabkan seorang peneliti harus mencermati buku panduan secara jeli, sehingga tidak dapat dillakukan dalam suasana yang terburu-buru. Judul usahakan menarik (ngejreng) Judul yang dikemas dengan menggunakan kalimat yang menantang akan lebih menarik dari pada kalimat yang biasa-biasa saja meskipun maksudnya sama. Contoh: “Pengaruh Iklan Sabun Mandi LUX di Televisi Terhadap Image Perempuan” (judul yang kurang menarik), bisa dikemas lebih menarik : “Representasi Tubuh Perempuan di Media Elektronik” (Analisis Kritis Terhadap Iklan Sabun Mandi LUX di Televisi).
Kuasai metodologi ilmu-ilmu sosial dan humaniora Kuasai metodologi ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Metode kualitatif maupun metode kuantitatif dapat digunakan dalam penelitian sosial dan humaniora (meskipun humaniora cenderung pada kualitatif). Perkembangan teori-teori sosial dan budaya kritis yang begitu pesat perlu dipahami oleh peneliti ilmu-ilmu sosial dan humaniora, mengingat teori-teori inilah yang saat ini dianggap mampu mengungkap permasalahan-permasalahan yang tersembunyi, antara lain: Teori Strukturalisme, Teori Semiotika, Teori Hegemoni, Teori Feminis, Teori Poskolonial, Teori Dekonstruksi, Teori kritik Budaya, Teori Ideologi, Etnometodologi, Genealogi, Teori Analisis Teks, Teori Analisis Wacana.
Mencari masukan sebanyak-banyaknya Mencari masukan sebanyak-banyaknya. Semakin banyak masukan akan semakin memperluas wawasan peneliti dalam mengkaji persoalan yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti sebaiknya tidak alergi pada kritik. Diskusi rutin bersama tim Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka usulan penelitian sebaiknya selalu dikaji dan didiskusikan dengan tim secara rutin, untuk itu perlu dibuat jadwal pertemuan secara rutin sesuai dengan kesepakatan bersama. Tidak ada salahnya menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung keberhasilan usulan penelitian, seperti : kerja keras, serius, kesadaran dan pengorbanan yang cukup besar, baik maril maupun materiil.
Hindarkan sindrom tidak percaya diri Seorang peneliti selayaknya memiliki rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dan berfikir bahwa semua bisa dipelajari. Semangat ”bahwa orang lain bisa melakukan, kenapa saya tidak?” harus dikembangkan dalam diri seorang peneliti. Taat asas Pada umumnya setiap lembaga yang mendanai penelitian memiliki aturan-aturan baku yang harus diikuti oleh pengusul penelitian. Demikian juga juga memiliki aturan yang sudah baku (seperti tertuang dalam buku pedoman edisi VI). Ketaatan terhadap aturan-aturan ini menjadi persyaratan pertama yang akan dilihat sebelum mengarah pada isi usulan penelitian. Oleh karena itu ketaatan terhadap aturan juga harus menjadi perhatian bagi pengusul peneltian.
Semoga Sukses