KETERKAITAN PRINSIP EKONOMI DAN SUMBERDAYA ALAM SERTA LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEWUJUDKAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKELANJUTAN (Penjelasan homo Economicus)
PENDAHULUAN Ekonomi dan lingkungan bukanlah dua demensi yang saling menjauh tetapi keduanya merupakan dua elemen yang harus saling berhubungan secara mutualistis yang harus tidak dipisahkan satu dengan yang lain. Ketika pertimbangan ekonomi dijauhkan dengan dimensi lingkungan, maka lingkungan yang indah ini akan menimbulkan bencana Sebaliknya, jika keduanya saling berhubungan dengan baik lingkungan ini akan menjadi surga yang mengagumkan. Jadi, yang telah diungkapkan oleh Prof. Dr. Emil Salim dalam artikel beliau Ekonomi dalam Lingkungan, Kompas (26/11/02) : Pembangunan Ekonomi harus memperhatikan elemen lingkungan adalah hal yang tepat.
Seterusnya manifestasi ekonomi yang terkait erat dengan lingkungan akan mewujudkan realita dalam membangun berwawasan lingkungan (ecodevelopment) dan etika lingkungan hidup (Environmental etic), Ketiganya (eco development, enviromental etic; economic) harus selalu terkait untuk merealisasi terwujudnya planet bumi menjadi lingkungan tempat tinggal yang makmur, damai, aman, nyaman, sehat dan sejahtera.
PRINSIP-PRINSIP EKONOMI
BERHUBUNGAN DENGAN STRATEGI MASYARAKAT MENGAMBIL KEPUTUSAN Prinsip 1.orang menghadapi trade Off.,2.biaya ialah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu,3.Orang rational berfikir pada tingkatan batas batas (marginal),4.orang tanggap akan insentif
tBerhubungan dengan strategi menghadapi Interaksi masyrakat Prinsip 5 : Perdagangan Manguntungkan Semua Pihak Prinsip 6 : Pasar adalah Tempat Yang Baik Untuk Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi Prinsip 7 : Pemerintah Terkadang Mampu Meningkatkan Hasil-hasil Dari Pasar
Strategi Perekonomian dapat bekerja secara keseluhan untuk mendapatkan kesejahteraan Sejahteraan Prinsip 8 : Standar Hidup Suatu Negara Bergantung Pada Kemampuannya Menghasilkan Barang dan Jasa Prinsip 9 : Harga-harga Meningkat Jika Pemerintah Mencetak Uang Terlalu Banyak Prinsip 10 : Masyarakat Menghadapi Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Prinsip 3: Orang rasional berpikir pada batas batas (Rational people think at the margin) Mankiw menyatakan : A Rational decision maker takes action if and only if marginal benefit of the action exceeds the marginal cost (www.slembeck.ch/principles,html,17/09/2007). Keputusan dalam hidup jarang ada yang benar benar hitam atau putih tetapi biasanya berada di daerah abu abu, keadaan ini para ekonom menggunakan istilah perubahan marginal (marginal change) artinya penyesuaian di tepi tepi suatu hal yang dikerjakan dari penyesuaian penyesuaian rencana kerja yang telah tersusun sebelumnya Untuk lebih memahami prinsip orang rasional berpikir pada batas batas disampaikan misal atau contoh kasus sebagai berikut :
1) Misalnya sebuah perusahaan penerbangan yang harus menentukan harga tiket untuk penumpang yang membelinya di saat saat akhir, sedang perencanaan semua penumpang dikenakan biaya $500, dan perusahaan penerbangan itu tidak boleh menjual tiket < $ 500 tetapi faktanya masih ada l0 kursi yang kosong sementara ada 10 orang yang rela membayar $300 untuk terbang; apakah perusahaan penerbangan itu harus menjual tiket seharga $300 untuk orang orang tersebut atau menolak dan tetap menjual tiket seharga $500 dengan resiko orang orang tidak ikut terbang, jawabannya adalah harus menjual tiket seharga $ 300, walaupun biaya rata rata untuk menerbangkan seorang penerbang adalah $500, biaya marginalnya hanya sebesar konsumsi untuk orang orang tersebut, selama penumpang tambahan membayar lebih dari pada biaya marginal menjual tiket kepada mereka tentu saja menguntungkan.
2) Suatu Pertanyaan Penumpang taxi dari Kediri ke Surabaya, mengapa Sopir Taxi bersedia membawa penumpang hanya dengan biaya Rp 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah), pahadal biaya taxi untuk membawa penumpang dari Surabaya ke Kediri > Rp200.000 (lebih dari dua ratus ribu rupiah), Sopir Taxi atau manager perusahaan angkutan (Taxi) dalam mengambil keputusan menggunakan pola berfikir orang rasional berfikir pada batas batas. 3) Haruskah seorang pengusaha menghentikan usahanya ketika didapatkan fakta bahwa Nilai output dan nilai Input adalah sama artinya usaha yang dilaksanakan tidak untung dan juga tidak menderita kerugian ; atau melanjutkan usahanya dengan meningkatkan efisiency ; jawabannya ialah tidak dan terus melanjutkan usaha dengan upaya meningkatkan efisiensy karena disamping biaya marginal kosong, dengan berhenti banyak orang (Para pekerja/karyawan )menanggung resiko sebagai pengangguran
4) Contoh haruskah seorang petani tebu menghentikan usaha taninya ketika usaha budidaya tebu dengan menggunakan pupuk anorganik tidak ekonomis lagi dimana Nilai analisa Return Of Invesment (ROI) = 1,2 , sedang untuk meningkatkan ROI harus menambah biaya sebesar Rp 6.000.000,00 (Enam juta Rupiah) yaitu biaya pupuk Organik sebanyak 20 ton karena lahannya mengalami krisis kesuburan tanah. Kasus ini dijawab dengan menggunakan metode Transfer keuntungan (Benefed transfer methode) dengan membandingkan dua orang Petani yaitu seorang petani budidaya tebu tanpa Pupuk Organik, sedang yang lain Budidaya tebu menggunakan Pupuk Organik dengan resiko penambahan korban biaya sebesar Rp 6.000.000,00 (enam juta Rupiah) atau 20 ton pupuk organik tiap Ha. Hasil Perbandingannya adalah sebagai berikut : a) Petani Budidaya tanaman tebu tanpa Pupuk Organik takut menanggung resiko biaya sebesar Rp 6.000.000,00 (enam juta Rupiah) hasilnya adalah ;
Total produksi tebu yang dihasilkan : 1100 Kw /Ha. Rendement yang didapat : 6 (enam) Harga (Price ) ; Rp 20.000,00 /Kwintal Pupuk Organik Total Hasil (TR) : Rp 22.000.000,00(Dua puluh Juta Rupiah ) Total Cost (TC) : Rp10.000.000 ,00(sepuluh Juta Rupiah) Keuntungan (Profit ) : Rp12.000.000,00 (Dua belas juta Rupiah ) Return of Invesment (ROI): 22/10 X 12/22 = 1,2 atau kurang dari 2 TR/TC x Profit/TR ) (J Fred Weston, Managerial finance ,l983) Lain ; kondisi lahan tampak kurang subur b) Petani Budidaya tanaman tebu dengan menggunakan Pupuk Organik dengan tambahan biaya (Cost ) sebesar Rp 6.000.000,00 (enam Juta Rupiah ) hasilnya adalah: Total Produksi Tebu : 1800 Kw/Ha Rendement :7,5 Harga( Price ) : Rp 25.000 ,00 /Kwintal Total Hasil (TR) :Rp 45.000.000 ,00 (empat puluh lima Juta Rupiah) Total biaya (TC) :Rp 16.000.000,00 (enambelas juta Rupiah ) Keuntungan (Profit) :Rp 29.000.000,00 ( dua sembilan juta rupiah ) Return of Invesment (ROI) : 44/l6 x29/44 = 1,81 atau kurang dari dua
Keputusan yang diambil ; Petani tidak perlu menhentikan usahanya bertanam tebu karena penggunaan pupuk organic tambahan hasil yang diperoleh (Rp. 23.000.000,00) masih lebih besar dibanding dengan tambahan biaya (Rp. 6.000.000,00) yang dikorbankan. 5) Mengukur kinerja aktivitas Ekonomi suatu Perusahaan didasarkan pada Rasional berfikir pada Batas batas Dengan menelaah Neraca suatu perusahaan dapat diambil suatu keputusan bagaimana kinerja perusahaan tersebut. Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan memenuhi hutang hutangnya jangka pendek yang segera jatuh tempo diperlukan analisa Ratio Likwiditas. Ratio Likwiditas :ada dua ratio likwiditas yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang hutang jangka pendek yaitu :
(1) Current Ratio ;dihitung dengan membagi Harta lancar dengan hutang lancar atau CR = Harta Lancar / hutang lancar = 2,5 x (Rata rata Industri ) kalau CR > 2,5 xkemampuan Perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek tidak diragukan .Harta lancar biasanya terdiri dari : Kas,Surat berharga yang mudah dijual belikan,Piutang dagang dan Persediaan (Stock),sedang Hutang lancar biasanya terdiri dari :hutang dagang jangka pendek,hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan ,Pajak perseroan yang harus dibayar dan sebagainya. (2) Quick atau Acid Test Ratio =Harta lancar - Persediaan / Hutang lancar= 1x (Rata rata Perusahaan) apabila >1X berarti kemampuan Perusahan dalam membayar hutang jangka pendek menyenangkan. b) Untuk mengukur sampai seberapa jauh kemampuan perusahaan dibiayai dengan hutang diperlukan analisa Ratio pengungkit (Leverage ratio ). Laverage Ratio dihitung dengan Ratio Hutang’ Ratio Hutang = Total Hutang / Total harta = 33 Prosen (rata rata Perusahaan ) Artinya kalau Ratio Hutang lebih dari 33 Prosen maka Perusahaan tersebut akan mendapatkan kesukaran dalam meminjam dana tanpa harus meningkatkan modal sendiri
c) Untuk mengukur efektif tidaknya Perusahaan dalam menggunakan sumberdayanya diperlukan adanya analisa Ratio Kegiatan (Activity Ratio) dengan menggunakan perhitungan Perputaran Persediaan (Inventory Turnover). Inventory Turnover =Perjualan /persediaan = 9 kali Artinya Kalau Nilai Inventory Turnover kurang dari 9 kali maka perusahaan banyak menimbun Persediaan dan sumberdaya perusahaan belum dimanfaatkan secara efektif. d) Untuk mengukur efektifitas management secara keseluruhan diperlukan adanya analisa Ratio Profitabilitas. ,Profitabilitas ialah hasil bersih dari sejumlah besar keputusan keputusan dan kebijakan.Ratio Profitabilitas diukur dengan pendekatan Margin laba Margin laba =Laba Bersih sesudah pajak/ Penjualan = 5 Prosen (rata rata industri) artinya Kalau margin laba berada pada posisi di bawah 5 prosen (<5 prosen) Menunjukkan bahwa harga jual dari Perusahaan tersebut Relatif lebih rendah atau biaya relative lebih tinggi atau kedua duanya. Yang selanjutnya menunjukkan bahwa Keputusan dan kebijakan Management Kurang efektif.
Peranan Sumberdaya Alam Dalam Pertumbuhan Ekonomi Sumberdaya alam sebagai modal dasar pertumbuhan ekonomi (Resource based economy); Sumberdaya alam sebagai system tiang kehidupan (life support system),
Persoalan Lingkungan Hidup (Environmental Problem) Menurunnya fungsi hutan khususnya di Indonesia Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kerusakan ekosistem Pesisir dan laut Kwalitas Udara semakin menurun Sistem pengelolaan hutan berkelanjutan belum dilaksanakan Batas Wilayah laut dengan Negara tetangga Potensi laut belum didayagunakan secara Optimal Kurangnya perhatian terhadap persoalan Pulau Pulau kecil Belum berkembangnya sistem mitigasi bencana alam Tingginya tingkat Pencemaran Dan Persoalan Persoalan Lingkungan Lainnya
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable development) Pembangunan yang berhasil tidak hanya dapat ditunjukkan melalui menurunnya angka kemiskinan dan meningkatnya kesejahteraan manusia, namun harus dibuktikan dengan terwujudnya kelestarian lingkungan hidup, sebab rusaknya lingkungan hidup identik dengan kemiskinan.
Bagaimana dengan pengangguran? Pengangguran harus diminimalkan seba bPenganggur lebih mudah menumbuhkan dampak negatif dari pada orang yang bekerja, Oleh sebab itu pembangunan manusia harus diikuti dengan Manusia yang mampu menciptakan lapangan kerja , ketersediaan Lapangan Kerja , terciptanya Sumberdaya manusia yang siap kerja , juga siap atau mampu menciptakan pekerjaan dan mampu menjaga keberlanjutannya. ,
KESIMPULAN Kebijakan Ekonomi tidak dapat dipisahkan dengan kebijakan pelestarian Sumberdaya alam dan lingkungan hidup Kebijakan Ekonomi yang dipisahkan dari Pertimbangan Lingkungan hidup akan menghancurkan bumi Nusantara yang indah, Subur, Gemah Ripah loh jinawe menjadi bumi yang panas, kekeringan, kebakaran, kabut asap, gersang, tandus Banjir, sepertri Neraka Dunia Mengutamakan Lingkungan Dalam Pembangunan Ekonomi atau menyatukan keduanya akan mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan, Lingkungan Aman, Nyaman, Sehat, Makmur, dan sejahtera
Dosen Fakultas Pertanian Prodi Agroteknologi Dr. Ir. H. Abu Talkah, MM Dosen Fakultas Pertanian Prodi Agroteknologi Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Jl. Sersan Suharmaji No. 38 Kediri www.uniska-kediri.ac.id E-MAIL : at.agriculture@yahoo.co.id