Bisnis tanaman hias meliputi : 1. Bunga Potong 2. Tanaman Pot 3. Tanaman Lanskap
Bunga potong : Anggrek, Gladiol, Mawar, Aster, Chrysan, Dahlia, Anyelir, Gerbera, Anthurium, Amarylis, Lily, Gladiol, Aster, Dahlia, Sedap malam.
Tanaman hias : Masalah budidaya : Kepuasan rohani Konsumsi fisik Bahan baku industri Masalah budidaya : Tanaman introduksi dari daerah musiman Masih banyak yang menganggap kebutuhan sampingan Petani masih mengusahakan sebagai tanaman sela Konstruksi rumah kaca yang tepat untuk daerah tropik masih perlu penelitian Investasi yang mahal
Industri bunga komoditi pokok komoditi penunjang Komoditi pokok bunga potong tanaman pot Komoditi penunjang bibit Standar kebutuhan pasar : Volume, jenis, kualitas, konsistensi, kontinuitas penyediaan, transportasi Kondisi pasar : Volume output, sesuai dengan jenis, harga penjualan, lokasi, komoditi terkait, organisasi pasar, fasilitas, hukum, promosi
Pusat penanganan : Jenis tanaman : Cipanas, Lembang, Sukabumi, Malang, Bengkulu, Bukittinggi, dan Brastagi Jenis tanaman : Rosa, Dianthus, Chrysanthemum, Anthurium, Gladiolus, Sedap malam, Amarylis, Gerbera, Heliconia
Sasaran negara yang dipasok : Singapura, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Timur Tengah Saingan berat : Thailand, Taiwan, Singapura, dan Israel Konsumsi terbesar di dunia : Jerman, Amerika Serikat, dan Perancis Pemasok terbesar di dunia : Belanda dan Colombia
Pengairan : Penggunaan jenis air : Manual dengan springkle, drip system, dan pengkabutan. Penggunaan jenis air : Air PAM, sumur, kali, selokan, hujan tadahan. Waktu/frekuensi penyiraman dan volume semprot
Proteksi terhadap hama dan penyakit : Tehnik penggunaan pestisida Biopestisida Masalah tanaman introduksi pembawa patogen : Resistensi dan kepekaan Bebas virus tahan cendawan
Masalah tanah pegunungan : Tehnik pemupukan : Pupuk daun, pupuk lepas terkendali, pupuk organik, biofertilizer, drip system Masalah tanah pegunungan : Sangat masam Al, Fe, Mn tinggi kahat unsur mikro kahat K, Ca, Mg Batuan Alovan Fiksasi fosfat
Bentuk usaha skala pembibitan Masalah utama : Penyediaan bibit Manipulasi lingkungan Penanganan pasca panen Bentuk usaha skala pembibitan Skala industri dirintis oleh pengusaha besar
Kendala dalam usaha : Persaingan perusahaan besar yang sudah mapan seperti PT Sriwijaya, PT Pagi, Fitotek Tenaga terampil yang terdidik Produk yang dihasilkan tidak semua dapat dipakai bibit Bahan-bahan kimia yang berkualitas tinggi seperti : kelompok ZPT banyak yang tidak tersedia di dalam negeri Pemeliharaan alat-alat listrik yang rutin seperti AC, LFC
Tehnik khusus : Perlakuan fisik : Perlakuan kimiawi : Penggunaan rumah kaca, rumah plastik, rumah bambu Pelukaan dan pelilitan Pengeringan Tehnik radiasi Pinching dan disbudding Vernalisasi dan stratifikasi Perlakuan kimiawi : Zat Pengatur Tumbuh Rhizobium dan Micoriza Vitamin, enzim, asam amino
Tehnik perbanyakan : Konvensional benih dan vegetatif Teknologi maju kultur jaringan Penyediaan bibit dalam jumlah banyak Dalam waktu reltif singkat Sama dengan induknya
Program Pengembangan Sistem Industri Bunga
di pasar bunga Rawabelong Jumlah bunga (%) yang diserap oleh tengkulak/pedagang, toko-toko bunga dan konsumen di Jakarta (PT Indulexco 1984) Tengkulak/pedagang di pasar bunga Rawabelong 57 % 45 % 12 % Petani 13 % Toko-toko bunga 58 % Konsumen 30 %
Jaringan Tata Niaga Bunga Potong Non Anggrek Di Jakarta dan Daerah Jawa Barat Petani Di Jawa Barat Pedagang antar daerah Pedagang Pengumpul Di Rawabelong Koperasi Bunga Pengecer di luar Jakarta Pengecer atau Toko bunga Di Jakarta Konsumen Di Jakarta Konsumen Di Luar negeri Konsumen di luar Jakarta