PSKW (PANTI SOSIAL KARYA WANITA) MULYA JAYA JAKARTA Muhammad Fakhrurrozi
DASAR PEMIKIRAN Masalah prostitusi/ pelacuran atau tuna susila yang hidup, tumbuh dan berkembang di masyarakat merupakan masalah yang sangat kompleks dan rumit serta tidak dapat hilang dari permasalahan hidup manusia, karena kenyataan adanya permintaan dan penawaran.
Lanjutan Pelacur (Wanita Tuna Susila ) kadang diistilahkan sebagai Wanita Penjaja Seks dan akhir-akhir ini lebih popular dengan istilah Pekerja Seks Komersial (PSK)
Lanjutan Meningkatnya fenomena pelacuran sejalan dengan terjadinya krisis ekonomi yang akhirnya menjadi krisis multi dimensi, sehingga meningkatkan pelacuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Lanjutan Mendorong pemerintah untuk lebih serius lagi mengembangkan program penanganan masalah pelacuran serta mencari terobosan baru, karena harus berpacu dengan pesatnya peningkatan jumlah WTS, terutama yang berasal dari kelas bawah. Kramat Tunggak menjadi JIC (Jakarta Islamic Centre) 1970 1999 2001-2003
Lanjutan Kendala utama yang dihadapi dalam penanganan WTS adalah: pendidikan mereka yang umumnya rendah tidak memiliki keterampilan keinginan mendapat uang dengan cara mudah maraknya eksploitasi wanita rendahnya kontrol sosial pada sebagian masyarakat
Lanjutan WTS menghambat pembangungan nasional karena: Tindakan Tuna Susila merupakan hal yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat, norma-norma serta kaidah agama dan kesusilaan serta merendahkan harga diri atau martabat bangsa Indonesia. Mempengaruhi sendi-sendi kehidupan dan penghidupan masyarakat, baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, ketertiban dan keamanan
Lanjutan Masalah tersebut cenderung terus meningkat serta sering kali terjadi penyimpangan di dalam kegiatan dan kehidupan masyarakat Pengaruh negatif yang diakibatkan masalah ketunasusilaan ini sangat membahayakan kehidupan generasi muda serta sumber daya manusia sebagai harapan bangsa.
Lanjutan Departemen Sosial RI cq. Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, sampai saat ini hanya memiliki satu Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) dengan daya tampung 110 orang, dan jangka waktu kegiatan selama 6 bulan.
Lanjutan PSKW “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Sosial RI yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada Penyandang Masalah Tuna Susila atau Wanita Tuna Susila
Lanjutan Beberapa kegiatannya antara lain: Pembinaan fisik Mental Sosial Mengubah sikap dan tingkah laku Pelatihan keterampilan Resosialisi dan pembinaan lanjut agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat
SEJARAH BERDIRINYA Tahun 1959 : Sebagai Pilot Proyek Pusat Pendidikan Wanita, merupakan proyek percontohan Depsos. Tahun 1960 : Dibuka Menteri Sosial RI Bapak H. Moelyadi Djoyomartono (Alm) dengan nama “Mulya Jaya” berdasarkan motto tanggal 20 Desember 1960, yaitu “Wanita Mulya Negara Jaya”. Tahun 1963 : Diresmikan menjadi Panti Pendidikan Wanita ( PPW ) “Mulya Jaya” tanggal 1 Juni 1963. Tahun 1969 : Diresmikan menjadi Pusat Pendidikan Pengajaran Kegunaan Wanita ( P3KW )
Lanjutan Tahun 1979 : Ditetapkan menjadi Panti Rehabilitasi Wanita Tuna Susila (PRWTS) “Mulya Jaya” dengan SK Menteri Sosial RI No. 41/HUK/Kep/XI/1979 tanggal 1 Nopember 1979. Tahun 1994 : Ditetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” dengan Keputusan Menteri Sosial RI No. 14/HUK/1994 tanggal 23 April 1994. Tahun 1995 : Ditetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya” dengan Keputusan Menteri Sosial RI No. 22/HUK/1995 tanggal 24 April 1995
PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL MAKSUD : untuk memperoleh hasil penanganan yang optimal dalam upaya mencapai sasaran program pelayanan dan rehabilitasi sosial; serta adanya keterpaduan langkah pelaksanaanya TUJUAN : memulihkan kondisi fisik, mental, psikis, sosial, sikap dan perilaku wanita tuna susila agar mereka mampu melaksanakan fungsi sosial secara wajar dalam kehidupan keluarga maupun dalam masyarakat. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan : 6 Bulan
SASARAN PELAYANAN 1. Sasaran utama a. Wanita tuna susila (WTS) b. Wanita Korban Traficking yang dipaksa menjadi pelacur -> korban dari Moldova disekap di Jakarta (September 2010 dipulangkan ke negaranya)
Lanjutan 2. Sasaran Penunjang a. Keluarga Kelayan/klien atau siswa b. Tokoh masyarakat c. LSM/ Orsos/Instansi Pengirim d. Germo atau mucikari e. Perantara atau broker
PROSES PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL 1. Rehabilitasi Sosial meliputi : 1.1 Pendekatan Awal terdiri dari : Orientasi dan Konsultasi. Identifikasi. Motivasi. Seleksi. 1.2 Penerimaan terdiri dari : * Registrasi. * Penelaahan dan Pengungkapan masalah(Assesment). * Penempatan kelayan pada program.
Lanjutan 1.3 Bimbingan Fisik, Mental, Sosial dan keterampilan meliputi: • Bimbingan fisik dan mental terdiri dari : Olah raga jasmani, Bimbingan kerohanian. • Bimbingan Sosial terdiri dari : penyuluhan sosial, terapi kelompok, dinamika kelompok, konseling. • Bimbingan Keterampilan terdiri dari : menjahit bordir, high speed, tata rias rambut, tata rias pengantin, tata boga.
Lanjutan 2. Resosialisasi dan bimbingan lanjut. 2.1 Resosialisasi meliputi : * Bimbingan Kesiapan dan peran serta masyarakat. * Bimbingan sosial hidup bermasyarakat. * Bimbingan Usaha/kerja produktif. * Penempatan dan penyaluran. 2.2.Bimbingan lanjut meliputi : • Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat. • Bantuan pengembangan usaha/kerja. • Bimbingan pemantapan usaha/kerja.
INDIKATOR KEBERHASILAN 1.Adanya perubahan perilaku dan sikap hidup yang konstruktif, untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai wanita 2.Tidak lagi melakukan prostitusi atau sebagai wanita tuna susila. 3.Tidak berkumpul kembali dengan teman- teman wanita tuna susila. 4.Diterima kembali dan hidup secara normatif ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. 5.Timbulnya dorongan semangat untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak
Lanjutan 6.Berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak untuk meningkatkan taraf ekonomi atau kehidupannya. 7.Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan norma- norma yang berlaku dan memperoleh penghasilan yang halal. 8.Melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh sehingga mutu dan kualitasnya baik/ tinggi 9.Timbulnya kemampuan untuk mengendalikan diri dan disiplin diri 10.Timbulnya keinginan atau dorongan untuk hidup sehat, teratur, tertib.
KEADAAN/KONDISI PANTI
PENGELOLA/PERSONIL PANTI NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH 1. Pasca sarjana (S-2) 3 orang 2. Sarjana (S-1) 19 orang 3. Sarjana muda/Diploma 3 orang 4. SLTA 18 orang 5. SLTP 7 orang 6. SD 1 orang 51 orang Dibantu Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 15 orang
KAPASITAS TAMPUNG 2009 kapasitas tampung di PSKW “Mulya Jaya”. Jakarta terdiri dari : Wanita Tuna Susila : 220 orang dalam 2 angkatan 2. Wanita Korban Tracfiking : 100 orang dalam 4 angkatan
SARANA DAN PRASARANA Kantor (Kepala Panti dan Tata Usaha) Kantor (Rehabsos, PAS, Peksos) Guest House Rumah Dinas Pimpinan Rumah Dinas Pegawai I Rumah Dinas Pegawai II Rumah Dinas / Mess Pegawai Ruang seleksi Aula Rumah Ibadah Mesjid Al Khairat Lapangan Tenis Lapangan Olah Raga dan Upacara
Lanjutan Ruang Keterampilan Tata Rias dan Olahan Pangan Ruang Keterampilan Menjahit Manual Ruang Keterampilan Menjahit High Speed Ruang Kesehatan, Konsultasi dan Data Asrama Siswa Cut Nyak Dien, Nyi Ageng Serang Asrama Siswa Kartini Satu dan Dua Asrama Siswa Malahayati (Tingkat) Ruang Makan dan Dapur Ruang Serbaguna (Ruang Pendidikan)
Lanjutan Lahan Pertanian Empang I Empang II Gedung TPA Gedung Traficking (Tingkat) Aula atau Ruang serbaguna Lapangan Bulutangkis Lapangan Tenis
KEGIATAN BERKURBAN (IDUL ADHA 1431 H)
PENYULUHAN
Peringatan HUT RI Pertandingan Futsal ber-DASTER antar Karyawan
Pemilihan "Miss Tatib" Antar Klien Panti
Kunjungan Duta Human Trafficking [Agnes Monica] – 31 Mei 2010