GAUDIUM ET SPES “KEGEMBIRAAN & HARAPAN” V GAUDIUM ET SPES “KEGEMBIRAAN & HARAPAN” KONSTITUSI PASTORAL KONSILI VATIKAN II, 7 DESEMBER 1965 – GS
GAUDIUM ET SPES “KEGEMBIRAAN & HARAPAN” Tema : Gereja dalam Dunia Modern PENDAHULUAN Hembusan angin segar ke dalam Gereja dari Paus Yohanes XXIII melahirkan Konsili Vatikan II. Dokumen Gaudium et Spes (“Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia modern”) yang dikeluarkan tahun 1965 mungkin merupakan dokumen paling penting dalam tradisi sosial Gereja. Gaudium et Spes (GS) mendalami dan mengembangkan kesadaran diri Gereja sebagai suatu Umat dalam Masyarakat, yang bersama-sama dipanggil Kristus untuk mencintai dan melayani Allah, satu sama lain, dan segenap keluarga manusia.
KONSILI VATIKAN II Paus Yohanes XIII memanggil para Uskup Katolik dari seluruh dunia untuk mengikuti Konsili Vatikan Kedua, 1962. Penggantinya, Paus Paulus VI, menuntun Konsili ini sampai penutupannya tahun 1965. Konsili merupakan suatu proses penemuan kembali Gereja dalam cahaya iman yang sejati dan dalam dialog dengan dunia. Konsili juga mengangkat berbagai aspek Gereja: keberadaan serta hakekatnya yng benar, misinya yang ditemukan kembali dalam cahaya Injil dan iman.
KERANGKA TEMATIS GAUDIUM ET SPES I. GEREJA DAN PANGGILAN MANUSIA A. Martabat manusia B. Masyarakat Manusia C. Kerja Manusia di Dunia D. Gereja dalam Dunia Modern II. BEBERAPA KEPRIHATINAN UTAMA A. Perkawinan dan Keluarga B. Perkembangan kebudayan C. Kehidupan Sosial-Ekonomi D. Kehidupan Politik E. Perdamaian
TEMA-TEMA KUNCI GAUDIUM ET SPES GEREJA MENYATU DENGAN KELUARGA MANUSIA Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang dewasa ini, khususnya mereka yang miskin, dan mereka yang menderita, adalah juga kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para pengikut Kristus. Sebab, orang-orang kristiani adalah juga anggota keluarga manusia. (#1) Pribadi manusialah yang harus diselamatkan. Masing-masing pribadi dari segenap keluarga manusia itulah yang harus diperbarui. (#3)
PERMASALAHAN BANGSA DALAM DUNIA MODERN Adalah tugas Gereja untuk meneliti “tanda-tanda zaman” dalam terang Injil. (#4) Perubahan-perubahan intelektual dan teknologis telah menyebabkan perubahan-perubahan sosial dan spiritual yang mempengaruhi kehidupan segenap bangsa secara kolektif dan kehidupan setiap orang-perorangan. (#5-7) Perubahan-perubahan ini juga telah menimbulkan situasi pertentangan: kekayaan dan kemiskinan, kebebasan dan perbudakan, kehidupan material yang lebih baik dan kemiskinan spiritual. Tetapi Gereja percaya, umat manusia dapat menciptakan tatanan politis, sosial, dan ekonomik yang akan mengabdi martabat manusia. (#4 dan 9)
I. GEREJA DAN PANGGILAN MANUSIA A. MARTABAT MANUSIA Pribadi manusia merupakan pusat yang terpenting dari seluruh ciptaan di bumi. Manusia, pria maupun wanita, diciptakan menurut citra Allah-bebas, cerdas, dan sebagai makhluk sosial. (#12) Ketidaktaatan umat manusia kepada Allah membuat pribadi manusia sebagai makhluk yang terpecah dalam dirinya. Kehidupan individual maupun kehidupan sosial merupakan suatu pergumulan keras antara kebaikan dan kejahatan. (#13) Suara hati nurani memanggil setiap pribadi untuk mencintai kebaikan dan menghindari kejahatan. Martabat manusia tergantung pada kebebasan untuk mematuhi suara hatinya ini. (#16) Alasan mendasar bagi martabat manusia terletak pada panggilan pribadi manusia untuk menjalin hubungan mesra dengan Allah. Namun, selain ada orang-orang yang tidak mengakui Allah, ada pula yang sepenuhnya menolak. (#19) Ateisme modern membuat manusia sedemikian bebasnya sehingga ketergantungan pada Allah merupakan suatu kesulitan. (#20) Gereja menolak, dan akan tetap menolak, Ateisme. Menerima Allah tidak bertentangan dengan martabat manusia. (#21) Iman yang hidup dan dewasa memotivasi orang-orang kristiani mencapai keadilan dan cinta, dan mengatasi kecurigaan terhadap agama lain. (#21)
B. MASYARAKAT MANUSIA Perkembangan teknologi menciptakan kesaling-tergantungan antar manusia. Namun, dialog sejati antar pribadi tidak dengan sendirinya selalu terjadi. (#23) Hubungan dan persahabatan pribadi yang mendalam hanya dapat terlaksana bilamana terdapat saling menghormati akan martabat rohani masing-masing. (#23) Pengembangan tatanan sosial bagi kesejahteraan umum harus pula menguntungkan martabat pribadi manusia. (#26) Setiap pribadi manusia harus dihormati dan dicintai. Kesalahan harus ditolak, tetapi orang yang bersalah tidak pernah harus kehilangan martabat mereka sebagai pribadi manusia. (#27-28) Pribadi manusia diciptakan bukan dalam keterasingan melainkan untuk pembentukan kesatuan sosial. Dalam masyarakat ini, Yesus memanggil kita anak-anak Allah sehingga kita harus memperlakukan satu sama lain sebagai saudara dan saudari. (#32)
C. KERJA MANUSIA DI DUNIA Segala kegiatan dan karya manusia merupakan bagian dari rencana Allah. Orang-orang melakukan kehendak Allah bilamana mereka mengatur dunia dengan keadilan dan kesucian. (#34) Kegiatan manusia berasal dari pribadi manusia, dan untuk melayani pribadi manusia. (#35) Sementara orang ingin memisahkan kegiatan manusia dan iman. Adalah salah pemikiran bahwa barang-barang tercipta tidak tergantung pada Allah. (#36) Segala kegiatan manusia harus dimurnikan dan disempurnakan dengan kekuatan salib Kristus dan Kebangkitan-Nya. (#37)
D. PERANAN GEREJA DALAM DUNIA Gereja dan umat manusia mengalami situasi yang sama. Gereja juga adalah ragi dan jiwa bagi masyarakat manusia.
Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang dewasa ini, khususnya mereka yang miskin dan mereka yang menderita adalah juga kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para pengikut Kristus. Ketaatan umat manusia terhadap ALLAH membuat pribadi manusia sebagai makhluk yang terpecah dalam dirinya. Kehidupan individual maupun sosial merupakan suatu pergumulan keras antara kebaikan dan kejahatan.
1. Gereja menawarkan bantuan kepada pribadi perseorangan Gereja menyingkap misteri Allah terhadap setiap orang. Gereja melindungi martabat manusia dari semua pengajaran yang salah dan gagasan-gagasan yang keliru tentang kemanusiaan. Dalam memaklumkan Injil, Gereja memaklumkan hak-hak dasar manusia.(#41) 2. Gereja menawarkan bantuan kepada masyarakat Persatuan anak-anak Allah dalam Gereja membantu kesatuan segenap keluarga umat manusia. Gereja harus tampil sebagai yang pertama dalam menjawab setiap permintaan bantuan di dunia. Gereja tidak terikat pada sistem politis, ekonomis, atau sosial manapun. (#43)
3. Gereja menawarkan bantuan bagi manusia Orang-orang kristiani adalah warga kota surgawi maupun kota duniawi. Mereka haruslah dengan setia melaksanakan kewajiban mereka bagi kedua kota tersebut dalam semangat Injil. Setiap pemisahan antara iman dan kehidupan sehari-hari merupakan salah satu kesalahan terbesar dewasa ini. Kaum awam terpanggil untuk mengambil bagian aktif baik dalam kehidupan Gereja maupun kehidupan masyarakat. (#43) 4. Gereja menerima bantuan dunia dalam mempersiapkan landasan bagi Injil. 5. Gereja sebagai tanda Kristus yang kelihatan di dunia: Yesus adalah Tuhan dari Sejarah. (#45)
H. BEBERAPA KEPRIHATINAN UTAMA A. PERKAWINAN DAN KELUARGA Keluarga merupakan landasan masyarakat sehingga haruslah didukung dan dipelihara. Dewasa ini perkawinan terancam kehancuran karena perceraian, cinta bebas, cinta diri yang berlebihan, poligami, pemujaan kenikmatan, praktek kontrasepsi yang tidak sah, tatanan ekonomis, sosial, politis, dan psikologis modern, dan ledakan penduduk. (#47-52) Hidup berkeluarga mempersatukan suami dan isteri dalam suatu persekutuan yang erat dan mendalam. Cinta perkawinan sejati adalah cinta yang suci. (#51) Perkawinan dimaksudkan untuk melahirkan dan mendidik anak. (#50) Kehidupan dimulai pada saat pembuahan dan harus dilindungi dengan hati-hati dari pengrusakan. Pengguguran dan pembunuhan bayi merupakan tindak kejahatan yang mengerikan. (#53)
B. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN Pribadi manusia dapat berkembang utuh secara manusiawi hanya melalui kebudayaan, misalnya, dengan membudayakan kebaikan dan nilai-nilai kodrat. (#53) Kebudayaan dalam Dunia Modern Perubahan-perubahan teknologis telah menghasilkan perkembangan yang lebih lengkapdan saling berbagi kebudayaan. (#54) Pribadi manusia adlah pengarang tentang kebudayaan. Orang-orang dewasa ini sadar akan tanggungjawabnya untuk membangun suatu dunia yang lebih baik. (#55) Kebudayaan harus berkembang sehingga mendukung perkembangan pribadi manusia. (#56)
2. Prinsip-prinsip Perkembangan Budaya Pencarian surga harus menghilhami orang-orang kristiani untuk membangun dunia yang lebih manusiawi. (#57) Iman dan kebudayaan harus berjalan bersama. Metode-metode ilmiah bukanlah semata-mata ukuran kebenaran. (#57) Allah berbicara kepada semua kebudayaan. Gereja, sambil menghormati tradisinya, menggunakan aneka kebudayaan berbeda untuk menyebarkan Kabar Gembira. Di saat bersamaan, Injil memperbarui dan memajukan kebudayaan. (#58) Orang-orang haruslah bebas dalam mengembangkan kebudayaan mereka. (#59)
3. Kewajiban Budaya yang Mendesak Orang-orang kristiani berkewajiban melindungi dan menyemangati perkembangan budaya. Setiap orang berhak atas kebudayaan, pemikiran dan pengungkapan. (#60) Perkembangan pribadi seutuhnya didorong. Orang-orang kristiani harus bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan budaya sambil membawa serta bersamanya semangat kristiani yang benar. (#60) Seringkali kebudayaan dan pengajaran kristiani tidak sejalan. Hal ini tidak merugikan kehidupan iman karena dapat mendorong lahirnya suatu pemahaman iman yang lebih mendalam dan lebih tepat. (#62)
C. KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI Prinsip-prinsip Dasar Pribadi manusia adalah sumber, pusat, dan tujuan seluruh kehidupan sosial ekonomi. (#63) Dalam dunia dewasa ini, ketidakseimbangan-ketidakseimbangan mendasar hadir di antara kekayaan dan kemiskinan. (#63)
2. Perkembangan Sosial-Ekonomi Produksi dan kemajuan ekonomis demi pelayanan bagi pribadi manusia. (#64) Demi kesejahteraan umum, sebanyak mungkin orang harus mempunyai andil dalam mengarahkan dan mengendalikan perkembangan ekonomi. (#65) Keadilan dan pemerataan menuntut upaya peniadaan ketimpangan-ketimpangan ekonomi tanpa mengorbankan hak-hak pribadi atau negara. (#66)
3. Kehidupan Sosial-Ekonomi Yang terpenting dalam kehidupan ekonomi adalah pekerja dan kerja manusia, sedangkan yang lainnya hanyalah alat. (#67) Para pekerja haruslah juga berperan serta dalam menjalankan perusahaan. (#68) Dalam rencana Allah, dunia dan segala isinya diperuntukkan bagi setiap orang. Milik pribadi haruslah membawa manfaat bagi semua orang. (#69-71) Apabila pribadi-pribadi individual sangat membutuhkan, mereka berhak mencukupkan kebutuhan mereka sendiri dari kekayaan dari kekayaan orang lain. (#69)
D. KEHIDUPAN POLITIS Perubahan-perubahan dalam kebudayaan dan kehidupan sosial-ekonomi telah meningkatkan kesadaran akan martabat manusia dan hasrat untuk membangun suatu tatanan politis-yuridis yang adil. (#73) Pemerintah maupun warga negara secara pribadi hendaknya berkarya untuk kesejahteraan umum. (#74) Orang-orang kristiani harus menyadari tanggung jawab khusus mereka terhadap negara maupun pemerintahnya. (#75) Gereja tidak dapat dipersamakan dengan masyarakat atau sistem politis apa pun. (#76)
E. PERDAMAIAN Prinsip-prinsip Dasar Keluarga manusia berada dalam situasi kritis berhadapan dengan atau terancam oleh kerusakan akibat perang. (#77) Perdamaian bermakna lebih daripada adanya perang. Perdamaian sejati didasarkan atas cinta, kerukunan, kepercayaan, dan keadilan. (#78)
2. Mencegah Perang Ketaatan buta dari mereka yang mengikuti perintah yang melawan hukum kodrati tak dapat dimaafkan. (#79) Anti kekerasan dan anti wajib militer adalah sah menurut hukum. (#79) Mempertahankan diri saja oleh suatu negara diperbolehkan, tetapi bukan perang untuk menaklukan. Persenjataan modern ilmiah berakibat penghancuran hebat sehingga pertahanan diri yang sah menurut hukum terlewati. (#81) Meningkatkan persenjataan suatu negara (Perlombaan Senjata) tidak menciptakan perdamaian, dan persaingan antarnegara dengan perlombaan persenjataan (Keseim-bangan Kekuatan) bukanlah suatu jalan yang aman dan meyakinkan dalam meraih perdamaian sesungguhnya. (#81) Setiap orang bertanggung jawab untuk berkarya demi pelucutan senjata. (#82)
3. Membangun Masyarakat Internasional Terciptanya perdamaian menuntut kesepakatan yang sungguh dari setiap orang. (#83) Adanya kebutuhan akan kerja sama internasional yang lebih besar untuk berkarya demi perdamaian, persatuan dan kerja sama ekonomi. Orang-orang kristiani hendaknya bekerja sama dengan sungguh-sungguh dan penuh cinta dalam membangun suatu masyarakat internasional yang menghormati kebebasan, dan yang menerima semua orang sebagai saudara. (#88) Gereja harus aktif dan hadir secara jelas di tengah masyarakat bangsa-bangsa. (#89)