SURVEILANS TETANUS NEONATORUM.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Apakah Imunisasi itu ? Imunisasi ialah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Apakah tujuan dan gunanya ? Untuk.
Advertisements

INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IMUNISASI NASIONAL
Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
PENJELASAN DEFINISI OPERASIONAL PROGRAM KIA
Vaksin TT (Tetanus Toksoid)
PROGRAM KB PASCAPERSALINAN DAN KB PASCAKEGUGURAN DI RUMAH SAKIT
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
DASAR-DASAR PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
PARDOMUAN B.M.SIANIPAR MORTALITAS.
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
P4K dengan Stiker dan Registrasi Ibu Hamil
DINKES PROPINSI LAMPUNG
MANAJEMEN DATA & PENGGUNAAN INFORMASI DI PUSKESMAS
POLINDES (Pondok Bersalin Desa)
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
PROGRAM IMUNISASI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI & PENANGGULANGAN KLB
DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SARS TOPIK 7
INDIKATOR PEMANTAUAN Sasaran yang di gunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun, dengan prinsip konsep wilayah - maka untuk PWS Provinsi memakai.
YUSLIANA NAINGGOLAN, SPD, M.KES
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN FORM LB-1
OLEH : TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3
MEMAHAMI JADWAL IMUNISASII
Disampaikan pada : Pertemuan Pemuktahiran dan Analisa Data Tk Provinsi
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
PEMANFAATAN DATA RUMAH SAKIT
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
KULIAH ONLINE Diskusi dan contoh beberapa masalah kesehatan OLEH
TETANUS OLEH : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3)
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Pertemuan ke 12 KULIAH VAKSIN DAN IMUNISASI
Epidemiologi-Susanto, 2012
Oleh Dr. Nugroho Susanto
Sistem kesehatan Sesi 8 Dikutip dari Sistem kes, WikuAdisasmito, PhD.
SURVEILANS DIFTERI.
Penyakit tetanus Tabita wahyu a.
PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI INDONESIA
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
Keterpaduan Surveilans AFP-Tetanus-Campak
DASAR-DASAR PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
SURVEILANS TETANUS NEONATORUM
KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
DASAR-DASAR PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA dan MODEL PELACAKAN KEMATIAN IBU BAYI DAN BALITA Oleh Nugroho.
PROGRAM IMUNISASI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Assalamu’alaikum wr. wb
Materi Surveillans Epidemiologi Universitas Respati Yogyakarta
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
TETANUS NEONATORUM Suharyo.
Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Surveilans Epidemiologi Pemberantasan Penyakit
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK ( PWS-KIA )
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3)
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Audit Maternal Perinatal (AMP) Sosial
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
Standar Pelayanan Minimum Bayi Baru Lahir
Transcript presentasi:

SURVEILANS TETANUS NEONATORUM

Tetanus Penyebab : Clostridium tetani (kuman), dilingkungan berubah bentuk menjadi “spora” Spora tetanus tidak bisa diberantas toksin dihasilkan oleh kuman vegetatif sebagai hasil pertumbuhan anaerob dari spora di lingkungan netralisasi toksin oleh IgG imunisasi harus dilengkapi dengan persalinan aman dan perawatan talipusat yang bersih 5

Gambaran Klinis Tetanus Masa inkubasi 8 hari (3-21 hari) 3 bentuk manifestasi klinis: Lokal dan Cephal– Jarang dijumpai Umum sering terjadi Tetanus secara Umum: Gejala dari atas ke bawah  trismus, sulit menelan, otot kaku, kejang Kejang dapat berlangsung 3-4 minggu; sembuh total dapat terjadi beberapa bulan

Tetanus

Tetanus Neonatorum (1)

Tetanus Neonatorum (2) Tetanus pada bayi baru lahir BBL tanpa kekebalan pasif Angka kematian sangat tinggi tanpa pengobatan Diperkirakan 270,000 kematian di dunia pada 1998 Excellent nsg care can reduce case fatlty rate in NNT from 80 to 50% Because given to women CB aege some people incorrectly think it to be a mehtod of BS or sterilizaion. Health workers need to find out whether this misconcetpion exists in their ares.

Epidemiologi Tetanus Neonatorum (1) Etiologi : Clostridium Tetani yang mengeluarkan eksotoksin Sifat Clostr.Tetani : hidup anaerob, berbentuk spora, tersebar di tanah, dalam feses binatang dan kadang-kadang feses manusia. Spora dapat bertahan hidup bertahun-tahun di lingkungan. Port d’ entry : tali pusat bayi Masa inkubasi : 3 –21 hari (rata-rata 6 hari)

Epidemiologi Tetanus Neonatorum (2) 14 % kematian neonatal disebabkan oleh TN (WHO,1998) Kematian > 95 % jika tidak diterapi, sdgkan jika diterapi kematian juga masih 25 % - 90 %. Faktor resiko: Persalinan tidak steril (3 Bersih: alat, tempat, tangan) Perawatan tali pusat tidak bersih Ibu Bayi tidak mempunyai kekebalan yang memadai (imunisasi)

Diagnosis TN Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, yaitu pada awalnya bayi dapat menetek/mengisap selama 2 hari, pada hari 3 - 28 muncul gejala antara lain: Tiba2 tidak bisa menetek/mengisap Mulut Mencucu Kejang rangsang (bunyi,sinar,sentuh) Kejang tonik umum

Program ETN, Indonesia Tahun 1989 WHA menyepakati untuk mengeliminasi TN. Tahun 1991 Indonesia mulai melaksanakan program ETN. Pelaksanaan ETN terpadu antara 3 Progr Program KIA  Pertolongan persalinan dan Perawatan tali pusat (KN) Program Imunisasi  TT bumil/wus Program Surveilans  Pelacakan, identifikasi faktor resiko

Eliminasi Tetanus Neonatorum (1) Strategi eliminasi: Persalinan Bersih Imunisasi Rutin (kuat) — WUS (5 dosis TT atauTd) — Anak <1 th (3 dosis DTP) Surveilans

Eliminasi Tetanus Neonatorum (2) Eliminasi adalah kasus tetanus neonatal (TN) <1 per 1000 lahir hidup per tahun di Kab/Kota Catatan: Cakupan TT2 > 80% & Persalinan Nakes > 70%. Laporan Pusk dan RS > 80%

Eliminasi Tetanus Neonatorum (3) Daerah resiko tinggi Cakupan TT2 < 80% Pelayanan nakes < 70% Daerah Resiko Rendah Cakupan TT2 atau T-5 Bumil > 80% & Persalinan Nakes > 70%. Laporan zero/nihil Puskesmas dan RS >80%

5 T – Perlindungan Seumur Hidup Status TT Interval Lama Perlindungan TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 4 mgg setelah TT1 6 bulan setelah TT2 1 tahun setelah TT3 1 tahun setelah TT4 3 tahun 5 tahun 10 tahun 25 tahun/seumur hidup

Kebijaksanaan dalam ETN Status ETN ditetapkan di Kab/Kota Satu kasus/kematian TN = KLB  penyelidikan epidemiologi ke lapangan Ditemukan semua kasus/kematian bayi di masyarakat Surveilans ZERO report

Surveilans TN UMUM Tersedia informasi epid tentang tetanus neonatorum yang dibutuhkan untuk mengevaluasi status ETN KHUSUS Ditemukan kasus & kematian TN di RS & Puskesmas (termasuk di masyarakat) Identifikasi faktor resiko TN dan diseminasikan kepada program terkait (Immunisasi & KIA) untuk mencapai dan mempertahankan status ETN

Definisi Operasional (1) Neo Natus = bayi umur 0 – 28 hari Kasus/Kematian TN  Konfirm/pasti lahir normal, dapat menangis & menetek selama 2 hr, kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang dalam usia 3- 28 hr Atau didiagnose dokter sebagai TN

Definisi Operasional (2) Tersangka Kematian bayi umur 3 – 28 hr tak diketahui penyebab TN yang dilaporkan bukan oleh dokter/petugas terlatih.

KEGIATAN SURVEILANS TN Penemuan Kasus Puskesmas, termasuk di masyarakat. Rumah Sakit, termasuk Klinik Bersalin. Penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian

KEGIATAN SURVEILANS TN ~LAPORAN~ Laporan Mingguan Terhadap konfirm TN maupun suspek TN Berlaku laporan nihil, laporan dibuat meskipun tidak ada kasus Puskesmas, dengan menggunakan form W2/PWS KLB) bersama dengan laporan mingguan penyakit potensial KLB lainnya Rumah Sakit, dengan menggunakan form FPPD pada saat melakukan surveilans mingguan RS untuk AFP, Campak, Difteria dan TN.

KEGIATAN SURVEILANS TN ~LAPORAN~ Laporan Bulanan Puskesmas dan RS tidak ada laporan surveilans TN bulanan Kabupaten/Kota dan Provinsi: Laporan data: menggunakan form Integrasi AFP, Campak, Difteria, dan TN Laporan absensi: Kelengkapan dan Ketepatan Laporan Mingguan

KEGIATAN SURVEILANS TN (1) ~INVESTIGASI KASUS TN~ Tujuan : 1. Menetapkan diagnosis Konfirm TN Suspek TN 2. Mencari kasus tambahan Penolong persalinan sebagai “center point” Budaya perawatan tali pusat 3. Mengetahui faktor resiko 4. Mengetahui gambaran epid Penyelidikan menggunakan form T2

KEGIATAN SURVEILANS TN (2) ~INVESTIGASI KASUS TN~ Investigasi kasus TN berdasarkan daerah Resiko: Pada daerah resiko rendah  setiap kematian di bawah umur 1 bulan dan tersangka TN Pada daerah resiko tinggi  kasus dan kematian TN yang dilaporkan oleh RS dan Puskesmas

KEGIATAN SURVEILANS TN (3) ~INVESTIGASI KASUS TN~ Laporan Hasil Investigasi Kasus TN, meliputi: Jumlah konfirm TN, jumlah suspek TN dan jumlah kematian Faktor resiko utama: Status imunisasi TT ibu Riwayat ANC (ante natal care) Riwayat persalinan: 3 “B” Riwayat perawatan tali pusat: bahan yang digunakan Faktor resiko pendukung: Cakupan imunisasi TT desa/puskesmas yang ada kasus

KEGIATAN SURVEILANS TN (3) ~INVESTIGASI KASUS TN~ Analisa Data Hasil Investigasi T N : Faktor resiko utama yang erat hubungannya dengan kejadian TN Faktor resiko pendukung yang memperkuat kejadian TN

KEGIATAN SURVEILANS TN (3) ~INVESTIGASI KASUS TN~ Analisa Data Surveilans T N secara Periodik (tahunan) Jumlah lahir hidup, Jumlah kasus dan kematian Sebaran kasus Faktor resiko yang dominan Cakupan imunisasi TT dan cakupan persalinan nakes. Penilaian status eliminasi dilakukan bersama program imunisasi dan KIA

KEGIATAN SURVEILANS TN (3) ~INVESTIGASI KASUS TN~ Rekomendasi berdasarkan Hasil Investigasi T N Ditujukan untuk perbaikan program terkait, termasuk surveilans.

Alur Pelaporan TN Ditjen PPM&PL Dinkes Prop Dinkes Kab/Kota form integrasi FI-2 Dinkes Prop form integrasi FI-1 Dinkes Kab/Kota KDRS/FPPD W2, W1, T2 Rumah Sakit Puskesmas lisan Bidan, dukun bayi Masyarakat

T N

TREND KASUS “ TN “ DAN KEMATIAN DI JATIM TAHUN 2008 - 2011

DISTRIBUSI KASUS TN BERDASARKAN PENOLONG PERSALINAN DI JAWA TIUR TAHUN 2008 - 2011

DISTRIBUSI KASUS TN MENURUT ALAT PEMOTONG TALI PUSAT DI JATIM TAHUN 2008-2011

masalah Masih tinggi kejadian TN dan CFR 55.5% dari kasus : 66.7% pemeriksaaan kehamilan oleh bidan, namun penolong persalinan oleh dukun (78.6%) dan status T2 rendah pemotongan tali pusat masih ada yang menggunakan bambu / digigit & perawatan talipusat masih ada yang menggunakan ramuan dll

Matur nuwun