Seven Jumps in Tutorial dr. Nindya Aryanty
Sejarah PBL Problem-based learning dr. Howard Barrows (1968, McMaster University, Kanada) Barrows mendesain PBL kurikulum fase pre-klinik Tujuan : menyiapkan pembelajaran fase klinik mahasiswa saat berhadapan langsung dengan pasien menjadi lebih efektif Melalui PBL, mahasiswa pre-klinik menyelesaikan kasus medik melalui pembahasan skenario kasus seolah-olah kasus nyata laiknya ketika mahasiswa berhadapan langsung dengan pasien (Moust et al., 2001; Taylor et al., 2008; Wells et al., 2009)
Contoh Skenario Pada suatu kecelakaan kereta api, dua orang pasien, berumur 55 tahun dan 22 tahun, ditemukan dalam kondisi tertusuk logam besi yang sama sehingga tubuh mereka saling merapat. Kedua pasien di bawa ke IGD RS dengan kondisi sadar. Hasil pemeriksaan dan diskusi tim dokter, menemukan bahwa hanya akan ada 1 pasien yang dapat diselamatkan sedang 1 orang lainnya harus dikorbankan. Dokter memutuskan untuk menyelamatkan pasien yang berumur 55 tahun dengan alasan pasien tersebut memiliki peluang terbesar untuk sembuh dibandingkan pasien yang berusia 22 tahun dengan kerusakan organ tubuh yang sangat luas
Perkembangan PBL (Savin-Baden et al., 2004) McMaster Univ. Kanada University of Limburg, Maastricht, Netherland University of Newcastle, Australia Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika dan Asia
Apa itu PBL?? PBL dicirikan oleh pembelajaran dengan penggunaan skenario yang disusun secara seksama -dengan integrasi berbagai disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu- untuk menginisiasi dan menstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu kelompok kecil, dengan fasilitasi oleh seorang tutor Tutorial (de Grave et al., 2003; Taylor et al., 2008)
Materi Bahasan Tutorial Pengetahuan dasar mekanisme kerja tubuh (anatomi, fisiologi, bioseluler) Aspek-aspek klinis yang diperlukan untuk memahami kasus (contohnya gejala dan tanda klinik penyakit, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis) Aspek-aspek sosial & komunitas (seperti kesediaan tempat pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan dan kondisi sosial-ekonomi pasien) Aspek individu & profesionalitas dokter (bagaimana perasaan dokter, isu etiko-legal)
Tujuh Langkah Tutorial 1. Klarifikasi istilah 2. Identifikasi masalah 3. Analisis masalah 4. Merumuskan hipotesis 5. Merumuskan Learning issues 6. Belajar mandiri 7. Sintesis
1. Klarifikasi istilah Mendefinisikan istilah-istilah dalam skenario yang belum dipahami baik berdasarkan pengetahuan awal (prior knowledge) + kamus bahasa atau istilah kedokteran Seluruh anggota sama interpretasi Istilah : organ tubuh = kumpulan jaringan yang memiliki fungsi tertentu, cth : ginjal, jantung
2. Identifikasi masalah Mengidentifikasi masalah yang ada dalam skenario Dua orang pasien, tertusuk batang logam yang sama di bagian perut Hasil diskusi hanya akan ada 1 pasien yang dapat diselamatkan sedang 1 orang lainnya harus dikorbankan Dokter memutuskan menyelamatkan pasien usia 55 tahun dengan alasan pasien tersebut memiliki peluang terbesar untuk sembuh dibandingkan pasien yang berusia 22 tahun dengan kerusakan organ tubuh yang sangat luas
3. Analisis masalah Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan mahasiswa dalam mempelajari pokok bahasan yang telah diidentifikasi pada langkah ke-2 Dua orang pasien, tertusuk batang logam yang sama
3. Analisis masalah Dua orang pasien, tertusuk batang logam yang sama Masing-masing pasien mengalami cidera pada perut kuadran mana? Organ apa saja yang kemungkinan mengalami cidera? Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan untuk mengetahui organ dalam apa saja yang mengalami cidera?
3. Analisis masalah Masing-masing pasien mengalami cidera pada perut kuadran mana? Pasien laki-laki (55 th) : perut kuadran kiri atas (hipokondrium sinistra) Pasien wanita (22th) : perut kuadran kanan atas (hipokondrium dextra)
3. Analisis masalah Organ apa saja yang kemungkinan mengalami cidera? Pasien laki-laki : cidera perut kiri atas Lambung Limfa Ginjal kiri Pasien wanita : Cidera perut kanan atas Hati Kandung empedu Ginjal kanan
4. Merumuskan hipotesis Kesimpulan sementara untuk menjelaskan permasalahan di dalam skenario Kerangka konsep atau mind mapping Cidera yang dialami pasien wanita lebih parah karena kemungkinan menciderai organ hati yang menyebabkan perdarahan lebih hebat jika dibandingkan cidera organ pada pasien laki-laki Nilai etika tidak sejalan dg keputusan medik tim dokter untuk menyelamatkan salah satu pasien, sebaliknya hukum kedokteran memperbolehkan
4. Merumuskan hipotesis Pembagian kuadran perut Letak organ pada masing-masing kuadran Anatomi perut Etika Trauma tajam pada perut Tata Laksana Hukum Cidera organ perut kuadran kanan atas Cidera organ perut kuadran kiri atas Perdarahan hati, ginjal kanan Perdarahan limfa, lambung, ginjal kiri Prognosis
5. Merumuskan Learning issues Menyadari sejauh mana penguasaan pengetahuan saat diskusi 1 Merumuskan topik bahasan yang masih perlu dipelajari saat belajar mandiri (tujuan belajar) yang selanjutnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan ke-2
5. Merumuskan Learning issues Topik What I know What I have to prove What I don’t know How will I learn Kuadran perut Macam-macam kuadran perut, diantaranya kuadran kanan atas, kiri atas… Perut terbagi 9 kuadran Istilah medis kuadran perut Atlas anatomi, textbook anatomi Organ tubuh Organ di kuadran kanan atas : hati Organ lain yang terletak di kuadran kanan atas Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang, diantaranya rontgen, USG, CT-Scan Bisa gunakan pemeriksaan CT-Scan, USG Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk memastikan cidera perut Buku radiologi
6. Belajar mandiri Individual atau berkelompok Pahami tujuan belajar (learning issues) Menentukan sumber belajar Menentukan buku, web, dosen pakar, jurnal, artikel Menentukan urutan belajar Menentukan bagian/bab yang perlu dipelajari Membaca & memahami bahan belajar Membuat catatan (notes) diagram, ringkasan
7. Sintesis Mendiskusikan kembali konsep dan penjelasan terkait skenario secara komprehensif Masing-masing mahasiswa mengungkapkan pemahaman/hasil belajar mandiri Mahasiswa lain : mendengarkan, merespon (menambah informasi, tidak menyetujui, menawarkan alternatif jawaban, mengoreksi konsep yang salah dll) Open book : bukan dibaca tanpa pemahaman, hanya untuk membantu saat memberi penjelasan Uraian komprehensif
Pleno Tutorial Perwakilan kelompok mahasiswa memaparkan hasil pembahasan tutorial power point Diskusi antar kelompok Pakar meluruskan pemahaman
Persiapan Sebelum Tutorial Membawa kamus kedokteran Menyusun tempat duduk sehingga semua peserta dapat saling bertatap muka Mahasiswa dan tutor saling berkenalan Memilih ketua (chairman) dan sekretaris (scriber) 1 & 2 Scriber 1 : mencatat di meja/laptop Scriber 2 : mencatat di papan tulis Menetapkan aturan tutorial dalam kelompok
Peran Ketua Memimpin jalannya tutorial Bersama tutor, mendorong agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif Bersama tutor, menyeimbangkan partisipasi anggota kelompok Menjaga efektifitas diskusi dan alokasi waktu pada setiap langkah Ikut berperan rangkap sebagai anggota
Peran Sekretaris Mendengarkan diskusi dan mencatat ide & konsep yang muncul dg efektif Menyusun catatan sesuai kategori ide & konsep Menyampaikan hasil catatan kpd kelompok untuk memastikan semua ide & konsep telah terdokumentasi Berpartisipasi aktif mengutarakan pendapat tanpa melupakan tugas mencatat Menggarisbawahi ide & konsep yang penting
Peran Anggota Berpartisipasi aktif dalam diskusi Menyampaikan pendapat dengan disertai argumentasi yang mudah dipahami Bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang disampaikan Bekerja sama dengan anggota lain untuk menggali informasi & sumber yang diperlukan Mengutarakan pendapat dg menghormati prinsip saling menghargai Mendengarkan secara aktif ketika anggota lainnya mengutarakan pendapat
Prinsip Pembelajaran dalam PBL (Dolmans et al., 2005) Pembelajaran adalah suatu proses konstruktif Pembelajaran adalah suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri Pembelajaran terjadi dalam suatu proses kolaborasi Pembelajaran diberikan kontekstual
Pembelajaran adalah suatu proses konstruktif Mahasiswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri Konvensional : memperoleh pengetahuan tentang fakta-fakta secara pasif, dengan ‘disuapi’ oleh dosen melalui perkuliahan satu arah mudah lupa
Membuat dan bermain layang-layang Lebih baik menggunakan koran daripada majalah. Pantai lebih baik daripada jalan raya. Pertama kali lebih baik berlari daripada berjalan. Anda mesti mencobanya beberapa kali. Dibutuhkan beberapa keterampilan namun sangat mudah untuk mempelajarinya. Bahkan anak kecil pun menyenanginya. Bila berhasil, hanya ada sedikit efek samping. Jarang sekali burung-burung mendekat. Namun demikian, hujan bisa membuatnya robek dengan mudah. Bila terlalu banyak orang melakukan hal yang sama akan menyebabkan masalah. Setiap orang butuh tempat yang luas. Bila tidak ada gangguan akan sangat menyenangkan. Sebuah batu yang cukup besar bisa dijadikan pengendali dari bawah. Namun demikian, bila putus, membutuhkan usaha untuk mendapatkannya lagi.
Pembelajaran adalah suatu proses konstruktif Pengetahuan dibangun secara aktif Aktifasi prior knowledge dasar pemahaman dan penyimpanan memori tentang pengetahuan baru lainnya yang ditemukan. Tutorial Mencatat, menjawab pertanyaan menggunakan prior knowledge Diskusi menemukan pengetahuan baru Meaningful learning mencari hubungan prior knowledge - pengetahuan baru yang didapatkan membangun pemahaman (elaboration) individual constructivism Interaksi kelompok berbagi pikiran dan membangun lagi pemahaman pengetahuan baru dari pemahaman individu yang sebelumnya telah terbentuk social constructivism (Chikotas, 2008; Ormrod, 2009)
Pembelajaran adalah suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam diri sendiri Mahasiswa memiliki peranan aktif dalam perencanaan, monitoring, dan evaluasi proses pembelajarannya sendiri Perencanaan memulai pembelajaran dengan menyusun tujuan belajar, memikirkan cara-cara yang dapat dilakukannya dalam pencapaian tujuan belajar, memilih strategi belajar apa yang digunakan dan mengidentifikasi hambatan-hambatan apa saja yang mungkin akan dialami dalam proses pencapaian tujuan belajar tadi Monitoring menyadari sejauh mana proses pembelajarannya dan memikirkan langkah selanjutnya yang akan diambil Evaluasi kemampuan regulasi diri dalam melakukan refleksi terhadap proses belajar dan pencapaian hasil yang didapatkan life-long learner
Pembelajaran terjadi dalam suatu proses kolaborasi Kolaborasi suatu struktur sosial dimana dua atau lebih orang berinteraksi satu dengan lainnya dan pada suatu kondisi tertentu Tutorial proses kolaborasi Elaborasi proses kognitif di dalam pikiran seseorang dari hasil interaksinya dengan orang lain (individual knowledge construction) Co-construction suatu proses kognitif dimana dua atau lebih mahasiswa di dalam kelompok membangun pengetahuan bersama-sama (collaborative knowledge construction)
Pembelajaran terjadi dalam suatu proses kolaborasi Keterampilan komunikasi Mahasiswa didorong untuk dapat menjelaskan pendapat dan pemikirannya dengan terorganisir agar mudah dipahami, membangun kemampuan beragumentasi dan persuasif, belajar menghargai perbedaan pendapat yang mungkin dipengaruhi oleh heterogenitas kebudayaan dan latar belakang di dalam kelompok (Ormrod, 2009) Keterampilan interpersonal Mahasiswa mempelajari prinsip-prinsip kepemimpinan, manajerial, kerjasama dan tanggung jawab dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang mereka sepakati bersama
Pembelajaran diberikan kontekstual Proses pembelajaran akan lebih terfasilitasi dan termotivasi jika mahasiswa dipaparkan pada konteks dimana pengetahuan itu diperlukan meaningful learning
REFERENSI Dolmans D, De Grave W, Wolfhagen I, Van der Vleuten C, 2005, Problem-based learning : future challenges for educational practice and research, Medical Education; 39:732-741 Moust J, Bouhuijs P, Schmidt H, 2001, Problem-based learning : A student guide. Wolters-Noordhoff, Netherland Norman GR, Schimdt HG, 1992, The psychological basis of problem-based learning : a review of the evidence, Academic Medicine Vol.67, No. 9 : 557-565 Ormrod JE, 2009, Human Learning; 5th ed, New Jersey : Pearson Prentice Hall Savin-Baden M, Major CH, 2004, Foundation of Problem-based Learning. Open University Press, London Taylor D, Miflin B, 2008, Problem-based learning : where are we now?, Medical Teacher, 30:742-763 Wells SH, Warelow PJ, Jackson KL, 2009, Problem based learning: a conundrum, Contemporary Nurse 33(2):191-201
SEMOGA BERMANFAAT