NERACA EKONOMI & SDA TERPADU

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Evaluasi KD 5.2 START.
Advertisements

Penyusunan PDB Indonesia Berwawasan Lingkungan (SEEA)
METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
NERACA SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
ANALISIS DESKRIPTIF TABEL INPUT - OUTPUT
PENYUSUNAN NERACA FISIK DAN MONETER MINERAL
Penyusunan Neraca Fisik dan Moneter Minyak dan Gas Bumi
PENGENALAN MODEL INPUT-OUTPUT
PERTEMUAN KE Pengertian Tabel I-O 2. Jenis Transaksi Tabel I-O.
1. Analisis Deskriptif Tabel I-O 2. Analisis Pengganda Tabel I-O
Kerangka Dasar dan Manfaat Tabel I-O, asumsi dan Keterbatasannya
Konsep dan Indikator Pembagunan
PENDAPATAN NASIONAL Pertemuan ke
NERACA ARUS DANA.
SNSE/SAM A. Latar Belakang B. Apa Itu SNSE/SAM?
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
TUGAS EKONOMI MAKRO MENGUKUR OUTPUT NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL Mengukur tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan serta pertumbuhannya dari tahun ke tahun $ DR. NURITA ANDRIANI.
SUBDIT. STATISTIK PERTAMBANGAN DAN ENERGI
SNSE Sebagai Model Analisis Dampak Analisis Pengganda
Mengukur Aktivitas Ekonomi
Kelompok 3: 1. M. Rudy Eko Wibowo 2. M. Faisal 3. Erlia 4. Yuda 5. Farid.
Pertemuan 4 AKUNTANSI ASET TETAP
PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN NEGARA
Penyusunan Neraca Fisik dan Moneter Direktorat Neraca Produksi
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Mata Kuliah : Statistik Neraca Nasional
ANALISIS DAN PEMANFAATAN TABEL IO ANALISIS DAMPAK
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Penghitungan Pendapatan Nasional
Bab 2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Kebijakan Sektor Pertanian dan Pertambangan di Indonesia
BAGIAN VI Perekonomian Dunia
Berita Resmi Statistik
VARIABEL-VARIABEL PENENTU PENDAPATAN NASIONAL
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PERHITUNGAN DEPLESI SUMBERDAYA ALAM
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Pasal 31 A Ayat (1) dan Ayat (2)
ARUS PERPUTARAN EKONOMI
Penghitungan Pendapatan Nasional
Konsep Dasar Ekonomi Makro
Penghitungan Pendapatan Nasional
PENDAPATAN NASIONAL.
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
PERTEMUAN KE-2 PENDAPATAN NASIONAL
Pertemuan 2 Pertumbuhan dan perubahan struktur Ekonomi
Penghitungan Pendapatan Nasional
Pengantar ekonomi makro
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PERTEMUAN KE-9 PENDAPATAN NASIONAL & MODEL PEREKONOMIAN
PRODUKSI NASIONAL PERPUTARAN PEREKONOMIAN
MODEL PEREKONOMIAN EMPAT SEKTOR
Rapat Panitia Anggaran DPR RI Tentang Asumsi Makro APBN 2009 dan RAPBN 2010 Bank Indonesia Jakarta, 1 Juni 2009.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
Chapter 21: Perhitungan Pendapatan Nasional
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL Di susun Oleh : Arba’i Bayu Mahardika A
Pertemuan 6 Pendapatan nasional.
Soal 1 Diketahui perekonomian pada suatu negara tertentu memiliki data seperti dibawah ini (angka-angka dalam Miliar Rupiah): C = ,6 Yd T = 0,15.
EKONOMI INTERNASIONAL
Bab 2. PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
BAGIAN VI Perekonomian Dunia
APBNp 2014 dan apbn 2015 “Penerimaan Negara Bukan Pajak”
“PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL” (2)
“PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL” (1)
KONSEP DASAR PENDAPATAN NASIONAL
Bab 2 Data, Variabel, dan Indikator Ekonomi Makro
Transcript presentasi:

NERACA EKONOMI & SDA TERPADU SUBDIT NERACA BARANG

PENDAHULUAN Neraca ekonomi yang disusun dan disajikan dalam bentuk neraca fisik dan moneter memberikan gambaran pemanfaatan berbagai bahan baku alam seperti hasil hutan dan mineral guna memenuhi kebutuhan ekonomi Penyusunan neraca nasional dengan mempertimbangkan penyusutan (deplesi) SDA & kerusakan lingkungan (degradasi) ini akan menghasilkan estimasi PDB Hijau (Environmentally Adjusted Domestic Product)

PENYUSUNAN NERACA TERPADU Kelemahan: Pada studi pengembangan neraca nasional yang memasukkan unsur lingkungan, penghitungan baru dapat dilakukan sampai dengan PDN1, yaitu PDN dikurangi deplesi SDA SDA  Hutan & mineral (minyak bumi, gas bumi, batubara, bauksit, timah, emas, perak & nikel)

TAHAPAN PENYUSUNAN NERACA TERPADU Tabel Penyediaan & Penggunaan Produksi Perincian Kegiatan Ekonomi Produksi Perdagangan Luar Negeri Konsumsi Akhir Kapital yang diproduksi (1) (2) (3) (4) (5) 1.Total penyediaan 2.Total penggunaan 3.Produk Domestik Bruto P Ci Y M E C I

TAHAPAN PENYUSUNAN NERACA TERPADU P + M = Ci + C + I + E P = Produksi M = Impor Ci =Produksi yang digunakan sebagai biaya antara C = konsumsi akhir I = Pembentukan modal bruto E = Ekspor Y = P – Ci (Produk Domestik/Nilai tambah = Produksi – biaya antara) Dari persamaan (1) & (2) diperoleh: Y = C + I + (E-M) C = RT + Gov I = PMTB + perubahan stok

TAHAPAN PENYUSUNAN NERACA TERPADU B. Total Penyediaan/Penggunaan & Stok Kapital  Perluasan dari tabel penyediaan/penggunaan produksi, yaitu pada baris ditambah dengan rincian: stok awal, penyusutan, PDN, Revaluasi & stok akhir

Tabel Total Penyediaan/Penggunaan & Stok Kapital Perincian Kegiatan Ekonomi Produksi Perdagangan Luar Negeri Konsumsi akhir Kapital yang diproduksi (1) (2) (3) (4) (5) 2008** 1. Stok Awal   - Barang Modal 6,433,934.8 2. Total penyediaan 9,795,254.6 1,418,105.5 3. Total Penggunaan 4,841,225.7 1,474,507.9 3,436,325.4 1,461,300.4 4. Produk Domestik Bruto 4,954,028.9 5. Penyusutan 247,701.4 (247,701.4) 6. Produksi Domestik Neto 4,706,327.5 1,213,599.0 7. Revaluasi 155,984.1 8. Stok Akhir 7,803,517.9

TAHAPAN PENYUSUNAN NERACA TERPADU C. Neraca Terpadu Dalam neraca terpadu konsep pembentukan modal diperluas menjadi akumulasi modal yang mempertimbangkan juga kapital yg diproduksi oleh alam Dalam penyajiannya, tabel penyediaan / penggunaan dan stok kapital ditambah dengan kolom kapital yang diproduksi alam & kolom kapital lingkungan yang tidak diproduksi. Pada baris juga ditambah dengan rincian deplesi, PDN1 & penambahan/penemuan

TAHAPAN PENYUSUNAN NERACA TERPADU C. Neraca Terpadu Dalam studi ini cadangan mineral & hutan diperlakukan sebagai kapital buatan alam, karenanya perlu dihitung biaya penggunaan/pengurangan kapital alam  deplesi Nilai deplesi u/ SD Mineral  Nilai pengambilannya Nilai deplesi u/ SD Hutan  Penebangan & kerusakannya

TAHAPAN PENYUSUNAN NERACA TERPADU C. Neraca Terpadu PDN1 = PDN – deplesi atau dari sudut penggunaan : PDN1 = C + (X-M) + Kapital buatan (manusia & alam) neto – kapital lingkungan PDN = (X-M) + C + (Ig-CFC) = Ekspor neto + final consumption + Investasi neto

PEMBAHASAN HASIL STUDI Tabel PDN dan PDN 1 Menurut Penggunaan Tahun 2008 Komponen Penggunaan PDN PDN1 Nilai (Milliar RP) Distribusi (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Konsumsi Akhir 3,436,325 73.02 76.87 2. Akumulasi Kapital, neto 1,213,599 25.79 977,351 21.86 3. Ekspor Neto 56,402 1.20 1.26 4. Jumlah 4,706,327 100.00 4,470,079  Akumulasi kapital neto merupakan komponen penggunaan PDN yang menyerap nilai sebesar 1,213,599 miliar rupiah (25,79 persen dari total PDN).

PEMBAHASAN HASIL STUDI Jika nilai deplesi diperhitungkan, maka nilai akumulasi kapital neto mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu hanya sebesar 977,351 miliar rupiah (21,86 persen dari total PDN1). Hal tersebut berarti terjadi penurunan akumulasi kapital neto sebesar 3,9 persen. Berkurangnya nilai akumulasi kapital neto tersebut disebabkan oleh susutnya nilai aset manusia dan nilai aset alam yang bersifat ekonomis.

Tabel Perbandingan PDB, PDN dan PDN1, Tahun 2004-2008 (Miliar Rp) Perincian 2 004 2 005 2 006 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. PDB 2,295,826 2,774,281 3,339,480 3,949,321 4,954,029   2. PDN 2,181,035 2,635,567 3,172,506 3,751,855 4,706,327 3. PDN1 2,082,068 2,487,210 3,017,051 3,580,785 4,470,079 4. PDN x 100 95.00 PDB 5. PDN1 x 100 90.69 89.65 90.34 90.67 90.23 6. PDN1 x 100 95.46 94.37 95.10 95.44 94.98 PDN

Rasio PDN terhadap PDB  persentase penyusutan (depresiasi) pada masing-masing tahun, dimana persentase penyusutan masing2 tahun adalah sama sebesar 95 persen per tahunnya. Rasio PDN1 terhadap PDB  Pola penipisan SDA, penurunan rasio PDN1 terhadap PDB di tahun 2005 dan 2008 menunjukkan bahwa deplesi (penipisan) sumber daya alam menunjukkan kecenderungan semakin meningkat di tahun 2005 dan 2008