UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Direktorat Pembinaan SMA
Advertisements

PENINGKATAN KUALITAS YANKES DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Bappenas
KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
LAMBOK M. HUTASOIT Jakarta 22 Agustus 2011 DEBAT CALON PEMILU CALKETUM IAGI
ARAHAN SEKRETARIS DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
PENGANTAR KEPALA BKKBN KONFERENSI PERS
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA
Asisten Deputi Pembinaan Wilayah KPAN
Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Anak di daerah
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PENGENALAN SNP, SPM DAN IMPLEMENTASI SPM
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
PERINGATAN HKN KE 48 TAHUN 2012 Jakarta, 13 September 2012.
Dr. Ormaia Nja’ Oemar, M.Kes
SEPUTAR KARTU INDONESIA SEHAT MENUJU KELUARGA PRODUKTIF
E VALUASI ANGGARAN 2013 DAN PENYUSUNAN PROGRAM 2015 Jayapura 2 Desember 2013.
Kebijakan Standardisasi dan Sertifikasi Tenaga Kesehatan
AIDS di Indonesia sudah 22 Tahun Dilaporkan oleh seluruh Provinsi dan sekitar 300 Kab/Kota.
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN ( BOK )
PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI PARADIGMA SEHAT
Referensi Strategi nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Fasilitas kesehatan yang siap guna dan bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu Dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain di DTPK dalam rangka.
DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
RAPAT KERJA program KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT NASIONAL
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
TOPIK : Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan posyandu remaja
PEMBANGUNAN INOVASI INKLUSIF
Standard Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PRAKTIK KEPERAWATAN.
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat
STATISTIK PERTAMBANGAN NON MIGAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
KEBIJAKAN PROGRAM KB PASCA SALIN
KONDISI HIV & AIDS DI JAWA TENGAH 1993 s/d 30 SEPTEMBER 2011.
KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA DI KABUPATEN CILACAP
AKREDITASI PUSKESMAS.
Feedback Sistem Informasi SDM Kesehatan
PUSKESMAS VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju
dr.Andi.Hj.Hadijah Iriani R.Sp.THT.MSi Kepala bappeda kota makassar
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
Sekretaris PP Aisyiyah
HIV/AIDS REMAJA SABTU ; 13 JUNI 2015 By : KANDACE SIANIPAR, MPH
HIV AIDS Di TEMPAT KERJA
Kabupaten/Kota yang telah Menginisiasi KLA sampai Tahun 2014
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
RAPAT LINTAS SEKTOR SEKOLAH LANJUTAN
PEMBANGUNAN KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Lokakarya Peran Provinsi
Menuju Kabupaten Sehat
Mutu Pelayanan Kesehatan
UPAYA WARGA SEKOLAH & masyarakat DALAM MENDUKUNG program uks/M
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia
IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH PUSAT PROMOSI KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Oleh Tim Promosi Kesehatan.
INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN 11
Usaha kesehatan sekolah
12 PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH
ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
IMPLEMENTASI APLIKASI SPM BERBASIS WEB
UPAYA WARGA SEKOLAH & masyarakat DALAM MENDUKUNG program uks/M
PUSKESMAS RAMAH ANAK SEBAGAI UPAYA UNTUK PERCEPATAN KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK.
Transcript presentasi:

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA Berbasis Sekolah Formal Non Formal Berbasis Sekolah dan Masyarakat Upaya Pelayanan UKS PKPR SKB 4 MENTERI TH. 2003 KEGIATAN KOMPREHENSIF Promotif: KIE Konselor sebaya Preventif: PKHS Konseling Tablet Tambah Darah Kuratif/ rehabilitatif: Pengobatan Laboratorium Rujukan PELAKSANAAN Didalam Gedung Puskesmas Di Luar Gedung (rumah singgah, panti, Lapas, sekolah TRIAS UKS Pendidikan Kesehatan: Intrakurikulum Ekstrakurikulum Pelayanan Kesehatan: Promotif (dokter kecil, KKR) Preventif Penjaringan Kesehatan Pemeriksaan Berkala Imunisasi Tablet Tambah darah (TTD) PMT AS Kuratif/ rehabilitatif: Pengobatan sederhana/P3K/ P3P Koreksi visus Rujukan KE PUSKESMAS Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Air bersih, jamban sehat, sarana CTPS; lingkungan sekolah bebas rokok; kantin/warung sehat, pemanfaatan pekarangan sekolah dll Anak Usia Sekolah 6-18 tahun Remaja 10-19 tahun(WHO) Intervensi keshatan anak usia sekolah dilaksanakan mlalui pendekatan UKS dan PKPR. UKS dilaksanakan pada anak usia 6-19 tahun yang berada di sekolah baik sekolah formil maupun non formil. UKS tidak hanya milik Kementerian Kesehatan tetapi merupakan upaya bersama 4 kementerian (Kemendikbud, kemkes, kemenag, kemdagri) yang diikat dengan SKB 4 Menteri tahun 2003. UKS dilaksanakan melalui 3 program pokok yang disebut TRIA UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. Penjaringan Kesehatan ini merupakan bagian dari Pelayanan Kesehatan (upaya preventif ). Untuk remaja usia 10-19 tahun baik yang berada di sekolah maupun di luar sekolah juga mendapat pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dengan layanan khusus konseling, KIE, dan pemberdayaan remaja menjadi konselor sebaya. PKPR dilaksanakan tidak hanya di dalam gedung Puskesmas tetapi juga di luar gedung puskesmas seperti di rumah singgah, panti, lapas dan sekolah. Ketika petugas puskesmas ke sekolah maka petugas menggunakan kendaraan UKS. Dengan demikian, UKS dan PKPR merupakan satu kesatuan sehingga pengelola program UKS dan PKPR harus bekerjasama dan berkoordinasi.  

Seks pra-nikah pada remaja (Adolescent Reproductive Health, SDKI 2012) Angka Kematian Neonatal, Postneonatal, Infant & Balita menurut umur ibu, SDKI 2012 ASFR 15 – 19 TH Anak usia sekolah dan remaja menghadapi berbagai permasalahan kesehatan terkait dengan perilaku berisiko termasuk juga seks pra nikah, masalah pernikahan, kehamilan dan persalinan dini. Seperti yang ditunjukan oleh data berikut ini : Survei Demografi Kesehatan Indonesia (komponen kesehatan remaja) tahun 2007 yang dilakukan pada responden yang belum menikah berusia 15-24 tahun menunjukan bahwa 1% dari perempuan dan 6% dari laki-laki melaporkan telah melakukan hubungan seks pra nikah. Pada tahun 2012, presentasenya hampir sama untuk perempuan tetapi meningkat secara signifikan untuk laki-laki (4,5% untuk laki-laki berusia 15-19 tahun dan 14,6% untuk laki-laki berusia 20-24 tahun). Selain itu, SDKI 2012 menunjukan Angka Fertilitas tingkat remaja kelompok usia 15-19 tahun mengalami kenaikan dari 35 kelahiran per 1000 penduduk pada SDKI 2007 menjadi 48 kelahiran per 1.000 penduduk. Kehamilan dan persalinan pada usia remaja dapat meningkatkan risiko kematian bayi, seperti yang ditunjukan SDKI 2012 dimana kehamilan dan persalinan pada ibu dibawah umur 20 tahun memiliki kontribusi dalam tingginya Neonatal Mortality Rate (34/1000 KH), Postnatal Mortality Rate (16/1000 KH), Infant Mortality Rate (50/1000 KH) dan Under-5 Mortality Rate (61/1000 KH). Hal ini tentunya cukup memprihatinkan dan membutuhkan perhatian semua pihak untuk meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan remaja melalui kegiatan komunikasi, edukasi dan pelayanan kesehatan lainnya yang berkualitas seperti yang diamanatkan oleh UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 136-137

Persentase Kumulatif Kasus AIDS menurut Kelompok Umur di Indonesia Mulai tahun 1987- Maret 2013, P2PL Perilaku dan minum alkohol juga merupakan masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan karena dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular pada usia muda. SDKI 2012 menunjukkan bahwa perempuan usia 15-24 tahun, 8,9% pernah merokok dan 3,5% pernah mengkomsumsi alhohol. Sedangkan untuk laki-laki usia 15-24 tahun, persentasenya adalah 74,4% pernah merokok dan 30,2% pernah mengkomsumsi alkohol. Adolescent Reproductive Health SDKI 2012)

Kasus cedera pada anak usia sekolah dan remaja RISKESDAS 2013: Kasus cedera usia 5-14 tahun : 9,7% usia 15-24 tahun : 11,7%  mayoritas disebabkan karena jatuh (40,9%) dan transportasi motor (40,6%), kena benda tajam/tumpul (7,3%) Data system registrasi penyebab kematian (cause of death) th 2012 : di 12 kabupaten, pada anak 13 – 15 tahun dan 16-18 tahun : Kematian terbanyak  akibat kecelakaan transportasi

Pelayanan konseling kepada semua remaja yang memerlukan konseling yang kontak dengan petugas kesehatan Membina minimal 1 sekolah (sekolah umum; sekolah berbasis agama) Melakukan KIE 2 kali setahun Melatih KKR/konselor sebaya 10% jumlah murid di sekolah binaan Puskesmas PKPR Target: 1 Kabupaten/Kota mempunyai minimal 4 Puskesmas PKPR Bagaimana menjangkau remaja di luar institusi, termarginalkan perlu ada pendekatan untk keompok-kelompok seperti itu

Jenis Kegiatan dalam PKPR Pemberian informasi dan edukasi Pelayanan klinis medis (termasuk pemeriksaan penunjang & rujukan) Konseling Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) Melatih Konselor Sebaya Kespro, HIV-AIDS, IMS/ISR, Napza, gizi

TREN CAPAIAN KAB/KOTA MAMPU PKPR

CAKUPAN KAB/KOTA MAMPU LAKSANA PKPR TAHUN 2013 12 Provinsi 22 Provinsi Target 2013 : 80% Indonesia 2013 : 81.69% Jumlah Puskesmas PKPR: 3014 dari 406 Kab/Kota

Tren Persentase Kab/Kota Memiliki Minimal 4 Puskesmas PKPR Tahun 2012- 2013 KALTENG PAPUA MALUT LAMPUNG SULBAR ACEH MALUKU SULSEL KEPRI KALTIM BENGKULU SULUT NASIONAL SUMUT SULTENG PAPBAR RIAU DKI GORONTL JABAR BABEL KALBAR NTT JAMBI JATIM JATENG SUMBAR SUMSEL DIY BANTEN BALI NTB KALSEL SULTRA

Terdapat 49 kab/kota di 9 provinsi belum memiliki puskesmas PKPR Aceh Simeulue Aceh Singkil Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Utara Gayo Lues Pidie Jaya Sabang Subulussalam Sumut Nias Selatan Humbang Hasundutan Padang Lawas Utara Nias Utara Nias Barat Labuhan Batu Babel, Lampung, Jabar, Jateng, Sulsel BANGKA BELITUNG Bangka Selatan LAMPUNG Mesuji JAWA BARAT Kota Bekasi JAWA TENGAH Temanggung SULSEL Kepulauan Selayar dan Luwu Timur Maluku Utara Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Timur Pulau Morotai Papua Merauke Jayawijaya Kepulauan yapen Biak numfor Paniai Puncak jaya Asmat Yahukimo Pegunungan bintang Tolikara Sarmi Waropen Supiori Mamberamo raya Nduga Lanny jaya Mamberamo tengah Yalimo Puncak Dogiyai Intan jaya Deiyai

Puskesmas memiliki tenaga Terlatih PKPR Pedoman PKPR di Puskesmas Ya % RISFASKES 2011 Pelatihan dan Pedoman PKPR Lokasi Puskesmas memiliki tenaga Terlatih PKPR Pedoman PKPR di Puskesmas   Ya % Perkotaan 27,8% 45,6% Perdesaan 19,2% 41,1% Indonesia 21,4% 42,2%

ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN RPJMN I 2005 -2009 RPJMN II 20010-2014 RPJMN III 2015 -2019 RPJMN IV 2020 -2024 Bangkes diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu yankes Akses masyarakat thp yankes yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia VISI: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEA DILAN UPAYA KURATIF, REHABILITATIF UPAYA PROMOTIF, PREVENTIF Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan

Batasan Mutu Pelayanan Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati (Winston Dictionary, 1956). Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program ( Donabedian, 1980) Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri suatu barang atau dihasilkan yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman atau terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut ( Din ISO 8402, 1986). Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby,1984).

Peningkatan Kualitas PKPR

MUTU STANDAR NASIONAL PKPR SDM kesehatan Fasilitas Kesehatan Remaja Alat ukur mutu Memastikan dihasilkannya layanan PKPR dengan mutu yang sama dan konsisten. PUSKESMAS MAMPU LAKSANA PKPR STANDAR NASIONAL PKPR MUTU Akses  oke Bagaimana mutu penyelenggaraannya  belum tentu baik. Mutu layanan bisa bervariasi Untuk mendorong pencapaian mutu penyelenggaraan PKPR  Standar Nasisonal PKPR yang mengatur 5 komponen SDM kesehatan Fasilitas Kesehatan Remaja Jejaring Manajemen Kesehatan

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN SN-PKPR CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMET ORIENTASI PENGUMPULAN DATA AKSI KOREKSI TUJUAN Mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dalam menyelenggarakan PKPR. Melakukan upaya yang spesifik untuk menanggulangi kekurangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan PKPR. Meningkatkan mutu PKPR yang diselenggarakan secara berkesinambungan. EVALUASI Mutu berdasarkan dimensi/pandangan penyelenggara layanan tapi juga pengguna layanan CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMET

Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Efektifitas dan Relevansi Positif Sejalan dengan kebijakan nasional yang ada untuk menjawab kebutuhan remaja akan layanan kesehatan. Terintegrasi dengan sistem layanan kesehatan yang sudah ada. Sebaran program cukup luas. Secara formal memiliki prosedur M&E. Negatif Promosi layanan yang kurang menyasar remaja secara langsung. Data mengenai Puskesmas yang sudah PKPR tidak dipublikasikan. Kualitas layanan masih terbatas (minimal 4 Puskesmas per Kabupaten dan hingga saat ini baru mencapai 70%) Prioritas dan kualitas layanan bervariasi. Efisiensi Positif Negatif Kebanyakan layanan yang diberikan masih terhambat status pernikahan, budaya relasi dewasa – anak/remaja, stigma dan diskriminasi petugas kesehatan. Tidak adanya data monitoring jumlah remaja yang mengakses layanan secara periodik.

Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Tinjauan Etis Positif Negatif Remaja perempuan yang sudah aktif seksual dan remaja populasi kunci terdampak HIV, serta remaja termarginalisasi terhambat untuk mengakses layanan. Tidak membahas mengenai orientasi seksual, hanya sebatas jika ditanyakan siswa. Kekhawatiran akan penolakan. Edukasi harus hati-hati dan memperhatikan konteks budaya dan agama karena masih banyak orang tua / tokoh yang kurang paham tentang beberapa materi seperti Kespro. Keberlangsungan Positif Sedang diusulkan ke dalam RPJMN yang sedang digodog. Isu kesehatan remaja masuk dalam prioritas internasional (MDGs) sehingga berpengaruh pada kebijakan nasional yang akan berfokus pada upaya preventif dan promotif dan hulu yakni remaja. Negatif

Kemungkinan Duplikasi Positif Sangat mungkin. Pemerintah lokal yang peduli biasanya menyatakan ingin memberi alokasi dana lebih agar bisa dilakukan di lebih banyak Puskesmas Negatif Hambatan PKPR adalah sikap dan keterampilan petugas puskesmas, jumlah dan ketersediaan tenaga kesehatan termasuk konselor. Otonomi daerah terkait dengan kebijakan dan prioritas daerah juga menjadi hambatan dalam implementasi PKPR. Partisipasi Remaja dan Komunitas Positif Remaja dilibatkan sebagai konselor. Negatif Tidak di semua PKPR remaja terlibat secara efektif, hanya di beberapa Puskesmas. Direktorat anak, maka fokus program hanya memberikan layanan untuk anak (10-19 tahun). Sedangkan remaja usia 20-24 seperti konsep BKKBN atau remaja 19 - 30 tahun seperti konsep Kemenpora belum ada yang menangani. Kemitraan dan Komitmen Politis Positif Kemitraan dengan PIK BKKBN sedang diinisiasi. Negatif Kemitraan dengan kementerian/lembaga belum optimal dalam promosi PKPR.

TERIMAKASIH