PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA ANEMIA DEFISIENSI Prof Dr Rismawati Yaswir SppK (K)
ANEMIA Anemia = Penurunan kadar hemoglobin darah, penurunan jumlah eritrosit dan hematokrit (Hb , Ht , E ) Idealnya nilai normal parameter laboratorium ditentukan oleh masing-masing laboratorium karena dipengaruhi banyak faktor. Nilai normal Hb tergantung dari umur, sex, dll.
Nilai Normal Hemoglobin : Infant (neonatus) = 14 – 22 gr/dl 6 bulan = 11 – 14 gr/dl Anak (1 – 15 th) = 11 – 15 gr/dl Dewasa : laki-laki = 14 – 18 gr/dl perempuan = 12 – 16 gr/dl Nilai Normal Eritrosit : Laki-laki = 4,5 – 5,5 juta/l Perempuan = 4,0 – 5,0 juta/l Nilai Normal Hematokrit : Laki-laki = 40 – 48% Perempuan = 37 – 43%
Anemia secara morfologi dibagi berdasarkan : Ukuran eritrosit Kadar Hb eritrosit yang dihitung berdasarkan rumus NER (Nilai Eritrosit Rata-rata) dari : kadar hemoglobin (gr/dl), jumlah eritrosit (juta/l) hematokrit (%)
MCV = Mean Corpuscular Volume MCV = Ht x 10 fl (femtoliter) Jml E Normal = 82 – 92 fl MCH < N : mikrositik MCH = N : normositik MCH > N : makrositik
II. MCH = Mean Corpuscular Hemoglobin MCH = Hb x 10 pg (pikogram) Jml E Normal = 27 – 32 pg III. MCHC = Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCHC = Hb x 100 % Ht Normal = 32 – 38%
MCH dan MCHC menentukan kadar Hb dalam darah : < N : Hipokrom = N : Normokrom (MCHC > N hanya pada sferositosis)
Pembagian Anemia secara morfologi ada 3 : Anemia Mikrositik Hipokrom MCV, MCH & MCHC < N Ditemukan pada : - Anemia defisiensi besi (tersering) - Anemia sideroblastik - Anemia penyakit kronik - Thalassemia ( atau ) - Defek kongenital sintesa Hb
2. Anemia Normositik Normokrom MCV, MCH & MCHC = N Ditemukan pada : - Anemia hemolitik - Kegagalan sumsum tulang (aplasi) - Penyakit ginjal kronik - Leukemia - dll
3. Anemia makrositik (normokrom) MCV > N, MCH & MCHC = N Ditemukan pada : - Anemia megaloblastik (defisiensi B12 & folat) - Anemia makrositik non megaloblastik (penyakit hati, myelodisplasia, dll)
Penyebab Anemia Hipokrom : Gangguan metabolisme & pemakaian besi : Anemia defisiensi besi (Fe) Anemia pd penyakit kronik Gangguan sintesa heme : Anemia sideroblastik herediter Anemia sideroblastik didapat: Primer myelodisplasia Sekunder toksik alkohol, Pb, obat-obatan, dll Gangguan sintesa rantai protein globin : Thalassemia Thalassemia
Anemia Defisiensi Besi (Fe) Anemia mikrositik hipokrom yang tersering ditemukan Dari pemeriksaan lab. darah ditemukan : Hb MCV Ht dengan MCH E MCHC MCV < 80 fl
Sediaan hapus darah tepi ditemukan : Ukuran eritrosit kecil (mikrosit) dibandingkan dengan ukuran limfosit kecil tidak sama besar (anisositosis) Warna eritrosit pucat (hipokrom) bagian pucat di tengah eritrosit > N (lbh besar dari 1/3 diameter eritrosit) pada keadaan berat, eritrosit sangat pucat (anulosit)
Pem. Sumsum Tulang : Selularitas : hiperseluler Aktifitas seri eritropoietik meningkat Ditemukan semua seri pematangan eritropoietik (dari rubriblast, prorubrisit, rubrisit & metarubrisit) dgn dominasi metarubrisit
RETIKULOSIT Perlu diperiksa pada setiap penderita anemia Bentuk muda sblm jadi eritrosit di darah tepi Umur bbrp jam s/d 1 hari Sbg petunjuk thd aktifitas eritropoietik di SST Diperlukan pewarnaan supravital dgn zat warna khusus (New Methylen Blue atau Brilliant Cresyl Blue) Normal di darah tepi : 5 – 15 ‰ atau 1 – 1,5% Berguna dlm follow up terapi Anemia def. Fe setlh terapi 1 minggu terjadi krisis retikulosit (kenaikan jumlah retikulosit sp 30%)
Besi Tubuh : Didapatkan dari makanan, hanya 5 – 10% yang diserap melalui duodenum & jejunum proksimal Kebutuhan besi normal ± 1 mg/hr Pada penderita Anemia Def. Fe dibutuhkan ± 2 mg/hr
Bentuk-bentuk besi di dalam tubuh: Molekul Fe Bentuk Fe Tempat Fungsi Fe dlm diet Hb Transferin Ferritin Hemosiderin Fe+2/Fe+3 Fe+2 Fe+3 Tr. Digest. Atas Eritrosit Serum Serum & jaringan SST & jar. lain Hb, myoglobin, sistem enzim Mengikat O2 Transport Fe Penyimpanan Fe
Anemia Def. Fe terjadi jika cadangan besi dlm tubuh habis total atau hampir total Pengurangan cadangan besi dan terjadinya An. Def. Fe timbul secara bertahap yaitu ada 3 tahap : 1. Pengurangan cadangan besi - Besi SST / (-) - Ferritin serum - TIBC 2. Eritropoiesis dgn defisiensi besi - Hb dlm eritrosit yg dibentuk tanpa anemia nyata - Mikrositosis awal - Saturasi transferin 3. Anemia Defisiensi Fe - Sintesa Hb , ditandai dgn anemia & mikrositosis berat (MCV ) - Anisositosis nyata
Pengertian dlm Anemia Def. Fe : Hemoglobin : normal terdiri dr heme yg mengandung Fe +2 psg rantai globin (22), dibentuk terutama dlm mitokondria Jenis Hb dlm darah : - Oxy Hb ikatan Hb dgn O2 (HbO2) - Deoxy Hb Hb tanpa O2 - Carboxy Hb (HbCO) ikatan Hb dgn carbon monoksida - Sulf Hb (SHb) - Meth Hb ikatan Hb dgn Ferri (Fe+3) Fe serum : besi dlm sirkulasi yg berikatan dgn transferin, N:75 – 175 md/dl Transferin : dlm plasma Fe berikatan dgn transferin sbg transportasi 1 mg transferin mengikat 1,4 g Fe UIBC = Unsaturated Iron Binding Capacity : kelebihan kemampuan transferin mengikat besi TIBC = Total Iron Binding Capacity : kemampuan total transferin mengikat besi TIBC = Fe serum + UIBC N : 300 – 360 g/dl, orang tua < 300 g/dL Saturasi transferin = Fe serum x 100% Normal saturasi : 33% (20 – 55%) TIBC Ferritin : Cadangan besi dlm serum, N : 20 – 200 g/dL, anak : 7 – 140 g/dL Normal : laki-laki = 40 – 340 g/L, perempuan = 14 – 150 g/L Pada defisiensi besi 0 – 12 g/L, pd kelebihan besi 340 - > 20.000 g/L
Skema diagnosis An. Def. Fe Hb , Ht , Eritrosit (Anemia) MCV (< N) Mikrositik Fe Serum (Ferritin) Rendah Tinggi Normal An. Peny. Kronik An. Sideroblastik An. Def. Fe Thalassemia/Hb-pathy Pem. SST tdk mutlak pd An. Def. Fe Pd setiap pem SST perlu dilakukan pewarnaan besi Elektroforesis Hb abnormal Besi SST abnormal Pewarnaan besi SST (Ring Sideroblast)
Diagnosis Banding : An. Def. Fe An. Peny. Kronik Thalasemia / An. Sidero-blastik MCV MCH MCHC Fe Serum TIBC Ferritin serum Cadangan besi SST Besi eritroblast Elektroforesis Hb (-) N / N (+) abnormal , kdg2 Ringed sideroblast
Anemia Megaloblastik Anemia makrositik yg ditandai dengan: Pe↑ ukuran sel darah merah Etiologi karena abnormalitas hematopoisis dengan karakteristik dismaturasi nukleus & sitoplasma sel mieloid dan eritroid akibat gangguan sintesis DNA.
Etiologi Defisiensi asam folat Asupan kurang Gangguan absorbsi (kongenital, didapat) Kebutuhan yg me↑ Gangguan metabolisme asam folat Pe↑ ekskresi
Defisiensi B12 Lain-lain Asupan kurang Gangguan absorbsi Gangguan transport B12 Gangguan metabolisme B12 Lain-lain Gangguan sintesis DNA kongenital Gangguan sintesis DNA didapat
Pemeriksaan laboratorium anemia makrositik (MCV > 100 fl) anisositosis poikilositosis retikulositopenia sel darah merah dengan megaloblastik (besar)
keadaan yang lama dapat terjadi Trombositopenia Netropenia netrophil besar-besar dengan nukleus hipersegmentasi asam folat serum me↓ kadar besi dan vit B12 serum normal atau me↑ kadar LDH me↑ jelas sumsum tulang hiperseluler krn terdapat hiperplasia eritroid dan megaloblastik
Gambaran hematologi def as folat dan vitamin B12 identik Pada defisiensi vit B12 Kadar vit B12 serum < 100 pg/ml Kadar besi & as folat serum normal atau me↑ LDH me↑ Eritropoisis tidak efektif Masa hidup eritrosit ↓ Pe↑ ekskresi asam metilmalonik dalam urin (indeks def B12 yg sensitif) Test Schiling dengan cara radio labeled B12 absorbsition test → absorbsi kobalamin yg rendah.
TERIMA KASIH