BEBERAPA CATATAN UNTUK MEMAHAMI DOKUMEN-DOKUMEN KONSILI VATIKAN II

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Menyingkapkan Kemuliaan Tuhan Wahyu 17:14.
Advertisements

Tujuan Pelayanan Setiap peserta pelatihan ini dipersiapkan untuk mengambil bagian dalam perintisan satu jemaat setempat atau jaringan jemaat setempat yang.
WAHYU 7 ORANG-ORANG YANG DIMETERAIKAN DARI BANGSA ISRAEL DAN
GAUDIUM ET SPES “KEGEMBIRAAN & HARAPAN”
CONVENIENTES EX UNIVERSO
“Kuutus kau mengabdi bagi-Ku...” Yehezkiel 3 : 4-21
Penggunaan KS Dalam Katekese
KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN BOGOR
BAHAN AJAR Kelas XII Semester II (Genap).
ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 – 2015 Introduksi Pastoral SAMADI, Januari 2013.
GEREJA.
Memperbaiki tembok2 yang lubang
BERSAMA PASTOR FX. SUGIYANA, Pr (Ketua KOMKAT KAS)
KATEKESE ANALISIS SOSIAL
Wahyu 16 – bagian 2 MALAPETAKA 6 DAN 7.
Bagian 1 Binatang Yang Keluar Dari Dalam Laut
Draft ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 – 2015
PENGHAKIMAN ATAS BABEL
+Menempatkan diri dalam kelompok para murid Tuhan + Menjadi seperti apakah aku? Petrus? Thomas? Matius? Yohanes dan Yakobus? Yudas? Atau siapakah aku?
TRITUNGGAL MAHA KUDUS ALLAH BAPA ALLAH PUTERA ALLAH ROH KUDUS.
MARIA Kitab Suci sama sekali tidak memberikan informasi mengenai siapa sesungguhnya ayah kandung Maria. Hanya Proto Injil Yakobus (Injil apokrip dari abad.
RENCANA PROKER & RAB/RAI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
BEBAS DARI BELENGGU LEGALISME Kolose 2:16-23
Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Bogor : Keluarga Bertanggung Jawab 2011 : Kaum Muda Membangun Diri di Era Globalisasi 2012 : Membangun Gaya.
JUMAT AGUNG Makna Hari Jumat Agung: Hari ini ditetapkan sebgai hari laku tanpa dosa dengan kewajiban berpantang dan berpuasa bagi seluruh anggota Gereja.
Komitmen Pengurus Lingkungan Gereja St. Ignatius Paroki Jl
MATERI KAM GPIB JEMAAT IMMANUEL BEKASI 16 AGUSTUS 2010
9 MARET 1979, YOHANES PAULUS II – RH
KATEKESE UMAT PENGANTAR L. Atrik Wibawa
GEREJA KATOLIK SATU, KUDUS, KATOLIK & APOSTOLIK HIERARKI GEREJA
AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP) 2012 DIPERSATUKAN DALAM EKARISTI, DIUTUS UNTUK BERBAGI KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA.
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN IMAN KATOLIK
Awam Dalam Kiprah Pewartaan Injil
DIPANGGIL MENJADI SAKSI KASIH: Misi Gereja Dlm Millenium Ketiga
GEREJA DAN PENEGAKAN HAM
AGAMA KATOLIK Drs. A.P. Oenarto M.
HUBUNGAN GEREJA DENGAN NKRI
KEANGGOTAAN GEREJA.
UMAT KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA (KAJ)
MEMBANGUN UMAT BERIMAN MENURUT KONSILI VATIKAN II (K.V.II)
Klender, 24 Juli 2015 ArDas KAJ: Cita-cita.
KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA
TEMA APP 2012 KATOLIK SEJATI HARUS PEDULI DAN BERBAGI
DIPANGGIL MENJADI SAKSI KASIH
ALKITAB/ KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA/ PERJANJIAN. BARU
EVANGELII NUNTIANDI Pewartaan Injil dalam Dunia Modern
HIERARKI DAN AWAM.
POPULORUM PROGESSIO Perkembangan Bangsa-Bangsa
Ajaran sosial gereja ARTI DAN MAKNA AJARAN SOSIAL GEREJA
Religious Studies Pertemuan 2: AJARAN SOSIAL GEREJA
CIRI KEPEMIMPINAN KATOLIK
ALKITAB/KITAB SUCI (LANJUTAN)
GEREJA DAN DUNIA MASALAH-MASALAH APA YANG DIHADAPI OLEH DUNIA ?
MEMPERJUANGKAN MASYARAKAT YANG ADIL, DAMAI DAN SEJAHTERA
Tugas Tulislah doa Aku percaya / Syahadat Para rasul ! Apa Paroki anda.
BAB XI GEREJA DAN DUNIA.
ARAH DASAR KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2016 – 2020
BAB XI GEREJA DAN DUNIA.
PERSPEKTIF TEOLOGIS KATOLIK DALAM PERAN SOSIAL KEMASYARAKATANNYA
Fr Dismas Valens Salettia
MERAYAKAN ADVEN MENYIAPKAN NATAL
GEREJA KATOLIK Komunitas orang beriman Hidup dalam Tradisi Para rasul
HAK & KEWAJIBAN ORANG BERIMAN
VII OCTOGESIMA ADVENIENS 14 MEI 1971, PAULUS VI - OA.
1. MENELUSURI HAKIKAT GEREJA a. Gereja : umat allah Dalam perjanjian baru gambaran gereja sebagai umat allah dapat ditemukan dalam 1ptr. 2:10; rm. 9:25.
BAB V GEREJA DAN DUNIA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DUNIA
KELUARGA - KELUARGA BERIMAN
NextNext….. ARTI GEREJA Kata “Gereja” dalam kata bahasa Indonesia berasal dari kata Portugis ‘igreja” yang berasal dari kata Yunani ekklesia dan dalam.
GEREJA SEBAGAI UMAT ALLAH. Apakah?  Ini ? ATAU Ini ? 
Transcript presentasi:

BEBERAPA CATATAN UNTUK MEMAHAMI DOKUMEN-DOKUMEN KONSILI VATIKAN II Ignatius L. Madya Utama, S.J.

1. Berita yang menggemparkan 28 Oktober 1958: Kardinal Roncalli dipilih menjadi Paus menggantikan almarhum Paus Pius XII, dan bergelar Johanes XXIII. 25 Januari 1959: Paus Johanes XXIII mengumumkan untuk mengadakan (1) Sinode Keuskupan (kota) Roma, dan (2) Konsili Ekumenis untuk Gereja Universal. Sebagai seorang sejarawan, setelah beliau mempelajari Konsili-konsili sebelumnya, beliau memfokuskan perhatian pada aspek-aspek dari Konsili-konsili tersebut: (1) mempersiapkan jalan untuk mempersatukan seluruh Gereja dan (2) peran pastoral.

2. Situasi (di Eropa) waktu itu Masyarakat industri: kondisi bekerja diubah, horizon berpikir dan cakrawala budaya diperluas → manusia dipahami sebagai memiliki komitmen terhadap alam raya: “Through the will of the Creator, he plays an active and conscious role, a role that is constantly increasing, in the building-up of the world, of which he is both manager and tenant, an enterprise in which he finds his own perfecting” (Stacpoole, 21). → manusia diangkat dan diberi martabat dengan mengaitkannya dengan Sang Pencipta: ada optimisme! → munculnya kesadaran kebutuhan kolektif vs. individualisme.

Dunia dicengkam oleh “perang dingin” antara Blok Barat (di bawah komando USA dan Eropa Barat) dan Blok Timur (di bawah komando USSR dan Eropa Timur): kehidupan manusia dan seluruh dunia diancam oleh perlombaan senjata nuklir. Runtuhnya kolonialisme dan munculnya negara-negara baru (khususnya di Asia dan Afrika). Adanya rasa “lelah” terhadap “kemandegan” di dunia Kristiani [karena Gereja tidak lagi “sambung” dengan apa yang terjadi dalam dunia]. Mulai adanya beberapa upaya/unsur pembaruan (mis. Liturgi yang bersifat pastoral; pemahaman ttg Kitab Suci; keterlibatan kaum awam dalam kerasulan lewat “Aksi Katolik”; semakin banyak anggota dewan Kardinal yang berasal dari luar Italia; masa depan Gereja terletak di “dunia ketiga”: Afrika dan Latin Amerika).

3. Mengapa Konsili Vatikan II? Konsili Vatikan I hanya berlangsung 1 tahun (1869-1870) karena pecah perang Jerman-Prancis!, hanya menghasilkan dua dokumen: (1) Konstitusi “Dei Filius” tentang Iman, dan (2) Konstitusi “Pastor aeternus” tentang infallibilitas dan wewenang primat paus atas seluruh Gereja. Apakah Konsili Vatikan II perlu “melanjutkan” apa yang tidak dapat diselesaikan oleh Konsili Vatikan I? TIDAK!

Tiga tujuan utama KV II: (1) Pembaruan dalam dan melalui Gereja Katolik (aggiornamento); (2) Re-presentasi “hakikat” Gereja yang “tanpa cacat dan tanpa kerut”; (3) inspirasi ekumenis, dengan perhatian utama kesejahteraan umat manusia secara integral. → Ecclesia Christi, lumen gentium: Gereja Kristus adalah Gereja umat manusia dan Gereja untuk umat manusia! (Stacpoole, 125, 120).

4. Berlangsungnya KV II Persiapan: 3 tahun Waktu: 11 Oktober 1962 – 8 Desember 1965. Peserta: Ketika Konsili dibuka ada 2540 Bapa Konsili; 29 pengamat dari 17 Gereja lain; 8 undangan non-Katolik; beberapa pendengar. 22 September 1964 (karena jasa Paus Paulus VI): tambah 23 perempuan sebagai pendengar. Jumlah sidang: empat sidang (11 Okt – 8 Des 1962; 29 Sept – 4 Des 1963; 14 Sept – 21 Nov 1964; 14 Sept – 8 Des 1965). Catatan: dalam sidang pertama, semua “dokumen kerja” yang telah dipersiapkan oleh panitia, ternyata ditolak oleh sidang; (2) sidang memilih anggota komisi-komisi untuk mempersiapkan “dokumen kerja” yang baru, sesuai dengan tiga tujuan yang ingin dicapai oleh Konsili.

5. Dokumen-dokumen 16 Dokumen, yang terdiri dari: 4 Konstitusi: 1) Sacrosanctum Concilium (SC), Konsili Suci – Konstitusi tentang Liturgi Suci (4 Des 1963). 2) Lumen Gentium (LG), Terang para Bangsa – Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (21 Nov 1964). 3) Dei Verbum (DV), Sabda Allah – Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Illahi (18 Nov 1965) 4) Gaudium et Spes (GS), Kegembiraan dan Harapan – Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern (7 Des 1965)

9 Dekrit: Inter Mirifica (IM), Penemuan yang mengagumkan – Dekrit tentang Upaya-upaya Komunikasi Sosial (4 Des 1963). Orientalium Ecclesiarum (OE), Gereja-gereja Timur, Dekrit tentang Gereja-gereja Timur Katolik (21 Nov 1964). Unitatis Redintegratio (UR), Pemulihan Kesatuan – Dekrit tentang Ekumenisme (21 Nov 1964). Christus Dominus (CD), Kristus Tuhan – Dekrit tentang Tugas Pastoral Para Uskup dalam Gereja (28 Okt 1965). Optatam Totius (OT), Pembinaan Imam – Dekrit tentang Pembinaan Imam (28 Okt 1965)

6) Perfectae Caritatis (PC), Cinta kasih Sempurna – Dekrit tentang Pembauran dan Penyesuaian Hidup Religius (28 Okt 1965). 7) Apostolicam Actuositatem (AA), Kegiatan Merasul – Dekrit tentang Kerasulan Awam (18 Nov 1965). 8) Ad Gentes (AG), Kepada para Bangsa – Dekrit tentang Kegiatan Misioner Gereja (7 Des 1965). 9) Presbyterorum Ordinis (PO), Tingkat para Imam – Dekrit tentang Pelayanan dan Kehidupan para Imam (7 Des 1965).

3 Pernyataan: Gravissimum Educationis (GE), Pentingnya Pendidikan – Pernyataan tentang Pendidikan Kristiani (28 Okt 1965). Nostra Aetate (NA), Zaman Kita – Pernyataan tentang Hubungan antara Gereja dengan Agama-agama bukan Kristiani (28 Nov 1965). Dignitatis Humanae (DH), Martabat Pribadi Manusia – Pernyataan tentang Kebebasan Beragama (7 Des 1965).

6. Corak KV II Bersifat ekumenis: pertemuan Dewan para Uskup seluruh dunia bersama dengan Paus. Sebagai sebuah Konsili Ekumenis, KV II memiliki wewenang tertinggi dalam Gereja untuk memutuskan apa yang diimani oleh Gereja serta menentukan mana yang tepat dan benar di bidang moral, liturgi dan hukum. Bersifat pastoral: bukan dilawankan dengan doktrinal, melainkan menyajikan warta keselamatan sedemikian rupa sehingga hal itu sungguh “sambung” dengan situasi kehidupan zaman sekarang serta peka dengan berbagai macam permasalahan kemanusiaan serta mencoba untuk menanggapinya.

7. Arah ke depan? KV II bukan limen (pembatas; garis akhir), melainkan lumen (cahaya; awal untuk melanjutkan peziarahan). Pembaruan dan perubahan masih perlu terus-menerus diupayakan sesuai dengan semangat Konsili; mis.: (1) Liturgi sebagai sumber dan puncak kehidupan iman; (2) Kitab Suci sebagai inspirasi dan sumber hidup beriman; (3) Gereja sebagai sakramen datangnya Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat; (4) Kesetaraan antara semua anggota Gereja; (5) Kaum Religius yang sungguh relevan bagi masyarakat; (6) Kaum awam yang semakin kompeten dan memiliki komitmen untuk melibatkan diri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; (7) Gereja Kaum Miskin; (8) Kemampuan untuk menggunakan sarana-sarana komunikasi sosial untuk mewartakan Injil; (9) Iman yang sungguh berakar dalam budaya setempat; (10) Keluarga sebagai Gereja rumah; dst.

8. Daftar Pustaka Alberigo, Giuseppe and Joseph A. Komonchak, eds. History of Vatican II. Volume I: Announcing and Preparing Vatican Council II Toward a New Era in Catholicism. Maryknoll/Leuven: Orbis/Peeters, 1995. Eddy Kristiyanto, A., ed. Konsili Vatikan II: Agenda yang belum selesai. Jakarta: Obor, 2006, hlm. 1-14. Heuken, A. “Konsili Ekumenis.” Dalam A. Heuken, Ensiklopedi Gereja (Jakarta: Cipta Loka Caraka, 2005), Jilid V, hlm. 42-45. __________. “Konsili Vatikan II.” Dalam A. Heuken, Ensiklopedi Gereja (Jakarta: Cipta Loka Caraka, 2006), Jilid IX, hlm. 81-85. Konsili Vatikan II. Dokumen-dokumen Konsili Vatikan II. Terjemahan R. Hardawiryano. Cetakan kelima. Jakarta: Obor, 1995, khususnya hlm. v-xviii. Stacpoole, Alberic (ed.). Vatican II Revisited by Those Who Were There. Minneapolis, Min.: Winston Press, 1986. Tanner, Norman P. Konsili-konsili Gereja: Sebuah Sejarah Singkat. Terjemahan oleh Willie Koen. Yogyakarta: Kanisius, 2003.