Cost Allocation: Joint Products and Byproducts
Joint Processes and Costs Sebuah proses yang menghasilkan satu atau lebih produk disebut joint process. Produknya disebut joint products. Biaya Prosesnya disebut joint costs. The split-off point adalah titik pada joint process dimana produk yang terpisah dapat diidentifikasi Biaya yang terlibat setelah titik proses disebut separable costs. The first bullet is automated. The first click brings in the second bullet and its two secondary bullets are automated. The 2nd click brings in the third bullet, and the 3rd and 4th clicks bring in its two secondary bullets. The 5th click brings in the 3rd primary bullet. Joint products yang mempunyai nilai penjualan yang lebih kecil dari main product disebut by-products.
Main Products and Byproducts
Joint Process Flowchart
BIAYA BERSAMA
Biaya bersama hanya mencakup biaya aktivitas yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku sampai dengan titik pemisahan. Setelah titik pemisahan, berbagai macam produk yang dihasilkan ada yang dapat dijual tanpa memerlukan proses pengolahan lebih lanjut (Produk B) dan ada yang memerlukan pengolahan lebih lanjut (produk A menjadi produk A’ dan Produk C menjadi Produk C’). Biaya aktivitas yang dikeluarkan sejak titik pemisahan sampai suatu produk dalam kondisi siap untuk dijual disebut biaya terpisah (separable costs).
Nilai jual (kuantitas kali harga jual per unit) setiap produk bersama ini relatif sama, sehingga tidak ada di antara produk-produk yang dihasilkan tersebut dianggap sebagai produk utama atau pun produk sampingan.
AKUNTANSI PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT ACCOUNTING)
AKUNTANSI PRODUK BERSAMA Masalah pokok akuntansi biaya bersama adalah penentuan proporsi total biaya aktivitas (yang dikeluarkan sejak bahan baku dikonsumsi oleh berbagai aktivitas sampai dengan saat produk-produk dapat dipisahkan identitasnya) yang harus dibebankan kepada berbagai macam produk bersama.
METODE ALOKASI BIAYA BERSAMA Biaya bersama dapat dialokasikan kepada setiap produk bersama dengan menggunakan salah satu dari empat metode di bawah ini: Metode nilai jual relatif Metode unit fisik Metode rata-rata biaya per unit Metode rata-rata tertimbang
METODE NILAI JUAL RELATIF Metode nilai jual relatif adalah metode alokasi biaya bersama ke produk bersama berdasarkan perbandingan nilai jual relatif produk bersama. Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama.
Dasar pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi dari pada produk yang lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif setiap produk bersama yang dihasilkan.
CONTOH 1 Misalkan biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT El Sari selama satu periode akuntansi berjumlah Rp750.000. Jumlah dan harga jual per unit produk yang dihasilkan perusahaan tampak dalam Gambar 2 berikut ini.
Biaya GAMBAR 2
CONTOH 2 Pemakaian metode nilai jual relatif dalam mengalokasikan biaya bersama ini akan menghasilkan persentase laba bruto dari hasil penjualan yang besarnya sama untuk setiap jenis produk bersama yang bersangkutan. Dari data dalam Gambar 2 misalnya jumlah unit produk yang dijual selama periode akuntansi berjumlah seperti disajikan dalam Gambar 3.
Biaya GAMBAR 3
CONTOH 3 Bila setelah titik pemisahan di antara produk bersama masih memerlukan pengolahan lebih lanjut. Misalkan biaya bersama selama satu periode akuntansi berjumlah Rp3.000.000. Harga jual per kg dan jumlah produk yang diproduksi selama periode akuntansi tampak dalam Gambar 13.4 berikut ini. Produk A setelah terpisah dari produk B memerlukan biaya tambahan (separable cost) sebesar Rp100 per kg. Alokasi biaya bersama dapat dilakukan seperti tampak dalam Gambar 4 berikut ini:
Biaya X X - GAMBAR 4
METODE UNIT FISIK Metode unit fisik adalah metode alokasi biaya bersama ke produk bersama berdasarkan perbandingan unit fisik produk bersama yang dihasilkan. Jika unit fisik produk bersama berbeda satu dengan lainnya, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama ke produk bersama adalah equivalent unit tiap-tiap produk bersama yang dihasilkan.
Untuk menggambarkan pemakaian metode ini, misalkan 10 Untuk menggambarkan pemakaian metode ini, misalkan 10.000 barrels minyak mentah (crude oil) diolah dalam proses penyulingan (refinery). Hasil produksi pengolahan tersebut setelah dikurangi dengan kerugian sebanyak 200 barrels (akibat susut atau hilang dalam proses) tampak dalam Gambar 5.
HASIL PENGOLAHAN SETIAP 10.000 BARREL MINYAK MENTAH Produk Kuantitas (barrels) Persentase Gasoline 2.600 26,52 Bensin 200 2,04 Kerosin 1.000 10,21 Minyak pelumas 300 3,06 Minyak bakar 5.000 51,03 Gas 300 3,06 Produk-produk lain 400 4,08 Jumlah 9.800 100,0 GAMBAR 5
ALOKASI BIAYA BERSAMA DENGAN METODE UNIT FISIK Misalkan selama pengolahan 10.000 barells minyak mentah tersebut, biaya bahan baku yang dipakai berjumlah Rp15.000.000. Alokasi biaya bahan baku tampak pada Gambar 5. Kuantitas (Tidak Termasuk Jumlah Alokasi biaya yang Hilang) Bahan Produk Dalam Barrel Persentase Baku Gasoline 2.600 26,52 Rp 3.978.000 Bensin 200 2,04 306.000 Kerosene 1.000 10,21 1.531.500 Minyak pelumas 300 3,06 459.000 Minyak bakar 5.000 51,03 7.645.500 Gas 300 3,06 459.000 Produk-produk lain 400 4,08 512.000 9.800 100,00 Rp15.000.000
METODE RATA-RATA BIAYA PER UNIT Metode rerata biaya per unit adalah metode alokasi biaya bersama ke produk bersama berdasarkan rerata biaya per unit yang dihitung dengan membagi total biaya bersama dengan total kuantitas produk bersama yang dihasilkan. Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam unit yang sama.
Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini biaya setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Jalan pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi satu unit produk berbeda satu sama lain.
CONTOH 5 Perusahaan penggergajian kayu menghasilkan berbagai macam mutu kayu. Data kegiatan perusahaan selama satu periode akuntansi adalah sebagai berikut: Jumlah produksi 762.000 m3 Biaya bersama Rp22.860.000 Rerata biaya per 1.000 m3 = Rp30.000 ( Rp22.860.000 ÷ 762) Rerata biaya per 1.000 m3 digunakan untuk menghitung biaya berbagai macam kayu yang mempunyai mutu yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi kuantitasnya masing-masing disajikan pada Gambar berikut
ALOKASI BIAYA BERSAMA DENGAN METODE RERATA BIAYA PER UNIT Kuantitas yang Rerata Biaya biaya Mutu Kayu Diproduksi per 1.000 m3 Produk Utama 76.200 m3 Rp30.000 Rp 2.286.000 No. 1 381.000 m3 30.000 11.430.000 No. 2 152.400 m3 30.000 4.572.000 No. 3 152.400 m3 30.000 4.572.000 Jumlah 762.000 m3 Rp22.860.000
METODE RERATA TERTIMBANG Metode rerata tertimbang adalah metode alokasi biaya bersama ke produk bersama berdasarkan rerata tertimbang biaya per unit yang dihitung dengan membagi total biaya bersama dengan total angka penimbang. Jika dalam metode rerata biaya per unit, dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode rerata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi.
Penentuan angka penimbang untuk setiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk tiap jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif.
CONTOH 5 Biaya bersama yang dikeluarkan selama satu periode akuntansi berjumlah Rp64.500.000. Jumlah produk yang dihasilkan dan angka penimbang tiap produk disajikan pada Gambar 7 Jumlah yang Alokasi Diproduksi x Biaya Bersama Produk Jumlah yang Angka Angka Penimbang [(4) ÷ 215.000] x Diproduksi Penimbang (2) x (3) 64.500.000 (1) (2) (3) (4) (5) A 40.000 3 120.000 Rp36.000.000 B 35.000 2 70.000 21.000.000 C 25.000 1 25.000 7.500.000 215.000 Rp64.500.000
Hitung biaya gabungan untuk produk X, Y dan Z, dengan : Perusahaan memproses bahan dalam ukuran batch 1.000 galon. Tiap batch menghasilkan 400 galon produk utama X, 500 galon produk utama Y dan 100 galon produk sampingan Z. Bahan ditambahkan diawal proses. Produk gabungan (joint product) terjadi di akhir proses. Pendapatan produk sampingan digunakan untuk mengurangi biaya gabungan saat produksi berlangsung. Biaya gabungan diberikan pada produk utama menggunakan metode nilai pasar (net realizable value). Produk X dijual dengan harga $8 per galon dan memiliki biaya pemisahan tambahan sebesar $2 per galon. Produk Y dijual dengan harga $11 per galon dan memiliki biaya pemisahan tambahan sebesar $3 per galon. Produk sampingan Z dijual dengan harga $1 per galon. Biaya produksi gabungan $ 4.200. Hitung biaya gabungan untuk produk X, Y dan Z, dengan : Metode physical unit (satuan fisik). Metode nilai pasar (net realizable value) dengan proses tambahan. Metode nilai pasar dengan laba kotor yang sama.