SHORT VITAE Lahir di Cirebon, Jawa Barat

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MDGs Suatu kesepakatan global dalam KTT- PBB di New York untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia dan alam; Dideklarasikan oleh pimpinan 189 negara;
Advertisements

INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
PRESENTASI BUPATI LINGGA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan
Pada bulan September tahun 2000, perwakilan-perwakilan dari 189 negara menandantangani Millennium Declaration, yang mengandung 8 butir capaian. Delapan.
PROGRAM KB PASCAPERSALINAN DAN KB PASCAKEGUGURAN DI RUMAH SAKIT
Oleh : Kabid Pemberdayaan Perempuan
PERTEMUAN RAPAT KONSULTASI TEKNIS DITJEN BINA GIZI & KIA TH 2012
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) SURVEILANS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2012   DISUSUN OLEH : MAZKUR.
PENGANTAR KEPALA BKKBN KONFERENSI PERS
Asisten Deputi Pembinaan Wilayah KPAN
ADMINISTRASI PUSKESMAS
LAPORAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PEMBEKALAN MENTERI KESEHATAN DR. Dr. SITI FADILAH SUPARI, SPJP (K)
MDGs Goal 5 IMPROVE MATERNAL HEALTH Kelompok 6 IKMA 2010 Anggi Rekha Ulya April Yenni Angga Rizka Nova Indi.
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) ACEH
Dr. Ormaia Nja’ Oemar, M.Kes
Peningkatan Hygiene dan Sanitasi untuk Perbaikan Gizi
PELATIHAN PONED & APN PUSDIKLAT APARATUR.
KUESIONER RUMAH TANGGA Blok V
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Bagian Program & Informasi Ditjen PP & PL
Penggunaan informasi Capacity Building Penanggulangan Kurang Vitamin A (17 Provinsi, 63 Kabupaten ) Direktorat Bina Gizi Masyarakat Rita Kemalawati,MCN.
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Laporan Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Bagian Program & Informasi Ditjen PP & PL
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Laporan Pencapaian MDGs
PERAN BKKBN DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN JAMPERSAL.
Introducing PowerPoint 2007
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
Potret Pembangunan Kesehatan Kota Semarang
PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
PENYEDIAAN AIR MINUM DALAM MENCAPAI TARGET MDGs
PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
INDIKATOR SURVEILAN GIZI
KEBIJAKAN PROGRAM KB PASCA SALIN
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN OLE h Dr.Hj.Musdiawaty HR RoE,M.Kes Watansoppeng, 19 Maret 2014.
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
PENINGKATAN STATUS GIZI MASYARAKAT Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
PERAN PKK DALAM UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH GIZI DI KELUARGA
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
OPTIMALISASI PELAKSANAAN JAMINAN PERSALINAN Dalam rangka Percepatan Pencapaian MDGs 2015 Tjetjep Yudiana,SKM, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI KEPULAUAN.
Kementerian Kesehatan RI
MASALAH DAN PROGRAM KEP
Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (SDGs)
PEMANFAATAN DATA SURVEI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN PROVINSI BANTEN
Transcript presentasi:

SHORT VITAE Lahir di Cirebon, Jawa Barat Lulus Dokter dari UNIVERSITAS INDONESIA Lulus Master of Public Health: HARVARD-USA Lulus Doctor of Science: JOHNS HOPKINS-USA Mengikuti Post Doc: UNIV of MICHIGAN-USA Kesibukan sekarang: Indonesian Public Health Assoc, President Dept of Health Policy & Administration, Univ of Indonesia, Chairman Ctr for Health Administration & Policy Studies, Univ of Indonesia, Director Global Fund Round-8 TB di FKMUI, Director Tim Roadmap Kesehatan Depkes, anggota

MEMOSISIKAN KELEMBAGAAN DIKLAT MENUJU GOOD-GOVERNANCE SEKTOR KESEHATAN

DASAR HUKUM MENUJU GOOD-GOVERNANCE UU KES NO36/2009 UU RS NO44/2009 GOOD- GOVERNANCE UNTUK PERCEPATAN PENCAPAIAN VISI-MISI KESEHATAN SISTEM KES NASIONAL PP NO38/2007 : Pembagian Kewenangan Pusat-Daerah RENSTRA SEKTOR KES REFORMASI KESEHATAN PP 19/2010: Peran Propinsi ROADMAP KESEHATAN INPRES NO1/2010: Akselerasi Pembangunan INPRES NO2/2010: Akselerasi MDG

KOMITMEN INTERNASIONAL M ILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL-2015 UU KES NO36/2009 UU RS NO44/2009 GOOD-GOVERNANCE UNTUK PERCEPATAN PENCAPAIAN VISI-MISI KESEHATAN SISTEM KES NASIONAL PP NO38/2007 : Pembagian Kewenangan Pusat-Daerah RENSTRA SEKTOR KES REFORMASI KESEHATAN PP 19/2010: Peran Propinsi ROADMAP KESEHATAN INPRES NO1/2010: Akselerasi Pembangunan INPRES NO2/2010: Akselerasi MDG

MENGAPA HARUS? UN Millennium Development Goals End poverty by 2015 (Janji para pemimpin dunia TERMASUK INDONESIA pada United Nations Millennium Summit pd tahun 2000 yl)

STATUS PENCAPAIAN MDGs (Penyajian KaBappenas-Tampak Siring 2010) 7

GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN Target 1a : Proporsi penduduk dengan pendapatan di bawah 1 dollar per hari Status : tercapai (Achieved) Target 1c : Menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA Target 2a : Menjamin pada 2015 semua anak perempuan, laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar Status : akan tercapai (on track) GOAL 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Target 3a: menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan tahun 2005, dan di semua jenjang sebelum 2015 Status : akan tercapai (on track)

GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Target 4a : Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015 Status : akan tercapai (on track) GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Target 5a : Mengurangi ¾ angka kematian ibu (AKI) dalam kurun waktu 1990 dan 2015 Status : terjadi penurunan AKI yang signifikan tetapi perlu upaya keras untuk mencapai target 2015. Target 5b : akses terhadap kesehatan reproduksi Status : akan tercapai (achieved) 9

GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB) Target 6a : Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurun kasus baru pada tahun 2015 Status : diperkirakan tidak tercapai dan diperlukan upaya keras untuk menurunkan status HIV pada tahun 2015. Target 6c : Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus malaria dan penyakit menular lainnya (TB) tahun 2015 Status 1 : pengendalian malaria akan tercapai (on track) Status 2 : penemuan dan penyembuhan TB tercapai (achieved) GOAL 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Target 7a : Menurunkan hingga separuhnya proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015 Status 1 : sanitasi layak akan tercapai (on track) Status 2 : air minum layak akan tercapai (on track) 10

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 1c: Mengurangi ½ dari proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015 Prevalensi kekurangan gizi pada balita 18,5% 18,4% (Riskesdas, 2007)‏ Baseline : 31,0% (1989) Tercapai (achieved)‏ 11 11

Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Per Provinsi (2007)‏ Workshop "Towards Achievement of MDGs", Four Seasons Hotel, 18 January 2010 Sumber : Riskesdas, 2007 12 12

GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 4a: Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup 23 34 (SDKI, 2007)‏ Akan tercapai (on track)‏ Angka Kematian Balita (AKBA) per 1.000 kelahiran hidup 32 44 (SKDI , 2007) Angka kematian neonatal (per 1.000 kelahiran hidup)‏ Menurun 19 Proporsi anak-anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Meningkat 67,0% Proporsi anak usia 12-23 bulan yang telah diimunisasi campak 76.4% 13 13

Angka Kematian Bayi dan Balita per Provinsi Tahun 2007 Nasional AKB : 34 AKBA : 44 AKB : Sumatera : 25-47 Jawa-Bali : 19-46 Nusa Tenggara: 57-72 Kalimantan : 26-58 Sulawesi : 35-74 Maluku : 51-59 Papua : 36-41 ANGKA KEMATIAN BALITA AKBA : Sumatera : 45-67 Jawa-Bali : 22-58 Nusa Tenggara: 80-92 Kalimantan : 34-75 Sulawesi : 43-96 Maluku : 74-93 Papua : 62-64 Disparitas Socio-economic: masih tinggi dengan range rural urban 38 : 60; Quintile 1 – Quintile 5 77: 32, demikian pula tingkat pendidikan Ibu. Disparitas Goegrafik: bahkan disapritas intra regional masih tinggi seperti yang tercantum, sementara by province juga tinggi, dimana ter-rendah DIY (22) dan tertinggi Sulawesi Barat (Province baru) dengan 96 dan Maluk (93). 14

(Target RPJMN 2014 sebesar 90%) GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 5a : Mengurangi ¾ AKI dalam kurun waktu 1990 dan 2015 AKI per 100.000 kelahiran hidup 102 228 (SDKI, 2007)‏ Baseline : 390 (SDKI ,1991)‏ Terjadi penurunan AKI yang signifikan (dari 307 pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000KH pada tahun 2007), tetapi perlu upaya keras untuk mencapai target 2015. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (%)‏ Meningkat (Target RPJMN 2014 sebesar 90%) 74,87 % (Susenas, 2008)‏ Baseline : 38,5% (Susenas, 1992)‏ Meningkat namun memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui penyediaan tenaga kesehatan strategis 15

Angka Kematian Ibu (per 100.000 kelahiran hidup) Sumber : SDKI 1994-2007 16

Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Per Provinsi Tahun 2008 Sumber : Susenas 2008

Indikator Target Pencapaian Keterangan GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 5b: Meningkatkan akses terhadap kesehatan reproduksi Tingkat pemakaian kontrasepsi/ contraceptive prevalence rate (CPR) cara modern Meningkat (Target RPJMN 2014 sebesar 65%)‏ 57,4% (2007)‏ Baseline : 47,1% (SDKI, 1991)‏ Akan tercapai (on track)‏ Tingkat kelahiran pada remaja (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun )‏ Menurun (Target RPJMN 2014 sebesar 30/1000 perempuan)‏ 35 Baseline : 67% (SDKI, 2007)‏ Unmet need KB (Target RPJMN 2014 sebesar 5%)‏ 9,1% Baseline : 12,7% (SDKI, 1991)‏ Memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui peningkatan advokasi, KIE dan kualitas pelayanan KB serta perkuatan kelembagaan daerah 18

Prevalensi Pemakaian Alat dan Obat Kontrasepsi Sumber : SDKI, 2007

CPR Per Provinsi Sumber : SDKI, 2007

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 6a: Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunkan kasus baru pada tahun 2015. Prevalensi HIV dan AIDS Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS 0,2% (2009)‏ Diperkirakan tidak tercapai dan diperlukan upaya keras untuk menurunkan status HIV pada tahun 2015. Memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui peningkatan advokasi, KIE dan kualitas pelayanan kesehatan Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi Meningkat P = 10,3% L = 18,4% Persentase remaja usia 15 -24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV dan AIDS Perempuan (9,5%)‏ Laki-laki (14,7%)‏ (SDKI, 2007)‏ 21

Peta Epidemi HIV di Indonesia Prevalensi Jumlah Kasus Sumber: Laporan Program Kemenkes, 2009

Jumlah Kasus HIV per Provinsi Tahun 2008 Sumber : Kemenkes, 2008

Kasus AIDS Tahun 1987 s.d Des 2009 Sumber : Kemenkes, 2009

Jumlah Kasus AIDS per Provinsi Tahun 2009 Sumber : Kemenkes, 2009

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 6c: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus malaria dan penyakit lainnya (TB) tahun 2015. Prevalensi Malaria (per 1.000 penduduk). Mengendalikan penyebaran malaria 2,83% (2008)‏ Akan tercapai (on track) melalui upaya khusus pada penguatan surveilans, pengendalian faktor risiko, dan tatalaksana kasus Prevalensi malaria di Jawa dan Bali (per 1.000 penduduk). 0,17 Prevalensi Malaria di luar Jawa-Bali (per 1.000 penduduk). 18,6 26

Prevalensi Annual Parasite Index (API) Malaria Per Provinsi Tahun 2008 Sumber : Laporan Program Kemenkes, 2008

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 6c: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus malaria dan penyakit lainnya (TB) tahun 2015. Prevalensi Tuberculosis (per 100.000 penduduk). Mengendalikan penyebaran kasus TB 253 (2008)‏ Akan tercapai (on track)‏ Proporsi kasus TB yang ditemukan melalui DOTS. 70% 73% Tercapai Proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS. 85% 91% 28

Angka Penemuan Kasus Baru TB Paru BTA Positif, 1995-2009 Angka Kesembuhan Kasus Baru TB Paru BTA, 2000-2008 Sumber : Profil TB Kemenkes, 2009

Angka Penemuan Kasus Baru TB Paru BTA Positif Per Provinsi, Tahun 2009 Sumber : Profil TB Kemenkes, 2009 Keterangan: Dibawah target (< 70) Diatas target (> 70)

Angka Kesembuhan Kasus Baru TB Paru BTA Positif Per Provinsi, 2009 Keterangan: Diatas target (> 85) Dibawah target (< 85) Sumber : Profil TB Kemenkes, 2009

Menurun minimal 26% pada tahun 2020 Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 7a: Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi sumber-sumber kerusakan lingkungan Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan luas kawasan hutan Meningkat 52.43% (2008) Akan tercapai (on track)‏ Emisi Karbondioksida (CO2) Menurun minimal 26% pada tahun 2020 32

Grafik laju deforestasi di Indonesia kurun waktu 2000-2005 Kerusakan lahan dan hutan mencapai 59,2 juta ha dg laju deforestasi rata-rata sekitar 1,19 juta hektar per tahun (Tahun 2000-2005) Grafik laju deforestasi di Indonesia kurun waktu 2000-2005 Sumber : Kementerian Kehutanan, 2007

Skenario Reduksi Emisi CO2 sebesar 26% dari Business as usual (BAU) Tahun 2005-2020

Indikator Target Pencapaian Keterangan Target 7c: Menurunkan hingga separuhnya proporsi rumah tangga tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015. Proporsi penduduk dengan air minum layak Kota : 57,5 % Desa : 61,6% Total : 60,3% 49,79% 45,65% 47,63% (BPS, 2009) Akan tercapai (on track)‏ Proporsi penduduk dengan akses sanitasi dasar 62,4% 51,02% 35

Tren Akses Terhadap Air Minum Layak, 1993-2009 Sumber: Susenas berbagai tahun

Akses Terhadap Air Minum Layak Berdasarkan Provinsi, 2009 Sumber: Susenas KOR 2009

Tren Akses Terhadap Sanitasi Layak, 1993-2009 Sumber: Susenas berbagai tahun Keterangan: *) sendiri/bersama dan tangki septik tanpa klasifikasi jenis kloset/jamban **) data tidak mendukung

Akses Terhadap Sanitasi Layak Berdasarkan Provinsi, 2009 Sumber: Susenas KOR 2009

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN 2010-2014

Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs Goal 1: Penurunan Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita (1)‏ Asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (kapsul Vitamin A, zat besi (Fe), garam beryodium, dan zat gizi mikro lainnya) untuk memenuhi angka kecukupan gizi; Survailans pangan dan gizi; Pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat dan penerapan gizi seimbang; Pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan; Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai dari bayi usia 6−24 bulan dan makanan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK); Pemantauan pertumbuhan bayi dengan prioritas usia dua tahun pertama;

Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs Goal 1: Penurunan Prevalensi Kekurangan Gizi Pada Balita (2)‏ Kegiatan gizi berbasis masyarakat melalui posyandu dan keluarga sadar gizi; Fortifikasi; Pemberian makanan pemulihan balita gizi- kurang; Penanggulangan gizi darurat; Tatalaksana penanganan gizi buruk anak balita (0−59 bulan); dan Peningkatan jumlah, kualitas, dan penyebaran tenaga gizi.

Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs Goal 4-AKB & Goal 5-AKI (1)‏ Peningkatan pelayanan continuum care kesehatan ibu dan anak; Penyediaan sarana kesehatan yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED)dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK); Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih; Peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4); Peningkatan cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani; Peningkatan cakupan penanganan komplikasi kebidanan pelayanan nifas; Peningkatan cakupan peserta KB aktif yang dilayani sektor pemerintah; Pemberian makanan pemulihan pada ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK).

Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs Goal 4-AKB & Goal 5-AKI (2)‏ Peningkatan cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani; Peningkatan cakupan kunjungan bayi; Peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita; Perbaikan kesehatan dan gizi ibu hamil; Pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan; Peningkatan peran posyandu dalam rangka peningkatan kesehatan anak; Penyediaan tenaga pelayanan kesehatan bayi dan balita (dokter, bidan dan kader); dan Perbaikan kualitas lingkungan dalam rangka penurunan faktor risiko kesehatan bagi bayi dan balita.

Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs Goal 6: Penyakit Menular Kemampuan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko, termasuk imunisasi; Peningkatan survailans epidemiologi dalam rangka mengembangkan sistem kewaspadaan dini dengan didukung oleh peningkatan jumlah dan kualitas tenaga survailans; Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); Penguatan penemuan penderita dan tata laksana kasus; Penguatan sistem pengendalian zoonosis secara terpadu; Promosi dan pemberdayaan masyarakat.

Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs Goal 7: Kelestarian Lingkungan Hidup Kesehatan Lingkungan Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); Peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi dasar serta perubahan perilaku hygiene dan sanitasi melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan pendekatan kabupaten/kota/kawasan sehat; Promosi dan pemberdayaan masyarakat;

SEBAGAI PRIORITAS PERTAMA (Inpres no.1/2010) PERBAIKAN TATA KELOLA SEBAGAI PRIORITAS PERTAMA (Inpres no.1/2010)

KOMPONEN TATA KELOLA YG BAIK Efektifitas Pemerintahan Rule of Law Pengendalian KORUPSI Akuntabilitas & suara RAKYAT Kualitas REGULASI Stabilitas POLITIK World Bank, 2007

Akuntabilitas & Suara Rakyat

Stabilitas Politik

Efektifitas Pemerintah

Penegakan Hukum

Pemberantasan Korupsi

Inilah Elite Bangsa Indonesia.. Persoalan bangsa tidak berhasil dituntaskan secara substansial bahkan bertendensi hanya memindahkan persoalan Melemahkan sendi-sendi berbangsa Akan tenggelam dalam krisis dimensi lebih luas, kompleks dan dalam Salah satu penyebabnya adalah: Para pemimpinnya telah mati rasa.. Tidak konsisten antara ucapan dan perilaku Kalahnya keluhuran budi Kerdilnya semangat kebangsaan Interaksi transaksional yang paling rakus Ahmad Syafii Ma’arif, 2010

SOLUSI? Aliansi strategis, tmsk barisan moral Orientasi Pengabdian Keputusan yg AKUNTABEL Pengemb KAPASITAS & KAPABILITAS Tupoksi yang mendukung Nilai2/Budaya Bangsa yang mendukung Orientasi Pengabdian (pd kien dst)

Perhatikan Staf Garuda (dengan profit 1T pd tahun 2009) contoh Perhatikan Staf Garuda (dengan profit 1T pd tahun 2009) Client care Responsif – Akomodatif – Persuasif Prinsip totalitas dalam mencapai tujuan Total commitment within unit Seamless sinergy among units (Garuda as unity) Performance based incentives Melaporkan kesalahan mendapat bonus Intensive HR trainings

ALIANSI EFEKTIF JANGAN BAU Pendidikan Penanggulangan Kemiskinan Pengendalian Ekologi Kesetaraan Gender PROGRAM KESEHATAN Rencana Aksi Berbasis MDG =BUSINESS AS USUAL

STRATEGI SEKTOR KESEHATAN?

Kebijakan&Pemograman Mengelola Pengetahuan Partisipasi Kesehatan KOMPLEMENTASI 1-Kapasitasi Kebijakan&Pemograman Kes 4-Kapasitasi Mengelola Pengetahuan 3-Kapasitasi Partisipasi Kesehatan 2-Kapasitasi Aliansi

1-“Sinergi Kebijakan & Pemograman yang efektif” Peluang Kerjasama Global Bachtiar 2009 Knowl management & network Hlth & Devt Policy & communication Capacities devt Pusat: NSPK (PP38/2007) International funding Governance Benchmarking Stewardship Prop sbg wakil Pusat (PP19/2010) Capacity building Kapasitas Desentralisasi Standards Stewardship UPT KES Predisposing Reinforcing Enabling Kapasitas kebijakan Kes Financial Governance Kapasitas Mgmt Kes Financial Kapasitas Mgmt SDMKes Kapasitas Pembiayaan Capacity building HIS & Knowl mgmt Benchmarking Kemitraan & Pemberdayaan Standardization 1-“Sinergi Kebijakan & Pemograman yang efektif”

2-Aliansi yang mempercepat pencapaian pembangunan Pemerintah & Masy Sipil 2-Prioritas & Strategi Pemb Kesehatan 3-Target & Program 4-Rencana Aksi Bersama 5-Implementasi terkendali melibatkan masy-sipil 6-Memetik yg terbaik (Best Practices) Outcome Kesehatan Membaik

3-KAPASITASI PARTISIPASI DALAM KES Perkiraan Efek Tdk Menguntungkan Tingkat Kemauan Pertisipasi PERAN PEMR & Masy Sipil Merencanakan Pemberdayaan Tingkat Kepercayaan Tindak Kemandirian Artikulasi Masalah Kesehatan Perkiraan Efek Menguntungkan modifikasi Paton, McIver, Johnston, 2007

4-MENGELOLA PENGETAHUAN Learning-Knowledge–Innovation Global-regional , Kearifan lokal Peran OP (bersama PT) adalah mencipta pengetahuan dan ketrampilan (KNOWLDEGE CREATION & PRESERVATION) sehingga bermanfaat bagi SEMUA ORGANISASI PROFESI-PT-PAKAR IPTEK Tacit&embedded knowl Peluang & Ancaman Suplai Masy OUTCOME KES PELKES ORGANISASI PELAKSANA (PEM & MASY)

Atas dasar hal tsb RAKERNAS SEBAGAI BATU LOMPATAN AWAL

RENCANA AKSI PADA RAKERKESNAS 2010

PROSES KERJA-BARENG PASCA RAKERKESNAS DG URAIAN RENCANA AKSI Fasilitasi (oleh Pusat) Penyusunan Rencana Aksi Prop Pengisian Matriks Oleh Unit Pusat Dan Daerah Inputting sosialisasi Rencana Aksi Pusat: -Renstra -Reformasi -Roadmap Pendampingan Implementasi Good-Governance Interaksi stakeholders dlm diskusi PASCA RAKERKESNAS DG URAIAN RENCANA AKSI & IMPLEMENTASI GOOD-GOVERNANCE RAKERKESNAS SEBAGAI AJANG RENCANA AKSI PROSES PERSIAPAN PUSAT-DAERAH KINERJA KESEHATAN BUKAN BUSINESS AS-USUAL Seri workshop Oleh Kesra, Bappenas & Kemkes sediri Formulasi Rencana Aksi oleh Peserta Raker Instrumentasi Bimdal bertingkat Persiapan menuju Inpres no1 & no2/ 2010 Audit Pencapaian & Anggaran

WHAT NEXT?

Pengelolaan Bapelkes Berbasis BLU Leadership & Mgmt berbasis TQM Budget support Indeks Persaingan FINANSIAL PELANGGAN Kesejahteraan Staf Client Satisfaction& Loyalty Nilai tambah Corporate PR-INTERNAL Quality Mgmt Program e-Traning & Pendampingan Cost-control Program Diversifikasi un-related Yg efektif-efisien Ekstensifikasi Kediklatan Komprehensif Knowledge Mgmt Mendorong kreatifitas Penyediaan tenaga Yg fleksibel Diklat yg Efektif-efisien Penilaian Kinerja sec obyektif Sistem Insentif Berbasis Kinerja Sistem Pemasaran Diklat Berorientasi need-demand PEMBELAJARAN Mgmt SDM Yang Profesional Kemitraan saling menguntungkan Penyediaan sar-pras Sec efisien SISFO yang memberdayakan Pengelolaan Bapelkes Berbasis BLU Leadership & Mgmt berbasis TQM