JATIDIRI UNIVERSITAS AIRLANGGA: KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MAKNA 4 PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Advertisements

JATIDIRI BANGSA DAN UNIVERSITAS AIRLANGGA: KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA
IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
BY:RINDHA WIDYANINGSIH
ARTI PENTING DAN FUNGSI JATI DIRI SERTA “EXCELLENT WITH MORALITY” (AKSIOLOGI) KELOMPOK 3.
DADANG SUNDAWA JL. GEGERASIH
PENYUSUN REFERENSI COVER e MATERI SK KD TP INDIKATOR.
KARAKTER YANG DIBUTUHKAN BANGSA INDONESIA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONAL
Pendidikan Karakter di SMP oleh Eko Widodo
1 PENDIDIKAN KARAKTER MOH. SALEH, SH., MH. UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA.
Struktur Masyarakat Indonesia dan Maslah Integrasi Nasional
PENDIDIKAN KARAKTER Universitas Negeri Yogyakarta Oleh:
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Strategi yang diterapkan Negara Indonesia dalam menyelesaikan ancaman terhadap negara dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan dengan bingkai Bhinneka.
Kelompok 4 Adi Jadmiko (03) Doni Pradana (08) Gilang Pratama (13)
Cara Mengatasi Hilangnya Jati Diri Bangsa
SUSUNAN DAN HUBUNGAN SILA-SILA PANCASILA.
SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU UNJ 2016
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Kurikulum PKN dan Agama
Pengertian Negara Etimologi
CITA-CITA, TUJUAN DAN VISI NEGARA INDONESIA
Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
4 PILAR KEHIDUPAN SEBAGAI LANDASAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
NILAI-NILAI KEJUANGAN,PEMBANGUNAN KARAKTER, DAN KETAHANAN NASIONAL
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
Aspek Strategis Perencanaan Pembangunan Nasional
KETAHANAN NASIONAL ( VII & IX)
Pendidikan karakter Apakah karakter? Apakah pendidikan karakter?
IDEOLOGI PANCASILA DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
PANCASILA SISTEM FILSAFAT TM 5
PERTEMUAN 14 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
PENDAHULUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PANCASILA SISTEM FILSAFAT TM 5
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian Dr
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pembentuk Karakter Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Pertemuan 1 Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Dr.SUHARTO,SH,M.Hum.
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
PDGK4201 Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan IPS dan Mata Pelajaran Lain   Pertemuan Ketiga.
DISUSUN OLEH : RAHAYU SETIYANINGSIH
C.Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
KETAHANAN NASIONAL (Lekture VII & IX)
Pancasila Sebagai Etika Politik
PANCASILA NILAI KARAKTER BANGSA
Anang Zubaidy Universitas Islam Indonesia 2013
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
TUJUAN DAN KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
Nilai persatuan dalam bermasyarakat dan bernegara
Pertemuan 1 Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
PENGANTAR ISBD (Ilmu Sosial dan Budaya Dasar) Oleh: Dra. Mardiani, MM
MAKNA 4 PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA NICO GARA Disajikan pada Seminar Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Manado, 8 September 2012.
Indonesia, 225 Juta penduduk, > 500 grup etnik, 17
Pertemuan IV Identitas Nasional
Workshop Pengawasan Novotel Hotel Jakarta, Mei 2017 Oleh : H. MAMAN SAEPULLOH, S.Sos., M.Si Inspektur Wilayah II, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.
Oleh : Desy Arisandi (A )
Pendidikan Kewarganegaraan
BAB 1 PENGANTAR ISBD IIS DEWI LESTARI, M.Pd.
pancasila PANCASILA SEBAGAI KERANGKA BERPIKIR
WAWASAN NUSANTARA Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan.
Wawasan Nusantara  Latar belakang timbulnya Wawasan Nusantara  Konsep Wawasan Nusantara A) Hakikat, Asas dan Arah WN B) Unsur dasar WN C) Kedudukan,
Transcript presentasi:

JATIDIRI UNIVERSITAS AIRLANGGA: KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA TIM PENGEMBANGAN JATI DIRI UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGANTAR Menjadi manusia itu rahmat yang tertinggi; Manusia sebagai makhluk yang menjadi (becoming); Problemnya, menjadi lebih positif atau negatif? Manusia Indonesia yang MONOPLURALISTIK (konsep dasar dari Notonogoro);

ALASAN RELEVANSI 1. Terjadinya krisis kepribadian, identitas, moralitas, akhlak dan iman, 2. Adanya krisis ilmu pengetahuan, yang menyatakan bahwa tidak ada temuan-temuan besar dalam ilmu serta Ipteks; 3. Adanya konflik sikap dan pandangan tentang pemisahan atau pengintegrasian teologi, moralitas, dan humaniora dengan pendidikan dan pembelajaran Ipteks ; 4. Melemahnya faham kebanngsaan dan nasionalisme Indonesia

5. Pergeseran budaya religius dan idealis menjadi budaya yang lebih bersifat material; 6. Ketidakberhasilan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan nasional berupa keadilan dan kesejahteraan sosial; 7. Terbentuknya sifat, karakter dan jatidiri yang tidak utuh dan terpisah-pisah dari proses pendidikan yang menyebabkan kebanggaan terhadap almamater Universitas Airlangga menjadi semu;

Jatidiri-UA: Hakikat dan Bentuk-Bentuknya Konsep dan pengertian tentang jatidiri disadari berada dalam posisi interpretasi ganda (multi-interpretable); dua fungsi imperatif yakni 1) bersifat memerintah subyeknya agar berbuat yang baik dan benar, dan 2) melarang subyeknya untuk berbuat tidak baik dan tidak benar; Istilah jati diri pada dasarnya berasal dari bahasa Jawa Kuno yang terdiri dari dua kata yaitu jati berarti yang sesungguhnya atau merupakan realitas dan diri berarti tubuh manusia;

Bentuk-Bentuk Perwujudan Jatidiri: 1. Sifat dan kesadaran diri untuk menguasai dan mengembangkan Ipteks yang berlandaskan moral agama (baca: hakikat Statuta UA) 2. Sifat dan kesadaran diri untuk bekerja dengan etos kerja keras demi terwewujudnya Excellence with Morality, 3. Sifat dan kesadaran diri untuk menjadi intelektual yang religius,moralis, berahlak, dan beriman kepada Tuhan YME yang kokoh, 4. Sifat dan kesadaran diri untuk menjadi intelektual yang bercitrabaik, menyebarkan Ipteks untuk rakyat, bersikap tidak sombong atau congkak, dan yang mampu mengendalikan dorongan nafsu liar (bisa dilihat dari simbol patung philantropis Prabu Airlangga) ,

5. Sifat dan kesadaran untuk menjunjung tinggi nilai kejujuran,Keterbukaan, keikhlasan, dan tanggungjawab, 6. Tempramen tangguh membela dan menjunjung kebenaran,kebaikan, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan, serta tidakberkarakter rakus menguasai materi, uang dan kedudukan, 7. Berkarakter yang terbuka, berorientasi ke masa depan, sertabersikap kritis terhadap dampak perubabahan, modernisasi dan globalisasi, 8. Berkepribadian demokratis, dan tidak melakukan segala bentuktindakan kekerasan, serta yang rasial dan diskriminatif

Berwawasan kebanngsaan dan nasionalisme yang kokoh, sertamenjaga komitmen nasional dalam berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) 10. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai danunsur kemasyarakatam dan kebudayaan bangsa sendiri,serta mampu membendung budaya material, sekuler, danliberal, serta hedonis yang datang dari bangsa lain, 11. Memiliki kebanggaan yang produktif terhadap Almater UA

Tindakan aksiologis yang proritas 1. sikap dan kesadaran tinggi untuk melakukan pengendalian diri dalam seluruh kehidupan khususnya dalam pengembangan ipteks; 2. sikap dan tindakan kejujuran dan ketauladanan diri bagi orang lain yang berlandaskan kepada budaya malu dan pranata-pranata yang ada; 3. sikap dan tindakan yang berkomitmen tinggi membela dan menegakkan keberanan, kebaikan, keadilan, serta nilai-nilai kemanusiaan; 4. sikap dan tindakan yang bertanggung jawab atas semua perbuatan yang dilakukan serta menempatkan tanggung jawab sebagai puncak budaya

5. sikap dan tindakan mengembangkan semangat kebersamaan, solidaritas, gotong royong, dan keharmonisan hidup; 6.sikap dan tindakan kepatuhan tinggi kepada hukum dan pranata yang berlaku; 7. sikap dan tindakan apresiatif dan estetik terhadap karya seni dan budya bangsa.

Jatidiri UA sebagai Excellence with Morality Excellence with morality adalah sebuah konsep yang memiliki pengertian dan makna; Prioritas capaian Jati diri adalah tentang pencapaian prestasi (produk akhir) serta terintegrasinya nilai berupa kualitas moral dan ahlak. Excellence with Morality harus diawali dengan paradigma tentang adanya pengintegrasian teologi (agama), moralitas, kepribadnian dan humaniora dengan Ipteks;

excellence pada dasarnya mengadung pengertian terpuji, terbaik, dan paling bernilai; morality berorientasi kepada moralitas, ahlak, dan keimanan yang dapat diberikan pada seseorang yang mampu mengendalikan diri dan mengembangkan emosi secara positif; untuk membuat penilaian terhadap kapasitas moral seorang dosen melalui penilaian trianggulasi ;

Metodologi Pembelajaran Alternatif Ceramah Klasik Dialog dan Diskusi Kritis Non-Indoktrinatif Model Pendampingan dan Pengarahan(guide and directive) Model Sarasehan (Kultural lokal) Melalui Apresiasi Seni dan Karya Seni Konstruksi Partisipatif dan Emansipatoris Pengembaraan kedalam Artefak Budaya Bangsa (melalui perenungan simbol patung Philanthropi Prabu Airlangga) Dialog dan Interaksi Lintas Budaya Metodologi Subyektif-Transendental

TERIMAKASIH