IndiaChinaJepang Oleh Budhidharma Pada akhir tahun 1100’an
Hokushuzen Menekankan doktrin dan pertapaan Nanshuzen Menekankan keyakian ketenangan dalam diri sendiri lebih dari doktrin
Konsep “Dua Cara” (Ryoko) Konsep “Dua Cara” (Ryoko) -Konsep yang berkembang di Zhuangzi, China -menyarankan bahwa ketika melihat sesuatu dalam bentuk yang absolut, akan lebih efektif jika juga melihat pada lawan bentuknya, menempatkan satu sama lain dalam sebuah hubungan.
Kecenderungan untuk menerima keberagaman ini jelas terlihat dalam Tujuh Dewa Keberuntungan Tujuh dewa muncul dari inspirasi seorang biarawan di sekolah Rinzai Jepang Hotei yang periang, yang dikenal sebagai “Budha Tertawa" mewakili mereka semua. Tawanya tampaknya mengatakan, "Kamu berbeda dari saya, tapi kau banyak menyenangkan juga!" Juga menyiratkan bahwa tidak ada hal seperti itu sebagai kebenaran mutlak.
Kepercayaan terhadap jati diri Menghilangkan ego dalam diri Membuang sifat negatif Meyakini bahwa sifat asli diri sebenarnya lebih baik dari pengaruh dunia luar.
Zen mempunyai pengaruh yang besar dalam upacara minum teh. Ketika hendak memasuki pondok teh, para tamu akan melewati kebun pondok, yang dinamai roji, yang mana secara harfiah berarti “area yang kosong” (meskipun sebenarnya kebun itu tidak benar-benar kosong). Mereka diharapkan dapat membuang hal yang tidak berguna dari kehidupan sosial mereka, sehingga pikiran dan jiwa siap untuk menerima kesucian.
mengembangkan ajaran pencerahan yang hening Metode yang dilakukan untuk mencapai ketenangan adalah melalui Za-zen, yaitu meditasi dalam posisi duduk bersila Soto Zen Aliran Rinzai berusaha mencapai penerangan dengan menggunakan penerangan cara Koan Koan adalah suatu problem semacam teka-teki Rinzai Zen
Konsentrasikan pada tujuan, lalu kesadaran diri menghilang (kesurupan), selanjutnya tujuan anda akan muncul dalam penglihatan anda. Pada akhirnya, hal ini akan membawa kita pada hubungan dengan sifat asli kita.
Orang cenderung berpikir untuk berasumsi tentang hal yang akan terjadi dan hal yang akan dihasilkan dari asumsi tersebut. namun Zen memiliki pemikiran yang berbeda.