Resensi Film “Wakil Rakyat” Oleh: Rezi Saputra 20110520092
Pemain Peran: 1. Tora Sudiro “Bagyo” 2. Revalina S Temat “ Ani” 3 Pemain Peran: 1. Tora Sudiro “Bagyo” 2. Revalina S Temat “ Ani” 3. Vincen Rompis “Jereng” 4. Tarzan “Wibowo” 5. Jaja Miharja “Abdul” 6. Dwi Sasono “Dani” 7. Wiwid Gunawan “Atika” 8. Gading Martin.
“Film yang dirilis sebelum pemilihan umum di Indonesia pada tahun 2009 ini, sedikit menggambarkan para pelaku dan sistem politik pada saat itu bahkan sampai sekarang masih sering terjadi. Dari film ini dapat dilihat betapa lemahnya sistem politik di negara kita.”
Bagyo awalnya adalah seorang pria yang bekerja sebagai cleaning service, namun karena jasanya telah menolong seorang artis yang juga pelaku politik. Akhirnya ia menjadi populer dan menerima tawaran untuk terjun ke dunia politik. Sedangkan ia tidak megerti bagaimana berpolitik.
Di sisi lain “Atika” artis dan pelaku politik yang telah ditolong oleh Bagyo. Sama halnya, ia juga tidak begitu mengerti tentang politik, ia hanya bermodal kepopuleran saja, dikarenakan ia seorang artis. Sedangkan Pak Widodo selaku ketua dari suatu Partai Politik yaitu PPTH, memilih Bagyo untuk bergabung dengan partainya dan dicalonkannya sebagai kandidat pada pemilihan umum. Alasannya memilih Bagyo tak lain karena Bagyo telah menjadi seorang pahlawan dan semua masyarakat pasti mengenalinya.
Kemudian situasi dalam partai yang dipimpin Pak Widodo semakin panas, salah satu anggotanya yaitu Gading Martin merasa tidak puas dengan keputusan Pak Widodo yang lebih memilih Bagyo dari pada dirinya. Sehingga yang terjadi adalah persaingan yang tidak sehat. Gading Martin memberikan sebuah amplop kepada Dani “Sekretaris PPTH” supaya dirinya yang dipilih menjadi kandidat menggatikan Bagyo.
Akan tetapi Pak Widodo tetap memilih Bagyo Akan tetapi Pak Widodo tetap memilih Bagyo. Ketika waktu kampanye telah dimulai, Bagyo di utus kesuatu desa. Yang terjadi ialah, Bagyo malah kebingungan. Ia tidak bisa mendekatkan diri kepada masyarakat desa tersebut, bahkan untuk berbicara di depan masyarakat ia malah menyuruh orang lain. Ini disebabkan ia tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang politik. Bagaimana bisa orang seperti in di pilih menjadi wakil rakyat?
Upaya yang dilakukan oleh Bagyo untuk menarik simpati masyarakat desa tersebut yaitu dengan membagikan sebungkus susu sapi, merupakan cara yang baik. Namun, masyarakat lebih terfokus pada pemberiannya. Bukan pada Bagyo, yang ingin dipilih untuk menjadi wakil rakyat. Sehingga, walaupun Bagyo sudah berupaya menarik simpati, tetapi masyarakat desa tersebut belum tentu akan memilinya.
Dari cerita-cerita di atas kita dapat menarik kesimpulan, bahwa situasi dalam film wakil rakyat merupakan gambaran situasi dan kondisi politik di negara kita ini. Pelaku-pelaku politik telah banyak diisi oleh orang-orang yang bermodal kepopuleran saja. Untuk pengetahuan dan pengalaman politik telah mereka abaiakan. Sosialisasi berpolitik ke daerah-daerah terpencil yang tidak berjalan, sehingga suatu desa bisa didominasi oleh satu partai politik.
Wakil Rakyat adalah orang yang telah di pilih oleh rakyat supaya bisa memenuhi keinginan rakyat, menjawab segala aspirasi dari rakyat, mendahulukan kepentingan rakyat, mengetahui permasalahan yang sedang dihadapai oleh rakyat dan berusaha mencari solusinya, serta membuat kebijakan yang mengutamakan kesejahteraan rakyat. “Semoga wakil rakyat bisa melaksanakan kewajibannya dengan benar.”