DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 18 JANUARI 2009

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999
Advertisements

UNIVERSITAS ESA UNGGUL
KRISTUS DAN HUKUM DALAM KHOTBAH DI ATAS BUKIT
Etika Pergaulan Remaja dalam Pandangan Islam
Kebaktian Minggu 14 Juli 2013 GKDI Jambi. Kebun Handil. 10:00 – selesai Roma 14:1-12.
HAK PEKERJA.
BERTAHAN DALAM PENCOBAAN
SUTRA BAKTI SEORANG ANAK Krishnanda Wijaya-Mukti DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIST CENTRE 20 DESEMBER 2009.
NORMA DALAM MASYARAKAT
DAN SEGALA PERMASALAHANNYA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
YESUS MEWARTAKAN SABDA BAHAGIA
J. Tindakan Pidana Terhadap Pelajar
Lukisan-lukisan dari JURANG MAUT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
7. JANGAN MENCURI Allah menuntut manusia menghormati hak milik orang lain. Hak milik pribadi bisa diakui jika yg dimiliki didapat atau diterima dgn cara.
Sekolah Tinggi Ilmu Adminitrasi Mandala Indonesia
MEMBANGUN DAN MENJADI BERKAT MELALUI PERKATAAN
Sila (Moralitas) Bagian 1 Pertemuan ke 7.
PERGAULAN REMAJA KRISTEN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS Konsep tanggung jawab sosial
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
BERSUKARIALAH DALAMKEMUDAANMU
PILAR KEPEMIMPINAN #7 MENGEMBANGKAN PERSAHABATAN
IX. PANCASILA-PANCADHAMMA
Keadilan ialah kelayakan dari sebuah tindakan (Aristoteles).
MASYARAKAT UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA.
Sila (Moralitas) Bagian 1 Pertemuan ke 7.
Penyertaan dan Pengulangan dalam Melakukan Tindak Pidana
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 15 FEBRUARI 2009
MORALITAS Pengertian:
P O L I T I K Ditinjau Dari Agama Buddha
Doris Febriyanti M.Si ETIKA PROFESI Doris Febriyanti M.Si
HIDUP OLEH ROH Lesson 12 for September 16, 2017.
ETIKA BISNIS BAHAN AJAR 7 HAK PEKERJA.
PENGERTIAN ETIKA ETIKA, berasal dari kata ethos, salahsatu cabang ilmu filsafat oksiologi yang membahas tentang: nilai keutamaan dan bidang estetika nilai-nilai.
MORALITAS Pengertian:
BISNIS DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
KEYAKINAN TERHADAP TRIRATNA & MAKNA PERLINDUNGAN
Etika Dan Regulasi Maria Christina.
FALSAFAH DAN TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
BAGAIMANA SAYA MENGASIHI?
HAKEKAT PUASA Puasa merupakan benteng yang menggiring manusia untuk berfikir sehat, menekan hawa nafsu, mengendalikan emosi. Seperti sabda Rosulullah yang.
Akar Kejahatan Menurut Bhikhu Hemadhammo, akar kejahatan adalah lobha, dosa, dan moha. Semua akar kejahatan ini ada pada setiap manusia, namun kadar atau.
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 19 APRIL 2009
BAB V ETIKA BISNIS.
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
MEMBANGUN PERNIKAHAN ANTI PERSELINGKUHAN
TUHAN YANG MAHAESA DAN KETUHANAN
Pertemuan 2 Bisnis dan Etika dalam Dunia Modern
Sila (Moralitas) Pertemuan ke 7 dan 8.
Hukum dan Malpraktik kedokteran
Aspek Etika Bisnis dalam skb
Percobaan dan Perbarengan dalam melakukan tindak pidana
ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
KEADAAN MANUSIA Lesson 3 for October 21, 2017.
M O T I V A S I KRISHNANDA WIJAYA-MUKTI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
TIDAK ADA PENGHUKUMAN Lesson 9 for December 2, 2017.
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
HUKUM KARMA DAN PUNARBHAVA
Yang benar vs yang salah
Percobaan dan Perbarengan dalam melakukan tindak pidana
IX. PANCASILA-PANCADHAMMA
(E 11) اَلتَّوَازُنُ.
ETIKA & NORMA Baham 02 a.
BAB 7: MENJAGA AKHLAK DALAM MAKAN DAN MINUM
KBM 3 AKHLAK ISLAMIAH BAB 1 : MENSUCIKAN JIWA
Transcript presentasi:

DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 18 JANUARI 2009 K. Wijaya-Mukti S I L A (MORALITAS) DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 18 JANUARI 2009

JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN KEBENARAN MULIA TENTANG JALAN MENUJU LENYAPNYA DUKA (S. V, 9)  KEBIJAKSANAAN Pandangan Benar Semadi Benar Pemikiran Benar SEMADI Perhatian Benar Ucapan Benar Perbuatan Benar Daya Upaya Benar Penghidupan Benar S I L A

TIGA KELOMPOK SATU JALAN Sebagaimana fajar menyingsing adalah pertanda dari terbitnya matahari, memiliki sila pertanda dari timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan (S. V, 28) Tanpa sila yang baik, semadi tidak akan berkembang. Tanpa semadi mustahil untuk menyempurnakan kebijaksanaan. Sebaliknya tidak ada sila tanpa semadi dan kebijaksanaan (A. III, 14) Kelompok sila terdiri dari ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar (M. I, 301)

UCAPAN BENAR Bukan dusta Bukan fitnah Bukan kata-kata kasar Bukan omong kosong yang tidak bermanfaat Ucapan tidak terbatas pada kata-kata, melainkan juga bahasa tubuh dan tulisan Dusta: kehendak salah dengan maksud untuk menipu, yang dilakukan melalui pintu tubuh atau ucapan, memunculkan usaha tubuh atau ucapan yang menipu pihak lain (KhpA. 26)

5 petunjuk Sariputra (A. III, 195) Berbicara pada waktu yang tepat, bukan pada waktu yang tidak tepat Berbicara tentang fakta, tidak tentang yang bukan fakta Berbicara lemah lembut, tidak kasar Berbicara menyangkut tujuan, tidak tanpa tujuan Berbicara dengan pikiran yang diliputi cinta kasih, bukan niat buruk Sebagaimana yang disampaikan oleh Buddha kepada Pangeran Abhaya: hal-hal yang benar, berdasar, membawa manfaat atau bertujuan baik, pada waktu yang sesuai, kalau perlu tidak menjadi soal apakah itu menyenangkan atau tidak (M.I, 395)

DUSTA MEMENUHI 4 FAKTOR Ada pernyataan yang tidak benar Ada niat untuk menutupi kebenaran Ada usaha untuk menyatakan yang tidak benar/menyesatkan Ada yang menangkap pernyataan itu (meskipun tidak memercayainya)

PERBUATAN BENAR Menghindari pembunuhan tersirat juga menyakiti, melukai, menganiaya, merusak Menghindari pencurian atau mengambil apa yang tidak diberikan, memiliki/memakai apa yang bukan haknya/yang terlarang/tercela Menghindari zina termasuk berbuat cabul & perilaku seksual yang menyimpang

PEMBUNUHAN MEMENUHI 5 FAKTOR Ada makhluk hidup Ada kesadaran/tahu bahwa makhluk itu hidup Ada niat untuk membunuh Ada usaha untuk membunuh Ada yang mati karena usaha itu Pembunuhan tidak harus terjadi secara langsung Bisa dengan berbagai bentuk ucapan & perintah

PENCURIAN MEMENUHI 5 FAKTOR Ada barang milik orang lain Ada kesadaran/tahu bahwa barang itu milik orang lain Ada niat untuk mencurinya Ada usaha untuk mengambilnya Berhasil mengambil barang itu Si pemilik tidak harus tahu kalau barangnya hilang. Pegawai bisa mencuri waktu, majikan bisa mencuri hak karyawan, termasuk menghindari pajak.

ZINA MEMENUHI 4 FAKTOR Orang yang tidak patut untuk disetubuhi Ada niat menyetubuhi Ada usaha untuk menyetubuhi Berhasil menyetubuhi Dirinci 20 jenis pasangan yang tidak sah, dikelompokkan jadi 3 kategori: masih di bawah perlindungan seseorang, dilarang adat/hukum, di luar ikatan perkawinan.

PENGHIDUPAN BENAR Tidak merugikan/mencelakakan/mengandung unsur kekerasan/membuat pihak mana pun menderita Tidak hidup sebagai benalu Bagai lebah mengumpulkan madu, tdk merusak & merugikan siapapun (D. III, 188) Jalan Tengah, kesejahteraan spiritual bukan lawan dari kesejahteraan materiil Kearifan mengatasi nafsu serakah & iri hati Menghadapi keterbatasan sumber daya, menjauhi pertikaian dengan menggunakan sumber daya sesedikit mungkin & sehemat mungkin

JENIS PEKERJAAN YG SALAH 5 jenis dagangan yg dihindari: senjata, makhluk hidup, daging, minuman keras, racun (A. III, 207) 5 perbuatan yg salah: menipu, membual/ menjilat, memeras dengan menyindir atau memfitnah, menggelapkan/menyulap/korupsi, mengambil keuntungan berlebihan (M. III, 75) Hal lain yg menimbulkan bahaya: judi & pelesiran, berbisnis dengan orang jahat (D. III,183) Penyalahgunaan praktik penyembuhan, mengusir setan, menolak bala, penujuman (D. I, 8-12)

SILA NORMATIF Pengertian luas: etika, pengertian sempit: moral. Juga: adab, akhlak, kebajikan, perbuatan baik Ada 2 aspek: penolakan terhadap perbuatan yg buruk (varitta-sila), & merealisasi perbuatan yg baik (caritta-sila) Contoh: “Menghindari pembunuhan, membuang pentungan & pedang, malu melakukan kekerasan; dengan penuh cinta kasih hidup mengasihi & menyayangi semua makhluk” (D. I, 4)

TERKAIT SIKAP BATIN “Tidak berbuat jahat, kembangkan perbuatan yang baik, sucikan pikiran” (Dhp. 183) Pikiran, sikap batin atau kehendak melakukan yang baik & menghindari yang buruk, mengendalikan diri, tidak melanggar hukum/peraturan yang berlaku, tidak berpotensi menimbulkan rasa bersalah/penyesalan & penderitaan Sebab yg menimbulkan sila: tahu malu (hiri) & takut akan akibat perbuatan yg salah (ottappa)

PERATURAN Pakati-sila: universal, Pannati-sila: khusus (bagi umat monastik) Sebagai peraturan sila disebut winaya Agariya-vinaya: peraturan bagi umat perumah-tangga, terdiri dari Lima Sila dan Delapan Sila serta petunjuk-petunjuk dalam sejumlah Sutta, di antaranya Sigalowada-sutta, Manggala-sutta, Wyagghapajja-sutta, Parabhawa-sutta, Wasala-sutta. Anagariya-vinaya): peraturan bagi umat monastik - biksu/biksuni, disebut Patimokkha, terdiri dari 227 pasal atau lebih. Samanera/samaneri hanya menjalani Sepuluh Sila.

FORMULASI SILA (1) 10 perilaku yang baik (M. I, 287-288) 3 kebaikan jasmaniah: tidak membunuh/ mencuri/ berzina 4 kebaikan ucapan: tidak berdusta/ memfitnah/ berkata kasar/ membicarakan hal yang tak bermanfaat 3 kebaikan pikiran: tidak tamak/ berniat jahat/ berpandangan salah Tuntunan moral Panca-sila: pantang membunuh/ mencuri/ berzina/ berkata tidak benar/ mengonsumsi zat yang memabukkan Bodhisattwa-sila: +vegetaris

FORMULASI SILA (2) Tuntunan latihan Attha-sila: pantang membunuh/ mencuri/ hubungan kelamin/ berkata tidak benar/ mengonsumsi zat yang memabukkan/ makan di luar waktunya/ tarian-nyanyian-musik-tontonan & perhiasan-wangi-wangian-kosmetika/ menggunakan tempat tidur & tempat duduk yang tinggi/mewah Dasa-sila: + pantang menerima emas & perak

TERIMA KASIH Brahmajala-sutta (D. I, 4-12) Cula-sila: ±Dasa-sila, pantang penyuapan, pemalsuan, korupsi, penodongan, pembudakan Majjhima-sila: pantang merusak tumbuhan, menimbun, judi, dll Maha-sila: pantang mencari nafkah dari meramal, praktik klenik, baca mantra, dll Panca-dharma cinta-kasih & welas asih, penghidupan benar, pengendalian diri & kepuasan, kejujuran, kesadaran TERIMA KASIH